Anda di halaman 1dari 4

KEJANG DEMAM

No. Dokumen : SOP/UKP/UGD/46


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 02-02-2019
Halaman :4

Puskesmas dr.Andri Suharyono, M.KP


Bareng NIP. 196612052001121001

1. Pengertian Definisi:
Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal > 38 C) akibat dari suatu proses ekstra kranial. Kejang
o

berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial


atau penyebab lain.
Klasifikasi:
1. Kejang Demam Sederhana (KDS)
1. Kejang generalisata
2. Durasi: < 15 menit
3. Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis, encephalitis, atau
penyakit yang berhubungan dengan gangguan di otak
4. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
2. Kejang Demam Kompleks
1. Kejang fokal
2. Durasi: > 15 menit
3. Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.
Diagnosis Banding
a. Meningitis
b. Ensefalitis
c. Epilepsi
d. Gangguan metabolik, seperti: gangguan elektrolit.
Komplikasi
a. Kerusakan sel otak
b. Risiko kejang atipikal apabila kejang demam sering berulang
2. Tujuan Sebagai panduan dalam penatalaksanaan bagi pasien dengan kejang
demam di Puskesmas
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.188.4/1.1.1.2/415.25.33/2019
Tentang Jenis – Jenis Pelayanan di Puskesmas Bareng
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik
klinis dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.
5. Prosedur 1. Alat dan Bahan
a. Handscoonsteril
b. cairan infus : RL
c. infus set
d. obat anti kejang : diazepam injeksi
2. Petugas yang melaksanakan
Petugas UGD
3. Langkah -langkah:
a. Pemeriksa melakukan anamnesis
1) Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari riwayat
perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari
kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang.
Umumnya kejang demam pada anak dan berlangsung pada
permulaan demam akut, berupa serangan kejang klonik umum
atau tonik klonik, singkat dan tidak ada tanda-tanda neurologi
post iktal.
2) Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi
medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi,
keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.
b. Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-
tanda trauma akut kepala, dan adanya kelainan sistemik, terpapar
zat toksik, infeksi, atau adanya kelainan neurologis fokal.
c. Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan
untuk mencari faktor penyebab.
d. Penatalaksanaan
1) Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai
kejang demam dan prognosisnya.
2) Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah
dengan: Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1
mg/kg) harus segera diberikan jika akses intravena tidak dapat
dibangun dengan mudah.
3) Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak
keluarga mengatasi pengalaman menegangkan akibat kejang
demam dengan memberikan informasi mengenai:
a) Prognosis dari kejang demam.
b) Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau
kesulitan intelektual akibat kejang demam.
c) Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan
kerusakan otak.
d) Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
e) Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat
menggunakan terapi obat antiepilepsi dalam mengubah risiko
itu.
4) Petugas melakukan rujukan pasien sesuai dengan indikasi
a) Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat
antikonvulsi.
b) Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.

6. Bagan alir
anamnesa

Pemberian
informasi kepada
keluarga

Berikan terapi per rektal diazepam 0,5 mg /kgBB, jika


memingkinkan pasang infus dan berikan diazepam per
IV sesuai dosis

Berikan konseling keluarga tentang


prognosis, resiko di masa depan dan
kemungkinan kejadian berulang

Rujuk jika tidak ada


perubahan status

7. Hal yang
perlu
diperhatik
an
8. Unit terkait UGD, Rawat Inap

9. Rekaman No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan


historis
perubahan

Anda mungkin juga menyukai