No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Adrianus Kusmiran
UPTD PUSKESMAS
KEMANGAI NIP. 19770330 199602 1 001
Stroke adalah defisit neurologis fokal (atau global) yang terjadi mendadak,
berlangsung lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.
Faktor resiko stroke:
Non Modifiable Non Modifiable Potentially modifiable,
less well-documented
Umur Hipertensi Migren dengan aura
Jenis kelamin Merokok Sindroma metabolik
Berat badan lahir Diabetes Alkohol
rendah Dislipidemia Salah guna obat
Ras Fibrilasi Atrial Gangguan nafas (sleep-
Riwayat keluarga Stenosis karotis disordered breathing)
stroke/TIA asimtomatik Hiperhomosisteinemia
Penyakit sel sickle Hiperlipoprotein-a
Terapi hormon pasca Lp(a)
menopause Hiperkoagulabilitas
Kontrasepsi oral Inflamasi dan infeksi
1. Pengertian Diet/nutrisi
Inaktivitas fisik
Obesitas
Penyakit kardiovaskuler
Stroke dibedakan menjadi:
1) Stroke hemoragik yaitu kondisi pecahnya salah satu arteri dalam otak yang
memicu perdarahan di sekitar organ tersebut sehingga aliran darah pada
sebagian otak berkurang atau terputus
2) Stroke iskemik yaitu kondisi dimana arteri yang mengangkut oksigen dan
nutrien ke otak tersumbat oleh trombus ataupun emboli.
Untuk membedakan stroke iskemik atau hemoragik dapat menggunakan skor
Siriraj.
Skor Siriraj= (2,5xkesadaran) + (2xmuntah) + (2xsakit kepala) + (0,1xtekanan
darah diastolik) – (3xatheroma marker) – 12
• Derajat kesadaran: Sadar penuh = 0, Somnolen = 1, Koma = 2
• Nyeri kepala: Tidak ada = 0, Ada = 1
• Vomitus: Tidak ada = 0, Ada = 1
• Atheroma marker : Tidak ada penyakit jantung, DM, claudicatio intermiten =
0, Ada = 1
Dengan hasil sebagai berikut:
• SS > 1 = Stroke Hemoragik
• -1 > SS > 1 = Perlu pemeriksaan penunjang (Ct- Scan)
• SS < -1 = Stroke Non Hemoragik
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam diagnosis dan tatalaksana
2. Tujuan
pasien stroke
3. Kebijakan
gejala awal
Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai
Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai
Gangguan bicara
Gangguan berbahasa
Gejala neurologik lainnya
waktu awitan
Faktor risiko
6. Bagan alir
Petugas menegakkan diagnosis
Terapi umum
Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan
O2 jika saturasi O2 <95%
Stabilisasi Hemodinamik
Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena
Dapat diberikan antihipertensi
Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial (TIK)
Tinggikan posisi kepala 20° - 30° dengan menghindari hiperekstensi, fleksi
leher
Atasi hipertermi dengan antipiretik dan cari penyebabnya
Osmoterapi atas indikasi: manitol, furosemid
Antibiotik profilaksis dapat diberikan untuk menurunkan risiko infeksi pada
pasien stroke.
Terapi khusus
Aspirin dengan dosis awal 325 mg dlam 24 sampai 48 jam setelah awitan stroke
dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut
1. UGD
7. Unit terkait 2. Poli Umum
3. Rawat Inap