Anda di halaman 1dari 66

HUBUNGAN KADAR LAKTAT DEHIDROGENASE DENGAN

DERAJAT PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA DI RSUP


DR.M.DJAMIL PADANG TAHUN 2017

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Skripsi


Mahasiswa Program Studi Kedokteran Umum

TIA KARTIKA
1510070100018

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PADANG
2018

2
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Judul : Hubungan Kadar Laktat Dehidrogenase dengan Derajat


Preeklampsia-Eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang Tahun
2017.

Disusun oleh
TIA KARTIKA
NPM :1510070100018

Telah disetujui
Padang, 4 Februari 2019

Pembimbing 1 Pembimbing 2

(dr. Prima Adelin Sp,PK) (​dr. Rinita Amelia M.Biomed​)

3
4
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Tia Kartika
NPM : 1510070100018
Mahasiswa : Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Baiturrahmah

Dengan ini menyatakan bahwa:


a. Karya tulis saya ini berupa skripsi dengan judul “Hubungan Kadar Laktat
Dehidrogenase dengan Derajat Preeklampsia-Eklampsia di RSUP
DR.M.Djamil Padang Tahun 2017” adalah asli dan belum pernah
dipublikasikan atau diajukan untuk mendapatkan gelar akademik di
Universitas Baiturrahmah maupun di perguruan tinggi lain.
b. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan orang lain, kecuali pembimbing dan pihak lain
sepengetahuan pembimbing
c. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan serta dicantumkan dalam daftar pustaka.
d. Apabila terdapat penyimpangan didalam pernyataan ini, saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karna karya tulis ini, serta sanksi lain sesuai norma dan hukum yang
berlaku.
Padang, 4 Februari 2019
Yang membuat pernyataan,

Tia Kartika

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Kadar Laktat Dehidrogenase dengan Derajat
Preeklampsia-Eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang Tahun 2017​”.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
untuk mencapai gelar sarjana kedokteran. Dalam penyusunan dan penulisan
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim, MS selaku Rektor Universitas
Baiturrahmah yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk
menimba ilmu di Universitas Baiturrahmah.
2. Prof. Dr. dr. Amirmuslim Malik, PhD selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Baiturrahmah yang telah memberikan sarana
dan prasarana dalam penyelesaian skripsi ini.
3. dr. Prima Adelin Sp,PK selaku dosen pembimbing 1 yang telah
memberikan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing
penyelesaian skripsi ini.
4. dr. Rinita Amelia M.Biomed selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan waktu, pikiran, dan tenaga dalam membimbing
penyelesaian skripsi ini
5. Orang tua tercinta Ayahanda Samsul Akiar, S.Pd.MM, Ibunda Eli
Suryanti, S.Pd, Kakak kembar tersayang Elsa Maia dan Adik tersayang
Artila Sari dan Efriyosa serta nekno, tek, cik, cus, nte, datung-datung,
mamak-mamak, seluruh keluarga besar atas doa yang tulus, dorongan

6
dan bimbingan serta kasih sayang mereka untuk penulis sehingga
menghantarkan penulis kegerbang cita-cita.
6. Sahabat seperjuangan Anggita Amanda, Resi Safitri, Meta Kartika dan
Aprina Mayang Sari yang selalu memberi semangat dan dorongan, serta
saudara-saudara seperjuangan An-Nahl Emergency Medical Team BEM
FK UNBRAH dan teman-teman angkatan 2015 yang telah membantu
dan memberikan dukungan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Serta pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu atas
bantuan secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini, tentunya masih terdapat kekurangan dalam


penulisannya karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
oleh penulis. Oleh karena itu, penulis berharap agar dapat diberikan masukan
yang dapat membangun kesempurnaan penulisan ini.
Akhirnya kepada Allah SWT penulis memohon agar usaha ini dijadikan
sebagai amal shalih dan dapat bermanfaat untuk setiap pembacanya.

Padang, 4 Februari 2019

Penulis

7
ABSTRAK

Latar belakang: ​World Health Organization (WHO) pada tahun 2011


melaporkan Indoneseia menduduki peringkat tiga angka kematian ibu di kawasan
Association of South East Asia Nations (ASEAN), Preeklampsia merupakan
penyebab kematian ibu yang tinggi setelah perdarahan. Laktat dehidrogenase
(LDH) berguna sebagai penanda biokimia untuk menggambarkan
preeklampsia-eklampsia.

Tujuan​: Mengetahui hubungan kadar laktat dehidrogenase dengan derajat


preeklampsia-eklampsia RSUP DR. M.Djamil Padang tahun 2017.

Metode: ​Jenis penelitian ini adalah penelitian observational analitik yang


menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medis. ​Tempat penelitian
dilakukan di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Pusat DR. M. Djamil
Padang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2018 – Januari 2019 .
Populasi terjangkau adalah pasien preeklampsia-eklampsia yang dirawat di
instalasi rawat inap dan di instalasi rawat jalan RSUP DR. M. Djamil Padang.
Sampel adalah pasien preeklampsia-eklampsia yang dirawat di instalasi rawat
inap dan instalasi rawat jalan RSUP DR.M.Djamil Padang yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil dengan menggunakan teknik ​simple
random sampling berjumlah 32 orang. Analisa univariat disajikan dalam bentuk
tabel dan analisa bivariat disajikan dalam bentuk tabel menggunak uji ​Spearman

Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pasien preeklampsia berat 21 orang


(65,6%) memiliki rarata kadar laktat dehidrogenase 679.05 dengan rentang
313-1755 dan pasien eklampsia 11 orang (34,4%) memiliki rerata kadar laktat
dehidrogenase 1838.64 dengan rentang 420-5508. Uji Korelasi ​Spearman
diperoleh nilai signifikan 0.001 dan korelasi 0.545.

Kesimpulan: ​Terdapat hubungan antara kadar laktat dehidrogenase dengan


derajat preeklampsia-eklampsia (p<0,05) dengan korelasi sedang (r=0.545)

Kata Kunci : ​Kadar laktat dehidrogenase, preeklampsia-eklampsia..

8
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN i
KATA PENGANTAR ii
ABSTRAK iv
DARTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR SINGKATAN x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 2
1.3.1 Tujuan Umum 2
1.3.2 Tujuan Khusus 2
1.4. Manfaat Penelitian 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laktat Dehidrogenase
2.1.1. Definisi 4
2.1.2. Biokimia dan Fisiologi 4
2.1.3. Metode Pemeriksaan 5

9
2.2 Preeklampsia-Eklampsia
2.2.1. Definisi 6
2.2.2. Epidemiologi 6
2.2.3. Etiologi dan Patofisiologi 7
2.2.4. Faktor Predisposisi 10
2.2.5. Tanda dan Gejala 11
2.2.6. Klasifikasi 11
2.2.7. Diagnosis 12
2.2.7.1. Preeklampsia 12
2.2.7.2. Preeklampsia Berat 12
2.2.7.3. Eklampsia 13
2.2.8. Penatalaksanaan 13
2.2.9 Komplikasi 14
2.2.9.1. Preeklampsia 14
2.2.9.2. Eklampsia 14
2.3 Laktat Dehidrogenase dan Preeklampsia-Eklampsia 14
BAB III KERANGKA TEORI
3.1 Kerangka Teori 17
3.2 Kerangka Konsep 18
3.3 Hipotesis 18
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian 19
4.2 Waktu dan Tempat 19
4.3 Populasi Dan Sampel 19
4.3.1 Populasi Target 19
4.3.2 Populasi Terjangkau 19
4.3.3 Sampel 19
4.4 Definisi Operasional 20
4.5 Alur Penelitian 21

10
4.6 Analisa Data 22
4.6.1 Analisa Univariat 22
4.6.2 Analisa Bivariat 22
4.7 Etika Penelitian 22
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Pasien Preeklampsia-Eklampsia 23
5.2 Hubungan Kadar Laktat Dehidrogenase dengan
Derajat Preeklampsia-Eklampsia 25
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Pasien Preeklampsia-Eklampsia 26
6.2 Hubungan Kadar Laktat Dehidrogenase dengan
Derajat Preeklampsia-Eklampsia 28
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan 30
7.2 Saran 30
DAFTAR PUSTAKA 32
LAMPIRAN​........... 36

11
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN

Gambar 2.1 S​kema Reaksi Bergandeng dan Elektroferogram 6


Gambar 2.2​ Negara dengan Insiden Preeklampsia Eklampsia 7
Gambar 2.3 ​Angka Kejadian Preeklampsia dan CFR
(​Case Fatality Rate)​ Preeklampsia di Indonesia 8
Gambar 2.4​ Kelainan Dua Tahap pada Preeklampsia 9
Gambar 2.5 ​Implantasi Plasenta Normal dan pada Preeklampsia 20
Gambar 2.6 ​Reaksi Laktat Dehidrogenase 16
Gambar 3.1​ Kerangka Teori 18
Gambar 3.2 ​Kerangka Konsep 19
Gambar 4.1 ​Alur Penelitian 22
Gambar 5.1 ​Kadar Laktat Dehidrogenase Pasien Preeklampsia Berat
dan Eklampsia 24

12
DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1​ Persentase Laktat Dehidirogenase dalam Jaringan. .. 5


Tabel 5.1 ​Karakteristik Status Gravida dan Derajat Preeklampsia-
Eklampsia 23
Tabel 5.2 ​Karakteristik Umur dan Kadar Laktat Dehidrogenase Pasien
Preeklampsia-Eklampsia 24
Tabel 5.3​ Hubungan Kadar Laktat Dehidrogenase dengan Derajat
Preeklampsia-Eklampsia 24
Tabel 6.1 ​Interpretasi Korelasi Spearman 28

13
DAFTAR SINGKATAN
AKI : Angka Kematian Ibu
ARDV : ​Absent or Reversed End Diastolic Velocity
ASEAN : ​Association of South East Asia Nations
CFR : ​Case Fatality Rate
DIC : ​Disseminated Intravascular Coagulation
FGR :​ Fetal Growth Restriction
HELLP : ​Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelets Count
LD : Laktat Dehidrogenase
LDH :​ ​Laktat Dehidrogenase
MDGs : ​Millenium Development Goals
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SUPAS : Survei penduduk Antar Sensus
WHO : ​World Health Organization

14
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan ​Overview of Maternal Health in ASEAN Countries p​ ada
tahun 2011 oleh ​WHO, d​ ilaporkan bahwa Indonesia menduduki peringkat tiga
tertinggi di kawasan ​ASEAN, u​ ntuk angka kematian ibu setelah negara Laos dan
Cambodia.​1 ​Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2007, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran
hidup. Berdasarkan SDKI tahun 2012 AKI menunjukkan peningkatan yang
signifikan yaitu 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil
Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI menujukkan penurunan
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.​2 Angka tersebut masih
jauh dibawah target Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai
pada tahun 2015 yaitu menjadi 102/100.000 Kelahiran Hidup.​3
Preeklampsia di Indonesia merupakan penyebab kematian ibu yang tinggi
sesudah pendarahan (28%) yakni sebesar 24%, infeksi (11%), komplikasi
peuperium s​ ebesar 8%, partus lama sebesar 5%, dan abortus sebanyak 5%.​4
Selain itu, 30-40% penyebab dari kematian perinatal di Indonesia adalah
Preeklampsia dan eklampsia.​5 Berdasarkan laporan kematian dari puskesmas, di
kota Padang penyebab kematian terbanyak pada tahun 2016 adalah eklampsia
dan perdarahan.​6
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis RSUP DR.M.Djamil
Padang, pada tahun 2017 didapatkan sebanyak 168 pasien mengalami
preeklampsia di instalasi rawat inap, meningkat drastis dibandingkan tahun
sebelumnya yakni sebanyak 96 orang.​7 Selain itu terdapat 45 pasien mengalami
eklampsia meningkat dua kali lipat dibandingkan pasien eklampsia pada tahun
2014 yakni sebanyak 22 orang.​8 Di instalasi rawat jalan terdapat 49 pasien
dengan preeklampsia meningkat lima kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya
yakni sebanyak 5 orang dan terdapat 3 pasien eklampsia.​7,8

16
Preeklampsia adalah masalah kesehatan yang terjadi setelah 20 minggu
kehamilan yang ditandai dengan adanya hipertensi dan proteinuria. Proteinuria
didefinisikan sebagai ekskresi protein dalam urin yang melebihi 300 mg dalam
24 jam, rasio protein kreatinin urin ≥ 0,3, atau terdapatnya protein sebanyak 30
mg/dl (carik celup 1+) dalam sampel acak rutin secara menetap. Eklampsia
adalah timbulnya kejang pada perempuan dengan preeklampsia yang tidak
disebabkan oleh penyebab lain.​9
Beberapa penelitian menyatakan bahwa laktat dehidrogenase (LDH)
mengalami peningkatan pada kasus preeklampsia-eklampsia.​10,11,12 Laktat
dehidrogenase berguna sebagai penanda biokimia untuk menggambarkan
beratnya preeklampsia-eklampsia yang dialami pasien.​11 Selain itu, LDH juga
dapat menggambarkan kemungkinan munculnya komplikasi sehingga dapat
memprediksi prognosis pasien.​11
Laktat dehidrogenase adalah enzim intraseluler yang mengubah asam
piruvat menjadi asam laktat selama proses glikolisis.​10,12 Perangsang utama LDH
adalah pH dan hypoxia. Serum LDH merupakan penanda dini yang terlihat di
dalam darah pada saat hypoxia dan stress oksidatif.​12
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai hubungan kadar laktat dehidrogenase dengan
derajat preeklampsia-eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2017.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan kadar laktat dehidrogenase dengan derajat
preeklampsia-eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2017 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan kadar laktat dehidrogenase dengan derajat
preeklampsia-eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2017.

17
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakteristik pasien preeklampsia-eklampsia di RSUP
DR.M.Djamil Padang tahun 2017.
2. Mengetahui hubungan kadar laktat dehidrogenase dengan derajat
preeklampsia-eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2017.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan ilmu
kedokteran tentang laktat dehidrogenase.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan ilmu
kedokteran bidang preeklampsia-eklampsia.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca untuk
penelitian selanjutnya.
1.4.2 Bagi Masyarakat
1. Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan masyarakat
mengenai hubungan laktat dehidrogenase dengan derajat
preeklampsia-eklampsia.
2. Hasil penelitian ini diharapkan untuk memberi masukan dalam rangka
mengoptimalkan pencegahan terjadinya preeklampsia berat dan eklampsia.
3. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi klinisi megenai
hubungan laktat dehidrogenase dengan derajat preeklampsia-eklampsia.

18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LAKTAT DEHIDROGENASE
2.1.1 Definisi
Laktat dehidrogenase adalah enzim tetrametrik yang terdiri dari dua tipe
monumer ; H (untuk jantung/​heart)​ dan M (untuk otot/​muscle​) yang
berkombinasi menghasilkan lima isozim. Isozim LDH terdiri dari HHHH (LD​1​),
HHHM (LD​2​), HHMM (LD​3​), HMMM (LD​4​), dan MMMM (LD​5​).​13 Isozim
LDH mengkatalisis interkonversi dari laktat dan piruvat yang merupakan langkah
penting dalam proses glikolisis dan juga memperbaharui NAD​+ yang dibutuhkan
untuk kelanjutan glikolisis.​14
2.1.2 Biokimia dan Fisiologi
Laktat dehidrogenase merupakan enzim kelas satu yang bekerja pada
kelompok CH-OH dari donor dengan NAD​+ sebagai akseptor. Laktat
dehidrogenase mengkatalisis tranfer hidrogen dalam bentuk ion hidrida. Sebagai
enzim kelas satu (oksidoreduktase) LDH bereaksi dengan cara reaksi oksidasi

reduksi. 15
(L)-Lactat + NAD​+ ​↔ Piruvat + NADH + H​+
Laktat dehidrogenase terdapat dalam sitoplasma semua sel dan jaringan di
dalam tubuh. Aktivasi tertinggi ditemukan didalam ginjal, otot rangka, hepar,
otot jantung, eritrosit, dan jaringan maligna. Seperti terlihat pada tabel 2.1,
isozim laktat dehidrogenase terdistribusi luas di dalam jaringan, LD​1 dan LD​2

19
ditemukan dalam jumlah banyak di jaringan miokard dan di eritrosit, sedangkan

di hati dan otot LD​1​ dan LD​2​ ditemukan dalam jumlah yang sedikit. 15
Tabel 2.1 : Persentase Laktat Dehididogenase dalam Jaringan.​15
Persentase laktat dehidrogenase pada jaringan

Jaringan LD​1 LD​2 LD​3 LD​4 LD​5


Serum 25 35 20 15 5
Jantung 45 40 10 5 0
Sel darah merah 40 35 15 10 0
Kortek renal 35 30 25 20 0
Paru-paru 10 15 40 30 5
Otot rangka 0 0 10 30 60
Hati 0 5 10 15 70

LD, Laktat dehidrogenase

Trauma jaringan melepaskan pola khas isozim laktat dehidrogenase


yang dapat dipisahkan dengan elektroforesis dan dideteksi menggunakan
pengukuran bergandeng seperti terlihat pada gambar 2.1. Pada kelainan hati dan
otot rangka LD​4 dan
​ LD​5 meningkat
​ didalam serum.​16

Gambar 2.1 : Skema Reaksi Bergandeng (Kiri) dan Elektroferogram Yang Telah
Diwarnai (Kanan).​(12)
2.1.3 Metode Pemeriksaan

20
Metode pemeriksaan dari laktat dehidrogenase dapat menggunakan
spektrofotometer, fluorometer dan kolorimeter. Hasil dinyatakan dengan U/L
yang sesuai dengan (mol/menit dari reaksi NADH per liter spesimen yang
diukur).​17 Nilai rujukan LD plasma pada orang dewasa adalah 130-500 U/L.​16
Nilai normal laktat dehidrogenase pada wanita hamil trimester pertama adalah
78-433 U/L, pada trimester kedua 80-477 U/L , dan pada trimester ketiga 82-524
U/L.​9

2.2 PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA
2.2.1 Definisi
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai proteinuria.​17 Proteinuria pada kehamilan seringkali merupakan tanda
terakhir yang timbul dan didefinisikan sebagai 0,3 g/liter dalam urin 24 jam.​18
Preeklampsia dapat terjadi ante, intra, dan postpartum.​17 Preeklampsia yang tidak
terkendali dapat berkembang menjadi eklampsia dengan akibat kecacatan
menetap atau kematian.​18
Eklampsia merupakan timbulnya kejang pada perempuan dengan
preeklampsia yang tidak disebabkan oleh penyebab lain.​9 Pasien dengan tanda
klinis preeklampsia yang paling sedikit mengalami satu kali kejang atau episode
koma antara umur kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu ke-6 setelah
melahirkan harus dianggap mengalami eklampsia jika penyebab-penyebab lain
dapat disingkirkan. Kejadian eklampsia dipengaruhi oleh faktor-faktor serupa
pada preeklampsia.​18
2.2.2 Epidemiologi
Kejadian preeklampsia berkisar antara 2% - 10% pada kehamilan di
seluruh dunia. Insiden preeklampsia merupakan prekusor untuk eklampsia.​19
Kasus preeklampsia dan eklampsia lebih tinggi pada negara berkembang (2,8%)
dibandingkan dengan negara maju (0,4%).​20 Hampir 39 juta wanita yang

21
terdistribusi di 40 negara, pada tahun 2002-2010 mengalami
preeklampsia-eklampsia, seperti yang terlihat pada gambar 2.2.​21

Gambar 2.2 : Negara dengan Insiden Preeklampsia-Eklampsia.​(21)


Pada tahun 2004, 2005, dan 2006, di Indonesia ditemukan kejadian
preeklampsia secara berturut-turut 8.140 kasus (4,82%), 8.379 kasus (4,91%) dan
7.848 kasus (5,8%). Preeklampsia di Indonesia menyumbang kasus kematian
sebanyak 145 kasus pada tahun 2004 dengan CFR 1,8%, 197 kasus pada tahun
2005 dengan CFR 2,35%, dan 166 kasus pada tahun 2006 dengan CFR 2,1%,
seperti yang terlihat pada gambar 2.3.​22,23,24 Preeklampsia dan eklampsia
merupakan penyebab dari 30-40% kematian perinatal di Indonesia.​5 Berdasarkan
laporan kematian dari puskesmas, di kota Padang salah satu penyebab kematian
terbanyak pada tahun 2016 adalah eklampsia.​6

Gambar 2.3 : Angka Kejadian Preeklampsia dan CFR (​Case Fatality


Rate​) Preeklampsia di Indonesia.​22,23,24

22
2.2.3 Etiologi dan Patofisiologi
Preeklampsia-eklampsia belum diketahui penyebabnya, dan spekulasinya
begitu banyak sehingga kelainan ini disebut dengan ​“the didease of theories”.​ 19

Hasil pengamatan menyatakan bahwa kelainan pada permukaan tempat
berkontaknya jaringan maternal, paternal, dan fetal dapat menyebabkan
preeklampsia telah memunculkan suatu hipotesis bahwa sindrom preeklampsia
merupakan kelainan dua tahap. Kelainan pada preeklampsia terjadi melalui dua
tahap, seperti terlihat pada gambar 2.4, tahap 1 disebabkan oleh abnormalitas
pada proses remodelling trofoblastik endovaskular, yang melalui serangkaian
peristiwa menyebabkan sindrom klinis tahap 2.​9

Gambar 2.4 : Kelainan Dua Tahap pada Preeklampsia​ 9


Sejumlah besar mekanisme telah diajukan untuk menjelaskan penyebab
preeklampsia. Preeklampsia tidaklah sesederhana “satu penyakit”, melainkan
merupakan hasil akhir berbagai faktor yang kemungknan meliputi sejumlah

23
faktor pada ibu,plasenta dan janin. Faktor – faktor yang saat ini dianggap penting
mencakup : 9​
1. Invasi trofoblastik abnormal
Pada implantasi normal, arteriola spiralis uteri mengalami remodelling
ekstensif karena diinvasi oleh trofoblas endovaskular. Remodelling ini
menyebabkan terbentuknya pembuluh darah yang melebar dan memiliki tahanan
rendah. Pada preeklampsia tejadi invasi tidak sempurna dinding arteriola spiralis
uteri oleh trofoblas ekstravilus, dan menyebabkan terbentuknya pembuluh darah
berdiameter sempit dengan resistensi yang tinggi, seperti yang terlihat pada
gambar 2.5 .​9

Gambar 2.5 : Implantasi Plasenta Normal (Kiri),


Plasenta Pada Preeklampsia (Kanan).​9
2. Faktor imunologis
Terjadi intoleransi atau disregulasi proses toleransi sistem imun ibu
terhadap antigen janin dan plasenta. Risiko preeklampsia meningkat pada kondisi
terganggunya pembentukan antibodi penyekat situs antigenik plasenta.​9
3. Aktivasi sel endotel
Faktor metabolik dan antiangiogenik serta mediator inflamasi lainnya
diduga memiu cedera endotel, sebagai respon terhadaap perubahan iskemik atau
akibat faktor pencetus lainnya. Selain itu, timbulnya stress oksidatif terkait

24
preeklampsia menyebabkan pembentukan radikal – radikal yang amat toksik
yang akan mencederai sel endotel.​9
4. Faktor genetik
Preeklampsia merupakan penyakit multifaktorial dan poligenik. Dalam
suatu ulasan, risiko insiden preeklampsia meningkat 20% - 40% pada anak dari
ibu yang pernah mengalami preeklampsia, 11% - 37% pada saudara perempuan
seorang penderita preeklampsia, dan 22% - 47% pada kembar. Kecenderungan
herediter ini mungkin merupakan akibat interaksi ratusan gen yang diwariskan
dari ayah atau ibu yang engendalikan sejumlah besar fungsi metabolik dan
enzimatik di setiap sistem organ.​9
Preeklampsia paling tepat digambarkan sebagai sindrom khusus
kehamilan yang dapat mengenai setiap sistem organ. Perubahan patofisiologi
pada pasien preeklampsia terakumulasi selama kehamilan dan akhirnya
menyebabkan keterlibatan organ multipel dengan spektrum klinis yang dapat
mengancam nyawa ibu maupun janin. Perubahan yang terjadi pada organ –
organ sebagai berikut : 9​
1. Sistem Kardiovaskular
Gangguan berat pada fungsi kardiovaskular normal lazim terjadi pada
preeklampsia atau eklampsia. Gangguan ini berkaitan dengan peningkatan
afterload jantung yang disebabkan hipertensi, preload jantung yang dipengaruhi
oleh tidak adanya hipervolemia pada kehamilan, dan aktivasi endotel disertai
ekstravasasi cairan intravaskular kedalam ruang ekstrasel atau ke dalam paru –
paru.
2. Ginjal
Selama kehamilan normal, aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus
meningkat secara bermakna. Pada preeklampsia perfusi ginjal dan filtrasi
glomerulus berkurang. Filtrasi glomerulus yang berkurang dapat terjadi akibat
penurunan volume plasma.
3. Hepar

25
Pada perempuan yang mengalami eklampsia fatal lesi khas perdarahan
peripotal pada tepi hepar lazim ditemuka. Penelitian autopsi menunjukkan
terdapat gambaran infark hepar dalam derajat yang berbeda – beda disertai
perdarahan pada hampir separuh perempuan yang meninggal akibat eklampsia.
4. Otak
Nyeri kepala dan gejala penglihatan lazim terjadi pada preeklampsia
berat, dan terjadinya kejang yang berkaitan dengan kedua gejala tersebut
menandakan eklampsia.
2.2.4 Faktor Predisposisi
Wanita hamil cenderung dan mudah mengalami pre-eklampsia bila

mempunyai faktor-faktor predisposisi sebagai berikut: 25
1. Nulipara
2. Riwayat keluarga dengan eklampsia atau preeklampsia
3. Kehamilan ganda
4. Diabetes
5. Hypertensi yang kronis
6. Mola hydatidosa
7. Hydrops foetalis
2.2.5 Tanda dan Gejala
Preeklampsia-eklampsia ditandai oleh hipertensi, edema generalisata dan
proteinuria tanpa penyakit vaskular atau renal. Tanda dan gejala muncul sejak
minggu ke-20 kehamilan sampai minggu ke-6 setelah melahirkan.​18
1. Hipertensi
Hipertensi pada kehamilan adalah peningkatan tekanan darah ≥ 140/90
mmHg terjadi paling sedikit dua kali.​18
2. Edema
Edema adalah tanda yang tidak tepat karena edema dependen normal
pada kehamilan dan hingga 40% pasien tidak mengalami edema. Namun, kriteria
berikut dapat mempermudah diagnosis :​ 18

26
1. Penumpukan cairan dalam jaringan secara generalisata, yaitu pitting
edema > +1 setelah tirah baring 1 jam.
2. Penambahan berat badan ≥ 2 pn/minggu karena pengaruh kehamilan
3. Edema non dependen pada tangan dan muka yang timbul saat bangun
pagi.
3. Proteinuria
Proteinuria pada kehamilan seringkali merupakan tanda terakhir yang
timbul dan didefinisikan sebagai ≥ 0, 3 g/liter dalam urin 24 jam atau > 1g/liter
(+1 sampai +2dengan metode dipstik) dengan urinalisa pada urin aliran tengah
atau kateter secara acak.​18
2.2.6 Klasifikasi ​ ​(5)
1. Preeklampsia ringan adalah jika tekanan darah ≥ 140/90 mmHg,
tapi <160/110 mmHg dan proteinuria +1.
2. Preeklampsia berat adalah jika tekanan darah > 160/110 mmHg,
proteinuria ≥ +2, dapat disertai keluhan subjektif seperti nyeri
epigastrium, sakit kepala, gangguan penglihatan dan oliguria.
3. Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam
persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang dan
atau koma. Sebelumnya wanita ini menunjukkan gejala-gejala
preeklampsia berat. (kejang timbul bukan akibat kelainan
neurologik).
2.2.7 Diagnosis

2.2.7.1 Preeklampsia 26
1. Hipertensi :Tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan
berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
2. Protein urin :Protein urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes
urin dipstik > positif 1

27
Jika tidak didapatkan protein urin, hipertensi dapat diikuti salah satu
dibawah ini:
1. Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter
2. Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya
pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
3. Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan
atas abdomen
4. Edema Paru
5. Gejala Neurologis :Stroke, nyeri kepala, gangguan visus
6. Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta :Oligohidramnion, ​Fetal
Growth Restriction (​ FGR) atau didapatkan adanya ​absent or
reversed end diastolic velocity (​ ARDV)

2.2.7.2 Preeklampsia Berat 26
Diagnosis preeklampsia berat dipenuhi dan jika didapatkan salah satu
kondisi klinis dibawah ini :
1. Hipertensi :Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik
atau 110 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 15
menit menggunakan lengan yang sama
2. Trombositopeni :Trombosit < 100.000 / mikroliter
3. Gangguan ginjal :Kreatinin serum diatas 1,1 mg/dL atau
didapatkan peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya
pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
4. Gangguan Liver :Peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan
atas abdomen
5. Edema Paru
6. Gejala Neurologis :Stroke, nyeri kepala, gangguan visus

28
7. Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta :Oligohidramnion, ​Fetal Growth
Restriction ​(FGR) atau didapatkan adanya ​absent or reversed end
diastolic velocity (​ ARDV)

2.2.7.3 Eklampsia 27
1. Kejang umum dan/atau koma
2. Ada tanda dan gejala preeklampsia
3. Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
perdarahan subarakhnoid, dan meningitis).
2.2.8 Penatalaksanaan
Tujuan dasar tata laksana untuk setiap kehamilan yang disertai komplikasi
preeklampsia adalah :​ 9
1. Terminasi kehamilan dengan trauma seminimal mungkin bagi ibu dan
janin.
2. Kelahiran bayi yang dapat bertahan hidup
3. Pulihnya kesehatan ibu secara sempurna
Pada banyak perempuan dengan preeklampsia, khususnya dengan
kehamilan aterm atau hampir aterm, ketiga tujuan tersebut dapat dipenuhi dengan
induksi persalinan. Terminasi kehamilan merupakan satu-satunya tata laksana
preeklampsia. Nyeri kepala, gangguan penglihatan, atau nyeri epigastrium
merupakan petunjuk bahwa kejang mungkin akan terjadi. Preeklampsia berat
memerlukan terapi antikonvulsan dan antihipertensi dilanjutkan dengan pelahiran.
Tujuan utama adalah untuk mencegah kejang, mencegah perdarahan intrakranial
dan kerusakan berat pada organ vital lainnya, serta melahirkan bayi yang sehat.
Apabila janin masih kurang bulan, cenderung dilakukan penundaan terminasi
kehamilan dengan harapan bahwa beberapa minggu tambahan didalam rahim akan
mengurangi risiko kematian neonatal atau penyakit berat akibat kurang bulan.​ 9
Pada preeklampsia berat yang tidak membaik setelah perawatan inap,
biasanya dianjurkan terminasi kehamilan untuk kesejahteraan ibu dan janin.
Induksi persalinan dilakukan, biasanya dengan pematangan serviks prainduksi

29
mengunakan prostaglandin atau dilator osmotik. Bila induksi tampaknya hampir
pasti tidak akan berhasil, atau usaha induksi telah gagal, pelahiran dengan bedah
caesar diindikasikan untu kasus-kasus yang lebih berat. 9​
2.2.9 Komplikasi
2.2.9.3 Preeklampsia
Komplikasi pada ibu terutama berkaitan dengan memburuknya
preeklampsia menjadi eklampsia. Komplikasi pada janin berhubungan dengan
insufisensi uteroplasenta akut dan kronis (misal, janin lahir mati atau gawat janin
intrapartum) serta persalinan dini (komplikasi prematuritas). Sindrom HELLP
(haemolysis, elevated liver transaminases, low platelets) menggambarkan
tanda-tanda penting pasien dengan toksemia kehamilan yang berbahaya.​18
2.2.9.4 Eklampsia
Kejang meningkatkan angka kematian ibu 10 kali lipat dan kematian
janin 40 kali lipat. Trauma yang terjadi selama kejang meliputi laserasi bibir atau
lidah dan fraktur vertebra. Pneumonia aspirasi juga dapat terjadi, namun gagal
ginjal dan DIC merupkan komplikasi ibu yang jarang.​18
2.3 LAKTAT DEHIDROGENASE DAN PREEKLAMPSIA-EKLAMPSIA
Laktat dehidrogenase merupakan enzim yang mengkatalisis langkah
terakhir dalam glikolisis anaerobik melalui konversi piruvat menjadi laktat
melalui oksidasi NADH ke NAD +, seperti yang terlihat pada gambar 2.8.​28,29
Laktat dehidrogenase ditemukan di berbagai jaringan tubuh. Semua jaringan
mengandung jumlah 5 isoenzim LDH yang berbeda; Namun, otot, hati, dan sel
darah merah (hemolisis) adalah sumber utama aktivitas LDH serum.​30

30
Gambar 2.6 Reaksi Laktat Dehidrogenase .​29
Apoptosis dan nekrosis adalah dua bentuk utama kematian sel yang
diamati pada keadaan normal dan keadaan patologi. Pada sel nekrotik terdapat
perubahan permeabilitas membran plasma yang dapat dikuantifikasikan dengan
mengukur pelepasan enizim laktat dehidrogenase.​31 ​Laktat dehidrogenase
merupakan enizim intraseluler yang meningkat dikarenakan kematian sel.​12
Pemeriksaan laktat dehidrogenase sebagai suatu tes, tidak bisa dilakukan
secara spesifik untuk mengetahui kerusakan organ tertentu. Dalam hal ini
Isoenzim dari laktat dehidrogenase dapat digunakan untuk menentukan sumber
dari injuri. Pada beberapa kondisi, seperti shock dan karsinoma metastasis, laktat
dehidrogenase akan meningkat dikarenakan kerusakan pada multiple organ.​15
Etiologi preeklampsia belum diketahui, tetapi diduga terkait dengan
hipoksia di plasenta. Pada jaringan yang normal, hipoksia meningkatkan jalur
metabolisme,seperti glikolisis. Hipoksia, jika ditemukan pada preeklampsia,
lebih lanjut akan meningkatkan glikolisis dan meningkatkan aktivitas laktat
dehidrogenase yang mengubah piruvat menjadi laktat.​32
Tanda klinis pada preeklamsia-eklampsia diduga merupakan akibat
vasospasme, disfungsi endotel dan iskemia. Pada preeklampsia-eklampsia terjadi

31
perubahan-perubahan sistem organ diantaranya terjadi perubahan sistem
kardiovaskuler dan nekrosis hepatoseluler. Pasien preeklampsia dengan sindrom
HELLP dapat mengalami solusio plasenta,dan sebagian besar mengalami
perdarahan pasca partum, dan kadang – kadang terjadi nekrosis korteks ginjal
yang irreversible.​9 P​asien yang mengalami peningkatan kadar LDH
dimanifestasikan dengan sindrom HELLP dan memiliki risiko kematian yang
tinggi.​10

32
BAB III
KERANGKA TEORI
3.1 Kerangka Teori
Berdasarkan uraian materi maka dijelaskan teori yang mendasari
penelitian ini sebagai berikut :

Gambar 3.1 : Kerangka Teori

33
3.2 Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori didapatkan variabel bebas yang diduga
mempunyai hubungan kuat dengan preeklampsia-eklampsia yang dapat
digambarkan dalam diagram di bawah ini:

Gambar 3.2 : Kerangka Konsep


Keterangan :

: Variabel independent

: Variabel dependent

: Hubungan yang akan diteliti


3.3 Hipotesis
H1 = Terdapat hubungan antara kadar laktat dehidrogenase dengan
derajat preeklampsia-eklampsia
H0= Tidak terdapat hubungan antara kadar laktat dehidrogenase dengan
derajat preeklampsia-eklampsia

34
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
analitik dengan desain penelitian ​cross sectional ​(potong lintang).
4.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUP DR.M.Djamil Padang pada
bulan April 2018 – Februari 2019.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1. Populasi Target : Populasi yang menjadi sasaran penelitian adalah
pasien preeklampsia-eklampsia.
4.3.2. Populasi Terjangkau : Populasi terjangkau pada penelitian adalah
pasien preeklampsia-eklampsia yang dirawat di instalasi rawat inap
dan di instalasi rawat jalan RSUP DR.M.Djamil Padang.
4.3.3. Sampel : Sampel penelitian adalah pasien preeklampsia-eklampsia
yang dirawat di instalasi rawat inap dan di instalasi rawat jalan RSUP
DR.M.Djamil Padang yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi.
1. Kriteria inklusi
1. Pasien preeklampsia-eklampsia yang berusia > 19 tahun.
2. Pasien preeklampsia-eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang
tahun 2017 yang memiliki data kadar laktat dehidrogenase .
2. Kriteria Eksklusi

35
1. Pasien preeklampsia-eklampsia dengan kelainan metabolik
seperti dibetes melitus.
2. Pasien preeklampsia-eklampsia dengan penyakit jantung koroner
dan hipertensi.

Berdasarkan masalah penelitian, besar sampel ditentukan dengan rumus



berikut: 33
2
n= [ (Zα+Zβ)
1+r )
0,5 ln ln ( 1−r ] + 3

[ ]
2
(1,64+1,28)
n= + 3 = 32
0,5 ln ln ( 1−0,5 )
1+0,5

Berdasarkan rumus diatas besar sampel minimal yang akan diambil pada
penelitian hubungan kadar laktat dehidrogenase dengan derajat
preeklampsia-eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang adalah sebanyak 32
orang. Sampel diambil secara acak menggunakan teknik simple random
sampling.
Keterangan
n = jumlah subjek
α = Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5% hipotesis satu arah
Z​α = nilai standar alpha = 1,64
β = kesalahan tipe dua ditetapkan 10 %
Z ​β = nilai standar beta = 1,28
r = koefesien kolerasai minimal yang dianggap bermakna ditetapkan 0,5

4.4 Definisi Operasional


1. Preeklampsia-eklampsia

36
Definisi : Pasien yang telah didiagnosis oleh klinisi dengan
Preeklampsia-eklampsia, dengan kriteria:
preeklampsia Hipertensi pada kehamilan yang
ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan, disertai dengan proteinuria ≥ 300
mg/24 jam. Eklampsia kejang pada perempuan
dengan preeklampsia yang tidak disebabkan oleh
penyebab lain
Cara Ukur : Observasi pada data rekam medis
Alat Ukur : Rekam medis
Hasil Ukur : 1. Preeklampsia
2. Preeklampsia berat
3. Eklampsia
Skala Ukur : Ordinal

2. Laktat Dehidrogenase ( LDH)


Definisi : Kadar laktat dehidrogenase pasien.
Cara Ukur : Observasi pada data rekam medis
Alat Ukur : Rekam medis
Hasil Ukur : U/L.
Skala Ukur : Numerik.

4.5 Alur Penelitian

37
Gambar 4.1 : Alur Penelitian
4.6 Analisa Data
4.6.1 Analisa Univariat
Analisis univariat digunakan untuk memperoleh distribusi frekuensi
atau besarnya proporsi menurut karakteristik yang diteliti dari semua
variabel penelitian
4.6.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan kadar laktat
dehidrogenase dengan derajat preeklampsia-eklampsia. Uji yang akan
digunakan adalah uji Spearman d​ engan derajat kepercayaan 95%
(α=0,05). Hubungan dikatakan bermakna apabila P < 0,05.​34
4.7 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti telah memperhatikan prinsip
etika penelitian, yaitu :
1. Persetujuan Etik (​Ethical Clearance​) dari Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah.
2. Persetujuan dari RSUP DR.M.Djamil Padang.
3. Peneliti telah menjunjung tinggi ​privacy pasien pada data rekam
medis dengan menjaga kerahasiaan dari informasi yang diperoleh
selama penelitian.
4. Data hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

38
5. Biaya yang diperlukan selama penelitian merupakan tanggung
jawab dari peneliti.

BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Karakteristik Pasien Preeklampsia-Eklampsia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh karakteristik status


gravida dan derajat preeklampsia-eklampsia pasien preeklampsia-eklampsia di
RSUP DR. M.Djamil Padang tahun 2017 seperti tabel berikut:

Tabel 5.1 : Karakteristik Status Gravida dan Derajat


Preeklampsia-Eklampsia

Karakteristik F %

Status Gravida :

● Primipara 17 53
● Multipara
15 47

Jumlah 32 100

39
Derajat Preeklampsia-eklampsia :

● Preeklampsia Berat 21 65.6


● Eklampsia
11 34.4

Jumlah 32 100

Berdasarkan tabel 5.1 diatas dari 32 pasien preeklampsia-eklampsia di RSUP


DR. M.Djamil Padang tahun 2017 diperoleh status gravida primipara sebanyak 17
orang (53%) dan multipara sebanyak 15 orang (47%). Derajat
preeklampsia-eklampsia paling banyak dengan preeklampsia berat yaitu sebanyak
21 orang (65.6%) dan pasien eklampsia sebanyak 11 orang (34.4%).

Karakteristik umur dan kadar laktat dehidrogenase pasien


preeklampsia-eklampsia diperoleh seperti tabel berikut:

Tabel 5.2 : Karakteristik Umur dan Kadar Laktat Dehidrogenase Pasien


Preeklampsia-Eklampsia

Karakteristik Rerata Rentang

Umur (tahun) 28.56±5.29 20-39

Kadar Laktat Dehidrogenase (u/l) 1077.66±1138.016 313-5508

● Preeklampsia Berat 679.05±376.57 313-1755


● Eklampsia 1838.64±1661.463 420-5508

40
Berdasarkan tabel 5.2 diatas dari 32 pasien preeklampsia-eklampsia di
RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2017 diperoleh rerata umur pasien 28.56±5.29
tahun dengan rentang 20-39 tahun. Kadar laktat dehidrogenase diperoleh rerata
1077.66±1138.016 u/l dengan rentang 313-5508 u/l, Preeklampsia berat memiliki
rerata 679.05±376.577 u/l dengan rentang 313-1755 u/l dan eklampsia memiliki
rerata 1838.64±1661.463 u/l dengan rentang 420-5508u/l.

Gambar 5.1 : Kadar Laktat Dehidrogenase Pasien Preeklampsia Berat dan


Eklampsia

5.2 Hubungan Kadar Laktat Dehidrogenase dengan derajat


Preeklampsia-Eklampsia
Berikut ini hasil penelitian tentang hubungan kadar laktat dehidrogenase
dengan derajat preeklampsia-eklampsia di RSUP DR.M.Djamil Padang tahun
2017 pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.3 : Hubungan Kadar Laktat Dehidrogenase dengan Derajat
Preeklampsia-Eklampsia
Uji spearmen’s rho Total Korelasi Nilai
(r) Signifikan (p)
Laktat dehidrogenase dan derajat 32 0.545 0.001
preeklampsia-eklampsia

41
Berdasarkan tabel 5.3 diatas dari 32 pasien preeklampsia-eklampsia di
RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2017 dipeoleh nilai signifikan 0.001 (p<0.05)
yang berarti terdapat hubungan antara kadar laktat dehidrogenase degan derajat
preeklampsia-eklampsia dengan kekuatan korelasi sedang (0.545).

BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Karaktristik Pasien Preeklampsia-Eklampsia
Hasil tabel 5.1 dari 32 pasien preeklampisa-eklampsia di RSUP DR .
M.Djamil Padang tahun 2017 diperoleh status gravida pasien
preeklampsia-eklampsia di RSUP DR. M.Djamil Padang tahun 2017 dengan
primipara yaitu sebanyak 17 orang (53%) dan pasien dengan multipara sebanyak
15 orang (47%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUP
DR.M.Djamil Padang tahun 2012-2013 yang menyimpulkan terdapat hubungan
yang bermakna antara status gravida dengan kejadian preeklampsia, dimana

42
primigravida mempunyai kecenderungan untuk menderita preeklampsia daripada
multigravida. Penelitian yang dilakukan di RSKDIA Siti Fatimah Makasar
menyimpulkan Ibu hamil primigravida memiliki faktor resiko 0,7 kali lebih besar

untuk terkena preeklamsia / eklampsia dibanding ibu hamil multigravida. (35,36)
Kehamilan pertama memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami
preeklampsia, salah satu penyebabnya ialah gangguan yang diperantarai sistem
imun. Gangguan pembentukan antibodi penyekat situs antigenik plasenta secara
nyata dapat meningkatkan risiko preeklampsia. Stress emosi sering dialami pada
kehamilan pertama, hal ini menyebabkan peningkatan pelepasan
corticotropic-releasing hormone (CRH) yang dapat menyebabkan peningkatan
kortisol, sehingga curah jantung meningkat.​ (9,37)
Derajat preeklampsia-eklampsia dari 32 pasien preeklampsia-eklampsia di
RSUP DR.M.Djamil Padang tahun 2017 paling banyak dengan preeklampsia
berat yaitu sebanyak 21 orang (65.6%) dan pasien dengan eklampsia sebanyak 11
orang (34.4%). Hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Ibnu Sina Kabupaten
Gresik didapatkan hasil dari dari 77 pasien didapatkan 13 pasien (16,9)
mengalami preeklampsia berat dan 8 pasien (10,4%) mengalami eklampsia.

Eklampsia merupakan perkembangan dari preeklampsia yang tidak terkendali. (38)

Hasil tabel 5.2 dari 32 pasien preeklampisa-eklampsia di RSUP DR .


M.Djamil Padang tahun 2017 diperoleh rerata umur pasien 28.56 tahun dengan
standar deviasi 5.29 dan rentang 20-39 tahun. Rentang ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan di Poli KIA RSUD Kefamenu Kabupaten Timur
Tengah Utara dengan hasil dari 35 Pasien ibu hamil yang usianya >35 tahun
mengalami preeklampsia sebanyak 22 pasien (63,0%), sedangkan ibu hamil yang
usianya 20-35 tahun sebanyak 13 pasien (37,0%). Penelitian yang dilakukan di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta juga menunjukkan bahwa dari 44 pasien, yang
mengalami preeklampsia berat paling banyak pada umur 20-35 tahun sebesar 28

43
pasien (63,64%), sedangkan untuk pasien preeklampsia ringan pada umur 20-35

sebesar 29 pasien (65,91%). (39,40)
Umur ibu hamil berhubungan dengan kejadian preeklampsia-eklampsia.
preeklampsia-eklampsia meningkat di umur muda, hal ini disebabkan karena
belum sempurnanya organ-organ yang ada ditubuh wanita untuk bereproduksi,
selain itu faktor psikologis yang cenderung kurang stabil juga meningkatkan
kejadian preeklampsia di umur muda, sedangkan pada umur 35 tahun atau lebih,
terjadi perubahan pada jaringan dan alat kandungan serta jalan lahir tidak lentur

lagi​,​ pada umur tersebut cenderung terjadi eklampsia.​ (37)

Kadar laktat dehidrogenase pasien preeklampsia-eklampsia di RSUP DR.


M.Djamil Padang tahun 2017 diperoleh hasil yaitu nilai rerata 1077.66 u/l dengan
standar deviasi 1138.016 dan rentang 313-5508 u/l. Preeklampsia berat memiliki
rerata 679.05 u/ dengan standar deviasi l376.577 dan rentang 313-1755 u/l,
eklampsia memiliki rerata 1838.64 u/l dengan standar deviasi 1661.463 dan
rentang 420-5508 u/l. Penelitian yang dilakukan di GMERS medical college and
civil hospital Gujarat India diperoleh rerata kadar laktat dehidrogenase
preeklampsia berat 675.26 u/l dengan standar devisi 388.58 dan range 199-1759
u/l, eklampsia 1589.85 u/l dengan dtandar deviasi 1856.32 dan range 226-8832
u/l. Peningkatan kadar laktat dehidrogenase pada saat kehamilan berhubungan

dengan memburuknya kondisi pasien preeklampsia-eklampsia. (41)

6.2 Hubungan Kadar Laktat Dehidrogenase dengan Derajat Preeklampsia-


Eklampsia
Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh hasil yaitu pada pasien dengan
preeklampsia berat 21 orang (65,6%) memiliki rerata kadar laktat dehidrogenase
679.05±376.577 u/l dengan rentang 313-1755 u/l, pasien eklampsia sebanyak 11
orang (34.4%) memiliki rerata kadar laktat dehidrogenase 1838.64±1661.463 u/l
dengan rentang 420-5508 u/l. Setelah dilakukan uji statistik menggunakan

44
Spearmen rank rho d​ iperoleh nilai p=0,001 (p<0,05). Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kadar laktat dehidrogenase dengan
derajat preeklampsia-eklampsia di RSUP DR. M.Djamil Padang tahun 2017. Uji
statistik menggunakan ​Spearman rank rho menunjukan bahwa kadar laktat
dehidrogenase dan derajat preeklampsia-eklampsia mempunyai nilai r= 0.545.
Oleh karena itu dapat disimpulukan bahwa kekuatan korelasi antara kadar laktat
dehidrogenase dengan derajat preeklampsia-eklampsia sedang, berdasarkan
interpretasi korelasi spearman sebagai berikut :
Tabel 6.1 : Interpretasi Korelasi Spearman
Nilai Interpretasi
0.00-0.19 Sangat lemah
0.20-0.39 Lemah
0.40-0.59 Sedang
0.60-0.79 Kuat
0.80-1.0 Sangat kuat

Penelitian ini sejalan dengan penelitia yang dilakukan di Departement of


Obstetrics and Gynecology JSS Medical College and Hospital India yang
menunjukkan hasil yang sama bahwa terdapat hubungan antara kadar laktat
dehidrogenase dengan derajat preeklampsia-eklampsia (p<0.001). Penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian ​case control yang dilakukan di King George
Hospital Visakhapatnam yang mana d​ ari 150 pasien ibu hamil dengan 50 pasien
mempunyai tekanan darah normal dan 100 pasien memiliki preeklampsia dan
eklampsia menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kadar laktat

dehidrogenase dengan derajat preeklampsia-eklampsia (p<0,001). (11,42)
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan di
department of Obstetrics and Gynecology in collaboration with the department of
Pathology CSM Medical University,Lucknow India yang menunjukkan bahwa
dari 146 pasien yang mana 39 pasien normal sebagai kontrol dan 107 pasien

45
preeklampsia-Eklampsia, didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kadar
laktat dehidrogenase dengan derajat preeklampsia-eklampsia.​ (43) 
Kadar laktat dehidrogenase mempunyai hubungan dengan derajat
preeklampsia-eklampsia, hal ini didukung oleh kajian pustaka yang menyatakan
bahwa laktat dehidrogenase merupakan enzim intraseluler yang dapat ditemukan
di berbagai jaringan tubuh yang mana dapat meningkat pada saat kerusakan
organ. pada saat terjadinya preeklampsia-eklampsia terjadi perubahan-perubahan
sistem organ seperti perubahan kardiovaskular dan nekrosis hepatoseluler. Kadar
laktat dehidrogenase juga meningkat saat terjadi hipoksia dan kematian sel,
etiologi dari preeklampsia diduga terkait dengan hipoksia di plasenta, dan pada
sel nekrotik terdapat perubahan permeabilitas memran plasma yang dapat
dikuantifikasikan dengan mengukur aktivitas enzim laktat dehidrogenase.
(30,15,9,32,31)

BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan

46
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Kadar Laktat
Dehidrogenase dengan Derajat Preeklampsia-Eklampsia di RSUP DR. M.Djamil
Padang tahun 2017, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pasien preklampsia-eklampsia memiliki rerata umur 28.56±5.29 dengan
rentang umur 20-39 tahun.
2. Pasien preeklampsia-eklampsia paling banyak dengan status gravida
primipara yaitu 17 orang (53%) dan multipara 15 orang (47%)
3. Pasien preeklampsia-eklampsia paling banyak dengan preeklampsia berat
yaitu 21 orang (65.6%) dan eklampsia 11 orang (34.4%)
4. Pasien preeklampsia berat memiliki rerata kadar laktat dehidrogenase
679.05±376.577 dengan rentang 313-1755 u/l.
5. Pasien eklampsia memiliki rerata kadar laktat dehidrogenase
1838.64±1661.463 dengan rentang 420-5508 u/l.
6. Terdapat hubungan antara kadar laktat dehidrogenase dengan derajat
preeklampsia-eklampsia di RSUP DR. M.Djamil Padang tahun 2017
p=0.001 (p<0.05) dengan kekuatan korelasi sedang (0.545).
7.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:
1. Aspek Teoritis
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa
terdapat Hubungan antara Kadar Laktat Dehidrogenase dengan
Derajat preeklampsia-eklampsia sehingga diharapkan pihak
rumah sakit dapat selalu memonitoring kadar laktat dehidrogenase
pasien preeklampsia agar dapat mencegah terjadinya eklampsia.

b. Bagi Institusi Pendidikan

47
Diharapkan laporan penelitian ini dapat menjadikan
sumber informasi dalam menambah referensi perpustakaan
kampus sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa
Universitas Baiturrahmah
2. Aspek praktis
a. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat
melanjutkan penelitian ini dengan melihat faktor lain yang
berhubungan dengan derajat preeklampsia-eklampsia.

48
DAFTAR PUSTAKA

1. Mas T, Tejayanti T, Saptarini I, & Rizkianti, A. Maternal Death in


Indonesia : Follow-up Study of the 2010 Indonesia Population Census.
(2016). doi:10.22435/kespro.v7i1.5102.1-13.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia . Profil Kesehatan Indonesia
2016. Jakarta; 2017.
3. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Profil Kesehatan 2014. Padang;
2015.
4. Saraswati N, & Mardiana. Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan
Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil (Studi Kasus di RSUD Kabupaten
Brebes Tahun 2014). Unnes Journal of Public Health; 2016.
5. Hariadi R. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Surabaya: Himpunan
Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia; 2004
6. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2016.
Padang; 2017.
7. RSUP DR.M.Djamil Padang. Laporan Rekam Medik Tentang
Preeklampsia tahun 2015-2017. Padang; 2018
8. RSUP DR.M.Djamil Padang. Laporan Rekam Medik Tentang Eklampsia
tahun 2014-2017. Padang; 2018
9. Cunningham F gary, et al. Obstetri Williams edisi 23. Jakarta: EGC; 2012
10. Anupama, D., Laxmi, M., &Astha, J. LDH (Lactate Dehydrogenase): A
Biochemical Markerfor the Prediction of Adverse Outcomes in
Pre-eclampsiaand Eclampsia.(2014). doi 10.1007/s13224-014-0645-x
11. Umasatyasri Y, Vani I, & Shamita P. Role of LDH (Lactate
dehydrogenase) in Preeclampsia-Eclampsia as a Prognostic Marker : An
Obsevational Study. International achive of Integreted Medicine [internet].

49
2015 [cited 2017 June 20]: 2(9):88. Available from:
http://iaimjournal.com/
12 Ababio GK, Adu-Bonsaffoh K, Narh G, Morvey D, Botchway F,
Abindau E, Neequaye J, & Quaye IKE. Effects of Lactate Dehydrogenase
(LDH) in Preeclampsia. (2017). doi: 10.4172/2471-2663.1000129.
13. Murray Robert K, et al. Biokimia Harper Edisi 29. Jakarta: EGC; 2014.
14. Brown NJ, Higham SE, Perunovic B, Arafa M, Balasubramanian S, &
Rehaman I. Lactate Dehydrogenase-B Is Silenced by Promoter Methylation
in a High Frequency of Human Breast Cancers. (2013).
doi:10.1371/journal.pone.0057697.
15. McPherson Richard A, et al. Henry’s Clinical Diagnosis and Management
by Laboratory Methods Tewenty-Second Edition. China: Saunders
Elsevier; 2011.
16. Rahaju M. Uji Diagnostik Pemeriksaan LDH dalam Cairan Tubuh untuk
Penentuan Klasifikasi Transudat dan Eksudat dibandingkan dengan
Klasifikasi Konvensiona; 2003.
17. Saifuddin Abdul B, Rachimhadi T, & Wiknjosastro Gulardi H, editor. Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawirohardjo edisi 4. Jakarta: Tridase Printer. 2008
18. Benson Ralph C, & Pernoll Martin L. Buku Saku Obstetri & Gnekologi
Edisi 9. Jakarta: EGC; 2008.
19. Osungbade KO, & Ige OK. Review Article Public Health Perspectives of
Preeclampsia in Developing Countries: Implication for Health System
Strengthening. (2011). doi:10.1155/2011/481095.
20. World Health Organization. The World Health Report 2005 Make Every
Mother and Child Count. Geneva; 2005.
21. Abalos E, Cuesta C, Grosso AL, Chou D, & Say L. Global and regional
estimates of preeclampsia and eclampsia: a systematic review. (2013).
doi.org/10.1016/j.ejogrb.2013.05.005​.

50
22. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
2004; 2006.
23. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
2005; 2007.
24. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
2006; 2008.
25. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset; 1984
26. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran
Feto Maternal. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Diagnosis Dan
Tata Laksana Pre-Eklamsia; 2016
27. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan; 2013
28. Seo M, Crochet RB, & Lee YH. Chapter 14 - Targeting Altered
Metabolism—Emerging Cancer Therapeutic Strategies [internet]. 2014.
[cited 2018 oct 2]. Available from:
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-396521-9.00014-0
29. Baker JS, Grant MC, & Robergs R. Interaction among Skeletal Muscle
Metabolic Energy Systems during Intense Exercise. (2010).
DOI:10.1155/2010/905612.
30. Smith GS, Walter GL, & Walker RM. Chapter 18 - Clinical Pathology in
Non-Clinical Toxicology Testing [internet]. 2013. [cited 2018 Oct 2].
Available from: ​https://doi.org/10.1016/B978-0-12-415759-0.00018-2
31 Chan FK, Moriwaki K, & Rosa MJ. Detection of Necrosis by Release of
Lactate Dehydrogenase (LDH) Activity. (2014).
doi:10.1007/978-1-62703-290-2_7 .
32. Kay HH, Zhu S, & Tsoi S. Hypoxia and Lactate Production in Trophoblast
Cells. (2006). doi:10.1016/j.placenta.2006.11.011.

51
33. Dahlan, M Sopiyudin. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Edisi 4. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2016
34. Dahlan, M sopiyudin. Multiaksial Statistik Diagnosis dan Multiaksial
Substansi Diagnosis Pintu Gerbang Memahami Epidemiologi, Biostatistik,
dan Metode Penelitian Edisi 2. Jakarta: Epidemiologi Indonesia; 2017
35. Denantika O, Serudjiz J & Revilla G. Hubungan Status Gravida dan Usia
Ibu terhadap Kejadian Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun
2012-2013. Jurnal Kesehatan Andalas; 2015
36. Windaryani Y, Dode S & Mallo A. Hubungan Antara Primigravida /
Multigravida Dengan Angka Kejadian Preeklamsia / Eklamsia di RSKDIA
Siti Fatimah Makassar. Makassar; 2013
37. Radjamuda N & Montolalu A. Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poli Klinik Obs-Gin
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota Manado. Jurnal
Ilmiah Bidan; 2014
38. Fatmawati L, Sulistyono A & Notobrotos HB. Pengaruh Status Kesehatan
Ibu Terhadap Derajat Preeklampsia/Eklampsia di Kabupaten Gresik.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2017
39. Yogi ED, Hariyanto & Sonbyan E. Hubungan Antara Usia Dengan
Preeklampsia Pada Ibu Hamil Di POLI KIA RSUD Kefamenanu
Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Delima Harapan; 2014
40. Wulandari R, Firnawati AF. Faktor Risiko Kejadian Preeklampsia Berat
pada Ibu Hamil di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Surakarta; 2012
41. Jain R, Upadhyay C, Mehta L, Nayak B, & Desai G. Lactic Dehydrogenase
as a biochemical marker of adverse pregnancy outcome in severe
pre-eclampsia Gujarat. (2017).
doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20173455

52
42. Talwar P, Kondareddy T & Shree P. LDH as a prognostic marker in
hypertensive pregnancy. (2017).
doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20172328
43. Jaiswar S P, Gupta A, Sachan R, Natu S N, Shaili M. Lactic
Dehydrogenase: A Biochemical Marker for Preeclampsia–Eclampsia.
(2011).​ ​doi 10.1007/s13224-011-0093-9

LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian
1. Surat permohonan izin pengambilan data survei awal dari Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah

53
2. Sura izin survei awal di instalasi rekam medis RSUP DR.M.Djamil Padang

54
55
3. Surat permohonan izin penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah

56
4. Surat izin melakukan penelitian di instalasi rekam medis RSUP DR.M.Djamil
Padang

57
5. Surat izin melakukan penelitian dari RSUP DR.M.Djamil Padang

58
Lampiran 2 : Surat Keterangan Lulus Kaji Etik
1. Surat keterangan lulus kaji etik dari Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah

59
2. Surat keterangan lulus kaji etik dari RSUP DR.M.Djamil Padang

60
61
Lampiran 3 : Master Tabel

Kadar
N Umur Status
MR Nama LDH Diagnosis
o (tahun) Gravida
(u/l)
1 972633 Anggun Putri A 23 Primipara (1) 547 PEB
Multipara
2 972865 Novi Ariyanti 23 (2) 313 PEB
3 973415 Desi Marta Risa 25 Primipara (1) 363 PEB
4 977993 Alfyani Boru S 26 Primipara (1) 468 PEB
5 978136 Alwi Diani 22 Primipara (1) 5.508 eklampsia
6 982861 Lili Julia Putri 21 Primipara (1) 1.474 eklampsia
Multipara
7 985825 Dewi Novita Sari 24 (2) 1.644 eklampsia
8 985893 Putri Ramadhani 28 Primipara (1) 1.034 eklampsia
Multipara
9 978560 Elis Novita Sari 30 (3) 1.251 PEB
10 990616 Rekka Anggia 21 Primipara (1) 886 eklampsia
Multipara
11 679965 Sonia Viviani 33 (4) 1.488 eklampsia
Multipara
12 983388 Dewi Tursina 33 (2) 550 PEB
Multipara
13 989311 Silmi Darnita 34 (3) 1.572 eklampsia
14 966423 Asminar Lubis 29 Primipara (1) 1.250 PEB
Multipara
15 978403 Suriya Gustina 27 (2) 763 PEB
16 985363 Nur Hidja 29 Primipara (1) 877 PEB
17 992612 Nova Yulita Firda 27 Primipara (1) 863 eklampsia
18 986567 Merina Afrita 31 Primipara (1) 683 eklampsia
Multipara
19 974737 Dewi Novita 32 (3) 1.755 PEB
Multipara
20 472549 Nikmatul Huda 34 (4) 4.653 eklampsia
21 990238 Maria Febriani 29 Primipara (1) 418 PEB
Multipara
22 973173 Rika 22 (2) 903 PEB
23 997877 Delfa Try Surya 27 Primipara (1) 361 PEB
Multipara
24 928746 Sulastri 39 (3) 420 Eklampsia
25 984120 Mariul Zanti 32 Primipara (1) 455 PEB
26 982380 Dian Fiolina 20 Primipara (1) 461 PEB
27 990737 Lisa Rosalina 31 Primipara (1) 657 PEB

62
Multipara
28 980256 Nuryulita 36 (3) 368 PEB
Multipara
29 990086 Nita Viola 34 (5) 358 PEB
Multipara
30 879235 Liza Stovia 35 (3) 855 PEB
Multipara
31 851775 Neli Fitrianus 36 (2) 884 PEB
32 987952 Rizki Mulya 21 Primipara (1) 403 PEB

Lampiran 4 : Hasil Olah Data

UJI NORMALITAS
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov​a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Laktat Dehidrogenase ( .251 32 .000 .601 32 .000

LDH)

a. Lilliefors Significance Correction

ANALISA UNIVARIAT

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur 32 20 39 28.56 5.291

Valid N (listwise) 32

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

63
Laktat Dehidrogenase ( 21 313 1755 679.05 376.577

LDH) PEB

Valid N (listwise) 21

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Laktat Dehidrogenase ( 11 420 5508 1838.64 1661.463

LDH) Eklampsia

Valid N (listwise) 11

Status Gravida

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 17 53.1 53.1 53.1

2 6 18.8 18.8 71.9

3 6 18.8 18.8 90.6

4 2 6.3 6.3 96.9

5 1 3.1 3.1 100.0

Total 32 100.0 100.0

Derajat Preeklampsia - Eklampsia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PEB 21 65.6 65.6 65.6

Eklampsia 11 34.4 34.4 100.0

Total 32 100.0 100.0

64
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Laktat Dehidrogenase ( 32 313 5508 1077.66 1138.016

LDH)

Valid N (listwise) 32

ANALISA BIVARIAT

Correlations

Laktat Derajat

Dehidrogenase Preeklampsia

( LDH) - Eklampsia

Spearman's Laktat Dehidrogenase ( Correlation Coefficient 1.000 .545​**

rho LDH) Sig. (2-tailed) . .001

N 32 32

Derajat Preeklampsia - Correlation Coefficient .545​** 1.000

Eklampsia Sig. (2-tailed) .001 .

N 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

65
Lampiran 5. Biodata Mahasiswa

BIODATA MAHASISWA

Identitas
Nama : Tia Kartika
Panggilan : Tia
NIM : 1510070100 018
Tempat/Tanggal Lahir : Pl.Tengah/ 16 Maret 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jln.Depati Gento Rajo Desa Pulau Tengah
Kecamatan Jangkat Kabupaten Merangin
Provinsi Jambi
Nomor Telepon : -
Nomor HP : 085366469420
Email : tiakartika309@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal


1. SD : SD N 136/VI Pulau Tengah II Lulus tahun : 2008
2. SMP : MTS Assalam Sungai Lilin Lulus tahun : 2011
3. SMA : MAN Model Jambi Lulus tahun : 2014
4. FK : Univ. Baiturrahmah Masuk tahun : 2015

Keanggotaan Organisasi
1. AEM-TEAM BEM FK Univ.Baiturrahmah Tahun 2016 s/d sekarang

66

Anda mungkin juga menyukai