Anda di halaman 1dari 29

Referat

Pembimbing:
dr. H. Achmad Junaidi, Sp.S

Oleh:
Mathius Karina, S.Ked 04084821719120
Pendahuluan
 CVD atau stroke penyebab kematian ketiga
terbesar
 Insiden 51,6/100.000, kematian 15,9% (usia 45-
55 tahun), 26,8% (usia 55-64 tahun), dan 23,5%
(usia >65 tahun)
 Area otak kehilangan suplai darah, yang
dikendalikan berhenti bekerja
 TIA : Jika suplai darah dapat dipulihkan, dapat
berfungsi kembali
 serangan stroke sementara atau mini stoke
 1 dari 100 orang dewasa minimal 1x pernah TIA
 1/10 stroke dalam 3,5 bulan
 35-60% stroke dalam 5 tahun
 A. Karotis Interna
 A.C. Anterior
 A.C. Media

 A. Vertebralis
 A. Basilaris
○ A. Cerebellar: superior & anterior inferior
 A.C. Posterior
Definisi
 gangguan fungsi otak akibat
penyumbatan aliran darah ke otak yang
bersifat sementara
 hilangnya fungsi SSP fokal secara cepat
yang berlangsung <24 jam, dan diduga
diakibatkan oleh mekanisme vaskular
emboli, thrombosis, atau hemodinamik
Epidemiologi
 Insiden: pertambahan usia, etnik dan ras
 200.000-500.000/tahun di Amerika Serikat
 IGD: 1,1 per 1.000, 0,3% dari total kunjungan
 15% stroke didahului oleh TIA
 Sekitar 0,42/1000 penduduk di negara-negara
maju
 150.000 pasien/tahun di Inggris
 1-3 /100.000 <35 tahun, 1.500 /100.000 >85
tahun
 Pria (101 /100.000) > perempuan (70 /100.000)
 7-40% pasien stroke ada riwayat TIA
sebelumnya
Etiologi
 Tromboemboli dari atheroma pembuluh
darah leher
 Penyebab lain: lipohialinosis pembuluh
darah kecil intrakranial dan emboli
kardiogenik
 Lebih jarang: vaskulitis atau kelainan
hematologis.
Faktor Resiko
 Dapat dimodifikasi  Tidak dapat
 Hipertensi dimodifikasi
 Merokok  Jenis Kelamin
 Penyakit Jantung dan  Usia
Aritmia  Genetik
 Konsumsi Alkohol  Ras
 Diabetes mellitus
Patofisiologi
 Aterotrombosis: serangan iskemik yang mendahului stroke
namun menghilang sepenuhnya, tanpa meninggalkan gejala
sisa ataupun gambaran radiologis berupa infark
 Stenosis karotis: kurang adekuatnya perfusi ke otak
 plak aterosklerotik, mikroembolus plak aterosklerotik, atau
menurunnya curah jantung
 Gangguan sistem karotis: kebutaan satu mata dengan atau
tanpa kelemahan atau baal kontralateral
 Meredup atau hilangnya penglihatan secara transien pada
satu mata (amaurosis fugaks):
 terhentinya aliran darah melalui arteri oftalmika
 Tanda utama keterlibatan sistem vertebrobasilar
 kelemahan bilateral, gangguan penglihatan, pusing bergoyang,
sering jatuh mendadak, rasa baal
 Semakin sering frekuensi TIA, semakin besar probabilitas
terjadinya stroke di kemudian hari
• subclavian steal syndrome
Manifestasi Klinis
 Terjadi secara tiba-tiba, berlangsung 2-30
menit, berupa defisit neurologis jelas seperti
kelumpuhan
 Gejala juga dapat ditemukan pada Stroke
namun
 TIA lebih bersifat sementara dan reversible
 TIA cenderung kambuh
○ beberapa kali dalam 1 hari
○ 2-3 kali dalam beberapa tahun
 A. Karotis: terjadi kebutaan pada salah satu
mata atau kelainan rasa dan kelemahan
 A. Vertebralis: terjadi pusing, penglihatan ganda
dan kelemahan menyeluruh
 Gejala lain yang ditemukan :
 Hemihipestesia
 Hemiparese
 Hemianopsia atau pendengaran
 Diplopia
 Sakit kepala
 Bicara tidak jelas
 Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang
tepat
 Tidak mampu mengenali bagian tubuh
 Ketidakseimbangan dan terjatuh
 Drop attack: orang yang terkena jatuh tiba-
tiba tanpa peringatan
 Amaurosis Fugax: tiba-tiba kehilangan
penglihatan di sebelah mata
Diagnosis
 Anamnesis
 Tanda khas hilangnya fungsi fokal SSP secara mendadak
 Gejala sepeti pingsan, bingung, dan pusing tidak cukup
untuk menegakkan diagnosis
 Berlangsung selama beberapa menit saja, jarang berjam-
jam
 Daerah arteri yang terkena menentukan gejala:
○ TIA karotis: kelemahan satu sisi tubuh, hilangnya sensasi
hemisensorik, disfasia, dan kebutaan monocular (amaurosis
fugax)
○ TIA vertebrobasillar: paresis atau hilangnya sensasi bilateral
atau alternatif, kebutaan mendadak bilateral (pada pasien usia
lanjut), diplopia, ataksia, vertigo, disfagia, setidaknya dua dari
tiga gejala ini terjadi secara bersamaan
 Pemeriksaan Fisik
 Gejala spesifik lokasi lesi
 Emboli kolesterol dapat terlihat melalui
funduskopi pada pasien amaurosis fugax
 Bruit karotis dan mempunyai hubungan tertentu
bila terdapat pada lesi TIA
 Murmur dan aritmia jantung menunjukkan
kemungkinan penyebab emboli kardiak
 Penyebab TIA vertebrobasilar yang jarang adalah
‘subclavian steal syndrome’
 Pemeriksaan Penunjang: untuk mendeteksi
penyebab
 rontgen toraks dan ekokardiogram jika diduga terdapat
emboli kardiogenik
 CT scan kranial mendeteksi penyakit serebrovaskular yang
telah ada sebelumnya, dan menyingkarkan kemungkinan lesi
structural seperti tumor yang menunjukkan gejala seperti TIA
 USG karotis atau angiografi mendeteksi stenosis karotis
pada pasien TIA dengan lokasi lesi karotis
 kultur darah jika terdapat dugaan endokarditis infektif
 Bruit: stetoskop di arteri karotis interna (di leher)
 USG color doppler dari arteri karotis interna dan arteri
vertebralis
 magnetik resonance angiography dan angiografi serebral
 CT scan dan MRI, tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi TIA karena biasanya tidak menyebabkan
kerusakan otak
 MRI khusus, MRI difusi: mengidentifikasi daerah abnormal
jaringan otak yang disfungsi sementara tetapi tidak mati
Diagnosis Banding

TIA Stroke
Onset Mendadak Mendadak
Durasi < 24 jam > 24 jam
CT-scan atau MRI Tidak ada perubahan Hipodens/Hiperdens
Tatalaksana
 Mencegah stroke
 Mengurangi faktor-faktor resiko stroke seperti tekanan
darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok dan
diabetes
 Obat-obatan seperti aspirin, bisulfate clopidogrel atau
aspirin dipyridamole ER (Aggrenox) untuk mengurangi
pembentukan bekuan darah
 Luasnya penyumbatan pada arteri karotis menentukan
pengobatan
○ >70% pembuluh darah yang tersumbat dan penderita
memiliki gejala menyerupai stroke selama 6 bulan terakhir,
maka perlu dilakukan pembedahan untuk mencegah stroke
○ Pada sumbatan kecil pembedahan dilakukan jika TIA lebih
lanjut atau stroke.
 Endarterektomi: endapan lemak (ateroma) di
dalam arteri dibuang
 Risiko operasi meningkat jika terjadi stroke
sebelumnya, tekanan darah lebih dari 180, usia
lebih dari 75 tahun, riwayat penyakit pembuluh
darah perifer dan lesi pembuluh darah
Pencegahan
 Berhenti merokok dan minum alkohol
 kurangi stress
 hindari kegemukan
 kurangi konsumsi garam berlebihan
 mengkonsumsi obat antihipertensi pada penderita
hipertensi
 mengkonsumsi obat hipoglikemik pada penderita
diabetes
 diet rendah lemak dan mengkonsumsi obat
antidislipidemia pada penderita dislipidemia
 mengendalikan penyakit jantung (misalnya fibrilasi
atrium, infark miokard akut, penyakit jantung
reumatik), dan penyakit vascular aterosklerotik
lainnya
 Modifikasi gaya hidup dengan berolah raga
secara teratur, konsumsi gizi yang seimbang
seperti, sayuran, buah-buahan, serealia dan
susu rendah lemak serta minimalkan junk
food

 Sosialisasi TIA melalui selebaran atau poster


dan promosi program pendidikan kesehatan
dengan memberikan informasi melalui
seminar, media cetak, media elektronik dan
billboard
Prognosis
 Sekitar 40% pasien TIA akan mengalami
stroke
 Hampir ½ dari semua stroke terjadi 2 hari
pertama post TIA
 2 hari setelah TIA, 5% mengalami stroke
 3 bulan setelah TIA, 10-15% mengalami stroke
 TIA: gangguan fungsi otak akibat berkurangnya aliran darah
otak untuk sementara waktu (<24 jam)
 Resiko meningkat pada: hipertensi, hiperkolesterol,
aterosklerosis, penyakit jantung (kelainan katup atau irama
jantung), diabetes, merokok, riwayat stroke dan usia (pria >45
tahun dan perempuan >55 tahun)
 Gejala: hemihipestesia, hemiparese, hilangnya sebagian
penglihatan atau pendengaran, diplopia dan sakit kepala
 Diagnosis: anamnesis yang lengkap, skrining ultrasonik dan
teknik Doppler, angiografi serebral dan pemeriksaan darah
lengkap
 Penatalaksanaan obat-obatan seperti aspirin, bisulfate
clopidogrel atau aspirin dipyridamole ER untuk mengurangi
kecenderungan pembentukan bekuan darah
 Pencegahan dengan mengurangi faktor resiko, modifikasi gaya
hidup sehat dan mengikuti serta berperan aktif dalam
sosialisasi TIA
 TIA dapat menyebabkan stroke jika pengobatan dan
pencegahan tidak adekuat

Anda mungkin juga menyukai