Mars
umur, jenis kelamin, ras, lingkungan dan genetik. Jupiter
DiDespite
daerah tropis
being red,seperti
Mars isIndonesia, denganJupiter
paparan
is thesinar matahari
biggest tinggi, risiko
planet in
actually
timbulnya pterigium 44xa lebih
cold place
tinggi dibandingkan daerah nonthe Solardengan
tropis, System prevalensi untuk
orang dewasa >40 tahun adalah 16,8%, laki-laki 16,1%, dan perempuan 17,6%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Media Refraksi Mata
Kornea Lensa
Kornea dewasa rata-rata mempunyai struktur bikonveks, avaskular, tak berwarna
tebal 0,54 mm di tengah, sekitar 0,65 dan hampir transparan sempurna. Tebalnya
mm di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 sekitar 4 mm dan diameternya 9 mm. Lensa
mm. digantung di belakang iris oleh Honula
yang menghubungkannya dengan badan
siliare.
Humor Aqueous
Humos Vitreus
Humor aqueous mengalir di sekitar lensa
dan melewati pupil ke ruang anterior.
Sebagian air keluar mata melalui lorong-
suatu badan gelatin yang jernih dan
lorong dari trabecular meshwork.
avaskular yang membentuk dua pertiga
dari volume dan berat mata
Fisiologi Mata
Pada proses akomodasi terjadi perubahan bentuk lensa yang
dihasilkan oleh kinerja otot siliaris pada serabut zonular. Ketika
lensa berakomodasi, kekuatan refraksi akan bertambah.
Perubahan kekuatan refraksi yang diakibatkan oleh akomodasi
disebut sebagai amplitudo akomodasi. Umumnya orang dewasa
pada umur 40 tahun memiliki amplitudo sebesar 4-8 dioptri, dan
bahkan kurang dari 2 dioptri pada usia di atas 50 tahun. Proses
akomodasi dimediasi oleh serabut parasimpatis nervus
okulomotor (N. kranial III).
Kelainan Refraksi
Definisi Klasifikasi Tatalaksana
kondisi cacat optik dimana gambar
1. Koreksi lensa
objek yang dilihat tidak sesuai 1. Miopia 2. Orthokeratology
dengan bidang retinal sehingga 2. Hipermetropia 3. Bedah refraksi
menyebabkan penglihatan kabur. 3. Astigmatisme
4. presbiopia
01 02 03 04 05
Epidemiologi Teknik Pemeriksaan
Sekitar 148 juta atau 51% penduduk di 1. Pemeriksaan Refraksi Objektif : Retinoskopi,
Amerika Serikat memakai alat Autorefraktometer
pengkoreksi gangguan refraksi, dengan 2. Pemeriksaan refraksi subjektif : Pemeriksaan Visus,
penggunaan lensa kontak mencapai 34 Trial frame dan trial lens, Pemeriksaan dengan
juta orang. Jackson Cross Cylinder
Kelainan Refraksi
06 07
Komplikasi Prognosis
Astigmatisme yang tidak dirawat Kacamata dan kontak lensa dapat mengoreksi penglihatan
pada orang dewasa dapat pasien menjadi 5/5. Operasi mata dapat memperbaiki
menyebabkan ketidaknyamanan pada kelainan mata pada orang yang memenuhi syarat. Sekitar 30
mata, mata menjadi penat dan % dari semua orang memiliki silindris, dalam sebagian besar
terkadang sakit kepala. kasus kondisi tidak berubah banyak setelah usia 25 tahun.
Derajat
Pterigium Pterigium juga dapat dibagi ke dalam 4 derajat yaitu :
Derajat 1 : jika pterigium hanya terbatas pada limbus kornea.
Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih
dari 2 mm melewati kornea.
Manifestasi Klinis Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi
pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil
Secara klinis pterigium muncul sebagai lipatan
dalam keadaan normal sekitar 3 – 4 mm)
berbentuk segitiga pada konjungtiva yang meluas
Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga
ke kornea pada daerah fissura interpalpebra.
mengganggu penglihatan.
Tatalaksana Prognosis
1. Terapi konservatif topical Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah
lubricating drops, penggunaan baik. Rekurensi pterigium setelah operasi masih merupakan
kacamata UV suatu masalah. Umumnya rekurensi terjadi pada 3-6 bulan
2. Terapi pembedahan eksisi pertama setelah operasi.
(mengganggu visus, gerakan bola
mata, progresif, mendahului suatu
operasi intraokuler, kosmetik.
Laporan
kasus
Identitas pasien
Nama Tn. A
Tempat/Tanggal Lahir 06 Juni 1956
Umur 67 Tahun
Agama Islam
Pekerjaan Tidak Bekerja
Alamat Bagus Kuning
Jenis Kelamin Laki-laki
Pendidikan SMA
Keluhan Utama :
Kedua mata kabur sejak 3 bulan yang lalu.
Keluhan Tambahan :
Pandangan mata kanan dan kiri kabur saat melihat objek seperti berbayang (penglihatan ganda) dan
keluhan dirasakan perlahan semakin lama semakin memberat.
Anamnesis pasien
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli Mata Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang dengan keluhan kedua mata kabur dan berbayang
(penglihatan ganda) sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh sering merasa pusing saat beraktivitas. Penurunan
penglihatan dirasakan perlahan yang semakin lama semakin memberat dan mulai mengganggu aktivitas.
Riwayat trauma dan penggunaan obat-obatan tetes mata yang lama sebelumnya disangkal. Pasien juga mengatakan tidak
pernah menggunakan kaca mata sebelumnya dan tidak pernah operasi mata. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
steroid lama sebelumnya, maupun keluhan serupa sebelumnya.
Pasien memiliki riwayat penyakit jantung. Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama. Keluhan
lainnya seperti mata ada yang mengganjal (-/-), sekret mata (-/-), mata berair (-/-), mata pedih (-/-), mual (-) muntah (-).
OD OS
20/80, PH 20/40 Visus 20/80, PH 20/40
Konjungtiva
Tidak ada kelainan Pterigium (+)
Daftar Masalah: Bulbi
1. Penglihatan mata kanan dan kiri kabur dan berbayang (penglihatan ganda).
2. VOD : 20/80, PH 20/40
3. VOS : 20/80, PH 20/40
4. Pterigium Grade II pada mata kiri
VOD 20/80 pinhole + 20/40 dan VOS 20/80 pinhole + 20/40 pasien mampu melihat pada jarak 20 kaki
yang pada orang normal dapat melihat dari jarak 80 kaki. Pinhole + maknanya terdapat gangguan refraksi,
Usia pasien (67 tahun) termasuk dalam klasifikasi presbiopia diberi add +3,00 ODS
Pada kasus ini didapatkan bahwa pasien mengalami astigmatisme miopia kompositus + presbiopia oculi
dextra et sinistra yang didapatkan dari hasil pemeriksaan visus. Diagnosis ini ditentukan berdasarkan gejala-
gejala dan tanda yang ada pada pasien serta pemeriksaan oftamologi pasien yakni penglihatan kabur dan
berbayang saat melihat objek pada mata kanan dan kiri dan mengeluh pusing saat beraktivitas serta
terjadinya kemajuan visus saat dilakukan pemeriksaan pin hole.
Analisis kasus
Tatalakasana pada pasien ini adalah degan menggunakan koreksi lensa dengan penggunaan lensa silindris
dengan pemberian kacamata. Pada kasus ini koreksi lensa pada OD S -1,25 C -1,00 dengan axis 90 0 add S
+3,00 dan OS S -1,00 C -0,25 axis 60 0 add S +3,00. Pasien juga diberikan edukasi Istirahat mata setiap 30-
60 menit di sela pekerjaan terutama membaca atau menggunakan komputer dalam waktu lama, gunakan
penerangan yang cukup, atur jarak baca yang tepat (>30cm), dan jangan membaca dengan posisi tidur.
Kesimpulan
Kesimpulan
Gangguan refraksi astigmatisme dapat ditandai dengan penglihatan kabur dan berbayang atau melihat double
disertai dengan kelelahan pada mata. Pada kasus ini dapatkan pasien mengalami Astigmatisme Miopia Kompositus
+ Presbiopia Oculi Dextra et Sinistra + Pterigium Grade II Oculi Sinistra.
Pada kasus ini tatalakasana pada pasien ini adalah dengan menggunakan koreksi lensa dengan penggunaan lensa
silindris dengan pemberian kacamata. Pada kasus ini koreksi lensa pada OD S -1,25 C -1,00 dengan axis 90 0 add
S +3,00 dan OS S -1,00 C -0,25 axis 60 0 add S +3,00.
Selain koreksi lensa pasien juga diberikan edukasi Istirahat mata setiap 30-60 menit di sela pekerjaan terutama
membaca atau menggunakan komputer dalam waktu lama, gunakan penerangan yang cukup, atur jarak baca yang
tepat (>30cm), dan jangan membaca dengan posisi tidur.
THANK YOU