OLEH
ANISZATUS ZAKIYAH (05)
M0CHAMAD SUJI, A.MD.KEP (25)
BAB I
PENDAHULUAN
Tetanus Neonatorum adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh strain toksigenik dari bakteri
Clostridium tetani (C.tetani). Spora Clotridium tetani terdapat di lingkngan (di dalam tanah, air liur, debu, dan
pupuk). Spora memasuki tubuh melalui luka kulit yang terkontaminasi atau cidera jaringan termasuk luka
tusuk. Penyakit ini dapat terjadi pada semua usia mulai dari bayi baru lahir (neonatus) yang dikenal dengan
istilah Tetanus Neonatorum, dan usia selain neonatus yang dikenal dengan istilah Tetanus non-neonatorum
yang termasuk didalamnya tetanus maternal.
Di negara-negara yang masuk kriteria low and middle income countries (LMIC) masih terdapat banyak
praktik persalinan yang tidak higenis sehingga berisiko terjadinya infeksi baik pada ibu maupun pada bayi.
Dari sekian banyak risiko infeksi yang terjadi, TN merupakan salah satu infeksi yang paling banya
menyebabkan kematian. Case fatality rate (CFR) untuk TN tidak tertangani adalah seratus persen dan akan
berkurang 10-20% jika mendapatkan perawatan intensif.
Eliminasi tetanus maternal dan neonatal atau MNTE (Maternal and Neonatal Tetanus Elimination)
didefiniskan sebagai situasi dimana terjadi kasus TN < 1/1000 per kelahiran hidup di setiap kabupaten atau
kota. Inisiatif untuk mencapai target ini dimulai tahun 1989 dalam World Healt Assembly ke-42 dimana
dicanangkan target eliminasi di tahun 1995. Melalui upaya seperti pemberian imunisasi pada anak, ibu, wanita
usia subur, dan promosi pelaksanaan persalinan higienis maka per juli 2019, tinggal 12 negara yang belum
mencapai target tersebut. Sebagai perbandingan pada tahun 2019 jumlah kasus bayi baru lahir meninggal
akibat TN sebanyak 25.000, jumlah ini berkurang 88% dibandingkan dengan tahun 2000.
Dasar hukum:
a. Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
b. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
1.2 Tujuan
Praktik Lapangan (PL) dilaksanakan dengan tujuan agar peserta mampu melakukan surveilans
PD3I di Puskesmas.
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Peserta
Mendapatkan pengalaman belajar dari implementasi teori/pembelajaran yang diperoleh selama
pelatihan, meliputi:
a. Pengalaman dan melakukan surveilans PD3I sesuai dengan tujuan penyelenggaraan
surveilans PD3I
b. Pengalaman dalam pengamatan mendeteksi sinyal potensi dan resiko KLB, serta membuat
peringatan kewaspadaan dini.
1.3.2 Bagi Puskesmas
a. Sebagai bahan dan informasi dan perbaikan arah pengendalian penyakit/masalah kesehatan di
wilayahnya berbasis data surveilans PD3I
b. Sebagai bahan informasi dan perbaikan bagi pemegang kebijakan dalam pengambilan
keputusan berbasis data surveilans PD3I
c. Sebagai bahan perbaikan dan peningkatan kinerja surveilans PD3I di wilayahnya.
1.3.3 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kota
a. Membantu dalam menyediakan data surveilans PD3I yang valid dan akurat untuk digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan
b. Membantu untuk secara dini dalam melakukan respon cepat terhadap adanya sinyal potensi
KLB pada tingkat puskesmas
1.3.4 Bagi Lembaga Pelatihan
a. Mendapatkan gambaran tentang relevansi antara materi pembelajaran di kelas dengan
implementasi di lapangan
b. Mendapat feedback guna perbaikan dan pengembangan pelatihan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Puskesmas Tanggulangin
Kecamatan Tanggulangin merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten
Sidoarjo. Terletak pada 6 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Sidoarjo dan merupakan dataran
rendah yang subur dengan luas 32,3 km2. Kecamatan Tanggulangin terdiri dari 19 desa
(Swasembada), dan terdapat 2 desa yang terkena dampak Lumpur Lapindo. Batas wilayah
Kecamatan Tanggulangin adalah :
Sampai dengan bulan Juni tidak ditemukan kasus Tetanus Neonatorum. Belum pernah
ditemukan kasus Tetanus Neonatorum di wilayah kerja Puskesmas Tanggulangin. Tidak ada
praktek dukun di wilayah kerja Puskesmas Tanggulangin. Kader sudah diedukasi terkait
kasus Tetanus Neonatorum sehingga apabila ada kasus, kader bisa langsung melaporkan
kepada Puskesmas via whatsapp. Setiap desa terdapat grup whatsapp untuk melaporkan
kasus-kasus terutama kasus PD3I kepada Puskesmas. Koordinasi antara nakes, kader, klinik
swasta, DPM, BPM dan lintas program cukup baik.
Puskesmas Tanggulangin telah memiliki jejaring surveilans yang melibatkan sarana
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Koordinasi dilakukan oleh lintas sektor untuk
penemuan kasus Tetanus Neonatorum. Koordinasi dilakukan dengan:
1. Rumah sakit umum pemerintah dan swasta
2. Rumah sakit ibu dan anak
3. Klinik – klinik swasta
4. Dokter praktek mandiri
5. Bidan praktek mandiri
6. Petugas kesehatan wilayah
7. Kader kesehatan
8. Pemerintah Desa
9. Babinsa dan Babinmas
10. Ketua RT
2. Cakupan status imunisasi Tetanus T5 pada ibu hamil sampai bulan juni sudah
mencapai target semua.
Gambar 2.4.2 Cakupan status imunisasi Tetanus T5 pada ibu hamil sampai bulan juni di
setiap desa wilayah kerja Puskesmas Tanggulangin
Cakupan Td ibu hamil sampai bulan Juni
(dalam persen)
100 91
90 76
80 68
70 57 57
60 50 51 50 50 51 50 51 50 50 50 50 50 50
50
40
30
20
10 0
0
N RI O G O RI UL U RI JI G IR AT N AH N O N G
E G A NS A URN PAN END LSA NT SEW AS PAN TEN AW UT ABA NG UDA BOR EG A JAN
E R D P G E KL T N
ND DE MP ETA G B PO S TAR NJA NJR BAN ALI N LIT KE PA
RA KE IS A K UN GEM A
N B A A
B N G K KA G 2
L D
KA KE PE DU AN
KE G
351 354
L P
Menurut data cakupan imunisasi berdasarkan jenis kelamin antara laki-laki dan
perempuan hampir seimbang, lebih banyak perempuan 3 orang.
115
110
105
102 101 101 102
100
95
90
Januari Februari Maret April Mei Juni
Cakupan imunisasi sudah mencapai target samapi bulan Juni dan tertinggi dengan
jumalah 121 pada bulan Mei dan Juni.
4. Cakupan PWS KIA sampai dengan bulan juni 2023 di desa Tanggulangin
Persalinan di Puskesmas Tanggulangin sudah 100% ke Fasyankes, bahkan sudah
banyak yang melakukan persalinan di Rumah sakit
Capaian K1 sampai dengan bulan Juni 2023 sudah mencapai target yaitu sudah 710,
dengan target 1419 dalam satu tahun
Capaian KN sampai bulan Juni 680, dengan target 1290 dalam satu tahun
2. Membentuk tim untuk melakukan PE (sudah terdapat Tim Gerak Cepat), Tim PE
yang terdiri dari petugas Surveilans, PJ UKM, PJ UKP dan petugas wilayah
3. Penanganan kasus
4. Koordinasi dengan lintas sektor terkait . penanganan KLB yang mungkin terjadi
TAHUN 2023