Anda di halaman 1dari 5

5.1.

1 SENTRALISASI OBAT
1. IMPLEMENTASI
Sentralisasi obat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan, karena dengan sentralisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi
farmakologi (pengobatan) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat
dilakukan di Ruang Dahlia RSU Anwar Medika di ruang kelolaan tepatnya di ruang
D27 & D30 dengan jumlah tempat tidur 8 buah.
2. Persiapan
1) Prasarana yang disiapkan untuk menyimpan obat disiapkan, baik itu lemari
obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat.
2) Menyusun format serah terima obat, buku masuk obat, daftar pemberian obat
dan daftar sisa obat untuk pendokumentasian.
3) Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan
tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien
melalui informed concent.
3. Pelaksanaan
1) Sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Dahlia kelas III selama 12 hari, mulai
tanggal 07-18 Juli 2018. Metode yang digunakan adalah pendekatan secara
langsung pada pasien dan keluarga pasien dengan komunikasi terapeutik untuk
meyakinkan klien agar bersedia mengikuti pengelolaan sentralisasi obat.
2) Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat.
3) Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pada lembar
daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.
4) Pada waktu dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan
mahasiswa dinas shift berikutnya.
4. Alur pelaksanaan sentralisasi obat (Nursalam, 2002)

DOKTER

Koordinasi
dengan perawat
PASIEN/
KELUARGA

FARMASI/
APOTIK
- Surat persetujuan
sentralisasi obat dari
PASIEN/ perawat
KELUARGA - Lembar serah terima
obat
- Buku serah terima/
PP/PERAWAT YANG masuk obat
MENERIMA

PENGATURAN & PENGELOLAAN OLEH PASIEN/KELUARGA


PERAWAT

Gambar 5.12 Alur pelaksanaan sentralisasi obat


Gambar 5.13 Diagram distribusi frekuensi sentralisasi obat di di Paviliun
Blambangan RSUD Prof Dr Soekandar.

60
Baik; 52.94
50

40
Cukup; 35.3

30

20
Kurang; 11.76
10

0
Baik Cukup Kurang

Berdasarkan diagram diatas maka dapat dijelaskan pelaksanaan sentralisasi


obat selama 12 hari yaitu pada tanggal 07-18 Juli 2018 di Ruang Dahlia
menunjukkan hasil 53 % pelaksanaan sentralisasi obat sudah dilaksanakan
dengan baik yang dilakukan sesuai prosedur sentralisasi obat.

1) Hasil analisa
Sentralisasi obat yang dilaksanakan di Ruang Dahlia selama 12 hari sudah
dilaksanakn sangat baik dan sesuai dengan SOP tetapi ada beberapa item yang
sering dilupakan yaitu pada point pengisian lembar penerimaan obat dan
dalam melakukan manajeman cairan. Kekurangan tersebut dapat terjadi di
karenakan terkendalanya waktu dan pengetahuan dalam melakaukan
perhitungan manajemen cairan, hal itu di sebabkan karene pengetahuan dari
setiap individu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

5. Evaluasi Proses Role Play Sentralisasi Obat Tanggal 14 Juli 2018


Tabel 5.4 Evaluasi Proses Role Play Sentralisasi Obat Tanggal 14 Juli 2018

WAKTU KEGIATAN
1 10.00 – Proses pelaksanaan Role Play Sentralisasi Obat hanya saat
10.30 pembagian obat pada pasien bersamaan dengan Role Play
WIB Discharge Planning.

2 10.30 – Evaluasi dari pembimbing klinik


11.00
1) Sikap carrying pada anak masih kurang sehingga saat
WIB
pelaksanaan injeksi terkesan tergesa-gesa.
2) Safety box masih belum digunakan saat roleplay.
3) Alur sentralisasi obat lainya dilanutkan dalam
pembuatan video.

3 10.30 Kegiatan role play Sentralisasi Obat berakhir


WIB

2. Evaluasi Hasil Sentralisasi Obat

1) Kegiatan dihadiri oleh Peseptor Klinik serta Peseptor Akademik.


2) Selama kegiatan setiap mahasiswa yang berperan bekerja sesuai tugasnya
masing – masing.
3) Acara dimulai pada pukul 10.30 WIB dan selesai pada jam 11.00 WIB.
4) Kegiatan sentralisasi obat dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,
hal ini ditandai dengan adanya surat persetujuan untuk dilakukannya
sentralisasi obat, pemberian obat yang tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
pemberian, tepat pasien, tepat obat dan tepat pendokumentasian pada lembar
observasi dan pemberian obat, namun ada sedikit evaluasi dari cara pemberian
obat pada pasien yang masih kurang melakukan pendekatan pada pasien.

3. Hambatan
Sentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat di Ruang
Dahlia terutama pada ruang kelolaan D.27 & D.30. Kendala yang dihadapi adalah
manajemen cairan infus tidak sesuai dengan advis yang diberikan, tidak bisa
melakukan sentralisasi obat pada pemberian salep, serta pendokumentasian tanda
tangan keluarga pasien sudah dilakukan oleh perawat ruangan sehingga mahasiswa
tidak meminta tanda tangan keluarga lagi.
4. Solusi
Pada pemberian cairan infus sebaiknya benar-benar diperhatikan berapa
jumlah kebutuhan cairan tiap masing-masing pasien, pada pengetahuan individu
yang kurang mengerti pada tetesan infus bisa diberikan wawasan atau pembelajaran
tentang perhitungan manajemen cairan agar bisa meminimalisir dalam pemakaian,
sehingga saat cairan infus salah satu pasien habis tidak sampai mengambil
persediaan cairan infus.

Anda mungkin juga menyukai