Anda di halaman 1dari 13

PROFIL PROGRAM SURVEILANS

UPT PUSKESMAS TUREN


TAHUN 2023

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG


UPTD PUSKESMAS TUREN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya Laporan Tahunan 2023
program surveilans di puskesmas Turen. Seiring perjalanan waktu, tantangan
pembangunan kesehatan terasa semakin berat. Setidaknya ada beberapa faktor
yang melatarbelakangi hal tersebut jumlah penduduk yang setiap tahun terus
bertambah, dimana dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut otomatis
kompleksitas permasalahan kesehatan akan semakin meningkat, tingkat pendidikan
masyarakat yang semakin tinggi, hal ini akan meningkatkan pula tuntutan dan sikap
kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah.
Sebagai salah satu sistem informasi kesehatan, maka Laporan Tahunan
Surveilans tahun 2023 ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada para
pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah kecamatan Turen pada
tahun 2023. Kondisi kesehatan yang di gambarakan dalam laporan tahunan
surveilans berdasarkan kondisi yang ada di layanan baik poli maupun UGD, RS
serta dari laporan-laporan petugas poskesdes, pustu, jejaring, yang merupakan
gambaran kondisi dan situasi kesehatan di tahun 2023 di wilayah Kecamatan Turen.
Kami menyadari apa yang kami lakukan masih jauh dari apa yang menjadi
harapan dari masyarakat, tapi kami akan jadikan kekurangan itu sebagai sesuatu
motivasi untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga ke
depannya kami bisa memberikan pelayanan yang lebih baik dalam upaya
mewujudkan dan memandirikan masyarakat Kecamatan Turen, untuk bisa hidup
lebih sehat dan ikut berperan serta dalam penanggulangan penyakit di wilayah.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita bangsa jika
diselenggarakan oleh manusia yang cerdas dan sehat. Pembangunan kesehatan
merupakan bagian penting dari pembangunan nasional yang pada hakekatnya
merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber
daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta memiliki perencanaan kesehatan
dan pembiayaan terpadu dengan justifikasi kuat dan logis yang didukung oleh data
dan informasi epidemiologi yang valid (Masrochah, 2006).
Beberapa penyakit di Indonesia yang masih perlu kita waspadai antara lain :
DBD, kusta, rabies, diare,difteria ,malaria,campak ,polio yang sewaktu-waktu dapat
menimbulkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) yang mengakibatkan banyak
kematian. meningkatnya kembali penyakit endemis seperti TB Paru, malaria,
pneumonia dan timbulnya penyakit baru baik yangmenular maupun tidak menular
(Myrnawati, 2002).
Sejak tahun 2020-2021 Covid-19 masih menjadi masalah kesehatan dunia.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yg disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-C0V 2). SARS-COV 2
merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya
pada manusia. Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office
melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China. Mengidentifikasi kasus
tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada tanggal 30 januari 2020 WHO
menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of international Concern
(PHEIC) dan tgl 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
pandemi.
Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit,
mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen,
vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut
kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan
dan pengendalian penyakit (Last, 2001).
Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi. Baik surveilans kesehatan
masyarakat maupun surveilans epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab
menggunakan metode yang sama, dan tujuan epidemiologi adalah untuk
mengendalikan masalah kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal
sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science of public health).
Surveilans memungkinkan pengambil keputusan untuk memimpin dan
mengelola dengan efektif. Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi
kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-masalah
kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi. Surveilans kesehatan
masyarakat merupakan instrumen penting untuk mencegah outbreak penyakit dan
mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai menyebar.Informasi dari
surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan,kementerian keuangan, dan
donor, untuk memonitor sejauh manapopulasi telah terlayani dengan baik (DCP2,
2008) .
Sistem Kewaspadaan Dini KLB dikatakan berjalan dengan baik bila kegiatan
pemantauan mingguan penyakit potensial KLB/wabah telah dilaksanakan di masing-
masing Puskesmas. Secara operasional kegiatan pemantauan mingguan penyakit di
Puskesmas dapat mendeteksi adanya peningkatan kasus penyakit potesial KLB di
masing-masing desa lebih jauh lagi, apabila di masing-masing Desa (PKD atau
“Desa Siaga”) telah dapat mendeteksi/melaporkan adanya penemuan kasus
penyakit potensial KLB. Penemuan kasus penyakit potensial KLB secara dini,
merupakan peluang untuk dapat melakukan renpons dan melakukan tindakan
memutuskan rantai penularan penyakit di wilayah tersebut agar tidak meluas.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tersedianya data dan informasi epidemiologi sebagai dasar manajemen
kesehatan untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi program kesehatan dan peningkatan kewaspadaan
serta respon kejadian luar biasa yang cepat dan tepat secara nasional,
propinsi dan kabupaten/kota menuju indonesia yang lebih sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai alat untuk mengevaluasi sejauh manakegiatan berjalan sesuai
dengan perencanaan dan seberpa besar masalah yang muncul memberi
hambatan terhadap keberhasilan program.
b. Hasil capaian menjadi landasan bagi penyusunan perencanaan program
berikutnya
c. Sebagai bahan penilaian kinerja program dan kinerja petugas puskesmas.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN SURVEILANS

A. Kegiatan Surveilans
Surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan sehingga dapat dilakukan
penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif. Adapun kegiatan
surveilans di Puskesmas Turen :
a. Pengumpulan Data
b. Entry laporan W2 SKDR mingguan wilayah kerja Puskesmas Turen
c. Analisi penyebab suatu penyakit
d. Pelacakan kasus penyakit potensial KLB
e. Pengambilan dan pengiriman sampel spesimen penyakit potensial KLB
f. Penyelidikan Epidemiologi <24 jam
g. Sosialisasi dan advokasi lintas program dan lintas sektor
h. Pembuatan laporan harian, bulanan dan tahunan

B. Jumlah Petugas Surveilans


Petugas surveilans di Puskesmas Turen berjumlah 1 orang. Dalam
menjalankan fungsinya petugas surveilans dibantu oleh tenaga promkes,
kesling, petugas laboratorium, dan dengan pemegang program lainnya terkait
dengan kasus yang sedang terjadi.

C. Pelatihan
Pelatihan diberikan pada tenaga surveilans tergantung pada keputusan Dinas
Kesehatan, dan biasanya melihat dari prevalensi dan insidensi kejadian
penyakit. Jadi tidak dilakukan pelatihan secara rutin.

D. Siklus Pelaporan Surveilans


Siklus pelaporan surveilans yaitu mengumpulkan data melalui Registrasi
diagnosa pengunjung yang datang ke puskesmas untuk berobat, dan laporan
dari petugas desa (pustu dan poskesdes), kemudianndicatat di laporan
mingguan, kemudian data tersebut di analisa apakah terjadi peningkatan
penyakit/tidak,tempat dan kurun waktu serta penyebab terjadi nya.Setelah itu
petugas surveilans melaporkan hasil analisis data penyakit ke Dinkes.
BAB III
HASIL KEGIATAN SURVEILANS

A. HASIL PEMANTAUAN SKDR


Berikut hasil pemantauan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons di wilayah
kerja UPT Puskesmas Turen:

Tabel 3.1 Hasil Pemantauan SKDR UPT Puskesmas Turen Bulan Januari-Juni 2023

TERSANGKA TERSANGKA SUSPEK TERSANGKA


MINGGU DIARE PNEUMONIA
DBD TIFOID COVID CAMPAK
1 21 1 1 0 0 0
2 26 0 2 0 2 0
3 25 2 1 0 1 0
4 10 1 7 0 0 0
5 17 0 2 0 1 0
6 10 2 0 0 1 0
7 13 0 5 0 1 0
8 16 4 11 0 0 0
9 19 3 9 0 0 0
10 19 1 8 0 0 0
11 11 0 3 0 1 0
12 17 3 9 1 1 0
13 13 1 12 1 1 0
14 19 7 12 0 1 0
15 11 4 6 2 1 0
16 6 0 9 0 1 0
17 12 0 2 0 1 0
18 9 0 7 0 4 0
19 19 0 9 0 1 2
20 17 1 5 0 0 0
21 19 0 7 0 0 0
22 16 1 2 0 0 0
23 16 1 3 0 0 0
24 24 0 5 0 0 0
25 30 1 2 0 0 0
26 12 0 4 0 0 0
TOTAL
395 34 133 4 18 2
KASUS
Berikut hasil pemantauan per penyakit Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons
di wilayah kerja UPT Puskesmas Turen:
1. Kasus Pneumonia
Kasus pneumonia berjumlah 4 kasus yaitu 2 kasus di Bulan Maret dan 2
kasus di Bulan April 2023.

Gambar 3.1 Grafik Penemuan Kasus Pneumonia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Turen
Bulan Januari-Juni Tahun 2023.

2. Kasus Terduga Campak


Kasus terduga campak berjumlah 2 kasus ditemukan pada Bulan Juni 2023.

Gambar 3.2 Grafik Penemuan Kasus Terduga Campak di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Turen Bulan Januari-Juni Tahun 2023.
3. Kasus Dengue
Kasus tersangka Dengue berjumlah 33 kasus.

Gambar 3.3 Grafik Penemuan Kasus Terduga Dengue di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Turen Bulan Januari-Juni Tahun 2023.

4. Kasus Tersangka Tifoid


Kasus tersangka Tifoid berjumlah 133 kasus.

Gambar 3.4 Grafik Penemuan Kasus Tersangka Tifoid di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Turen Bulan Januari-Juni Tahun 2023.
5. Kasus Diare
Kasus Diare berjumlah 395 kasus, yang mana terdapat peningkatan pada
Bulan Januari dan Bulan Juni 2023.

Gambar 3.5 Grafik Penemuan Kasus Diare di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Turen Bulan
Januari-Juni Tahun 2023.

6. Kasus COVID-19
Kasus terduga COVID-19 berjumlah 17 kasus, yang mana kasus tertinggi
terdapat di Bulan Mei. Sebanyak 17 kasus tersebut telah dilakukan Swab
Antigen COVID-19 dan hasilnya positif.

Gambar 3.6 Grafik Penemuan Kasus COVID-19 di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Turen
Bulan Januari-Juni Tahun 2023.
Berikut data kasus penyakit potensi KLB per desa di wilayah Kecamatan Turen pada
Bulan Januari sampai Bulan Juni Tahun 2023.

Tabel 3.2 Data Kasus Penyakit Potensi KLB di Kecamatan Turen Bulan Januari-Juni 2023
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Penemuan kasus diare sebanyak 395 kasus.
b. Penemuan kasus suspek tipoid sebanyak 133 kasus, dan kasus terbanyak
didapatkan di desa Turen
c. Penemuan kasus suspek dengue sebanyak 33 kasus, dan kasus terbanyak
didapatkan di desa undaan.
d. Penemuan kasus covid 19 sebanyak 17 kasus, dan kasus terbanyak
didapatkan di desa Talok.
e. Penemuan kasus Pneumonia sebanyak 4 kasus, dan kasus terbanyak
didapatkan di desa Turen.
f. Penemuan kasus Campak sebanyak 2 kasus didapatkan di desa Tumpuk
renteng dan Talangsuko.
g. Penemuan kasus DBD sebanyak 3 kasus didapatkan di desa Gedogwetan.

B. Saran
1. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dalam menangani kasus penyakit menular
2. Meningkatkan kewaspadaan Dini terhadap KLB
3. Kelengkapan sarana dan prasarana bagi petugas

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Petugas

dr. Wahyu Widiyanti Rukiyati, S.Kep.Ns.


NIP. 19780716 200501 2009 NIP. 19680406 198903 2008

Anda mungkin juga menyukai