Anda di halaman 1dari 27

Presentasi Kasus

Pembimbing:
dr. Diah Utami Anggraini, Sp.Rad

Disusun oleh :
Zsa Zsa Yuniadri Hasfira G4A016139
Azhar Naufaldi Saputra G1A014116
Muhammad Faiz Insanul Khalis G1A014120
Identitas Pasien

Nama Pasien : Tn. TW


Usia : 60 tahun
No. Rekam medik : 02059504
DPJP : dr. Tarqib Sp. BS
Tanggal Foto : 06 Juli 2018
1. Tampak lesi hiperdens pada lobus temporal kanan kiri dengan perifocal edema
2. Tampak lesi hiperdens bentuk bikonveks pada regio temporal kiri
3. Tampak lesi hiperdens bentuk crescent pada konveksitas regio frontoparietal kiri dan parietal kanan
(minimal)
4. Tampak lesi hiperdens yang mengisi sulkus corticalis regio frontotemporoparietal kanan kiri
5. Midline shifting 5.1 mm ke kanan
5. Tampak subgaleal hematom pada regio frontotemporoparietal kanan
6. Sulkus kortikalis dan fissure sylvii kanan kiri menyempit
7. Ventrikel lateralis kiri tampak menyempit
8. Ventrikel III dan IV tampak menyempit
9. Tampak diskontinuitas pada os temporal kanan, os temporoparietal kanan,
dinding medial sinus maxillaris kanan kiri, dinding lateral sinus ethmoid kanan kiri
dan dinding anterior sinus sphenoid kanan kiri

10. Tampak kesuraman pada sinus maxillaris, ethmoid dan sphenoid kanan kiri
KESAN
• Contusion hemorrhage pada lobus temporal kanan kiri disertai perifocal
edema
• Epidural hemorrhage regio temporal kiri
• Subdural hemorrhage regio frontoparietal kiri dan parietal kanan (min)
• Subarachnoid hemorrhage
• Subgaleal hematom regio frontotemporoparietal kanan
• Tampak tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial
• Fraktur pada os temporal kanan, os temporoparietal kanan, dinding
medial sinus maxillaris kanan kiri, dinding lateral sinus ethmoid kanan dan
kiri dan dinding anterior sinus sphenoid kanan kiri
• Hematosinus maxillaris, ethmoid dan sphenoid kanan kiri
CEDERA KEPALA
KLASIFIKASI

• Mechanism
• Closed
• Penetrating
• Severity
• Mild
• Moderate
• Severe

• Morphology

• Skull Fracture
• Intracranial Lesion
CEDERA OTAK SEDANG
Cedera Otak Sedang adalah cedera otak yang diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kesadaran yang diukur dengan
menggunakan skala GCS GCS 9-12 untuk Cedera Otak Sedang
(PNPK Bedah Saraf, 2016)
PERDARAHAN
INTRAKRANIAL
DEFINISI

Perdarahan intrakranial merupakan akumulasi perdarahan dalam kondisi


patologis yang terjadi didalam kranial dan dapat terjadi pada parenkim
otak maupun pada rongga diantara meningen
Perdarahan
Subdural

Perdarahan
KLASIFIKASI Perdarahan
Subarahknoid
Epidural

Perdarahan Perdarahan
Intraventrikular Intraserebral
PERDARAHAN EPIDURAL

• Perdarahan antara tulang kranial dan duramater, yang disebabkan robeknya arteri meningea media

• Pada fase awal, tidak menunjukkan gejala atau tanda. Ketika perdarahan bertambah besar akan terlihat tanda pendesakan dan
peningkatan tekanan intrakranial.

• Gejala  mual dan muntah tanda peningkatan tekanan intrakranial, diikuti dengan penurunan kesadaran.

• Ciri khas  terdapatnya interval lucid antara saat terjadinya trauma dan tanda pertama yang berlangsung beberapa menit, sampai
beberapa jam.

• Perdarahan epidural dapat dibedakan dari perdarahan subdural  bentuk bikonveks dibandingkan dengan crescent-shape dari perdarahan
subdural.
• CT Scan  lesi hiperdens berbentuk bikonveks

A = Terletak di temporal, terkait


fraktur depresi os temporal
B = Tidak melalui garis sutura
C = Efek massa dengan midline
shift
D = “Swirl sign” : gambaran
heterogen yang menunjukkan
perdarahan aktif
E = peningkatan TIK dengan
ventrikel mengecil dan tidak
tampak sulkus yang terlihat (F)
PERDARAHAN SUBDURAL
Perdarahan yang terletak diantara duramater dan arakhnoideamater akibat
robeknya bridging vein.

a. Perdarahan subdural akut

c. Perdarahan subdural kronis


< 2 minggu pasca cedera.
Gambaran hiperdens diantara
duramater dan arkhnoid yang tampak
seperti bulan sabit
> 4 minggu pasca cedera.
Cairan tampak
berdensitas rendah
b. Perdarahan subdural subakut

2-4 minggu pasca cedera.


Cairan bersifat isodens dengan
jaringan otak
PERDARAHAN SUBARAHKNOID

• Merupakan pecahnya pembuluh darah kortikal baik arteri


maupun vena dalam jumlah tertentu akibat trauma dapat
memasuki ruang subarahnoid
• Rongga subaraknoid yang biasanya hitam tampak putih di
perdarahan akut.
• Gambaran putih darah dan bekuan cenderung menurun,
dan tampak sebagai abu-abu
• Lokalisasi SAH pada CT-Scan
• Terdapatnya darah dalam celah
interhemisfer anterior atau lobus
frontal
• Penyempitan fisura Sylvian

Gambaran CT-Scan perdarahan subarahknoid


Anamnesis
 Keluhan utama
 Mekanisme trauma
 Waktu dan perjalanan trauma
 Pernah pingsan atau sadar setelah trauma
 Keluhan : Nyeri kepala seberapa berat, penurunan kesadaran,
kejang, vertigo
 Riwayat mabuk, alkohol, narkotika, pasca operasi kepala
 Penyakit penyerta : epilepsi, jantung, asma, riwayat operasi kepala,
hipertensi dan diabetes melitus, serta gangguan faal pembekuan
darah
Pemeriksaan fisik
 Vital Sign
 Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, serta
pemeriksaan khusus untuk menentukan kelainan patologis, dengan metode:
Dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki atau,
Per organ B1 – B6 (Breath, Blood, Brain, Bowel, Bladder, Bone)

Pemeriksaan status neurologis terdiri dari :


a. Tingkat kesadaran : berdasarkan skala Glasgow Coma Scale (GCS)
b. Saraf kranial, terutama:
• Saraf II-III, yaitu pemeriksaan pupil : besar & bentuk, reflek cahaya
• Tanda-tanda lesi saraf VII perifer
c. Mencari tanda-tanda edema pupil
d. Motoris & sensoris, bandingkan kanan dan kiri, atas dan bawah mencari
tanda lateralisasi.
e. Autonomis: reflek patologis dan fisiologis
PENATALAKSANAAN

 Primary survey : A-B-C


 Secondary survey
 Head up 30˚
 Terapi cairan
 Terapi farmakologis (analgetik, antikonvulsi, dan
antibiotik)
 Manajemen peningkatan TIK (mannitol 0,5 – 2 mg/
KgBW setiap 4 – 6 jam)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai