Anda di halaman 1dari 4

Penyuluhan Kabut Asap Palembang

1. Latar Belakang

Kebakaran hutan berdampak besar bagi kehidupan manusia. Sebagian besar


dampak tersebut bersifat merugikan. Dari segi kesehatan, asap yang ditimbulkan oleh
kebakaran hutan berdampak langsung pada kesehatan, khususnya gangguan saluran
pernapasan. Asap mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang menggangu
pernapasan seperti seperti sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO),
formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida (NOx) dan ozon (O3).Material tersebut
memicu dampak buruk yang nyata pada manula, bayi dan pengidap penyakit paru.
Meskipun tidak dipungkiri dampak tersebut bisa mengenai orang sehat.
Ribuan orang dilaporkan terkena infeksi saluran pernafasan (ISPA) atas sejak
kabut asap menggelayut di langit Sumatera. ISPA sejatinya disebabkan oleh infeksi
virus, bukan oleh kabut asap. Tapi polusi udara yang parah, ditambah dengan
melemahnya sistem kekebalan tubuh bisa mengakibatkan gangguan pernafasan atau
dengan kata lain mempermudah terjadinya ISPA. Kemampuan paru dan saluran
pernapasan mengatasi infeksi berkurang sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi
infeksi.ISPA selama ini banyak menjangkiti anak-anak dan kaum lansia.
Selain genetik, penyakit Asma juga disebabkan oleh buruknya kualitas udara.
Kabut asap yang saat ini merajalela membawa partikel berukuran kecil yang masuk
melalui saluran pernafasan dan menyebabkan gangguan layaknya asap rokok.
Penduduk yang mengidap Asma, terutama anak-anak, adalah kelompok masyarakat
yang paling rentan terhadap ancaman kabut asap.
PPOK menggabungkan berbagai penyakit pernafasan semisal Bronkitis.
Menurut Yayasan Paru-paru Kanada, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan
bisa berakibat fatal pada penderita PPOK, karena mengurangi/memperburuk kinerja
paru-paru. Semakin lama pasien terpapar kabut asap, semakin besar juga risiko
kematiannya.
Dalam bentuk yang paling ringan, paparan kabut asap bisa menyebabkan
iritasi pada mata, tenggorokan, hidung serta menyebabkan sakit kepala atau alergi.
Asosiasi Paru-paru Kanada mengingatkan, masker wajah tidak melindungi tubuh dari
partikel ekstra kecil yang dibawa kabut asap.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi


SMB II menyebutkan, kabut asap yang menyelimuti kota Palembang pada hari Senin,
14 Oktober 2019 merupakan kabut asap terekstrem sepanjang kemarau. Penyebabnya,
angin permukaan umumnya dari arah Timur-Tenggara dengan kecepatan 5-20 knot
(9-37Km/perjam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat kebakaran hutan dan
lahan ke wilayah kota Palembang. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan untuk
melindungi diri dari bencana kabut asap.

2. Rumusan Masalah
Apakah penyuluhan kabut asap pada pengunjung Puskesmas Kampus dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk melindungi diri dari bencana kabut
asap?

3. Perencanaan
Strategi yang akan dilakukan adalah:
 Penyuluhan kabut asap
 Memperagakan cara penggunaan masker
 Post test (tanya jawab)
 Pembagian masker gratis

4. Pelaksanaan
Pada tanggal 15 Oktober 2019 pukul 09.00, di Puskesmas Kampus Palembang,
dilaksanakan penyuluhan pada pengunjung puskesmas. Kegiatan yang telah
dilaksanakan adalah:
 Pemaparan materi bencana kabut asap. Materi yang dipaparkan adalah
o Penyebab kabut asap
o Tingkat ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) dan dampaknya
terhadap kesehatan
o Masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh kabut asap, yaitu infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA), asma, penyakit paru obstruktif kronik,
dan iritasi mata
o Mengenali gejala ISPA, yaitu batuk, hidung berair atau tersumbat,
sakit tenggorokan, sesak napas, demam, sakit kepala, hingga badan
terasa pegal.

o Upaya melindungi diri dari bencana asap, yaitu


 menghindari atau mengurangi aktivitas di luar rumah/gedung
terutama bagi yang mengalami gangguan pernapasan
 jika terpaksa keluar rumah/gedung sebaiknya menggunakan
masker
 minum air putih lebih banyak dan kebih sering
 selalu menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS)
 Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke rumah/gedung
 Penampungan air minum dan makanan harus terlindung
dengan baik
 Mencuci buah dan sayur sebelum dikonsumsi
 Memperagakan cara penggunaan masker yang baik dan benar
 Praktik pengukuran tinggi/panjang dan berat badan balita dr. Diah
 Post test (tanya jawab)
o Menanyakan 10 pertanyaan terkait materi dan peragaan yang telah
dilakukan
 Pembagian masker gratis
5. Monitoring
Indikator output yang dipantau dari kegiatan penyuluhan kabut asap ini adalah
berdasarkan post test yang ditanyakan pada pengunjung puskesmas. Lebih dari 90%
pengunjung dapat menjawab lebih dari 80% pertanyaan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai