Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PKL (PRAKTIK KERJA LAPANGAN)

DI PUSKESMAS WARUNG KONDANG TAHUN 2023

Di susun :

Kelompok 3

1. Silvia Ramadina
2. Sri Tanti Rahmayani
3. Sujono
4. Surya Nugraha
5. Syifa Awalia
6. Titi Supriati
7. Tyas Ika Budi Setyowati
8. Wita Herdini Lestari
9. Yuniawati Ajeng
10. Zanuar Febriyanto

PELATIHAN SURVEILANS PD3I BAGI PETUGAS SURVEILANS DI PUSKESMAS


BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmatnya, penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktik kerja lapangan (PKL) di UPTD
Puskesmas Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Shalawat serta salam kepada
junjungan nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW, beserta kepada keluarganya,
sahabat dan kita selaku umatnya.
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UPTD Puskesmas
Warungkondang merupakan bukti fisik yang tersusun secara sistematis dan
bentuk pertanggung jawaban dari kegiatan Pelatihan Surveilans Penyakit yang
dapat di Cegah dengan Imunisasi (PD3I).
Penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di UPTD Puskesmas
Warungkondang ini, tidak terlepas dari bimbingan, arahan, kritik, saran dari
berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan, penulis mengucapkan terima
kasih, dan penghargaan setinggi-tingginya kepada fasilitator dari BBPK Ciloto
dan keluarga besar dari UPTD Puskesmas Warungkondang.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
PD3I adalah Penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi, saat ini ada 29
penyakit yang sudah dapat di cegah dengan imunisasi (WHO List).
Surveilans PD3I merupakan bagian dari survelen masyarakat lebih luas yang
dalam jangka panjang menyediakan data penting untuk Melakukan deteksi dini
dan tepat waktu terhadap penyakit-penyakit PD3I melakukan pengendalian secara
optimal dalam memantau kemajuan tujuan pemberantasan penyakit, seperti
eradikasi polio, eliminasi campak rubela, serta eliminasi tetanus neonatorum dan
pengendalian difteri pertusis. Surveilans PD3I memegang peran penting dalam
mendeteksi dan memicu respon terhadap infeksi yang baru muncul (emerging
desease) dan atau penyakit yang muncul kembali dari emerging desease.
Menurut Kemenkes RI (2015),campak merupakan penyakit endemik di negara
berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, campak masih menempati urutan
ke-5 penyakit yang menyerang terutama pada bayi dan balita. Pada tahun 2014 di
Indonesia ada 12.943 kasus campak.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 82 tahun 2014 yaitu tentang
penanggulangan penyakit menular, yang mana dengan dasar hukum ini terdapat
langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh petugas Surveilans apabila ditemukan
kasus yang salah satunya terkait penyakit campak.
Adapun kasus yang ditemukan di tempat PKL di UPTD Puskesmas
Warungkondang, terdapat 3 kasus campak pada bulan maret 2023 di desa
sukawangi dan 1 kasus AFP di desa jambu dupa pada bulan maret 2023.
Adapun luas wilayah kerja dari puskesmas warung kondang yaitu 4.893 Ha
dengan jumlah penduduk sebanyak 76.121 jiwa yang tersebar di 11 desa
Sehingga dengan adanya kasus PD3I ini, kami mengangkat laporan ini
dengan judul Gambaran Penanganan Kasus PD3I di UPTD Puskemas
Warungkondang tahun 2023.
BAB II
HASIL KEGIATAN

A. Penemuan Kasus
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara di Puskesmas terkait dengan
PD3I, pada bulan November tahun 2022 di temukan 1 suspek saat bencana alam
gempa bumi dan setelah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi ditemukan 6 kontak
erat yang bergejala sehingga total 7. Pada bulan Maret tahun 2023 ditemukan
sejumlah 3 kasus campak 1 kasus AFP. Penemuan kasus tersebut didapat dari
register kujungan pasien di poli KIA, UGD dan poli umum. Adapun rincian
penemuan kasusnya sebagai berikut :

1. Tahun 2022
1.1. Campak
1.1.1 Data Kasus
No Nama Usia Jenis Alamat
Kelamin
1 Kayla 3 Tahun Perempuan Suka Wangi Rt 1 Rw 3
2 Rafaza 6 Bulan Laki-Laki Suka Wangi Rt 1 Rw 3
3 Aina 4 Tahun Perempuan Suka Wangi Rt 1 Rw 3
4 M. Luthfi 5 Tahun Laki-Laki Suka Wangi Rt 1 Rw 3
5 Zahra 1 Tahun Perempuan Suka Wangi Rt 1 Rw 3
6 M. Qozwaeni 11 Bln Laki-Laki Suka Wangi Rt 1 Rw 3
7 Arkan 8 Bln Laki-Laki Suka Wangi Rt 1 Rw 3

1.1.2. Kronologis
a. Kasus pertama
Ditemukan saat terjadi bencana gempa bumi oleh relawan dari UI
pada tanggal 12 Desember 2022 dan di informasikan pada
Surveilans Puskesmas Warungkondang dan dilakukan PE ke
wilayah bersama perwalikan Kemenkes dan Dinas Kesehatan, di
dapati demam pertama kali pada tanggal 08 Desember 2022 disertai
batuk dan pilek dan keluar ruam kemerahan pada tanggal 09
Desember 2022. pada tanggal 12 desember 2022 dilakukan
pengambilan sampel darah dan urine serta memfasilitasi Vit A dan
obat simptomatis. Kemudian ditemukan 6 kasus kontak erat yang
mengalami gejala yang sama, sampel di kirim ke Dinas Kesehatan
pada tanggal 13 Desember 2022.
b. Kasus Kedua
Ditemukan saat terjadi bencana gempa bumi oleh relawan dari UI
pada tanggal 12 desember 2022 dan di informasi kan pada
Surveilans Puskesmas Warungkondang dan dilakukan PE ke
wilayah bersama perwalikan Kemenkes dan Dinas Kesehatan, di
dapati demam pertama kali pada tanggal 08 Desember 2022 disertai
batuk dan pilek dan keluar ruam kemerahan pada tanggal 09
Desember 2022. pada tanggal 12 Desember 2022 dilakukan
pengambilan sampel darah dan urine serta memfasilitasi Vit A dan
obat simptomatis. sampel di kirim ke dinas Kesehatan pada tanggal
13 Desember 2022.
c. Kasus Ketiga
Ditemukan saat melakukan PE ke wilayah bersama perwalikan
Kemenkes dan Dinas Kesehatan, di dapati demam pertama kali
pada tanggal 09 Desember 2022 disertai batuk dan pilek dan keluar
ruam kemerahan pada tanggal 12 Desember 2022. Pada tanggal 12
Desember 2022 dilakukan pengambilan sampel darah dan urine
serta memfasilitasi Vit A dan obat simptomatis. sampel di kirim ke
Dinas Kesehatan pada tanggal 13 Desember 2022.
d. Kasus Keempat
Ditemukan saat melakukan PE ke wilayah bersama perwalikan
Kemenkes dan Dinas Kesehatan, di dapati demam pertama kali
pada tanggal 10 Desember 2022 disertai batuk dan pilek dan keluar
ruam kemerahan pada tanggal 11 Desember 2022. pada tanggal 12
desember 2022 dilakukan pengambilan sampel darah dan urine
serta memfasilitasi Vit A dan obat simptomatis. sampel di kirim ke
dinas Kesehatan pada tanggal 13 Desember 2022.
e. Kasus Kelima
Ditemukan saat melakukan PE ke wilayah bersama perwalikan
Kemenkes dan Dinas Kesehatan di dapati demam pertama kali pada
tanggal 11 Desember 2022 disertai batuk dan pilek dan keluar ruam
kemerahan pada tanggal 12 Desember 2022. pada tanggal 12
Desember 2022 dilakukan pengambilan sampel darah dan urine
serta memfasilitasi Vit A dan obat simptomatis. sampel di kirim ke
Dinas Kesehatan pada tanggal 13 Desember 2022.
f. Kasus Keenam
Ditemukan saat melakukan PE ke wilayah bersama perwalikan
Kemenkes dan Dinas Kesehatan di dapati demam pertama kali pada
tanggal 10 Desember 2022 disertai batuk dan pilek dan keluar ruam
kemerahan pada tanggal 12 Desember 2022. pada tanggal 12
Desember 2022 dilakukan pengambilan sampel darah dan urine
serta memfasilitasi Vit A dan obat simptomatis. Sampel di kirim ke
Dinas Kesehatan pada tanggal 13 Desember 2022.
g. Kasus Ketujuh
Dtemukan saat melakukan PE ke wilayah Bbersama perwalikan
Kemenkes dan Dinas Kesehatan, di dapati demam pertama kali
pada tanggal 10 Desember 2022 disertai batuk dan pilek dan keluar
ruam kemerahan pada tanggal 11 Desember 2022. Pada tanggal 12
Desember 2022 dilakukan pengambilan sampel darah dan urine
serta memfasilitasi Vit A dan obat simptomatis. sampel di kirim ke
Dinas Kesehatan pada tanggal 13 Desember 2022.

2. Tahun 2023
2.1. Campak
2.1.1 Data Kasus
No Nama Tanggal Usia Jenis Alamat
Lahir Kelamin
1 Korula 15-09-2019 3 Tahun Perempua Kp. Cimurid,
Rokia n Rt 03/Rw 06,
Desa Suka
Wangi
2 Agnia 27-01-2021 2 Tahun Perempua Kp. Cimurid,
n Rt 03/Rw 06,
Desa Suka
Wangi
3 Salman 04-04-2019 3 Tahun Laki- Laki Kp. Cimurid,
Rt 03/Rw 06,
Desa Suka
Wangi
2.1.2 Kronologis
a. Kasus pertama
Atas nama Korulab Rokia demam pertama kali pada tanggal 15
Maret 2023 disertai batuk dan mata merah dan keluar ruam
kemerahan pada tanggal 19 maret 2023. Pada tanggal 22 Maret
2023, kader memberikan informasi ke Puskesmas bahwa ada
pasien yang mengalami demam di sertai ruam pada tanggal 23
Maret 2023 petugas Surveilans bersama dengan analis dan PJ
Imunisasi melakukan Penyelidikan Epidemiologi dan dilakukan
pengambilan sampel darah dan memfasilitasi Vit A dan obat
simptomatis. Ditemukan 2 kasus kontak erat yang mengalami gejala
yang sama, sampel di kirim ke Dinas Kesehatan pada tanggal 24
Maret 2023.
b. Kasus Kedua
Atas nama Agnia demam pertama kali pada tanggal 10 Maret 2023
disertai batuk dan pilek dan keluar ruam kemerahan pada tanggal 12
Maret 2023. Pada tanggal 22 Maret 2023 kader memberikan
informasi ke Puskesmas bahwa ada pasien yang mengalami demam
di sertai ruam pada tanggal 23 Maret 2023 petugas Surveilans
bersama dengan analis dan PJ Imunisasi melakukan penyelidikan
epidemiologi dan dilakukan pengambilan sampel darah dan
memfasilitasi Vit A dan obat simptomatis. sampel di kirim ke Dinas
Kesehatan pada tanggal 24 Maret 2023.
c. Kasus Ketiga
Atas nama Salman demam pertama kali pada tanggal 17 Maret
2023 disertai batuk dan pilek dan keluar ruam kemerahan pada
tanggal 19 maret 2023. pada tanggal 22 maret 2023 kader
memberikan informasi ke puskesmas bahwa ada pasien yang
mengalami demam di sertai ruam pada tanggal 23 Maret 2023
petugas Surveilans bersama dengan analis dan pj imunisasi
melakukan Penyelidikan Epidemiologi dan dilakukan pengambilan
sampel darah dan memfasilitasi vit a dan obat simptomatis. Sampel
dikirim ke Dinas Kesehatan pada tanggal 24 Maret 2023.
2.2 AFP
No Nama Tanggal Usia Jenis Alamat
Lahir Kelamin
1 Kayla 20 Juni 1 Tahun Perempuan Kp. Jontor, Rt
2021 01/Rw 06,
Desa Jambu
Dupa

2.3 Kronologis
Pasien atas nama Kayla dengan keluhan kelemahan pada kedua
tungkai dari tanggal 7 Maret 2023 anak di bawa periksa ke dokter
praktek mandiri pada tanggal 13 Maret 2023 dan DPM memberikan
Informasi pada Puskesmas Warungkondang pada tanggal 14 Maret
2023 dan Surveilans dan TGC langsung melakukan Penyelidikan
Epidemiologi dan langsung mengambil sampel feses pertama pada
tanggal 14 Maret 2022 dan sampel feses ke dua pada tanggal 15 Maret
2023 dan langsung di kirim ke Dinas Kesehatan.

B. Pemeriksaan dan Pengirimanan Spesimen


Pemeriksaan sampel, SOP dan alur sudah sesuai dengan prosedur. Untuk
pengiriman spesimen waktu pengiriman situasional, yang mana sample sementara
di simpan dalam kulkas dengan suhu 2-8 derajat celcius. Kelengkapan alat dan
bahan juga sudah lengkap dan sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan.

C. Pencatatan dan Pelaporan


Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sudah ada namun tidak lengkap,
karena kasus kasus PD3I tidak di laporkan dalam SKDR dan sudah adanya
visualisasi data dan analisa sederhana. Selain itu, untuk pelaksanaan pelaporan
kasus sudah menggunakan form MR-01 untuk pelaporan campak dan form FP-01
untuk pelaporan AFP. Namun, kasus kasus PD3I (Campak) belum masuk dalam
pelaporan SKDR.

D. Kegiatan Pengelolaan Data Surveilans PD3I


Untuk kegiatan pengeloaan data sudah dilaksanakan visualisasi dan analisa
data sedehana, sehingga tergambarkan jumlah kasus terkait PD3I di wilayah kerja
Puskesmas Warungkondang.
E. Kegiatan Deteksi Dini
Kegiatan deteksi dini sudah dilaksanakan dengan secara total. Dimana dari
hasil wawancara penemuan kasus yang terjadi tidak hanya terfokus penemuan
pada Puskesmas, namun melibatkan BPM, DPM, Polkesdes, Posyandu, dan
kader wilayah sehingga kegiatan deteksi berjalan optimal dan semua unsur
masyarakat dapat berkontribusi utuk penemuan kasus. petugas sudah mengetahui
akan tanda dan gejala dari PD3I, dan tatalaksana pemeriksaan sample guna
memastikan kasus sudah dilakukan.

F. Kegiatan Koordinasi Surveilans


Koordinasi sudah terlaksana dengan baik, dimana koordinasi sudah terhubung
via WAG baik internal puskesmas, bidan praktik mandiri maupun WAG kader,
sehingga memudahkan petugas survelen untuk dapat bergerak secepat mungkin
untuk menindaklanjuti kasus.

G. Penanggulangan KLB PD3I


Penanggulangan KLB tidak dilaksanakan, dikarenakan penentuan status KLB
belum di ajukan. Belum diajukan karena masih masa pemulihan post bencana
gempa bumi.

H. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, untuk definisi secara operasional
mengenai PD3I, petugas dari UPTD Puskesmas Warungkondang sudah
memahami, dan sudah memahami tata laksana kegiatan untuk menetapkan
ketepatan dan kebenaran dari kasus, namun pengajuan KLB tidak ditetapkan
berhubungan dengan gempa bumi dan pemulihan pasca bencana, dan
pelaporan SKDR untuk kasus PD3I tidak terlaporkan seluruhnya sehingga akan
memperngaruhi pemantauan dinas untuk penetapan KLB.

2. Saran
a) Kelengkapan administrasi SKDR lebih di perhatikan
b) Penemuan-penemuan kasus PD3I lebih di tindak lanjuti sesuai dengan
pedoman.
c) Meningkatkan sosialisasi dan koordinasi lintas program tentang cara
penemuan kasus PD3I di unit kerja puskesmas.
d) Meningkatkan cakupan imunisasi.
e) Perketat pemantauan dinas Kesehatan terkait penyakit PD3I agar
mempercepat penanganan KLB di wilayah
f) Penguatan jejaring Surveilans desa

Anda mungkin juga menyukai