Anda di halaman 1dari 2

PENANGANAN GLAUKOMA KRONIS

No. Dokumen : 440/ /14/UKP/ /2017

No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2

UPT. PUSKESMAS dr. Sisca Lorenta


ONAN GANJANG NIP. 19780329200804 2001

1.Pengertian Glaukoma adalah kelompok penyakit mata yang umumnya ditandai kerusakan saraf
optik dan kehilangan lapang pandang yang bersifat progresif serta berhubungan dengan
berbagai faktor risiko terutama tekanan intraokular (TIO) yang tinggi. Glaukoma
merupakan penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Kebutaan
karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma
dapat dikendalikan. Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut, terutama bagi
yang memiliki risiko. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa
mereka menderita penyakit tersebut.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan glaukoma kronis
3.Kebijakan SK Kapus No. Tahun 2017
4.Referensi KMK 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di FKTP
5.Prosedur Alat : stetoskop, tensimeter, snellen chart.
Bahan :
6.Langkah- langkah 1. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien datang dengan keluhan yang bervariasi dan berbeda tergantung jenis
glaukoma.
Glaukoma kronis dapat dibagi menjadi glaukoma kronis primer dan sekunder.
1. Umumnya pada fase awal, glaukoma kronis tidak menimbulkan keluhan, dan
diketahui secara kebetulan bila melakukan pengukuran TIO
2. Mata dapat terasa pegal, kadang-kadang pusing
3. Rasa tidak nyaman atau mata cepat lelah
4. Mungkin ada riwayat penyakit mata, trauma, atau pemakaian obat kortikosteroid
5. Kehilangan lapang pandang perifer secara bertahap pada kedua mata
6. Pada glaukoma yang lanjut dapat terjadi penyempitan lapang pandang yang
bermakna hingga menimbulkan gangguan, seperti menabrak-nabrak saat
berjalan.

2. Faktor Risiko
1. Usia 40 tahun atau lebih
2. Ada anggota keluarga menderita glaukoma
3. Penderita miopia, penyakit kardiovaskular, hipertensi, hipotensi, vasospasme,
diabetes mellitus, dan migrain
4. Pada glaukoma sekunder, dapat ditemukan riwayat pemakaian obat steroid
secara rutin, atau riwayat trauma pada mata.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh trias glaukoma, yang terdiri
dari:
1. Peningkatan tekanan intraokular
2. Perubahan patologis pada diskus optikus
3. Defek lapang pandang yang khas.

1/1
Pemeriksaan Oftalmologis
1. Visus normal atau menurun
2. Lapang pandang menyempit pada tes konfrontasi
3. Tekanan intra okular meningkat
4. Pada funduskopi, rasio cup / disc meningkat (rasio cup / disc normal: 0.3)

4. Penegakan Diagnostik (Assessment)


- Diagnosis Klinis
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
oftalmologis.
- Diagnosis Banding:
1. Katarak
2. Kelainan refraksi
3. Retinopati diabetes / hipertensi
4. Retinitis pigmentosa

5. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus glaukoma pada layanan tingkat pertama bertujuan
mengendalikantekanan intra okuler dan merujuk ke dokter spesialis mata di rumah
sakit.

Pengobatan umumnya medikamentosa dengan obat-obat glaukoma, contohnya


Timolol 0.5%, 2 x 1 tetes/hari. Jenis obat lain dapat diberikan bila dengan 1 macam
obat TIO belum terkontrol

6. Konseling dan Edukasi


1. Memberitahu keluarga bahwa kepatuhan pengobatan sangat penting untuk
keberhasilan pengobatan glaukoma.
2. Memberitahu pasien dan keluarga agar pasien dengan riwayat glaukoma pada
keluarga untuk memeriksakan matanya secara teratur.

7. Kriteria Rujukan
Pada glaukoma kronik, rujukan dilakukan segera setelah penegakan diagnosis.

8. Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia ad malam
3. Ad sanationam : Dubia ad malam
7.Unit terkait - Poli Umum
- Pustu
- Poskesdes

8.Hal-hal yang perlu


diperhatikan
9.Dokumen Terkait Rekam Medis

10.Rekaman Historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Perubahan

1/2

Anda mungkin juga menyukai