Anda di halaman 1dari 5

PENANGANAN STROKE

No. Dokumen : 440/ /14/UKP/ /2017

No. Revisi : 00

SOP Tanggal Terbit :

Halaman : 1/5

UPT. PUSKESMAS dr. Sisca Lorenta


ONAN GANJANG NIP. 19780329200804 2001

1.Pengertian Stroke adalah deficit neurologis fokal (atau global) yang terjadi mendadak,
berlangsung lebih dari 24 jam dan disebabkan oleh faktor vaskuler.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan stroke
3.Kebijakan SK Kapus NO :
4.Referensi KMK 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP
5.Prosedur Alat : stetoskop, tensimeter, alat pemeriksaan neurologis., senter, infus set,
oksigen.
Bahan : cairan intravena,
6.Langkah- langkah 1. Hasil Anamnesis(Subjective)
Keluhan:
Gejala awal serangan stroke terjadi mendadak (tiba-tiba), yang sering dijumpai
Adalah :
1. Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai
(hemiparesis, hemiplegi)
2. Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan, dan tungkai
(hemihipestesi, hemianesthesi)
3. Gangguan bicara (disartria)
4. Gangguan berbahasa (afasia)
5. Gejala neurologik lainnya seperti jalan sempoyongan (ataksia), rasa berputar
(vertigo), kesulitan menelan (disfagia), melihat ganda (diplopia), penyempitan
lapang penglihatan (hemianopsia, kwadran-anopsia)

Catatan:
Kebanyakan penderita stroke mengalami lebih dari satu macam gejala diatas.
Pada beberapa penderita dapat pula dijumpai nyeri kepala, mual, muntah,
penurunan kesadaran, dan kejang pada saat terjadi serangan stroke.

Untuk memudahkan pengenalan gejala stroke bagi masyarakat awam, digunakan


istilah FAST (Facial movement, Arm Movement, Speech, Time: acute onset).
Maksudnya, bila seseorang mengalami kelemahan otot wajah dan anggota gerak
satu sisi, serta gangguan bicara, yang terjadi mendadak, patut diduga mengalami
serangan stroke. Keadaan seperti itu memerlukan penanganan darurat agar tidak
mengakibatkan kematian dan kecacatan. Karena itu pasien harus segera dibawa
ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk penanganan tindakan darurat bagi
penderita stroke.

Seperti halnya TIA, pada stroke diperlukan anamnesis yang teliti tentang faktor
risiko TIA/stroke.

2. Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat mempermudah terjadinya serangan stroke,
misalnya usia tua, jenis kelamin (laki-laki), berat badan lahir rendah, faktor
herediter (familial), ras (etnik), memang tidak bisa dihindari atau diubah (non
modifiable risk factors). Sedangkan faktor risiko lainnya mungkin masih bisa
dihindari, diobati atau diperbaiki (modifiable risk factors).

1/1
Faktor risiko stroke
Potentially modifiable, less
Non Modifiable Modifiable,well documented well-documented
Umur Hipertensi Migren dengan aura
Jenis Merokok Sindroma metabolik
kelamin Diabetes Alkohol
Berat badan Dislipidemia Salah guna obat
lahir rendah Fibrilasi Atrial Gangguan nafas (sleep-
Ras Stenosis karotis asimtomatik disordered breathing)
Riwayat Penyakit sel sickle Hiperhomosisteinemia
keluarga Terapi hormone pasca Hiperlipoprotein-a Lp(a)
stroke/TIA menopause Hiperkoagulabilitas
Kontrasepsi oral Inflamasi dan infeksi
Diet/nutrisi
Inaktivitas fisik
Obesitas
Penyakit kardiovaskuler
(penyakit jantung koroner,
penyakit pembuluh darah tepi

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


1. Pemeriksaan tanda vital: pernapasan, nadi, suhu, tekanan darah harus diukur
kanan dan kiri
2. Pemeriksaaan jantung paru
3. Pemeriksaan bruitkarotis dan subklavia
4. Pemeriksaan abdomen
5. Pemeriksaan ekstremitas
6. Pemeriksaan neurologis
a. Kesadaran: tingkat kesadaran diukur dengan menggunakan
Glassgow Coma Scale (GCS)
b. Tanda rangsang meningeal: kaku kuduk, tanda Laseque, Kernig, dan
Brudzinski
c. Saraf kranialis: terutama Nn. VII, XII, IX/X,dan saraf kranialis lainnya
d. Motorik: kekuatan, tonus, refleks fisiologis, refleks patologis
e. Sensorik
f. Tanda serebelar: dismetria, disdiadokokinesia, ataksi, nistagmus
g. Pemeriksaan fungsi luhur, terutama fungsi kognitif (bahasa, memori dll)
h. Pada pasien dengan kesadaran menurun, perlu dilakukan

pemeriksaan refleks batang otak:


Pola pernafasan: Cheyne-Stokes, hiperventilasi neurogenik sentral, apneustik,
ataksik
Refleks cahaya (pupil)
Refleks kornea
Refleks muntah
Refleks okulo-sefalik (dolls eyes phenomenon)

4. Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis klinis
Diagnosis awal ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.Cara
skoring ROSIER (Recognition of Stroke in Emergency Room) dapat digunakan
pada stroke akut.

1/2
Skor ROSIER untuk stroke

Yes No

Loss of consciousness or syncope -1 0


Seizure -1 0
Asymetric facial weakness +1 0
Asymetric arm weakness +1 0
Asymetric leg weakness +1 0
Speech disturbances +1 0
Visual field defect +1 0

Total (-2 to +5)

Stroke is unlikely but non completely excluded if total score are < 0

Klasifikasi
Stroke dibedakan menjadi:
1. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran, tekanan darah tinggi.
2. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat, muntah,
penurunan kesadaran dan tekanan darah tidak tinggi.

- Diagnosis Banding
Membedakan stroke iskemik dan stroke hemoragik sangat penting untuk
penatalaksanaan pasien.

5. Komplikasi
Komplikasi stroke yang harus diwaspadai karena dapat mengakibatkan kematian
dan kecacatan adalah komplikasi medis, antara lain komplikasi pada jantung,
paru (pneumonia), perdarahan saluran cerna, infeksi saluran kemih, dekubitus,
trombosis vena dalam, dan sepsis. Sedangkan komplikasi neurologis terutama
adalah edema otak dan peningkatan tekanan intrakranial, kejang, serta
transformasi perdarahan pada infark.

Pada umumnya, angka kematian dan kecacatan semakin tinggi, jika pasien
datang terlambat (melewati therapeutic window) dan tidak ditangani dengan
cepat dan tepat di rumah sakit yang mempunyai fasilitas pelayanan stroke akut.

6. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Pertolongan pertama pada pasien stroke akut.
1. Menilai jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi
2. Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat
3. Memberikan oksigen bila diperlukan
4. Memposisikan badan dan kepala lebih tinggi (head-and-trunk up) 20-30
derajat
5. Memantau irama jantung
6. Memasang cairan infus salin normal atau ringer laktat (500 ml/12 jam)
7. Mengukur kadar gula darah (finger stick)
8. Memberikan Dekstrose 50% 25 gram intravena (bila hipoglikemia berat)
9. Menilai perkembangan gejala stroke selama perjalanan ke rumah sakit
layanan sekunder
10. Menenangkan penderita

7. Rencana Tindak Lanjut


1. Memodifikasi gaya hidup sehat
a. Memberi nasehat untuk tidak merokok atau menghindari lingkungan
perokok
b. Menghentikan atau mengurangi konsumsi alkohol
c. Mengurangi berat badan pada penderita stroke yang obes

1/3
d. Melakukan aktivitas fisik sedang pada pasien stroke iskemik atau TIA.
Intensitas sedang dapat didefinisikan sebagai aktivitas fisik yang cukup
berarti hingga berkeringat atau meningkatkan denyut jantung 1-3 kali
perminggu.
2. Mengontrol faktor risiko
a. Tekanan darah
b. Gula darah pada pasien DM
c. Kolesterol
d. Trigliserida
e. Jantung
3. Pada pasien stroke iskemik diberikan obat-obat antiplatelet:
asetosal, klopidogrel

8. Konseling dan Edukasi


1. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya agar tidak terjadi
kekambuhan atau serangan stroke ulang
2. Jika terjadi serangan stroke ulang, harus segera mendapat pertolongan segera
3. Mengawasi agar pasien teratur minum obat.
4. Membantu pasien menghindari faktor risiko.

Membedakan stroke iskemik dan stroke hemoragik


Gambaran Stroke Stroke Perdarahan Perdarahan
klinik Trombotik Embolik Intraserebral Subaraknoid

Serangan Saat Saat Saat melakukan Nyeri kepala


istirahat/tidur, aktivitas aktivitas sangat hebat,
malam sehari- mendadak,
Sering didului hari, tidak biasanya saat
TIA/SOS saat tidur aktivitas
Gangguan Fokal, sering Fokal, Fokal, sangat akut Defisit neurologik
fungsi otak memberat seringkali disertai tanda fokal jarang
(defisit secara gradual maksimal peningkatan dijumpai.
neurologik) saat tekanan intrakranial Dijumpai tanda
serangan (nyeri kepala, rangsangan
muntah, kesadaran selaput otak (kaku
kuduk)
menurun, kejang,
dll)

Tekanan Hipertensi Normotensi Hipertensi berat Hipertensi (jarang)


darah (sering) (sering) (sering)
Temuan Penyakit Aritmia Penyakit jantung Perdarahan
khusus jantung / jantung, hipertensif, subhyaloid/
lainnya pembuluh fibrilasi retinopati preretinal
darah arterio - atrial, hipertensif Perdarahan pada
sklerotik kelainan likuor
katup serebrospinal
jantung,
bising
karotis
atau
tanda
sumber
emboli
lain
CT scan Area hipodens Area Area hiperdens Area hiperdens di
kepala hipodens. intraserebral/intrav sisterna basalis
Pada entricular
infark
hemoragik,
tampak
pula area
hiperdens

1/4
9. Kriteria Rujukan
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara klinis dan diberikan
penanganan awal, segera mungkin harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
sekunder yang memiliki dokter spesialis saraf, terkait dengan angka kecacatan
dan kematian yang tinggi.
Dalam hal ini, perhatian terhadap therapeutic window untuk penatalaksanaan
stroke akut sangat diutamakan.

10. Prognosis
Prognosis adalah dubia, tergantung luas dan letak lesi. Untuk stroke hemoragik
sebagian besar dubia ad malam. Penanganan yg lambat berakibat angka
kecacatan dan kematian tinggi.
7.Unit terkait - Poli Umum
- Pustu
- Poskesdes

8.Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9.Dokumen Terkait Rekam Medis

10.Rekaman Historis
Perubahan
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

1/5

Anda mungkin juga menyukai