No. Revisi : 00
Halaman : 1/5
1.Pengertian Stroke adalah deficit neurologis fokal (atau global) yang terjadi mendadak,
berlangsung lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan stroke
3.Kebijakan SK Kapus NO :
4.Referensi KMK 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP
5.Prosedur Alat : stetoskop, tensimeter, alat pemeriksaan neurologis., senter, infus set,
oksigen.
Bahan : cairan intravena,
6.Langkah- langkah 1. Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan:
Gejala awal serangan stroke terjadi mendadak (tiba-tiba), yang sering dijumpai
Adalah :
1. Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai
(hemiparesis, hemiplegi)
2. Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai
(hemihipestesi, hemianesthesi)
3. Gangguan bicara (disartria)
4. Gangguan berbahasa (afasia)
5. Gejala neurologik lainnya seperti jalan sempoyongan (ataksia), rasa berputar
(vertigo), kesulitan menelan (disfagia), melihat ganda (diplopia), penyempitan
lapang penglihatan (hemianopsia, kwadran-anopsia)
Catatan:
Kebanyakan penderita stroke mengalami lebih dari satu macam gejala diatas.
Pada beberapa penderita dapat pula dijumpai nyeri kepala, mual, muntah,
penurunan kesadaran, dan kejang pada saat terjadi serangan stroke.
Seperti halnya TIA, pada stroke diperlukan anamnesis yang teliti tentang faktor
risiko TIA/stroke.
2. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat mempermudah terjadinya serangan stroke,
misalnya usia tua, jenis kelamin (laki-laki), berat badan lahir rendah, faktor
herediter (familial), ras (etnik), memang tidak bisa dihindari atau diubah (non
modifiable risk factors). Sedangkan faktor risiko lainnya mungkin masih bisa
dihindari, diobati atau diperbaiki (modifiable risk factors).
1/1
Faktor risiko stroke
Potentially modifiable, less
Non Modifiable Modifiable,well documented well-documented
Umur Hipertensi Migren dengan aura
Jenis Merokok Sindroma metabolik
kelamin Diabetes Alkohol
Berat badan Dislipidemia Salah guna obat
lahir rendah Fibrilasi Atrial Gangguan nafas (sleep-
Ras Stenosis karotis asimtomatik disordered breathing)
Riwayat Penyakit sel sickle Hiperhomosisteinemia
keluarga Terapi hormone pasca Hiperlipoprotein-a Lp(a)
stroke/TIA menopause Hiperkoagulabilitas
Kontrasepsi oral Inflamasi dan infeksi
Diet/nutrisi
Inaktivitas fisik
Obesitas
Penyakit kardiovaskuler
(penyakit jantung koroner,
penyakit pembuluh darah tepi
1/2
Skor ROSIER untuk stroke
Yes No
Stroke is unlikely but non completely excluded if total score are < 0
Klasifikasi
Stroke dibedakan menjadi:
1. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran, tekanan darah tinggi.
2. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran dan tekanan darah tidak tinggi.
- Diagnosis Banding
Membedakan stroke iskemik dan stroke hemoragik sangat penting untuk
penatalaksanaan pasien.
5. Komplikasi
Komplikasi stroke yang harus diwaspadai karena dapat mengakibatkan kematian
dan kecacatan adalah komplikasi medis, antara lain komplikasi pada jantung,
paru (pneumonia), perdarahan saluran cerna, infeksi saluran kemih, dekubitus,
trombosis vena dalam, dan sepsis. Sedangkan komplikasi neurologis terutama
adalah edema otak dan peningkatan tekanan intrakranial, kejang, serta
transformasi perdarahan pada infark.
Pada umumnya, angka kematian dan kecacatan semakin tinggi, jika pasien
datang terlambat (melewati therapeutic window) dan tidak ditangani dengan
cepat dan tepat di rumah sakit yang mempunyai fasilitas pelayanan stroke akut.
1/3
d. Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau TIA.
Intensitas sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang cukup
berarti hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung 1-3 kali
perminggu.
2. Mengontrol faktor risiko
a. Tekanan darah
b. Gula darah pada pasien DM
c. Kolesterol
d. Trigliserida
e. Jantung
3. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat antiplatelet:
asetosal, klopidogrel
1/4
9. Kriteria Rujukan
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara klinis dan diberikan
penanganan awal, segera mungkin harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf, terkait dengan angka kecacatan
dan kematian yang tinggi.
Dalam hal ini, perhatian terhadap therapeutic window untuk penatalaksanaan
stroke akut sangat diutamakan.
10. Prognosis
Prognosis adalah dubia, tergantung luas dan letak lesi. Untuk stroke hemoragik
sebagian besar dubia ad malam. Penanganan yg lambat berakibat angka
kecacatan dan kematian tinggi.
7.Unit terkait - Poli Umum
- Pustu
- Poskesdes
10.Rekaman Historis
Perubahan
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
1/5