Catatan:
Kebanyakan penderita stroke mengalami lebih dari satu macam gejala diatas. Pada
beberapa penderita dapat pula dijumpai nyeri kepala, mual, muntah, penurunan kesadaran,
dan kejang pada saat terjadi serangan stroke.
Untuk memudahkan pengenalan gejala stroke bagi masyarakat awam, digunakan istilah
FAST (Facial movement, Arm Movement, Speech, Time: acute onset). Maksudnya, bila
seseorang mengalami kelemahan otot wajah dan anggota gerak satu sisi, serta gangguan
bicara, yang terjadi mendadak, patut diduga mengalami serangan stroke. Keadaan seperti itu
memerlukan penanganan darurat agar tidak mengakibatkan kematian dan kecacatan.
Karena itu pasien harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk
penanganan tindakan darurat bagi penderita stroke.
Seperti halnya TIA, pada stroke diperlukan anamnesis yang teliti tentang faktor risiko TIA/stroke.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat mempermudah terjadinya serangan stroke, misalnya usia tua, jenis
kelamin (laki-laki), berat badan lahir rendah, faktor herediter (familial), ras (etnik), memang tidak bisa
dihindari atau diubah (non modifiable risk factors). Sedangkan faktor risiko lainnya mungkin masih
bisa dihindari, diobati atau diperbaiki (modifiable risk factors).
Tabel Faktor risiko stroke
Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis klinis
Diagnosis awal ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Cara skoring ROSIER
(Recognition of Stroke in Emergency Room) dapat digunakan pada stroke akut.
Klasifikasi
Stroke dibedakan menjadi:
1. Stroke hemoragik biasanya disertai dengan sakit kepala hebat, muntah, penurunan
kesadaran, tekanan darah tinggi.
2. Stroke iskemik biasanya tidak disertai dengan sakit kepala hebat, muntah, penurunan
kesadaran dan tekanan darah tidak tinggi.
Diagnosis Banding
Membedakan stroke iskemik dan stroke hemoragik sangat penting untuk penatalaksanaan
pasien.
Komplikasi
Komplikasi stroke yang harus diwaspadai karena dapat mengakibatkan kematian dan
kecacatan adalah komplikasi medis, antara lain komplikasi pada jantung, paru (pneumonia),
perdarahan saluran cerna, infeksi saluran kemih, dekubitus, trombosis vena dalam, dan
sepsis. Sedangkan komplikasi neurologis terutama adalah edema otak dan peningkatan
tekanan intrakranial, kejang, serta transformasi perdarahan pada infark.
Pada umumnya, angka kematian dan kecacatan semakin tinggi, jika pasien datang terlambat
(melewati therapeutic window) dan tidak ditangani dengan cepat dan tepat di rumah sakit
yang mempunyai fasilitas pelayanan stroke akut.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Pertolongan pertama pada pasien stroke akut.
1. Menilai jalan nafas, pernafasan, dan sirkulasi
2. Menjaga jalan nafas agar tetap adekuat
3. Memberikan oksigen bila diperlukan
4. Memposisikan badan dan kepala lebih tinggi (head-and-trunk up) 20-30 derajat
5. Memantau irama jantung
6. Memasang cairan infus salin normal atau ringer laktat (500 ml/12 jam)
7. Mengukur kadar gula darah (finger stick)
8. Memberikan Dekstrose 50% 25 gram intravena (bila hipoglikemia berat)
9. Menilai perkembangan gejala stroke selama perjalanan ke rumah sakit layanan sekunder
10. Menenangkan penderita
Kriteria Rujukan
Semua pasien stroke setelah ditegakkan diagnosis secara klinis dan diberikan penanganan
awal, segera mungkin harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki
dokter spesialis saraf, terkait dengan angka kecacatan dan kematian yang tinggi. Dalam hal
ini, perhatian terhadap therapeutic window untuk penatalaksanaan stroke akut sangat
diutamakan.
Peralatan
1. Alat pemeriksaan neurologis.
2. Senter
3. Infus set.
4. Oksigen.
Prognosis
Prognosis adalah dubia, tergantung luas dan letak lesi. Untuk stroke hemoragik sebagian
besar dubia ad malam. Penanganan yg lambat berakibat angka kecacatan dan kematian
tinggi.
Referensi
1. Misbach J dkk. Kelompok Studi Stroke. Guideline Stroke 2011. Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Jakarta, 2011. (Misbach, 2011)
2. Jauch EC et al. Guidelines for the Early Management of Patients with Acute Ischemic
Stroke. A Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke 2013; 44:870-947. (Jauch, 2013)
3. Morgenstern LB et al. Guidelines for the Management of Spontaneous Intracerebral
Hemorrhage. Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke 2010; 41:1-23. (Morgenstern, 2010)
4. Furie K et al. Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients With Stroke or Transient
Ischemic Attack : A Guideline for Healthcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke 2011;42:227-276. (Furie, 2011)