Anda di halaman 1dari 42

Airway Management

Area kompetensi
- Memiliki pengetahuan anatomi, fisiologi, patofisiologi
jalan nafas
- Melatih kemampuan mengevaluasi dan menilai tingkat
kesulitan yang akan dihadapi untuk melakukan ventilasi
dan intubasi
- Melatih kemampuan untuk melakukan tindakan
pengamanan jalan nafas (ventilasi, intubasi, dll)
- Melatih kemampuan untuk mengatasi kedaruratan dan
komplikasi penanganan difficult airway
- Melatih kemampuan melakukan ekstubasi yang mulus
Learning Outcome
Kognitif :
1. Mampu menjelaskan anatomi, fisiologi, patofisiologi
jalan nafas
2. Mampu mendapatkan hal penting dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dalam
mengevaluasi kondisi jalan nafas dan tingkat
kesulitannya
3. Mampu menjelaskan perbedaan dan cara
menggunakan bermacam jenis dan ukuran facemask,
ETT, LMA (classic, proseal, fastrach, C-trach), stylets
laringoskop biasa, glidescope, fiberoptic bronchoscope
Kognitif
4. Mampu menjelaskan cara mengatasi kedaruratan dan
komplikasi jalan nafas seperti spasme laring, spasme
bronkus, edema glotis dan trakea
5. Mampu menjelaskan cara melakukan pengamanan jalan
nafas yang sulit seperti obstruksi jalan nafas karena
tumor, trauma maupun kelainan kongenital
6. Mampu menjelaskan cara melakukan krikotirotomi,
trakeostomi perkutaneus maupun yang biasa, retrograde
technique
7. Mampu menjelaskan difficulty airway algorithm
Psikomotor
1. Mampu melakukan semua tindakan yang disebutkan
dalam sasaran kognitif
2. Mampu mengevaluasi jalan nafas yang normal dan
abnormal secara klinis dan radiologis
3. Mampu melakukan ventilasi pada kondisi jalan nafas
normal maupun abnormal, menggunakan sungkup
muka, bag dan oral airway yang sesuai
4. Mampu melakukan intubasi menggunakan laringoskop
classic maupun glidescope, ETT, LMA (classic,
proseal, fastrach, C-trach), fibreoptic bronchoscope
Psikomotor
5. Mampu melakukan rapid sequence dan awake
intubation
6. Mampu melakukan nasal dan blind nasal intubation
7. Mampu mengatasi kedaruratan dan komplikasi jalan
nafas seperti spasme laring, spasme bronkus, edema
glotis dan trakea
8. Mampu melakukan pengamanan jalan nafas yang sulit
seperti obstruksi jalan nafas karena tumor, trauma
maupun kelainan kongenital
9. Mampu melakukan krikotirotomi, surgical maupun
percutaneus trakeostomi, retrograde technique
.
Psikomotor
10. Mampu menginterpretasi hasil analisa gas darah dan
spirometri untuk menentukan derajat gangguan jalan
nafas
Komunikasi dan ketrampilan interpersonal
1. Melakukan diskusi, konsultasi dan koordinasi dengan
dokter ahli departemen lain terutama untuk kasus sulit
dan bermasalah
2. Mengumpulkan data dan literature mengenai
pentalaksanaan jalan nafas terutama untuk kasus sulit
dan bermasalah
3. Melakukan informed consent yang adekuat secara
lisan maupun tertulis
4. Mendiskusikan perlu tidaknya perawatan intensif
pasca tindakan
Profesionalisme
1. Bekerja sesuai standar prosedur yang berlaku
2. Melakukan persiapan matang dalam melakukan
tindakan, mengantisipasi kesulitan dan masalah yang
dapat timbul
3. Menjaga kondisi pasien dengan seksama selama dan
sesudah tindakan
4. Mampu memberikan keyakinan dan mendapatkan
kepercayaan dari pihak pasien maupun rekan sejawat
yang bersangkutan
Pengetahuan Dasar
1. Indikasi intubasi
2. The Emergency Airway Algorithms
3. Identifikasi the Difficult and Failed Airway
4. Ventilasi dgn Bag/Mask dan Intubasi
Endotracheal/Double lumen
5. Intubasi Rapid Sequence
6. Intubasi Awake (sedasi dan anestesi)
7. Tehnik Intubasi Nasal dan Blind Intubation
8. Laryngeal Mask Airways (classics, Proseal,
Fastrach, C-trach)

Pengetahuan Dasar
9. Alat daerah Supraglottic (combitube, COPA, LT airway,
PAXpress)
10. Intubasi dengan Stylets (intubation bougie, optical
stylets, lightwands, trachlight)
11. Flexible Fiberoptic Intubation
12. Video laryngoscopy (Glidescope)
13. Tehnik Surgical Airway
14. Farmakologi obat-obatan untuk Airway Management
15. Penatalaksanaan jalan nafas Pediatrik
16. Penatalaksanaan jalan nafas pasien trauma, wanita
hamil dan Morbidly Obese
Agenda

1. Kuliah
2. Simulasi kasus dan diskusi
3. Pemutaran video
4. Simulator (boneka, pasien,cadaver)
5. Skill Station dalam 8 kelompok kecil

Kursus dalam 2 hari
Sarana
- Boneka intubasi, boneka krikotirotomi dan trakeostomi
- Ambu bag, oral airway, sungkup muka, spuit cuff ,
stylets, ETT/ double lumen ETT,
- Laringoskop classic (machintosh, miller)
- LMA (Classic, proseal, fastrach, C-trach),
- Tube exchanger, bougies, stylets, lightwands,
- Combitube
- Flexible Fiberoptic Laryngoscope/bronchoscope, light
source
- Cricothyroid puncture kit, retrograde intubation kit,
tracheostomy kit
- Video laryngoscope (glidescope)
Sarana
- O2 saturation & CO2 detector
- Crichothyrotomy mannequin kit
- Pasien simulasi
- Video simulasi
- Tempat : Conference room, ruang kuliah,
kamar operasi, ICU, perpustakaan,
fasilitas internet

Buku acuan
- Clinical Anesthesia, GE Morgan, 4
th
ed, 2006
- Clinical Anesthesia, PG Barash, 4
th
ed, 2006
- Millers Anesthesia, RD Miller, 6
th
ed, 2005
- Manual of Emergency Airway Management, 2
nd
ed, 2004
- Atlas of Airway Management, Steven L. Orebaugh

Evaluasi
- Simulasi kasus
- Uji psikomotor
- Ujian tulis ( Pre test, post test)
Hari 1
- Pretest
- Kuliah :
Decision to intubate, Emergency Airway Algorithms,
Identification of the Difficult and Failed Airway
Rapid Sequence Intubation, Nasal and Blind Intubation
Techniques, Sedation and Anesthesia for Awake
Intubation
Pharmacology of Airway Management (premedication,
sedatives, induction and NMB agents)
- Video simulasi dan simulasi penggunaan:
LMA, supraglottic devices, trachlight, bougie, tube
exchanger
Hari 1
- Airway Clinical Session :
Diskusi kasus
Skill station :
intubasi rapid sequence , awake , nasal dan blind
intubation
Pelatihan menggunakan LMA (classic, proseal, fastrach,
C-trach), supraglottic devices, trachlight, tube exchanger,
bougie



Hari 2
- Kuliah :
Pediatric Airway Management (airway
techniques, difficult pediatric airway)
Trauma, Pregnant and Morbidly Obese Patient
Penggunaan C-trach, Glidescope
- Video simulasi
Flexible fiberoptic laryngobronchoscope, Video
laryngoscope (glidescope), Surgical airway
techniques (cricothyrotomi, tracheostomi,
retrograde)

Hari 2
- Airway Clinical Session :
Diskusi kasus
Skill Station :
Practice of using flexible fiberoptic laryngobronchoscope,
glidescope, cricothyrotomi, tracheostomy, retrograde

- Evaluasi :
Simulasi kasus, uji psikomotor, post test
Diskusi hasil evaluasi
Universal emergency
airway algorithm
Main emergency
airway algorithm
Crash airway algorithm
Difficult airway algorithm
Failed airway algorithm
Glide Scope
- Video laringoskopi sebagai alternatif untuk
kasus difficult airway management
- Light source dan kamera digital pada
blade laringoskop
- Ukuran : neonatal (3-10kg), pediatrik
(>10kg), adult (>15kg)
Cara Menggunakan
- Blade dimasukan sepanjang midline lidah
sampai ujungnya di valekula
- Valekula diangkat untuk mengangkat
epiglotis
- Gambar epiglotis dan glotis dapat terlihat
di monitor
- ETT dan stylet dimasukkan dengan sudut
angulasi 60
Masalah
- Laring anterior
- Saat memasukkan ETT
- Visualisasi laring
Pemakaian Glide Scope
- Intubasi ETT rutin
- Intubasi Difficult Airway:
intubasi awake
Sulit intubasi tapi masih dapat ventilasi


Keuntungan Glide Scope
- Dapat dipakai berulang
- Visualisasi lebih lebar
- Lensa anti kabut
- Pasien tidak perlu ekstensi
- Sterilisasi 5 menit
- Rekaman tindakan
- Mudah dibawa kemana-mana
Keuntungan Glide Scope
- Trauma lebih kecil
- Gejolak hemodinamik dapat dicegah
- Pergerakan cervikal lebih sedikit
- Dapat dipakai untuk pemasangan NGT,
TEE, ETT doublelumen
Kerugian
- Buka mulut > 15 mm
LMA C-trach
- Keuntungan :
Menentukan axis sebelum melakukan intubasi
Trauma lebih kecil
Dapat memberikan ventilasi dan oksigenisasi
selama tindakan
- Kekurangan :
Buka mulut >15mm
Manuver Pemasangan
- Manuver Up-down
- Jaw thrust
- Chandy maneuver :
dorong LMA sedikit, lalu rotasi sedikit
secara sagital, saat memasukkan ETT
LMA sedikit diangkat keatas dengan
menggerakan handel
- Manuver Side to side
- Suctioning
Masalah
- Obstruksi epiglotis
- Pandangan tidak fokus

Anda mungkin juga menyukai