Anda di halaman 1dari 4

RUMAH SAKIT MITRA SEHAT MANDIRI

SIDOARJO
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
SMF MATA
TAHUN 2022

PTERIGIUM
(H 11.0 )

Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang


Pengertian (Definisi) bersifat degeneratif dan invasif.Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah
kelopak bagian nasal ataupun temporal konjungtiva yang meluas ke kornea
berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral
atau di daerah kornea.

Anamnesis Gejala klinis pterigium pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering
tidak ada keluhan sama sekali (asimptomatik). Beberapa keluhan yang sering
dialami pasien antara lain :
1. Mata sering berair dan tampak merah
2. Merasa seperti ada benda asing.
3. Timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh pertumbuhan
pterigium tersebut, biasanya astigmatisme "with the rule" ataupun
astigmatisme irreguler sehingga mengganggu penglihatan.
4. Pada pterigium yang lanjut (derajat 3 dan 4), dapat menutupi
pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan juga menurun.
1. Pemeriksaan visus
Pemeriksaan Fisik 2. Pemeriksaan segmen menggunakan slit lamp
Pada pemeriksaan dapat dijumpai benjolan atau tonjolan fibrovaskular
berbentuk segitiga dengan pinggiran yang meninggi dengan apeks yang
mencapai kornea dan badannya terletak pada konjugtiva inter palpebra.
a. Derajat 1 : jika pterigium hanya terbatas pada limbus
kornea.
b. Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi
tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
c. Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak
melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal
(pupil dalam keadaan normal sekitar 3 – 4 mm)
d. Derajat 4:pertumbuhan pterigium melewati pupil
sehingga mengganggu penglihatan.

Laboratorium untuk keperluan tindakan operasi berupa darah lengkap,


Pemeriksaan Penunjang bleeding time (BT), clotting time (CT) dan gula darah sewaktu
1. Pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga dari arah
Kriteria Diagnosis konjungtiva ke kornea
2. Dengan/tanpa penurunan tajam penglihatan
3. Dapat disertai dengan astigmatisme

Diagnosis Pterigium grade I/II/III/IV

1. Pinguecula
Diagnosis Banding 2. Pseudopterigium
3. Karsinoma sel skuamosa
4. Kista dermoid

1
2
1. Penatalaksanaan bersifat medikamentosa
Terapi Pada pterigium derajat 1 dan 2, yaitu edukasi terhadap pasien untuk mengurangi
iritasi dan paparan ultra-violet. Jika pterigium mengalami inflamasi, dapat
diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid atau artificial tears.
2. Tindak operatif
Pada pterigium grade 3 dan 4 dilakukan ekssi jaringan fibrovaskular dapat berupa
bare sclera, eksisi dengan graft konjungtiva.

 Perlekatan jaringan fibrovaskular kornea


Penyulit
1. Menjelaskan untuk mengurangi risiko iritasi berupa angin, debu dan sina
Edukasi ultraviolet
(Hospital Health Promotion) 2. Menjelaskan rencana operasi pada pterigium grade 3 dan 4
3. Menjelaskan kemungkinan berulang munculnya jaringan fibrovaskular
4. Perawatan mata pasca operasi
1. Reaksi peradangan pada fibrovaskular membaik
Indikator Medis 2. Tidak adanya jaringan fibrovaskular pasca tindakan operasi

Lama Perawatan Pada kasus yang memerlukan tindakan operasi selama 3 hari

Ad vitam : bonam
Prognosis Ad fungsionam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam

Tingkat Evidens IV

Tingkat Rekomendasi A

Penelaah Kritis

Konsultasi -

Kepustakaan 1. Aminlari A, Singh R, Liang D. Management of Pterygium. Diunduh


dari : http://www.aao.org/publications/eyenet/201011/upload/Pearls-
Nov-Dec-2010.pdf. 2013
2. Ilyas S. 2004. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 4. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI. hal:2-6, 116 – 117.
3. Anderson, Dauglas M., et all. 2000. Dorland’s Illistrated Medical
Dictionary. 29th. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
4. Riordan P, Whitcher JP. Voughan & Asbur’s. 2007.General
Ophthalmology 17th . Philadelpia : McGrawHill.

3
4

Anda mungkin juga menyukai