Anda di halaman 1dari 25

CEDERA

KEPALA DAN
MEDULLA
SPINALIS
Dosen Pembimbing :
dr. Celia, M.Ked, Sp.BS
Disusun Oleh :
Nathalia Lusman KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
2022-0601-0002
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
RUMAH SAKIT ATMA JAYA
PERIODE 2 JANUARI – 09 MARET 2024
ATAR BELAKANG
Trauma Kepala dan medulla spinalis 
mortalitas dan morbiditas tinggii

Riskesdas 2018  11,9% kejadian trauma


kepala
Di AS, 2020  18.000 kasus SCI

Tatalaksana dan diagnosis awal 


mempengaruhi prognosis
01
TRAUMA
KEPALA
NATOMI KEPALA
1. Scalp
2. Skull
3. Meningens:
- duramater,
- arachnoid
- piamater
4. Otak
DEFINISI
trauma pada kepala dan leher  traumatic brain injury (TBI) yang
disebabkan oleh trauma mekanik terhadap jaringan otak baik langsung
maupun tidak langsung

EPIDEMIOLOGI &
ETIOLOGI


laki-laki > Perempuan  78,8% vs 21,2%
50-70%  tabrakan kendaraan bermotor
• Diseluruh dunia  235.000 kasus rawat inap akibat TBI  kematian
mencapai 50.000
• 50% pasien yang meninggal terjadi dalam beberapa jam pertama.
• Menurut Riskesdas 2018, prevalensi kejadian trauma kepala di Indonesia
 11,9%.
PATOFISIOLOGI Monro-Kellie
Doctrine

Intracranial
Pressure (ICP) • volume cairan  Konstan,
dikarenakan kranium tidak dapat
meregang.
• ICP normal 10mmHg
• Peningkatan ICP  cushing refleks
(hipertensi, bradikardi dan iregular Autoregulasi
respiratori). Cerebral Blood
• 3 komponen:
• Volume parenkim otak (< 1300 mL),
Flow (CBF)
cairan cerebrospinal (100 - 150 mL),
volume darah intravascular (100 - 150 • Cerebral Perfusion Pressure
mL) (CPP) dari 50 - 150 mm Hg.
• CPP = MAP – ICP
KLASIFIKASI
Mekanisme Kondisi Klinis
trauma

• Tumpul
• Ledakan
• Penetrasi/tembus
KLASIFIKASI
Kelainan
Struktural 
perdarahan

• EDH
• SDH
• ICH: SAH,
intracerebri
DIAGNOSIS GCS

Primary
Survey

• Airway
• Breathing
• Circulation
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
Anamnesis Fisik

• Sifat kecelakaan, Kronologi • TTV  cushing sign


kecelakaan, saat terjadinya • Status Generalis
(berapa hari/berapa jam sebelum • Identifikasi luka-luka (tulis atau
ke rumah sakit) gambar lokasi, ukuran dan
• Riw. penurunan kesadaran, nyeri kondisi luka), adalah trauma di
kepala, muntah, kejang, tempat atau organ lain.
disorientasi. • Status neurologis
• Amnesia
• Lucid Interval
• AMPLE
DIAGNOSIS
CT-Scan

New Orleans Criteria


Canadian CT Head Rule
• Nyeri kepala
• Muntah  Mekanisme trauma yang berat
• Usia >60 tahun
 Muntah minimal 2 kali
• Intoksikasi alcohol atau obat-
obatan  Usia >65 tahun
• Kejang
 GCS <15, 2 jam post trauma
• Jejas di atas clavikula
• Deficit memori jangka pendek  Tanda fraktur basis cranii
 Kemungkinan adanya fraktur pada tulang
tengkorak
 Amnesia terhadap kejadian 30 menit
sebelum kecelakaan
TATALAKSANA
Tatalaksana awal:
- Primary survey
- Secondary survey
- Rawat luka terbuka
- Curiga fraktur  stabilisasi extremitas
• manitol 20%, dosis 0,5 – 1 gr/kg BB dalam waktu 1 jam, diulang dengan pemberian
dosis 0,25 – 0,5 gr/kg BB setelah 6 jam dan 12 jam pada pasien dengan tanda-tanda
edema cerebri untuk menurunkan tekanan intracranial
- Anti konvulsi sesuai dengan indikasi, baik untuk profilaksis maupun untuk pasien yang
kejang
TATALAKSANA
Tatalaksana bedah:
indikasi Tindakan:
•GCS < 8 dengan pupil anisokor
•Volume EDH > 30 cc tanpa mempertimbangkan GCS
•Tebal EDH > 15 mm dengan midline shift > 5 mm
•SDH akut, midline shift > 5 mm atau ketebalan (thickness) >10 mm
•SDH akut GCS < 9, thickness < 10 mm, midline shift < 5 mm namun GCS turun 2 poin,
lateralisasi (+), Pupil dilatasi dan tekanan intra kranial > 20 mmHg
•ICH dengan volume perdarahan > 50 cc.
•Perburukan klinis progresif akibat lesi, peningkatan TIK dan adanya efek desak ruang
akibat massa.
•GCS 6 – 8, volume kontusio frontal atau temporal > 20 cc, midline shift > 5 mm dengan
atau kompresi sisterna
•ICH > 20 cc lokasi di frontal atau temporal dengan midline shift > 5 mm dan GCS 6-8
•Debridement  fraktur terbuka dengan adanya penumo-ensefal dan perforasi duramater
02
TRAUMA
MEDULLA
SPINALIS
ANATOMI
VERTEBRAE
7 tulang cervical, 12 tulang throracal, 5 tulang lumbar serta
sacrum dan coccyx

3 traktus penting :
- tractus kortikospinalis
- tractus spinotalamikus
- tractus dorsal columns
DEFINISI
Complete SPI : tidak ada fungsi motoric maupun sensorik dibawah
level tertentu dari tulang belakang,
Incomplete SPI  masih terdapat sisa fungsi motoric maupun
sensorik

EPIDEMIOLOGI &
ETIOLOGI
• Etiologi  tumor tulang belakang, kelainan demielinasi, dan
proses infeksi.
• Trauma (khususnya kecelakaan kendaraan bermotor)  >90%
SCI
• Pada tahun 2020  18.000 kasus SCI yang baru dilaporkan.
• >> pada laki-laki dengan usia rata-rata 43 tahun
PATOFISIOLOGI
Sekunder
Primer

• fenomena biologis  beberapa menit


dan terus berlanjut hingga berminggu-
• Trauma langsung minggu atau berbulan-bulan setelah
• Akibat kompresi  fraktur vertebrae
• Akibat hiperekstensi
cedera primer awal.
• Akibat cedera distraksi • Fase akut cedera sekunder dimulai
• Akibat laserasi/transeksi setelah SCI dan melibatkan kerusakan
pembuluh darah
• Fase subakut menyusul, yang meliputi
demielinasi akson yang masih vital,
degenerasi Wallerian, remodeling
matriks, dan pembentukan bekas scar
pada glial.
KLASIFIKASI
• Complete Transection of the Spinal Cord
• Central Cord Syndrome
• Anterior Cord Syndrome
• Brown-Séquard Syndrome
• Conus medullaris Syndrome
• Neurogenic Shock
DIAGNOSIS Pemeriksaan
Fisik

Primary
Survey

• Airway
• Breathing
• Circulation
DIAGNOSIS
Radiologis

• MRI  gold standard


• CT-Scan
• C-Spine x-ray  CCC & NEXUS
DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Tatalaksana awal:
- Primary survey
- Secondary survey
- Rawat luka terbuka
- Curiga fraktur  stabilisasi extremitas
- Penting untuk pantau tekanan darah  hipotensi tanpa perdarahan aktif  curiga syok
neurogenik
- Jaga target MAP > 85-90 mmHg  dengan vasopressor
- Steroid sistemik seperti metilprednisolon (MP)  mengurangi inflamasi, namun sudah
tidak direkomendasikan.
TATALAKSANA
Tatalaksana bedah:

- dekompresi tulang belakang  mengurangi tekanan pada sirkulasi mikrovaskuler tulang


belakang  mengurangi hipoksia dan iskemia, sehingga mengurangi tingkat cedera
sekunder karena peningkatan suplai darah vaskular.
- Indikasi dekompresi :
• - Tanda-tanda kerusakan neurologis secara progresif
• - SCI incomplete (bukan SCI complete)
• - fraktur yang tidak dapat di perbaiki denganreduksi tertutup.
Konsensus umum adalah bahwa intervensi dini (dalam waktu 8-24 jam) setelah cedera
SCI parsial berkorelasi dengan hasil pasien yang lebih baik
Daftar Pustaka
1. PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA CEDERA OTAK TRAUMATIK.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.; 2022.
2. Advanced trauma life support: student course manual. Tenth edition. Chicago, IL: American College of Surgeons;
2018.
3. Lizzo JM, Waseem M. Brain Trauma. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 [cited
2024 Jan 26]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK549892/
4. Riskesdas 2018. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.; 2018.
5. Michel M, Goldman M, Peart R, Martinez M, Reddy R, Lucke-Wold B. Spinal Cord Injury: A Review of Current
Management Considerations and Emerging Treatments. J Neurol Sci Res. 2021;2(2):14.
6. Georges A, M Das J. Traumatic Brain Injury. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2024 [cited 2024 Jan 26]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459300/
7. Panduan Praktik Klinis Neurologi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia; 2016.
8. Shaikh F, Waseem M. Head Trauma. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 [cited
2024 Jan 26]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430854/
9. Bennett J, M Das J, Emmady PD. Spinal Cord Injuries. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2024 [cited 2024 Jan 27]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560721/
10. Alizadeh A, Dyck SM, Karimi-Abdolrezaee S. Traumatic Spinal Cord Injury: An Overview of Pathophysiology,
Models and Acute Injury Mechanisms. Front Neurol. 2019 Mar 22;10:282.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai