Anda di halaman 1dari 76

Stroke

Hemoragik ec
Pre Eklampsia
Regilda Garcia (2210070200078)
Saqdyah Khairunnisa (2210070200116)

Preseptor :
dr. Edi Nirwan, Sp.S, M.Biomed
01
Pendahuluan
Latar Belakang

Stroke adalah suatu penyakit deficit neurologis yang disebabkan oleh peradarahan
ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda yang sesuai pada bagian otak yang
terkena, yang dapat menimbulkan cacat atau kematian

stroke hemoragik diakibatkan oleh pecahnya pembuluh intraserebral yang


menimbulkan gejala neurologis secara mendadak dan seringkali diikuti gejala
nyeri kepala yang berat pada saat melakukan aktivitas akibat efek desak ruang
atau peningkatan tekanan intrakanial
Latar Belakang

Preeklampsia adalah gangguan hipertensi pada kehamilan yang berhubungan


dengan 2% sampai 8% komplikasi kehamilan di seluruh dunia.

Preeklamsia adalah kondisi akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
pada ibu hamil. Kondisi preeklamsia pada ibu hamil harus segera ditangani. Jika
tidak, kondisi preeklamsia dapat berkembang menjadi eklampsia dan memiliki
komplikasi yang fatal baik bagi ibu maupun bagi janinnya.
Rumusan Masalah
Makalah ini membahas mengenai definisi, epidemiologi, etiologi dan faktor
risiko, patofisiologi, manifestasi klinik, diagnosis dan diagnosis banding,
komplikasi, tatalaksana dan prognosis dari Stroke Hemoragik dan Preeklampsia.

Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
mengenai penyakit Stroke Hemoragik dan Preeklampsia
Manfaat Penulisan
Melalui makalah ini diharapkan bermanfaat untuk menambah ilmu dan
pengetahuan mengenai penyakit Stroke Hemoragik dan Preeklampsia.

Metode Penulisan
Makalah ini ditulis mengunakan studi kepustakaan dengan merujuk pada
berbagai literatur.
02
Tinjauan
Pustaka
Stroke
Hemoragik
Definisi Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragik adalah serangan terjadi
pada otak yang mengalami kebocoran atau
pecahnya pembuluh darah di dalam otak,
sehingga darah menggenangi atau menutupi
ruang – ruang jaringan sel otak

Genangan darah bisa terjadi pada otak


sekitar pembuluh darah yang pecah
(intracerebral hemorage) atau dapat juga
genangan darah masuk ke dalam ruang
sekitar otak (subarachnoid hemorage).
Epidemiologi Stroke Hemoragik

10-20% 10,9 % 14,7%

Menyumbang Di Indonesia Kalimantan


stroke setiap 713.783 Timur (9.696
tahun penderita penderita
stroke / tahun stroke)
Klasifikasi Stroke Hemoragik

Perdarahan Perdarahan
Subarachnoid Intraserebral
Faktor Resiko Stroke Hemoragik

Non - Modifiable Potentially


Modifiable Well Modifiable
Documented
Non - Modifiable

Usia

Jenis Kelamin

Genetik
Modifiable Well Documented

Obesitas Hipertensi Atrium Fibrilasi


1 3 5

2 4 6
Merokok DM Dislipidemia
Potentially Modifiable
Radang &
Migrain
Infeksi

Penggunaan Kadar
Narkoba & Lipoprotein
Alkohol Tinggi
Patofisiologi Stroke Hemoragik
Manifestasi Klinis Stroke Hemarogik
● merasa lemah secara tiba-tiba atau mati rasa
pada bagian wajah, lengan dan atau kaki, paling
sering terjadi pada 9 sebagian tubuh.
● Bingung
● Gangguan berbicara serta pemahaman ucapan
● Gangguan penglihatan salah satu / keduanya
● Gangguan berjalan
● Pusing
● Kehilangan keseimbangan tubuh
● Sakit kepala hebat hingga pingsan
Diagnosis Stroke Hemoragik
Anamnesis
Beberapa hal yang dapat ditanyakan adalah :

• penurunan kesadaran
• mual muntah
• sakit kepala
• faktor yang mempengaruhi timbulnya stroke seperti hipertensi dan
komorbiditas seperti atrial fibrilasi, infark miokard, penyakit jantung
bawaan, aterosklerosis, obesitas dan dislipidemia.
• Penggunaan antikoagulan seperti heparin dan warfarin
• Gaya hidup seperti merokok, konsumsi alcohol dan aktivitas fisik
Diagnosis Stroke Hemoragik
Pemeriksaan Fisik
pada pemeriksaan fisik, pasien stroke dapat menunjukkan
adanya gangguan gait, paresis pada separuh badan, paresis
fasial, abnormalitas penglihatan, dan defek lapangan pandang.
Pasien juga bisa menunjukkan disartria dan nystagmus

• Kesadaran • Kepala
• Tekanan darah • Leher
• Detak jantung dan nadi • Paru-paru
• Status gizi • jantung
Diagnosa Stroke Hemoragik
Pemeriksaan Neurologis
Nervus Kranialis

Pada pemeriksaan nervus kranialis, dapat ditemukan paresis pada nervus


fasialis dan hipoglosus, yang ditandai dengan bicara pelo dan deviasi lidah. Bisa
juga terdapat gangguan lapang pandang atau yang disebut juga hemianopia

Motorik

Pada pemeriksaan motorik bisa ditemukan hemiparesis. Hemiparesis


kontralateral yang dapat mengindikasikan adanya gangguan pada sistem karotis.
Hemiparesis yang mengindikasikan adanya gangguan sistem vertebrobasilar.
Diagnosa Stroke Hemoragik
Pemeriksaan Neurologis

Sensorik

Pada pemeriksaan sensorik, bisa ditemukan hemihipestesi atau parestesia


kontralateral atau alternans.

Fungsi Luhur dan Keseimbangan

Afasia dan gangguan berbahasa mengindikasikan adanya lesi pada hemisfer


yang dominan, biasanya kiri, ataupun agnosia pada lesi hemisfer yang
nondominan.
Diagnosis Stroke Hemoragik
Skor
Diagnosis Stroke Hemoragik
Skor
Diagnosis Stroke Hemoragik
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :

• Mengidentifikasi penyebab potensial terjadinya stroke yaitu dengan cara menghitung atau
melakukan pemeriksaan darah lengkap yang meliputi hematokrit, WBC, trombosit.
• LED
• Glukosa serum
• Elektrolit
• Profil lipid dan fibrinogen
• PT, PTT, dan INR
• Antibodi anticardiolipin
• Reagin plasma cepat untuk neurosifitis
• Skin urin untuk kokain atau amfetamin jika dicurigai.
• GCS.
Diagnosis Stroke Hemoragik
Pemeriksaan Penunjang
Penunjang Diagnostik :

• CT Scan
• MRI
• Angiografi
• Ultrasonografi karotis
• Pungsi lumbal
Diagnosis Banding Stroke Hemoragik

Krisis Pitam Thrombosis


Hipertensi Hipofisis Vena Serebral
Akut

Thrombosis Diseksi Arteri Neoplasma


Sinus Dura Serviks Hemoragik
Diagnosis Banding Stroke Hemoragik

Sindrom Hematoma
Vasokontriksi Meningitis
Subdural Akut
Serebral
Reversibel
Malformasi Infark
Arteri-Vena Hemoragik
Tatalaksana Stroke Hemoragik
1. Terapi farmakologis
• Neuroprotektan : Citicoline, piracetam
• Diuretic : Inhibitor karbonat anhydrase, loop diuretic, tiazid, Diuretika
hemat kalium
• Antihipertensi
• Antikoagulan
2. Terapi non-farmakologis
Memonitoring tekanan darah, olahraga tertaur, tidak mengkonsumsi alkohol
secara berlebihan, menghindari stress hingga depresi, dan tidak merokok
Komplikasi Stroke Hemoragik

Infark Pneumonia Tromboemboli Disfagia


Miokard Vena
Komplikasi Stroke Hemoragik

Depresi Nyeri Demam


Prognosis Stroke Hemoragik

● Faktor prognostik yang buruk adalah koma, hematoma besar


dengan volume lebih dari 30 ml, perdarahan intraventrikular,
perdarahan fossa posterior, usia tua lebih dari 80 tahun,
hiperglikemia, dan penyakit ginjal kronis. Deteriorasi dini dan
kematian adalah masalah utama
Pre Eklampsia
Definisi Pre Eklampsia

Preeklampsia adalah gangguan hipertensi


pada kehamilan yang berhubungan dengan
2% sampai 8% komplikasi kehamilan di
seluruh dunia.

Parameter untuk identifikasi awal preeklampsia


secara khusus didefinisikan sebagai tekanan
darah sistolik 140 mm Hg atau lebih atau
tekanan darah diastolik 90 mm Hg atau lebih
pada dua kesempatan setidaknya 4 jam terpisah
Epidemiologi Pre Eklampsia
5000+
Kematian ibu setiap tahun
di dunia

2-8%
Terjadi pada kehamilan di
seluruh dunia

11,86%
Pre eklampsia di Indonesia
menduduki peringkat
kedua sebagai penyebab
kematian ibu setelah
perdarahan
Etiologi Pre Eklampsia
Etiologi preeklampsia belum diketahui
secara pasti. Preeklampsia diperkirakan
terjadi akibat interaksi berbagai faktor risiko
dengan polimorfisme genetik, yang
menyebabkan sintesis beberapa protein
yang memiliki fungsi berbeda dari fungsi
aslinya.
Etiologi Pre Eklampsia
● Maladaptasi sistem imun
● toksisitas lipoprotein densitas amat rendah (very
low-density lipoprotein)
● kelainan genetic
● ketidakseimbangan faktor angiogenik
● peningkatan apoptosis atau nekrosis trofoblas
● respons inflamasi maternal yang berlebihan
terhadap trofoblas
Patofisiologi Pre Eklampsia
Manifestasi Klinis Pre Eklampsia
● Sakit kepala onset baru yang tidak dapat
dijelaskan oleh diagnosis alternatif lain (yaitu,
riwayat sakit kepala atau migrain) yang tidak
responsif terhadap pengobatan.
● gangguan penglihatan
● Nyeri kuadran kanan atas
● nyeri epigastrium
● Mual atau muntah
● Sesak napas
● Peningkatan pembengkakan
Klasifikasi Pre Eklampsia

Pre
Pre Eklampsia Eklampsia
Ringan Berat
Klasifikasi Pre Eklampsia
Pre Eklampsia Ringan
- Ditandai tekanan darah sebesar 140/90 mmHg atau lebih atau
ditandai dengan kenaikan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih,
ditandai dengan kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.

- Edema umum pada kaki, jari tangan, dan muka, atau ditandai dengan
kenaikan berat 1 kg atau lebih perminggu

- Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih


Klasifikasi Pre Eklampsia
Pre Eklampsia Berat
- Ditandai dengan tingginanya tekanan darah sebesar 160/110 mmHg
- Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
- Oliguria, yaitu jumlah urin yang kurang dari 500 cc/ 24 jam

- Disertai gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada


epigastrium
Diagnosis Pre Eklampsia
Anamnesis
Beberapa hal yang dapat ditanyakan adalah :

• Sakit kepala onset baru


• Gangguan penglihatan
• sakit kepalanyeri epigastrium
• Mual muntah
• Sesak napas
• Peningkatan pembengkakan
Diagnosis Pre Eklampsia
Pemeriksaan Fisik
• Evaluasi tanda-tanda vital, lebih khusus lagi, tekanan darah. Pasien
dengan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih harus meningkatkan kecurigaan
terhadap preeklampsia.
• perkusi paru harus dilakukan untuk memeriksa gangguan paru.
• Palpasi kuadran kanan atas dan area epigastrium juga harus
dilakukan untuk mengevaluasi nyeri tekan.
• Mengevaluasi area edema dependen (terkait gravitasi), seperti
ekstremitas bawah, atau edema independen, seperti di wajah atau
tangan.
Diagnosis Pre Eklampsia
Pemeriksaan Laboratorium

• Urinalisis untuk mengevaluasi keberadaan proteinuria.


• Hitung darah lengkap untuk evaluasi trombositopenia.
• Panel metabolik lengkap untuk menilai gangguan fungsi hati.
• Insufisiensi ginjal
Diagnosis Banding
Hipertensi Hipertensi
Kronis Gestasional

Sindrom
Antibodi Mikroangiopati
Antifosfolipid Trombotik
Diagnosis Banding

Lupus Epilepsi

Penyakit Penyakit Hati


Ginjal Kronis Kronis
Tatalaksana Pre Eklampsia
Komplikasi Pre Eklampsia

Komplikasi Umum :

• Takikardia
• Hipotensi
• sakit kepala
• Kelainan penelusuran jantung janin menggunakan labetalol, hydralazine,
atau nifedipine.
• Penggunaan magnesium sulfat untuk profilaksis kejang juga membawa
efek samping tambahan dan risiko komplikasi, seperti depresi pernapasan
dan serangan jantung
Komplikasi Pre Eklampsia

Persalinan janin yang tertunda pada pasien preeklampsia pada periode


prematur akhir meningkatkan risiko :
• hipertensi berat, dengan konsekuensi berat seperti eklamsia
• sindrom HELLP
• edema paru
• infark miokard
• sindrom gangguan pernapasan akut
• Stroke
• cedera ginjal dan retina
Prognosis Pre Eklampsia

● Diagnosis dini, intervensi medis tepat waktu, dan pengawasan ibu dan
janin yang tepat secara signifikan meningkatkan hasil ibu dan
janin. Karena preeklampsia terus menjadi penyebab hingga
seperempat kematian ibu pada latar belakang etnis tertentu (populasi
Karibia dan Amerika Latin, diikuti oleh populasi Asia dan Afrika),
perawatan yang cepat dan pemantauan rutin menurunkan morbiditas
dan mortalitas.
03
Laporan
Kasus
ANAMNESA
1. Keluhan Utama :
● Pasien datang dengan penurunan kesadaran sejak pukul 07.00 pagi sebelum masuk ruamh sakit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang:

● Pasien perempuan usia 43 tahun datang ke IGD RSAM Bukittinggi tidak sadarkan diri. Sebelumnya pasien
mengeluhkan wajah hingga kaki kiri tidak bisa digerakan. Pasien sedang hamil 7 bulan G5P4A0. Pasien
mengalami hipertensi selama kehamilan. Nafas terasa sesak sejak masuk rumah sakit. Seperti ada dahak
dikerongkongan. Pasien merupakan rujukan RS Yarsi
3. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat DM (-)

- Riwayat trauma (-)


4. Riwayat Penyakit Keluarga :

- Riwayat penyakit serupa (-)


- Riwayat hipertensi (-)
- Riwayat DM (-)
5. Riwayat Pribadi Sosial :

- Pasien seorang ibu rumah tangga tinggal dengan suami dan 4 orang anak
- Merokok (-)
PEMERIKSAAN FISIK
1. UMUM
• Keadaan Umum: Berat
• Kesadaran : Stupor
• Kooperatif :-
• Nadi : 130 kali/menit
• Pernafasan : 24 kali/menit
• Tekanan darah : 234/133 mmHg
• Suhu : 36,7oC
• SpO2 : 98%
STATUS NEUROLOGIKUS
GCS : E1 M2 V1 (4): stupor
A. Tanda Rangsangan Selaput Otak
• Kaku Kuduk : (-)
• Brudzinki I : (-)
• Brudzinki II : (-)
• Tanda Kernig : (-)
B. Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
• Pupil : isokor
• Reflek cahaya : (menurun)
• Reflek babinski : (+)
Nervus kranialis
● Nervus I (Olfaktorius)
Penciuman Kanan Kiri
• Subjectif Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Objectif Dengan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Bahan

● Nervus II (Opticus)
Pengelihatan Kanan Kiri
• Tajam Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pengelihatan
• Melihat Warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Lapang Pandang Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
● Nervus III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
Bola Mata Simetris Simetris
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Gerakan Bulbus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Strabismus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nistagmus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Ekso/Endofthalmus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pupil Isokor Isokor
Bentuk Bulat Bulat
Refleks Cahaya menurun menurun
Reflek Akomodasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek Konvergensi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nervus IV (Troklearis)
Kanan Kiri
Gerakan Mata Kebawah Tidak ada Tidak ada
Sikap Bulbus Tidak ada Tidak ada
Diplopia Tidak ada Tidak ada
● Nervus V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
• Membuka Mulut Normal Normal
• Menggerakan Rahang Tidak ada Tidak ada
• Menggigit Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Mengunyah Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensorik - -
Divisi Opthalmica
• Reflek Kornea Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Divisi Maksila
• Reflek Massester Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Divisi Mandibula
• Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan

● Nervus VI (Abdusen)
Kanan Kiri
Gerakan Mata Kebawah Normal Normal
Sikap Bulbus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Diplopia Tidak ada Tidak ada


● Nervus VII (Facialis)
Kanan Kiri
Raut Wajah Simetris Simetris
Sekresi air mata Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fisura palpebra Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Menggerakkan dahi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Menutup mata Ada Ada
Mencibir/bersiul Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Memperlihatkan gigi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensasi lidah 2/3 depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Hiperakusis Tidak ada Tidak ada
● Nervus VIII (Vestibulocoklear)

Kanan Kiri
Suara Berisik Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Detik Arloji Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Rinne Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Weber Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Scwabach Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

• Memanjang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

• Memendek Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nistagmus Tidak dilakukan Tidak dilakukan


• Pendular Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Vertikal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
• Siklikal Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pengaruh Posisi Kepala Tidak dilakukan Tidak dilakukan
● Nervus IX (Glosofaringeus)
Kanan Kiri
Sensasi Lidah 1/3 Belakang Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Muntah/Gag Reflek Tidak dilakukan Tidak dilakukan

● Nervus Vagus (X)


Kanan Kiri
Arkus Faring Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Uvula Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Menelan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Artikulasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Suara Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Nadi Adekuat dan reguler Adekuat dan reguler
● Nervus XI (Assesorius)
Kanan Kiri
Menoleh Ke Kanan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Menoleh Ke Kiri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Mengangkat Bahu kekanan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Mengangkat Bahu kekanan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

● Nervus XII (Hipoglosus)


Kedudukan Lidah Dalam Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Kedudukan Lidah Dijulurkan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tremor Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fasikulasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Atrofi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
● Pemeriksaan koordinasi
Cara Berjalan Tidak dilakukan
Romberg Test Tidak dilakukan
Ataksia Tidak dilakukan
Rebound Phenomen Tidak dilakukan
Test Tumit Lutut Tidak dilakukan
Disartria Tidak dilakukan
Disgrafi Tidak dilakukan
Supinasi-Pronasi Tidak dilakukan
Test Jari Hidung Tidak dilakukan
Tes Hidung Jari Tidak dilakukan

● Pemeriksaan Motorik badan


Respirasi Normal
Duduk Tidak dilakukan
● Berdiri dan berjalan
Gerakan Spontan Tidak bisa dilakukan
Tremor Tidak bisa dilakukan
Atetosis Tidak bisa dilakukan
Mioklonik Tidak bisa dilakukan
Khorea Tidak bisa dilakukan

● Ekstremitas
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Tidak Tidak Tidak Tidak
dilakukan dilakukan dilakukan dilakukan
Kekuatan 000 000 000 000
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus
● Fungsi luhur
Kesadaran Tanda Dementia
Reaksi Bicara Tidak ada Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fungsi Intelek Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reaksi Emosi Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
● CT-Scan kepala
● Laboratorium Darah lengkap Normal
HB 10,5g/dl 12-14
RBC 3,69 (103/ul) 4-6 (103/ul)
WBC 14,48(103/ul) 5-10 (103/ul)
PCT 358 (103/ul) 150-400 (103/ul)
HT 31,3% 36-41 %
MCV 84,8 80-100
MCH 28,5 26-30
MCHC 33,5 31-34
Kimia klinik
Natrium 137 mEq/l 135-147 mEq/l
Kalium 4,20 mEq/l 3,5-5,5 mEq/l
Klorida 110 mEq/l 100-106 mEq/l
Serologi
SGPT 22 U/L 0-41
SGOT 40 0-40
Kolesterol total 208 mg/dl 0-200
Glukosa 166 mg/dl 74-109
HDL 66 mg/dl 35-65
LDL 124 mg/dl 0-100
TG 241 mg/dl 0-200
1. Diagnosis

- Diagnosis Klinis : Stroke hemoragik + Pre eklamsi berat

2. Terapi

- IV MgSO4
- Drip nicardipin 0,5 mcg
- Inj. Kalnex 4x1gr
- Inj. Ranitidin 2x
- Inj. Citicolin 2x250
- Ceftriaxon 2x1 gr
- Bisolvon 5ml 3x1
Follow up
04
Diskusi
● Pada tanggal 7 Aguatus, pasien perempuan usia 43 tahun hamil 7 bulan
G5P4A0 rujukan dari RS Yarsi datang ke IGD RSAM Bukittinggi tidak sadarkan
diri. Berdasarkan allo anamnesis kepada suami pasien, sebelumnya pasien
mengeluhkan wajah hingga kaki kiri tidak bisa digerakan sejak pagi sebelum
masuk rumah sakit. Setelah itu, pasien mulai tidak sadarkan diri. Pasien
diketahui mengalami hipertensi selama kehamilan. Nafas terasa sesak sejak
masuk rumah sakit dan seperti ada dahak dikerongkongan. Pasien tidak
memiliki riwayat DM dan trauma. Selain itu, riwayat keluarga pasien tidak ada
memiliki riwayat stroke, hipertensi, dan DM.
● Pasien tidak sadar dan wajah hingga kaki sebelah kiri pasien tidak bisa
digerakan menunjukan adanya serangan terjadi pada otak yang mengalami
kebocoran atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah
menggenangi atau menutupi ruang – ruang jaringan sel otak. Hal ini dapat
disebabkan pre eklamsi yang terjadi pada wanita hamil (Hipertensi berat).
Akibat sklerosis vaskular dan remodeling arteriol abnormal plasenta
menyebabkan iskemia plasenta progresif, pelepasan penanda tekanan, seperti
faktor antiangiogenik dan proinflamasi, memfasilitasi ketidakseimbangan
persaingan yang meningkat dengan tempat pengikatan untuk faktor
pertumbuhan angiogenik dan esensial. Hal ini menyebabkan efek hilir dari
pembentukan pembuluh darah yang abnormal dan akomodasi vaskular yang
tidak adekuat untuk berbagai sistem organ, terutama kardiovaskular, ginjal,
dan hati.
● Pada pemeriksaan fisik keadaan umum berat deangan kesadaran GCS: E1
M2 V1 (4), nadi 130 kali/menit, Pernafasan 24 kali/menit, Tekanan darah
234/133 mmHg, Suhu 36,7oC, SpO2 98% (memakai oksigen), Kaku Kuduk (-
), Tanda Kernig (-), Pupil isokor, Reflek cahaya menurun, Reflek babinski (+).
Gejala stroke biasanya ditandai dengan merasa lemah secara tiba-tiba atau
mati rasa pada bagian wajah, lengan dan atau kaki, paling sering terjadi
pada 9 sebagian tubuh. Selain itu juga ditandai dengan rasa bingung,
gangguan berbicara serta pemahaman ucapan, gangguan penglihatan salah
satu atau keduanya, gangguan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan
tubuh, rasa sakit kepala yang parah tanpa diketahui penyebabnya hingga
penurunan kesadaran.
05
Penutup
Kesimpulan
Stroke Hemoragik adalah serangan terjadi pada otak yang mengalami kebocoran
atau pecahnya pembuluh darah di dalam otak, sehingga darah menggenangi atau
menutupi ruang – ruang jaringan sel otak. Stroke hemoragik terbagi menjadi sub
arachnoid dan intracerebral. Stroke hemoragik dapat disebabkan oleh tingginya
tekanan darah salah satunya pre eklamsi yang terjadi pada ibu hamil. Preeklampsia
adalah gangguan hipertensi pada kehamilan yang diperkirakan terjadi akibat interaksi
berbagai faktor risiko dengan polimorfisme genetic. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan riwayat penyakit, gambaran klinis dan gambaran radiologis.
Thanks

Anda mungkin juga menyukai