S
Ni Komang Ayu Tamara
1261050049
Stroke masih merupakan penyebab utama invaliditas kecacatan sehingga orang
yang mengalaminya memiliki ketergantungan pada orang lain – pada kelompok
usia 45 tahun ke atas dan angka kematian yang diakibatnya cukup tinggi
Stroke menempati urutan ketiga penyebab utama kematian dan urutan pertama
penyebab utama disabilitas. Morbiditas yang lebih parah dan mortalitas yang lebih
tinggi terdapat pada stroke hemoragik dibandingkan stroke iskemik. Hanya 20%
pasien yang mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya
Resiko terjadinya stroke meningkat seiring dengan usia dan lebih tinggi pada pria
dibandingkan dengan wanita pada usia berapapun. Faktor resiko mayor meliputi
hipertensi arterial, penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung, perilaku merokok,
hiperlipoproteinemia, peningkatan fibrinogen plasma, dan obesitas. Hal lain yang
dapat meningkatkan resiko terjadinya stroke adalah penyalahgunaan obat, pola
hidup yang tidak baik, dan status sosial dan ekonomi yang rendah
Stroke adalah suatu kelainan neurologis fokal ataupunh global secara tiba-tiba,
dengan gejala yang berlangsung lebih dari 24 jam dan diakibatkan oleh gangguan
vaskuler.
Stroke hemoragik adalah stroke yang diakibatkan oleh perdarahan arteri otak
didalam jaringan otak (intracerebral hemorrhage) dan/atau perdarahan arteri
diantara lapisan pembungkus otak, piamater dan arachnoidea.
Stroke merupakan penyebab ketiga angka kematian di dunia dan penyebab
pertama kecacatan. Angka morbiditas lebih berat dan angka mortalitas lebih
tinggi pada stroke hemoragik dibandingkan dengan stroke iskemik. Hanya 20%
pasien yang dapat melakukan kegiatan mandirinya lagi. Angka mortalitas dalam
bulan pertama pada stroke hemoragik mencapai 40-80%. Dan 50% kematian
terjadi dalam 48 jam pertama
Amyloid Arteriovenous
Hipertensi
Angiopathy Malformation
Aneurisme
Intracranial
Pasien dengan stroke hemoragik mempunyai defisit neurologis yang sama dengan
stroke iskemik namun cenderung lebih parah .Beberapa gejala khas terjadinya
perdarahan intraserebral yaitu
Hipertensi Nyeri
Muntah
Reaktif Akut Kepala
Lobar
Hemmoraghes
Putaminal Hemorrhages
Putamen merupakan tempat yang paling sering terjadi perdarahan, juga dapat
meluas ke kapsula interna. Hemiparesis kontralateral merupakan gejala utama yang
terjadi. Pada perdarahan yang ringan, gejala diawali dengan paresis wajah ke satu
sisi, bicara jadi melantur, dan diikutii melemahnya lengan dan tungkai serta terjadi
penyimpangan bola mata. Pada perdarahan berat dapat terjadi penurunan
kesadaran ke stupor ataupun koma akibat kompresi batang otak.
Thalamic Hemorrhages
Gejala utama di sini adalah terjadi kehilangan sensorik berat pada seluruh sisi
kontralateral tubuh. Hemiplegia atau hemiparesis juga dapat terjadi pada
perdarahan yang sedang sampai berat akibat kompresi ataupun dekstruksi dari
kapsula interna di dekatnya. Afasia dapat terjadi pada lesi hemisfer dominan, dan
neglect kontralateral pada lesi hemisfer non-dominan. Hemianopia homonim juga
dapat terjadi tetapi hanya sementara.
Pontine Hemorrhages
Koma dalam dengan kuadriplegia biasanya dapat terjadi dalam hitungan menit.
Sering juga terjadi rigiditas deserebrasi serta pupil "pin-point" (1 mm). Terdapat
kelainan refleks gerakan mata horizontal pada manuver okulosefalik (doll's head)
ataupun tes kalorik. Kematian juga sering terjadi dalam beberapa jam.
Cerebellar Hemorrhages
Perdarahan serebellar biasanya ditandai dengan gejala-gejala seperti sakit kepala
oksipital, muntah berulang, serta ataksia gait. Dapat juga terjadi paresis gerakan
mata lateral ke arah lesi, serta paresis saraf kranialis VII. Seiring dengan
berjalannya waktu pasien dapat menjadi stupor ataupun koma akibat kompresi
batang otak.
Lobar Hemorrhages
Sebagian besar perdarahan lobar adalah kecil dan gejala yang terjadi terbatas
menyerupai gejala-gejala pada stroke iskemik
Perdarahan Intraserebral (PIS) Perdarahan Subarachnoid (PSA)
Tidak ada gejala prodromal yang jelas Penyebab terbanyak akibat pecahnya
kadang hanya berupa nyeri kepala hebat, aneurisma pembuluh darah
mual, muntah
Terjadi saat : Gejala berupa :
• Bergiat ( Aktivitas) • Nyeri Kepala hebat dan terjadu
• Emosi mendadak
Sering disertai dengan kesadaran Kesadaran sering terganggu UP and
menurun DOWN
Tanda Rangsangan meningen (+)
Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda vital untuk mengetahui faktor resiko “ Hipertensi”
Pemeriksaan Neurologis :
Rangsangan Meningen
Nervus Kranialis Biasanya Nervus VII ( Fasialis ) , Nervus XII ( Hipoglossus) dapat
terganggu
Motorik Derajat Kekuatan Otot Menurun
Pemeriksaan Penunjang
EKG
CT-SCAN
Pada Ruang Gawat Darurat
Evaluasi cepat dan diagnosis
Oleh karena jendela terapi stroke akut sangat pendek, evaluasi dan diagnosis klinik
harus cepat. Evaluasi gejala dan tanda klinik meliputi:
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Studi diagnostik stroke akut meliputi CT scan tanpa kontras, KGD, elektrolit darah, tes fungsi
ginjal, EKG, penanda iskemik jantung, darah rutin, PT/INR, aPTT, dan saturasi oksigen.
Terapi Umum
A. Pemeriksaan awal fisik umum
Tekanan darah
Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan neurologi umum awal
Derajat kesadaran
Pemeriksaaan pupil dan okulomotor
Keparahan hemiparesi
Dosis tunggal intravena rFVIIa 10µ/kg- 90 µ/kg pada pasien PIS yang memakai
warfarin dapat menormalkan INR dalam beberapa menit. Pemberian obat ini harus
tepat diikuti dengan coagulation factor replacement dan vitamin K karena efeknya
hanya beberapa jam.
Semakin besar volume perdarahan maka prognosis semakin buruk. Dan adanya
darah di dalam ventrikel berhubungan dengan angka mortalitas yang tinggi.
Adanya darah di dalam ventrikel meningkatkan angka kematian sebanyak 2 kali
lipat
IDENTITAS
Nama : Tn. AS Alamat : Jl. Kalibata Selatan Raya RT001/004
•N. II (Optikus )
Kanan Kiri Keterangan
Ptosis - -
Strabismus - -
Eksoftalmus - -
Endoftalmus - -
Diplopia - -
Deviasi konjugae - -
Pupil Bulat Bulat
Bentuk Φ3mm Φ3mm
Ukuran Baik Baik
Akomodasi
Pupil Isokor
Refleks pupil
3mm/3mm, RCL/RCTL +/+
Langsung (+) (+)
Tidak langsung (+) (+)
Gerak bola mata Baik Baik
Kedudukan bola mata Simetris,ditengah Simetris, ditengah
•N. V (Trigeminus)
Sensibilitas
(rasa raba, nyeri, suhu)
Opthalmikus + - Hemipestesia (+) sinistra
Maxilaris + -
Mandibularis + -
Refleks Maseter + +
Refleks Kornea + + Refleks baik
•N. VII (Fasialis)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik
Sikap wajah simetris simetris
Mimik Biasa Biasa
Kerut dahi Baik Baik
Angkat alis + +
Kembung pipi + +
Lagoftalmus - -
Menyeringai + _ Sulcus nasolabial mendatar
kearah sinistra
Cochlear
Tes Berbisik Baik Baik
Tes Gesekan Jari Baik Baik
Tes Rinne Baik Baik
Tes Webber Tidak ada Lateralisasi Tidak ada Lateralisasi
Pemeriksa = Pasien Pemeriksa = pasien
Tes Swabach Baik
- -
Vestibular - -
Vertigo
Nistagmus
•N. IX (Glossofaringeus), X (Vagus)
Refleks okulokardiac + +
+
Refleks faring +
•N. XI (Assesorius)
Kanan Kiri Keterangan
Motorik
Menoleh baik baik
Mengangkat bahu baik Baik
•N. XII (Hipoglossus)
Kanan Kiri Keterangan
Ekstremitas atas
Kekuatan 5555 3333
Tonus Normotonus Normotonus
Trofi Eutrofi Eutrofi
Ger.involunter - -
Fisiologis
Biseps (++) (+++)
Triseps (++) (+++)
Patella (++) (+++) Hiperefleks anggota gerak
Achilles (++) (+++) tubuh sinistra (+)
Patologis
Hoffman Tromer (-) (-)
Babinski (-) (-)
Chaddock (-) (-) Normal
Openheim (-) (-)
Gordon (-) (-)
Schaeffer (-) (-)
Fungsi Koordinasi dan Keseimbangan (Fungsi Sereberal)
Pemeriksaan Kanan Kiri Keterangan
Rangsang Meningen
Kaku kuduk : -
Brudzinski II :- / -
Kernig :- / -
Laseque : >70º/>70º
Refleks Fisiologis : ++/+++
N. VII : Parase N VII Fasialis Sentral
DIAGNOSIS :
DIAGNOSA KLINIS :Hemiparase Sinistra + Parase Nervus VII Sentral sinistra + Sakit Kepala (+) + Mual (+)
DIAGNOSA TOPIS : Korteks Hemisfer Cerebri Dextra
DIAGNOSA ETIOLOGIS : CVD Hemoragik + Hipertensi Emergensi
DD: CVD Iskemik
TERAPI
Head up 20-30 derajat
Oksigenasi 4ltr/menit
IVFD : NS 0,9% 500cc/12jam
MM :
Transamin 3x1 amp
Manitol 3x125mg drip (IV)
Paracetamol 3x500mg k/p
Citicholin 2x500mg (IV)
Amlodipine 5mg 1x1
Captopril 50mg 2x1
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationum : Dubia Ad Malam
Ad Fungsionum : Dubia Ad Bonam
Thank You