Laporan Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Puskesmas Sukajadi dan
Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin Tahun 2014
Disusun Oleh:
Kelompok 13
BANYUWANGI
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul
“Laporan Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Puskesmas Sukajadi dan
Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin Tahun 2014” ini dibuat dengan tujuan
memberikan pemahaman mengenai penyediaan cabai di indonesia. Proses pembuatan makalah
ini tidak akan mampu terselesaikan dengan baik tanpa bantuan beberapa orang yang turut
berperan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Atik Choirul Hidajah, M. Kes selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah MKLB.
2. Ibu dan Bapak Tim Dosen PSDKU UNAIR Banyuwangi selaku dosen pembimbing
mata kuliah MKLB.
3. Teman-teman FKM PSDKU UNAIR Banyuwangi yang selalu mendukung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini belum sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
KRONOLOGI KEJADIAN
Penyakit campak pertama kali ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut
Banyuasin, seorang penderita tersebut bertempat tinggal di Komplek Perum Jaya Bersama dan
penularan ini berlangsung disekolah tempat penderita tersebut. Melihat kondisi geografis dari
wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut merupakan wilayah puskesmas yang memiliki mobilitas
yang tinggi dengan padat penduduk sehingga erat kaitannya dengan rumah yang kumuh dan
lingkungan yang dipenuhi dengan tumpukan sampah dan aliran dari selokan sekitar yang tidak
lancar maka diduga penyebaran terjadi karena mobilitas yang tinggi.
Kasus campak pun terjadi tidak hanya di Puskesmas Kenten Laut, akan tetapi kasus
tersebut ditemukan pada wilayah kerja Puskesmas Sukajadi yang bersumber dari anak laki-laki
yang tinggal di desa Sei Rengit Talang Bungin. Penyebab KLB yang terjadi pada penyebaran
diwilayah kerja Puskesmas Sukajadi mungkin karena sanitasi dari lingkungannya yang kurang
baik, serta pola hidup dan personal hyegine individu yang masih kurang. Setelah dilakukan
investigasi maka ditemukan kasus > 5 kasus pada 1 wilayah kerja Puskesmas Sukajadi dan
Puskesmas Kenten Laut. Puskesmas Kenten Laut dalam memastikan kasus campak secara
klinis mengambil 9 spesimen darah yang telah dikirimkan ke laboratorium sebagi penunjang
dari diagnosa serta puskesmas sukajadi mengambil 6 spesimen darah penderita.
Kejadian Luar Biasa di wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut pada tahun 2014 mulai
terjadi pada minggu ke 31 pada bulan Agustus yang ditemukan sebanyak 2 kasus, minggu ke-
33 ditemukan sebanyak 3 kasus dan puncaknya terjadi pada minggu ke-35 dan ke-36 yaitu
sebanyak 4 kasus, kemudian pada minggu ke-39 dan 40 dengan jumlah kasus 1 orang.
Sedangkan pada wilayah kerja Puskesmas Sukajadi, KLB campak berlangsung mulai minggu
ke-35 hingga 41, dengan puncak kasusnya terdapat pada minggu ke-40. Sehingga seluruh
penderita yang ditemukan sebanyak 22 penderita dengan presenase 59% pernah diimunisasi
serta 41% tidak diimunisasi. D iwilayah kerja Puskesmas Sukajadi terdapat 28 penderita hanya
7,1% yang tidak mendapatkan imunisasi campak.
Pada laporan ini tidak dijelaskan secara rinci, bagaimana penanganan awal yang
diberikan kepada pasien dan keluarga pasien serta jumlah pelaporan kasus awal dan riwayat
pelaporan KLB campak berdasarkan jenis kelamin dan umur pasien saat terjadi KLB campak.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam
jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam
tahun sebelumnya.
5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian
kesakitan perbulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
Kejadian Luar Biasa dalam penanggulangannya dapat dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat secara terpadu dengan melakukan
a. Penyelidikan epidemiologis;
b. Penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan, pengobatan,
perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina;
c. Pencegahan dan pengebalan;
d. Pemusnahan penyebab penyakit;
e. Penanganan jenazah akibat wabah;
f. Penyuluhan kepada masyarakat;
g. Upaya penanggulangan lainnya.
Dinas kesehatan kabupaten/kota yang terdapat dalam daerah wabah atau KLB harus
melakukan upaya penanggulanan secara dini yang dilakukan kurang dari 24 jam sejak
daerah tersebut memenuhi salah satu kriteria daerah KLB.
2.2 Campak
Penyakit Campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan terutama pada bayi dan anak dengan ditandai munculnya gejala prodomal.
Penyakit campak disebabkan oleh virus golongan Paramyxovirus. Gejala yang timbul
3
diantaranya demam, batuk, pilek dan konjungtivitis yang diikuti dengan munculnya ruam
makulopapuler yang menyeluruh pada tubuh. Widagdo (2012) mengungkapkan bahwa
campak sangat mudah menular dan dapat mengakibatkan kematian, kematian dari campak
diakibatkan karena adanya komplikasi penyakit yakni bronkhopneumonia yang timbul
karena penurunan daya tahan tubuh yang menderita penyakit tersebut. Penularan campak
sangat cepat dan hampir 90% penderita memiliki riwayat kontak dengan penderita lainnya.
Penyebaran virus yang mengakibatkan campak menjadi cepat karena dapat ditularkan
melalui droplet yang dikeluarkan dari saluran pernapasan penderita serta dihirup oleh
orang lain. Penderita yang baru tertular campak biasanya setelah 14-15 hari virus campak
tersebut masuk kedalam tubuh (Setiawan, 2008).
Penularan campak juga bukan hanya dengan droplet yang dihirup, akan tetapi jika kita
menyentuh benda yang terdapat percikan virus campak lalu menempelkannya tangan ke
hidung atau mulut itu bisa menjadi penyebab penularan campak, karena percikan cairan
penderita campak yang mengandung virus dapat bertahan dan menempel pada benda-
benda. Penularan akan lebih riskan terhadap orang yang belum pernah terkena campak
atau yang belum mendapatkan vaksinasi campak.
Infeksi campak dapat di bagimenjadi 4 fase yaitu fase inkubasi, prodormal,
eksentematosa (ruam) dan fase penyembuhan. Pada fase prodormal akan terjadi 3 hari
setelah fase infeksi yakni munculnya batuk, pilek, konjugtivitis,terdapat bercak koplik
(bintik putih keabuan) yang dapat terjadi selama 12-24 jam. Pada konjugtiva biasanya
tibulnya garis radang sepanjang pinggir kelopak mata. Biasanya gejala yang timbul akan
makin parah jika berada pada peralihan fase yakni dari fase prodormal fase eksantematosa
yang biasanya di ikuti dengan terjadinya demam tinggi padapenderita yakni sekitar 40 oC
– 45oC.
4
BAB III
RENCANA PERSIAPAN PENYELIDIKAN
1. Investigasi kejadian luar biasa (KLB) campak di Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas
Kenten Laut Kabupaten Banyuasin tahun 2014 dilakukan untuk mengetahui tingkat
perkembangan dan perluasan penyebaran KLB Campak dan mendapat gambaran
tentang kejadian campak yang terjadi di wilayah Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas
Kenten Laut serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, sebelum
melakukan penyelidikan epidemiologi tersebut perlu dilakukannya rencana persiapan
penyelidikan. Penyelidikan epidemiologi yang akan dilakukan yaitu berdasarkan
penelitian kuantitatif.
a. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi deskriptif menggunakan data
sekunder laporan STP Puskesmas, W1 dan W2 Puskesmas Sukajadi dan
Puskesmas Kenten Laut.
b. Penelitian kuantitatif berupa penelitian epidemiologi analitik menggunakan data
primer untuk melihat determinan penyakit dan sumber penularan KLB campak
yang terjadi.
2. Dalam pengumpulan data untuk penyelidikan dilakukan secara langsung ke tempat
kejadian KLB campak dengan melakukan wawancara kepada petugas terkait dan
keluarga penderita kejadian KLB campak serta melakukan pelacakan kasus dan
observasi di lapangan.
3. Dalam pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan
komputer untuk mendapat informasi apakah benar terjadi KLB campak di wilayah kerja
Puskesmasn Kenten Laut dan Puskesmas Sukajadi Kabupaten Banyuasin tahun 2014.
4. Dalam pembuatan laporan dilakukan untuk umpan balik kepada puskesmas serta
laporan kepada stakeholder di Kabupaten Banyuasin dan kepada Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatra Selatan.
5
BAB IV
PEMASTIAN KASUS
Pemastian kasus yang dilakukan untuk memastikan apakah gejala-gejala yang diderita
pasien merupakan gejala penyakit campak yaitu pada kasus campak klinis terdapat bercak
kemerahan di tubuh berbentuk makulo popular selama 3 hari atau lebih disertai panas badan
380C atau lebih (teraba panas) dan disertai salah satu gejala batuk, pilek dan mata merah.
Sedangkan pada kasus campak konfirmasi yaitu sama dengan gejala yang dialami pada kasus
campak klinis dengan disertai salah satu kriteria:
a. Pemeriksaan laboratorium serologis (IgM positif atau kenaikan titer antibody 4 kali)
dan atau isolasi virus campak positif.
b. Kasus campak yang mempunyai kontak langsung (hubungan epidemiologi) dengan
kasus konfirmasi dalam periode 1-2 minggu.
6
BAB V
PEMASTIAN KLB
Pemastian kasus KLB campak pada Puskesmas Kenten Laut dan Puskesmas Sukajadi
di Kabupaten Banyuasin yaitu dengan adanya peningkatan jumlah kasus hingga 5 kasus
dalam 3 (tiga) minggu terakhir, mengelompok dalam satu kluster atau wilayah. Selain itu,
juga berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1501/MENKES/PER/X/2010 yang mengatur mengenai kriteria suatu penyakit dapat
dikatakan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB).
7
BAB VI
DESKRIPSI MENURUT ORANG, TEMPAT DAN WAKTU
8
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa kasus campak tertinggi di
Kabupaten Banyuasin terjadi pada anak-anak berjenis kelamin laki-laki yaitu
sebesar 15 penderita dari 18 penderita (83,33%).
6.2 Berdasarkan Tempat
Menurut hasil penelitian, pada tahun 2014 kasus campak di Kabupaten Banyuasin
terjadi di wilayah kerja Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut. Berikut
merupakan data Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut mengenai kasus
campak:
Tabel. Ditribusi Kejadian Luar Biasa Campak Menurut Tempat di Wilayah Kerja
Puskesmas Kenten Laut Tahun 2014
No Alamat Jumlah Kasus CFR
1. Keramat Indah 3 3 0
2. Perum Jaya Bersama 11 0
3. Perum/Graha Elok Persada 3 0
4. Dusun II 2 0
5. Jalan PU 1 0
6. Kenten Azhar 1 0
7. Talang Keramat 1 0
Jumlah 22 0
Tabel. Ditribusi Kejadian Luar Biasa Campak Menurut Tempat di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukajadi Tahun 2014
No Alamat Jumlah Kasus CFR
1. Sei Rangat Talang Bungin 12 0
2. Tanah Mas 11 0
3. Sukomoro 1 0
4. Megah Asri 3 0
5. RT 51 Sukajadi 1 0
Jumlah 28 0
Berdasarkan kedua tabel di atas, menunjukkan jumlah kasus yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut dan Puskesmas Sukajadi, dimana kasus yang
terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kenten Laut sebanyak 22 kasus dengan alamat
Perum Jaya Bersama merupakan wilayah yang paling banyak terdapat kasus
campak. Sedangkan kasus campak yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Sukajadi sebanyak 28 kasus dengan alamat Sei Rangat Talang Bungin merupakan
wilayah yang paling banyak terjadi kasus campak.
6.3 Berdasarkan Waktu
Menurut hasil penelitian, kasus campak di Kabupaten Banyuasin terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut. Berikut merupakan
9
data Puskesmas Sukajadi dan Puskesmas Kenten Laut mengenai kasus campak
berdasarkan waktu:
10
BAB VII
UPAYA PENANGGULANGAN KLB
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Laporan Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak di Puskesmas Sukajadi
dan Puskesmas Kenten Laut Kabupaten Banyuasin Tahun 2014. Scribd [online]
https://id.scribd.com/document/251365870/Laporan-KLB-Campak-Banyuasin-I .
Diakses pada 27 Oktober 2018
12