Anda di halaman 1dari 29

STRO

E
01
Definisi
Penyakit Stroke

MENURUT WHO :
Sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak
secara fokal maupun global yang dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24 jam,
tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskular

PRINSIPNYA :
Terjadi secara tiba – tiba karena gangguan pembuluh darah
otak (pendarahan atau iskemik), apabila disebabkan oleh
trauma maka tidak dimasukan ke dalam kategori stroke , tapi
apabila gangguan pembuluh darah otak disebabkan karena
hipertensi maka dapat disebut dengan stroke 02
Faktor Resiko D A PAT D I M O D I F I K A S I

Kondisi Medis

hipertensi diabetes peyakit jantung peningktan


melitus hematrokit
hiperurisemia disiplidemia Transient Ischemic Attack
(TIA)

03
LAKU
Merokok
Faktor Resiko D A PAT D I M O D I F I K A S I

Diet , Obesitas
TINGKAH

Kurang aktivitas fisik

Kontrasepsi hormonal / terapi hormon

Konsumsi alkohol berlebihan

Penyalaahgunaan obat ( kokain, heroin, amfetamin,


ekstasi )

04
Faktor Resiko
T I D A K D A PAT D I M O D I F I K A S I

Usia Jenis Kelamin Herediter Ras / Etnik Genetik

05
Klasifikasi Stroke
06
ISKEMIK
yaitu yang disebabkan oleh gumpalan di pembuluh darah di otak

Stroke iskemik diartikan sebagai episode disfungsi neurologis yang


disebabkan oleh fokal infark serebral, tulang belakang, atau retinal
dengan gejala yang menetap selama lebih dari 24 jam,sedangkan
serangan iskemik transien (TIA) didefinisikan sebagai “episode
neurologis sementara disfungsi otak fokal, sumsum tulang belakang atau
tanpa iskemia retina akut infark ”. TIA biasanya disebut sebagai stroke
ringan dengan gejalanya sementara (yaitu berlangsung dari menit ke jam
tetapi kurang dari 24 jam).

07
HEMORAGIK
yaitu yang disebabkan oleh pendarahan di otak

Perdarahan Subaraknoid (PSA)


meliputi sekitar 5% dari semua stroke.

PSA adalah hasil perdarahan dari otak pembuluh darah, aneurisma atau malformasi vaskular ke
dalam ruang subarachnoid, ruang tersebut mengelilingi otak di mana pembuluh darah terletak di
antara arachnoid dan pia mater. Pada PSA, pasien biasanya mengalami sakit kepala parah dan
muntah yang tiba-tiba muncul tanda neurologis non-fokal yang mungkin termasuk hilangnya
kesadaran dan leher kaku

Perdarahan Intraserebral (PIS)


meliputi sekitar 10% dari semua stroke

Stroke yang disebabkan oleh PIS didefinisikan sebagai “tanda klinis neurologis yang berkembang
pesat disfungsi yang disebabkan oleh pengumpulan darah di dalam parenkim otak atau sistem
ventrikel yang tidak disebabkan oleh trauma ”. PIS terjadi secara spontan atau ketika pembuluh
darah yang melemah di dalam otak pecah, memungkinkan darah bocor, meningkatkan tekanan
intrakranial, menyebabkan kerusakan sel-sel otak di sekitarnya darah. Pertumbuhan volume
hematoma dikaitkan dengan hasil fungsional yang lebih buruk dan peningkatan angka kematian
08
PATOFISIOLOGI

Stroke Iskemik

09
Stroke Hemoragik

10
11
Manifestasi
klinis

12
13
• Stroke Iskemik

14
• Stroke Hemoragik

Intracerebral hemorrhage Subarachnoid hemorrhage


• Mati rasa atau kelemahan di wajah, • Nyeri kepala mendadak dan sangat
lengan atau tungkai hebat (thunderclap headache)
• Kebingungan dan hilangnya • Mual dan muntah
kemampuan berbicara • Penglihatan kabur atau ganda
• Kesulitan melihat atau masalah • Mata yang peka terhadap cahaya
penglihatan lainnya karena gangguan
• Kantuk
pergerakan mata
• Ucapan cadel
• Kehilangan keseimbangan dan
kesulitan berjalan • Kelemahan di satu sisi tubuh
• Muntah • Kebingungan
• Kehilangan kesadaran dan, berpotensi • Kejang
koma • Hilang kesadaran

15
DIAGNOSA

1. ANAMNESIS
Pertanyaan yang perlu diajukan pada pasien :
- Bagaimana permulaan serangan
- Apa ada tanda defisit neurologi fokal
- Berapakali serangan telah dialami pasien
- Apa ada faktor risiko penyakit vaskular

16
2. PEMERIKSAAN KLINIS

Pemeriksaan Klinis
a) Pada pasien dapat ditemukan mengalami nyeri kepala, pusing, muntah, kejang,
penurunan kesaadaran, papilledema, ptosis, kelemahan dan kelelahan, perubahan status
mental, sinkop, perubahan gaya berjalan, dan hipertensi urgensi.

b) Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan ini termasuk evaluasi status mental, saraf kranial, sensasi, refleks tendon
dalam, refleks abnormal (seperti Babinski, Kaku kuduk, Kernig, Brudzinki), tonus dan
kekuatan otot, koordinasi, dan mobilitas fungsional (duduk, transfer, dan ambulasi).
pemeriksaan neurovascular seperti :
1. Palpasi dan auskultasi dari arteria atau cabang arteri karotis yang terletak dekat
permukaan.
2. Mendengar dan mencari bruit cranial atau servical.
3. Mengukur tekanan darah pada kedua lengan dalam posisi berbaring dan duduk.
4. Mengukur tekanan arteria optalmica, apakah menurun pada sisi infark.
5. Melihat dengan oftalmoskop ke retina terutama ke pembuluh darahnya.

17
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a) Gold standar : CT scan kepala dan MRI

b) Beberapa pemeriksaan penunjang lainnya : EKG, pemeriksaan kadar gula


darah, elektrolit serum dan faal ginjal, darah lengkap (hitung sel darah), Faal
hemostasis.

c) Apabila tidak terdapat CT scan/ MRI maka dapat menggunakan Skor Stroke
Siriraj
Skor Stroke Siriraj = [(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x
nyeri kepala) + (0,1 x tekanan darah diastolik) – (3 x tanda ateroma) - 12].
Skor < -1 menunjukkan kemungkinan stroke iskemik
Skor > 1 menunjukkan kemungkinan stroke hemoragik
Catatan : Derajat kesadaran : Sadar = 0
Mengantuk/stupor = 1
Semikoma/koma = 2
Muntah : Tidak = 0
Iya = 1
Nyeri kepala : Tidak = 0
Iya = 1
Tanda atheroma : Tidak = 0
Iya= 1

18
TATALAKSANA
Penatalaksanaan Di Ruang Gawat Darurat

Evaluasi Cepat & Diagnosis Terapi Umum

Anamnesis a. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan


b. Stabilisasi hemodinamik
c. Pemeriksaan awal fisik umum
d. Pengendalian peninggian tekanan intrakranial (TIK)
Pemeriksaan Fisik
e. Penanganan transformasi hemoragik
f. pengendalian kejang
g. Pengendalian suhu tubuh

Pemeriksaan Neurologis dan Skala Stroke h. Pemeriksaan penunjang

19
Penatalaksanaan Umum Di Ruang Rawat

Cairan

Nutrisi 

Pencegahan dan Penanganan Komplikasi 


a) Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut (aspirasi, malnutrisi, pneumonia, thrombosis vena dalam, emboli paru,
dekubitus, komplikasi ortopedi dan kontraktur)

b) Antibiotika atas indikasi dan usahakan sesuai tes kultur & sensitivitas kuman atau minimal terapi empiris sesuai pola kumanPencegahan
dekubitus dengan mobilisasi terbatas dan atau memakai kasur antidekubitus. 

c) Pencegahan thrombosis vena dalam dan emboli paru. 

d) Pada pasien beresiko thrombosis vena dalam, heparin subkutan 5000 IU dua kali sehari atau LMWH atau heparinoid perlu diberikan.
Antikoagulan, penggunaan stocking eksternal atau aspirin direkomendasikan untuk mencegah thrombosis vena dalam.

20
Penatalaksanaan Umum Di Ruang Rawat

Penatalaksanaan Medis Lain


a. Pemantauan kadar glukosa darah. Target yang harus dicapai adalah  normoglikemia.

b. Gelisah: terapi psikologi, minor dan mayor tranquilizer seperti benzodiazepine short acting atau propofol

c. Analgesik dan antimuntah sesuai indikasi.

d. H2 antagonis, apabila ada indikasi (perdarahan lambung). 

e. Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernafasan stabil. 

f. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten.  

g. Pemeriksaan penunjang lanjutan: pemerikssan laboratorium, MRI, Dupleks  Carotid Sonography, Transcranial Doppler, TTE, TEE, dan lain-
lain sesuai dengan  indikasi.

h. Rehabilitasi. 

i. Edukasi. 

j. Discharge planning (rencana pengelolaan pasien di luar rumah sakit). 

21
Ta t a l a k s a n a C e r e b r a l E d e m P a d a S t r o k e

• Restriksi cairan dan pemberian IV manitol atau larutan natrium hipertonik dapat digunakan untuk meningkatkan
osmolaritas serum pada edema serebral pada pasien dengan stroke iskemik akut.

• Mannitol adalah agen utama yang digunakan dengan dosis 0,25 hingga 1 g / kg berat badan

• Saline hipertonik tiga persen juga biasa digunakan untuk mengurangi edema serebral dan dapat diberikan sebagai
bolus 5 ml / kg atau infus kontinu

22
VA SK ULAR I SA SI
O TAK

Vaskularisasi Otak di bagi menjadi 2 jenis arteri yang sepasang


yaitu :
1. Arteri Carotis Interna
2. Arteri Vertebralis
23
Arteri Carotis Interna Arteri Vertebrobasilaris

Percabangan arteri vertebralis


1. A spinalis anterior
2. A spinalis posterior
Arteri Carotis Interna Memiliki Beberapa percabangan antara 3. A. serebellaris inferior posterior
lain :
Percabangan arteri Basilaris
1. Arteri Opthalmica
2. Arteri Communican Posterior 4. A serebellaris inferior anterior
3. Arteri Choroidea 5. A serebellaris superior
4. Arteri Cerebri Anterior 6. A serebri posterior
5. Arteri Cerebri Media
24
• Rehabilitasi ialah semua tindakan yang bertujuan
untuk mengurangi dampak disabilitas, agar

PROGR pasien dapat mempertahankan kemampuan


funsional untuk berinteraksi dan bekerja di
dalam masyarakat

AM • Proses pemulihan fungsional terjadi berdasarkan


pada proses reorganisasi atau plastisitas otak

REHAB melalui proses ubstitusi dan kompensasi

• Secara umum rehabilitasi pada stroke dibedakan

MEDIK dalam beberapa fase, yaitu stroke fase akut pada


2 minggu pertama pasca serangan, stroke fase
subakut diantara 2 minggu-6 bulan pascastroke,
dan stroke fase kronis diatas 6 bulan pasca stroke
EMAIL
hello@reallygreatsite.com

25
• Bergerak merupakan obat yang paling mujarab.

• Terapi latihan gerak yang diberikan sebaiknya adalah


gerak fungsional daripada gerak tanpa ada tujuan
Prinsip
Rehabilitasi
tertentu.

• Sedapat mungkin bantu dan arahkan pasien untuk


melakukan gerak fungsional yang normal, jangan
biarkan menggunakan gerak abnormal.
Stroke
• Gerak fungsional dapat dilatih apabila stabilitas
batang tubuh sudah tercapai, yaitu dalam posisi duduk
dan berdiri.

• Persiapkan pasien dalam kondisi prima untuk


melakukan terapi latihan

• Hasil terapi latihan yang diharapkan akan optimal bila


ditunjang oleh kemampuan fungsi kognitif, persepsi
dan semua modalitas sensoris yang utuh 26
Pathogenesis
Aterosklerosis
1. Cedera dinding pembuluh darah.

2.LDL masuk ke tunika intima dan teroksidasi.

3. Produksi sel-sel adesi dan menangkap monosit dan


sel T. kemudian monosit tersebut melewati endotel
memasuki lapisan intima dinding pembuluh dan
berdiferensiasi menjadi makrofag.

4. Makrofag memfagosit LDL teroksidasi. Makrofag


membesar disebut sel busa (foam cell), menumpuk di
bawah dinding pembuluh darah dan membentuk fatty
streak.

5. Foam cell memproduksi sitokinin dan growth factor

27
Pathogenesis
Aterosklerosis
6. Terbentuk ateroma, yaitu tumor jinak (nonkanker) sel otot polos di
dalam dinding pembuluh darah.

7. Inti lemak dan ateroma yang menutupinya membentuk plak matang

8. Plak secara progresif menonjol ke dalam lumen pembuluh.

9. LDL teroksidasi menghambat pelepasan nitrat, sehingga pembuluh


darah tidak mudah bedilatasi.

10. Plak yang menebal mengakibatkan degenerasi dinding pembuluh


darah di sekitar plak.

11. Pada tahap lanjut penyakit, Kalsium sering mengendap di plak.


Pembuluh yang terkena menjadi keras dan tidak mudah mengembang

28
thank you
29

Anda mungkin juga menyukai