Anda di halaman 1dari 3

KEJANG DEMAM

No. Dokumen : tahun 2018


No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :1/4

dr. Yusuf O
Puskesmas Nainggolan
Tatelu NIP :
198102202011081001
1. Pengertia Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
n suhu tubuh (suhu rektal > 38oC) akibat dari suatu proses ekstra kranial.
Kejang berhubungan dengan demam, tetapi tidak terbukti adanya infeksi
intrakranial atau penyebab lain.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi praktisi kesehatan (Puskesmas) dalam
penatalaksanaan Kejang Demam

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tatelu nomor Tahun 2018 tentang
kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi Keputusan menteri kesehatan no.514 tahun 2015 tentang panduan
praktek klinis bagi dokter di FKTP
5. Prosedur A.Pemeriksa melakukan anamnesis
Keluhan
Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari riwayat
perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang, kemudian mencari
kemungkinan adanya faktor pencetus atau penyebab kejang. Umumnya
kejang demam pada anak dan berlangsung pada permulaan demam
akut, berupa serangan kejang klonik umum atau tonik klonik, singkat
dan tidak ada tanda-tanda neurologi post iktal.

Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis


yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan
neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.
Klasifikasi:
1. Kejang Demam Sederhana (KDS)
1. Kejang generalisata
2. Durasi: < 15 menit
3. Kejang tidak disebabkan oleh adanya meningitis, encephalitis, atau
penyakit yang berhubungan dengan gangguan di otak
4. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
2. Kejang Demam Kompleks
1. Kejang fokal
2. Durasi: > 15 menit
3. Dapat terjadi kejang berulang dalam 24 jam.
Diagnosis Banding
a. Meningitis
b. Ensefalitis
c. Epilepsi
d. Gangguan metabolik, seperti: gangguan elektrolit.
Komplikasi
a. Kerusakan sel otak
b. Risiko kejang atipikal apabila kejang demam sering berulang

B.Pemeriksa melakukan pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital, mencari tanda-
tanda trauma akut kepala, dan adanya kelainan sistemik, terpapar zat
toksik, infeksi, atau adanya kelainan neurologis fokal.
Bila terjadi penurunan kesadaran diperlukan pemeriksaan lanjutan
untuk mencari faktor penyebab.

C.Pemeriksa melakukan pemeriksaan penunjang bila diperlukan


Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada anak,
diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain, yaitu:
a. Laboratorium darah, seperti: kadar gula darah, elektrolit, dan hitung
jenis. Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien dengan kejang
pertama.
b. Pemeriksaan urin direkomendasikan pada pasien yang tidak memiliki
kecurigaan fokus infeksi.
D.Pemeriksa melakukan penatalaksanaan pasien
a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang
demam dan prognosisnya.
b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah
dengan: Diazepam per rektal (0,5mg/kg) atau lorazepam (0,1
mg/kg) harus segera diberikan jika akses intravena tidak dapat
dibangun dengan mudah.

E.Konseling dan Edukasi


Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga
mengatasi pengalaman menegangkan akibat kejang demam dengan
memberikan informasi mengenai:
a. Prognosis dari kejang demam.
b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan
intelektual akibat kejang demam.
c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan kerusakan
otak.
d. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
e. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat
menggunakan terapi obat antiepilepsi dalam mengubah risiko itu.

F. Petugas melakukan rujukan pasien sesuai dengan indikasi


a. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsi.
b. Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.
a. UNIT Poli Umum
TERKAIT UGD
Laboratorium
Apotek
Rawat inap

Anda mungkin juga menyukai