Anda di halaman 1dari 6

CEREBROVASCULAR DISEASE (CVD) Definisi: Abnormalitas dari otak karena proses patologis dari pembuluh darah.

Etiologi: Lesi dinding pembuluh, occlusi vessel lumen oleh thrombus/embolus, rupture vessel, perubahan permeability vessel seperti peningkatan viscositas darah. Faktor resiko stroke: Arterial hypertension dan peningkatan antara tekanan pembuluh darah systolic dan diastolic. Peningkatan smoking (stroke 50 %). Peningkatan diabetes, resiko dari ischemic stroke. Insulin resistance (bergantung faktor resiko dari stroke karena ischemic). Peningkatan polycytemia dan thrombocythemia (stroke yang ischemic). Peningkatan lipoprotein (stroke yang ischemic). Kerusakan fungsi cardiac (stroke yang ischemic). Hyperhomocysteinemia (stroke yang ischemic). Nonreumathic atrial fibrillation. Chlamydia pneumoniae (infection). Keabnormalan CVD ada dua tipe: 1. Ischemia dengan / tanpa infarction (death of brain tissue) a. Thrombotic. b. Embolic. 2. Hemorrhagic. Stroke ischemic Terjadi karena adanya sumbatan pada arteri, sehingga menyebabkan penurunan suplai oksigen pada jaringan otak hingga menimbulkan nekrosis.

Stroke hemorrhagic Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang rapuh diotak. Terdapat 2 tipe pembuluh darah yang dapat disebabkan stroke hemorrhage: a.) Aneurysm pengembangan pembuluh darah otak yang semakin rapuh lalu pecah. b.) Arteriovenous malformations pembuluh darah bentuk abnormal, sehingga pecah dan menimbulkan pendarahan otak.

Thrombotic stroke Adanya occlusion yang disebabkan oleh pembentukan thrombus dalam supplying arteries ke otak atau dalam intracranial vessel. Perkembangan dari cerebral thrombosis tersebut dapat menyebabkan atherosclerosis dan inflamatory disease dengan kerusakan dinding arteri. Peningkatan koagulasi dapat mengakibatkam pembentukan thrombus. Kondisi yang tidak mencukupi perfusi (aliran darah ke jaringan) cerebral dapat menyebabkan ; dehydrasi, hypotension, prolonged vasokontriksi dari malignant hipertensi. Umur > 20-30 tahun dapat terjadi atheromatous plaques (stenotic lesions). Degenerasi pada area smooth stenotic dapat menyebabkan pembentukan ulcer pada dinding vessel. Platelet dan perlekatan fibrin mengakibatkan kerusakan dinding, pembentukan clots pada artery.

Embolic stroke Ditandai dengan peningkatan fragment-fragment yang pecah dari thrombus yang dibentuk dari outside brain / jantung, aorta, dan common carotid, atau thorax. Embolus dapat terjadi karena adanya peningkatan occlusi pada pembuluh darah kecil, dan obstruksi pada cabang-cabang / bagian yang sempit yang dapat mengakibatkan ischemic. Onsetnya ; arteri fibrillation, miokardial infarction, endokarditis, rheumatic heart disease, valvular prostheses, disorder aorta, carotids, vertebral-basilar circulation

Klasifikasi: Berdasarkan waktu 1.) Transient Ischemic Attack (TIA) 2.) Deficit Neurologi Ischemic Reversible (RIND) 3.) Cerebrovaskular Accident

Transient Ischemic Attack Definisi: Serangan Iskemik Sesaat (Transient Ischemic Attacks, TIA) adalah gangguan fungsi otak yang merupakan akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara waktu.

TIA lebih banyak terjadi pada usia setengah baya dan resikonya meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Kadang-kadang TIA terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang memiliki penyakit jantung atau kelainan darah. Etiologi: Serpihan kecil dari endapan lemak dan kalsium pada dinding pembuluh darah (ateroma) bisa lepas, mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah kecil yang menuju ke otak, sehingga untuk sementara waktu menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan terjadinya TIA.

Resiko terjadinya TIA meningkat pada: - tekanan darah tinggi - aterosklerosis - penyakit jantung (terutama pada kelainan katup atau irama jantung) - diabetes - kelebihan sel darah merah (polisitemia). Gejala: TIA terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama 2-30 menit, jarang sampai lebih dari 1-2 jam.

Gejalanya tergantung kepada bagian otak mana yang mengalami kekuranan darah: - Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri karotis, maka yang paling sering ditemukan adalah kebutaan pada salah satu mata atau kelainan rasa dan kelemahan - Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri vertebralis, biasanya terjadi pusing, penglihatan ganda dan kelemahan menyeluruh.

Gejala lainnya yang biasa ditemukan adalah: - Hilangnya rasa atau kelainan sensasi pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh - Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh

- Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran - Penglihatan ganda - Pusing - Bicara tidak jelas - Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat - Tidak mampu mengenali bagian tubuh - Gerakan yang tidak biasa - Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih - Ketidakseimbangan dan terjatuh - Pingsan.

Gejala-gejala yang sama akan ditemukan pada stroke, tetapi pada TIA gejala ini bersifat sementara dan reversibel. Tetapi TIA cenderung kambuh; penderita bisa mengalami beberapa kali serangan dalam 1 hari atau hanya 2-3 kali dalam beberapa tahun. Sekitar sepertiga kasus TIA berakhir menjadi stroke dan secara kasar separuh dari stroke ini terjadi dalam waktu 1 tahun setelah TIA. Diagnosa: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Karena tidak terjadi kerusakan otak, maka diagnosis tidak dapat ditegakkan dengan bantuan CT scan maupun MRI.

Digunakan beberapa teknik untuk menilai kemungkinan adanya penyumbatan pada salah satu atau kedua arteri karotis. Aliran darah yang tidak biasa menyebabkan suara (bruit) yang terdengar melalui stetoskop. Dilakukan skening ultrasonik dan teknik Doppler secara bersamaan untuk mengetahui ukuran sumbatan dan jumlah darah yang bisa mengalir di sekitarnya. Angiografi serebral dilakukan untuk menentukan ukuran dan lokasi sumbatan.

Untuk menilai arteri karotis biasanya dilakukan pemeriksaan MRI atau angiografi, sedangkan untuk menilai arteri vertebralis dilakukan pemeriksaan ultrasonik dan teknik Doppler. Sumbatan di dalam arteri vertebral tidak dapat diangkat karena pembedahannya lebih sulit bila dibandingkan dengan pembedahan pada arteri karotis.

Pengobatan: Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah stroke. Faktor resiko utama untuk stroke adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok dan diabetes; karena itu langkah pertama adalah memperbaiki faktor-faktor resiko tersebut.

Setelah dipastikan tidak ada perdarahan di otak maka harus segera diberikan anti trombotik untuk mengurangi kecenderungan pembentukan bekuan darah, yang merupakan penyebab utama dari stroke. Obat-obatan yang dugunakan adalah Aspirin , Dipyridamole , Clopidogrel , Ticlopidine , Warfarin Kadang diberikan dipiridamol, tetapi obat ini hanya efektif untuk sebagian kecil penderita. Untuk yang alergi terhadap Aspirin, bisa diganti dengan tiklopidin. Jika diperlukan obat yang lebih kuat, bisa diberikan antikoagulan (misalnya heparin atau warfarin). Luasnya penyumbatan pada arteri karotis membantu dalam menentukan pengobatan. Jika lebih dari 70% pembuluh darah yang tersumbat dan penderita memiliki gejala yang menyerupai stroke selama 6 bulan terakhir, maka perlu dilakukan pembedahan untuk mencegah stroke. Sumbatan yang kecil diangkat hanya jika telah menyebabkan TIA yang lebih lanjut atau stroke.

Pada pembedahan enarterektomi, endapan lemak (ateroma) di dalam arteri dibuang. Pembedahan ini memiliki resiko terjadinya stroke sebesar 2%. Pada sumbatan kecil yang tidak menimbulkan gejala sebaiknya tidak dilakukan pembedahan, karena resiko pembedahan tampaknya lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai