Presented By :
Muhammad Dirgantara HR
Muhammad Nuriy Nuha Naufal
Regi Mohammad Rochmat
Pembimbing :
Dr. Evo Elidar Harahap, S.Rad (K)
ANATOMI
Definisi
Perdarahan intrakranial adalah perdarahan yang
terjadi di dalam tulang tengkorak dan padajaringan
otak biasanya akibat robekan pembuluh darah yang
ada dalam jaringan otak dan juga akibat trauma
kepala seperti trauma kapitis,tumor otak dan lain lain
dapat menyebabkan gangguan neurologis dengan
adanya penurunan kesadaran yang kadang-kadang
disertai lateralisasi.
Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya
daerah hiperdens
Epidemiologi
▫ Di seluruh dunia insiden perdarahan intracerebral berkisar 10 sampai 20 kasus per 100.000
penduduk dan meningkat seiring dengan usia.
▫ Perdarahan intracerebral lebih sering terjadi pada pria daripada wanita, terutama yang lebih
tua dari 55 tahun,
▫ Perbedaan dalam prevalensi hipertensi dan tingkat pendidikan berhubungan dengan
perbedaan resiko.
▫ Insiden perdarahan intracerebral di Jepang yaitu 55 per 100.000 jumlah ini sama dengan
orang kulit hitam. Tingginya prevalensi hipertensi dan pengguna alcohol pada populasi
Jepang dikaitkan dengan insiden.
▫ Rendahnya observasi kadar kolesterol serum pada populasi ini juga dapat meningkatkan
resiko perdarahan intracerebral.
4
ETIOLOGI
b. Non- Traumatik
• Hipertensi, eklamsia
• Stroke
a. Traumatik • Ruptur aneurisma
• Malformasi arteriovena
• Trauma tajam • Gangguan hemostasis (trombolisis,
• Trauma tumpul antikoagulan)
• Tumor
• Obstruksi aliran vena
• Cerebral amyloid angiopathy
KLASIFIKASI
1. Anatomic Classification
• Epidural
• Subdural
acute
chronic
• Subarachnoid
• Intracerebral
• Intraventricular
6
PATOFISIOLOGI
7
Volume hematome selalu progressive.
Dalam satu jam setelah kejadian, volume darah akan bertambah pada 25%
penderita; sekitar 10% dari semua penderita volumenya bertambah setelah 20
jam.
Perluasan ini disebabkan pendarahan lanjutan dari sumber utama dan
gangguan mekanik pembuluh darah sekitarnya.
Mortalitas tergantung jumlah perdarahan dan lokasi perdarahan.
8
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG
• Penurunan kesadaran • Hematom pada bagian • Laboratorium: CBC, gula
• Muntah trauma; fraktur depresif darah, PT/aPTT, kimia
• Nyeri kepala • GCS↓ darah, toksikologi
• Kejang • Pungsi lumbal (KI relatif
• TD↑
• Gangguan penglihatan pada peningkatan TIK)
• Kelemahan • Gejala rangsang
• Imaging:
• Riwayat penyakit dahulu meningeal
• X-ray
(hipertensi, diabetes) • Refleks patologis
• CT-Scan non kontras
• Riwayat penggunaan • Anisokoria GOLD STANDARD pada
obat-obatan • Defisit neurologi fokal perdarahan akut
(antikoagulan) • MRI
• Lucid interval
9
L H E MA TO M
EPIDURA
Hematom epidural merupakan pengumpulan darah diantara tengkorak dengan duramater
( dikenal dengan istilah hematom ekstradural ). Hematom jenis ini biasanya berasal dari
perdarahan arteriel akibat adanya fraktur linier yang menimbulkan laserasi langsung atau
robekan arteri-arteri meningens ( a. Meningea media)
ANA
TOM
I
11
Etiologi
• Trauma kepala
• Sobekan a/v meningea mediana
• Ruptur sinus sagitalis / sinus
tranversum
12
Klasifikasi
1. Akut : ditentukan diagnosisnyawaktu 24 jam pertama
setelah trauma
2. Subakut : ditentukan diagnosisnya antara 24 jam – 7 hari
3. Kronis : ditentukan diagnosisnya hari ke 7
13
Patofisiologi
14
Gejala Klinis
•lucid interval, yaituperiode dimana pasien sempat sadar setelah mengalami trauma kepala
selamabeberapa saat.
•nyeri kepala
•Peningkatan tekanan intracranial
Hilangnya kesadaran
Sindrom herniasi.
•hipertensi intracranial berat
Triad cushing: hipertensi sistemik, bradikardi, dan depresi respirasi
15
▫ CT Scan
Tampak lesi hiperdens berbentuk bikonveks
(lentiformis) di region parietalis sinistra
• Midline shifting
• Penyempitan ventrikel
• Tidak melintasi sutura
• Dapat melintasi falx cerebri
16
Penatalaksanaan
17
Subdural Hematom
pendarahan yang terjadi diantara lapisan duramater dan arachnoid (spatium subduralis)
Etiologi:
•trauma kepala
•Koagulopati
• Terapi antikoagulan
•cerebral aneurisme
•malformasi arteriovenosa
•Tumor
•hipotensi intracranial
18
Patofisiologi
19
Klinis
▫ Perdarahan akut Perdarahan sub akut Perdarahan Kronik
• •Waktu berjam-jam • Waktu beberapa hari(2-14 • Waktu > 14 hari
setelahtrauma hari) • Pendarahan yang terjadi
• •Cedera kepala yang cukup • •Perdarahan dapat lebih membentuk kapsul yang
berat tebal tetapi belum ada terbentuk dari lemak
• •Pasien sudah terganggu pembentukan kapsula dan protein yang mudah
kesadaran dan tanda • •Kehilangan kesadaran, menyerap cairan dan
vitalnya disertai dengan diikuti dengan perbaikan mudah rupture pusing.
lateralisasi. status neurologis. • Kapsul terus membesar
• •Ukuran pendarahan dapat • •Pada jangka waktu dan kemudian dapat
kurang dari 5 mm tetapi tertentu, status neurologis menyebabkan lesi desak
melebar luas. mengalami perburukan ruang hingga penurunan
• •Gangguan neurologic diikuti dengan pernurunan kesadaran dan
progresif kesadaran. lateralisasi
20
Subdural Haemorrhage(SDH)
▫ Tampak lesi hiperdens berbentuk
bulan sabit (crescent) di region
CT Scan frontoparietal dextra
▫ Midline shifting
▫ Penyempitan ventrikel
▫ Dapat melintasi sutura
▫ Tidak melintasi falx cerebri
21
Subdural Haemorrhage(SDH)
22
SUB ARACHNOID HEMMORAGE (SAH)
DEFINISI
▫ Subarachnoid hemmorage (SAH) terjadi karena keluarnya
darah ke subarachnoid space, umumnya basal cisterna dan
jalur cerebral spinal fluid.
23
Etiologi
▫ •Non traumatik80% karena rupturnya aneurysm, 10%
dari kasus rupture malformasi arterio venosus, 10% lain-
lain
▫ •Trauma kepala
24
Epidemiologi
▫ Risiko meningkat seiring peningkatan usia, puncak usia 50
tahun
▫ Risiko pada kulit hitam lebih tinggi dibanding kan pada
populasi kulit putih
▫ Kejadian pada wanita lebih tinggi dibanding kan pada pria
(rasio3:2), terutama pada wanita dengan kehamilan
trisemester ketiga
25
Patofisiologi
Aneurisma Pembentukan kantung kecil pada dinding yang terkena defek tekanan
tinggi rupture darah mengalami ekstravasasi oleh tekanan arteri keruang subaraknoid
dan dengan cepat meleba rmelalui cairan cerebrospinal sekitar otak dan medulla
spinalis Darah yang mengalir dengan tekanan tinggi dapat menyebabkan kerusakan
langsung pada jaringan local dan secara global, ektravasasi tersebut meningkatan
tekanan intracranial Tanda iritasi meningeal terjadi.
26
Klinis:
•Nyeri kepala tiba-tiba yang berat
•mual dan muntah
•gejala iritasi meningeal
•fotofobia dan perubahan visus
•deficit neurologis yang focal
•penurunan kesadaran
•kejang pada fase akut
27
SUB ARACHNOID HEMMORAGE (SAH)
28
TATALAKSANA
• NON OPERATIF agen antihipertensi
• Operatif clipping pada aneurisma yang ruptur, serta penanganan endovaskular,
seperti coiling.
PROGNOSIS
•50% dari pasien meninggal pada 6 bulan pertama. Perdarahan ulang memiliki 51-
80% mortalitas.
•Lebih dari sepertiga pasien yang selamat memiliki deficit neurologis, seperti
ingatan, fungsi eksekutif, dan bahasa, depresi, ansietas, dan kelainan tidur.
29
TERIMAKASIH
30