Anda di halaman 1dari 50

TUTORIAL

CT SCAN PERDARAHAN INTRACRANIAL

PEMBIMBING : DR.LIANNA SUTANTIO,SP.RAD


DISUSUN OLEH :
ARAFANI PUTRI YAMAN
IKA NADYA PRAJAWATI
WANTI OKTARINI

STASE RADIOLOGY BLUD RS SEKARWANGI


S : Skin
C : Connective
Tissue
A : Aponeurosis
L : Loose areolar
tissue jaringan
penunjang longgar
P : Perikranium
Selaput yang keras, terdiri atas jaringan ikat
fibrosa yang melekat erat pada permukaan
dalam dari kranium.
Karena tidak melekat pada selaput araknoid di
bawahnya, maka terdapat suatu ruang
potensial (ruang subdural) yang terletak antara
Dibawah danduramater
duramater araknoid, terdapat lapisan
dimana sering
dijumpai perdarahan subdural.
kedua dari meningen, yang tipis dan
tembus pandang disebut lapisan araknoid

Lapisan ketiga adalah piamater yang


melekat erat pada permukaan korteks
serebri. Cairan serebrospinal bersirkulasi
dalam ruang sub araknoid.
Cerebrum
- Frontal Lobe : Emosi, Motorik, Ekspresi Bicara
- Parietal Lobe : Sensorik dan Orientasi Ruang
- Occipital Lobe : fungsi memori
- Temporal Lobe : proses penglihatan
Cerebellum : fungsi koordinasi dan keseimbangan
Batang Otak
- Mesensefalon dan Pons :
sistem aktivasi retikular yang berfungsi
dalam kesadaran dan kewaspadaan
- Medulla Oblongata : pusat kardiorespiratorik
Cairan serebrospinal dihasilkan oleh pleksus khoroideus dengan
kecepatan produksi sebanyak 30 ml/jam. Pleksus khorideus terletak di
ventrikel lateralis baik kanan maupun kiri, mengalir melalui foramen
monro ke dalam ventrikel tiga.
Selanjutnya melalui akuaduktus dari sylvius menuju ventrikel ke
empat, selanjutnya keluar dari sistem ventrikel dan masuk ke ruang
subaraknoid yang berada diseluruh permukaan otak dan medula
spinalis.
CSS akan diserap ke dalam sirkulasi vena melalui granulasio araknoid
yang terdapat pada sinus sagitalis superior. Adanya darah dalam CSS
dapat menyumbat granulasio araknoid sehingga mengganggu
penyerapan CSS dan menyebabkan kenaikan tekanan intra kranial
(hidrosefalus komunikans)
Tentorium Cerebelli membagi rongga

tengkorak menjadi ruang supra tentorial

(terdiri atas fossa cranii anterior dan fossa

cranii media) dan ruang infratentorial

(berisi fossa cranii posterior).


2 jenis arteri dengan masing-masing 2 buah pada

setiap jenisnya yaitu, 2 arteria carotis interna dan 2

arteria vertebralis

Keempat arteri ini terletak di daerah ruang

subarachnoid dan cabang-cabangnya akan

beranastomosis pada permukaan inferior brain

yang akan membentuk Circulus Willisi.


Computerized tomography (CT) adalah suatu teknik
tomografi sinar X dimana pancaran sinar X melewati
sebuah potongan aksial yang tipis dari berbagai tujuan
terhadap pasien.
CT Scan merupakan perpaduan antara teknologi sinar-x,
komputer dan televisi sehingga mampu menampilkan
gambar anatomis tubuh manusia dalam bentuk irisan
atau slice.
Risiko terhadap pemeriksaan CT-Scan terdiri dari risiko
terhadap paparan radiasi sinar X dan risiko reaksi alergi
terhadap pemakaian kontras.
CT-Scan memberikan paparan sinar X yang lebih besar
daripada foto Rntgen biasa. Penggunaan sinar X dan CT-
Scan yang berkali-kali dapat meningkatkan risiko terkena
kanker.
CT-Scan Kepala adalah suatu pemeriksaan
radiologi dengan menggunakan pesawat
CT-Scan baik dengan atau tanpa
menggunakan media kontras guna
mengetahui kelainan atau penyakit di
daerah kepala (cranium).
PRIMER SEKUNDER

Trauma kepala akut Bila MRI tidak tersedia atau kontraindikasi


Suspek perdarahan intracranial akut atau bila CT lebih dianjurkan untuk
Penyakit vascular obstruktif/ vasculitis digunakan.
(termasuk penggunaan CT angiografi dan Diplopia
atau venografi Disfungsi saraf kranial
Evaluasi aneurisme Kejang
Deteksi atau evaluasi kalsifikasi Apnea
Evaluasi post operasi imediet akibat tumor, Sinkop
perdarahan intracranial atau lesi Ataksia
perdarahan Suspek penyakit neurodegenerative
Lesi vaskuler yang diobati atau tidak Disfungsi neuroendokrin
diobati
Ensefalitis
Suspek malfungsi shunt atau shunt revisi
Keracunan obat
Perubahan status mental
Dysplasia kortikal dan abnormalitas migrasi
Tekanan intracranial yang meningkat atau abnormalitas morfologi otak
Sakit kepala
Deficit neurologis akut
Suspek infeksi intracranial
Suspek hidrosefalus
Lesi kongenital (makrocefali, mikrocefali
dan craniosinostosis)
Evaluasi penyakit psikiatrik
Herniasi otak
Suspek tumor atau massa, abses
Metastasis otak
Posisi pasien

Pasien supine diatas meja pemeriksaan


dengan posisi kepala dekat dengan gantry.

Posisi Objek

Kepala hiperfleksi dan diletkkan pada head


holder.
Kepala diposisikan sehingga mid sagital
plane tubuh sejajar dengan lampu
indikator longitudinal dan interpupilary
line sejajar dengan lampu indikator
horizontal.
Lengan pasien diletakkan diatas perut
atau disamping tubuh.
Membaca CT Scan dari lapisan luar kepala menuju ke lapisan dalam,
Scalp Tulang parenkim

Pada pembacaan scalp, mencari adanya chephal hematom, dan


tentukan dengan tepat bagian mana yang terkena.

Pada pembacaan tulang, mencari adanya tanda fraktur, impresi atau


linier, bedakandengan garis sutura yang ada.

Pada pembacaan parenkim, mencari adanya perdarahan epidural,


subdural, contusional, intraserebral, intraventrikel, hidrochepalus.
Mencari tanda patah tulang basis, terlihat dari adanya fraktur pada
os. sphenoid, os. petrosa, os. paranasalis dan perdarahan sinus.

Menentukan tanda edema otak, dapat terlihat dari adanya 3 hal


yaitu:
melihat sistem ventrikel yang ada
melihat sistem sisterna, terutama sisterna basalis
melihat adanya perbedaan lapisan white matter dan grey matter

Kesimpulan hasil pembacan, disebutkan dari yang paling memiliki


arti klinis penting diikuti oleh hal yang lain.
Perdarahan Epidural

Perdarahan Subdural

Perdarahan Intraserebral

Perdarahan Subarachnoid

Perdarahan Intraventrikular
suatu akumulasi darah yang terletak diantara
meningen (membran duramter) dan tulang
tengkorak yang terjadi akibat trauma.
Perdarahan epidural timbul akibat cedera terhadap arteri atau vena
meningeal. Arteri yang paling sering mengalami kerusakan adalah
cabang anterior arteri meningea media.

Tekanan intracranial meningkat, dan bekuan darah yang membesar


menimbulkan tekanan antara pada daerah motorik gyrus presentralis
dibawahnya. Darah juga melintas kelateral melalui garis fraktur,
membentuk suatu pembengkakan di bawah m.temporalis.
Pada Ct-scan tampak area yang tidak selalu
homogen, bentuknya bikonveks sampai
planokonveks, melekat pada tabula interna dan
mendesak ventrikel ke sisi kontra lateral (tanda
space occupying lesion, Batas dengan korteks
licin, Densitas duramater biasanya jelas.
Subdural Hematoma atau Perdarahan subdural adalah
salah satu bentuk cedera otak dimana perdarahannya terjadi
diantara duramater ( lapisan pelindung terluar dari otak) dan
arachnoid (lapisan tengah meningens) yang terjadi akibat dari
trauma.
Meningen terdiri dari duramater, arachnoid, dan piamater. Daerah
yang terdapat diantara arachnoid dan duramater disebut daerah
subdural. Bridging veins melintasi daerah ini, berjalan dari permukaan
kortikal menuju sinus dural.

Perdarahan pada vena-vena ini dapat terjadi akibat dari mekanisme


sobekan di sepanjang permukaan subdural dan peregangan traumatic
dari vena-vena, yang dapat terjadi dengan cepat akibat dekompresi
ventrikular. Karena Permukaan subdural yang tidak dibatasi oleh
sutura cranialis, darah dapat menyebar di seleuruh hemisper dan
masuk ke dalam fisura hemisfer.
Mekanisme yang bisa menyebabkan munculnya
hematom subdural akut adalah benturan yang
cepat dan kuat pada tengkorak. Subdural
Hematom akut biasanya ada hubungannya
dengan trauma yang jelas dan seringkali disertai
dengan laserasi atau kontusi otak.
Subdural Hematom Akut
Pada CT Scan tampak gambaran hyperdens
sickle (seperti bulan sabit) didekat tabula
interna, kadang sulit dibedakan dengan epidural
hematom. Batas medial hematom seperti
bergerigi. adanya hematom di daerah fissura
interhemisfer dan tentorium juga menunjukkan
adanya hematom subdural.
Pada CT Scan tampak area hipodens, isodens dan sedikit
hiperdens, berbentuk bikonveks, berbatas tegas, melekat
pada tabula.
Ada 4 macam tampilan CT Scan untuk subdural
hematom kronik, yaitu:
Tipe I : Hypodens Chronic Subdural Hematom
Tipe II : Chronic Subdural Hematom densitas
inhomogen
Tipe III : isodens Chronic Subdural Hematom
Tipe IV : Sligthly hyperdens chronic subdural
hematom
Perdarahan intraserebral biasanya disebabkan
oleh trauma terhadap pembuluh darah, timbul
hematoma intraparenkim dalam waktu -6 jam
setelah terjadinya trauma. Hematoma ini bisa
timbul pada area kontralateral trauma. Pada CT
scan sesudah beberapa jam akan tampak
daerah hematoma (hiperdens), dengan tepi
yang tidak rata.
Perdarahan Subarakhnoid merupakan
gangguan mekanikal system vaskuler pada
intracranial yang menyebabkan masuknya
darah ke dalam ruang subarachnoid.
Aneurisma merupakan luka yang yang
disebabkan karena tekanan hemodinamic pada
dinding arteri percabangan dan perlekukan.
Saccular atau biji aneurisma dispesifikasikan
untuk arteri intracranial karena dindingnya
kehilangan suatu selaput tipis bagian luar dan
mengandung faktor adventitia yang membantu
pembentukan aneurisma. Suatu bagian
tambahan yang tidak didukung dalam ruang
subarachnoid.
Pada CT scan, perdarahan subaraknoid (SAH)
terlihat mengisi ruangan subaraknoid yang
biasanya terlihat gelap dan terisi CSF di sekitar
otak. Rongga subaraknoid yang biasanya hitam
mungkin tampak putih di perdarahan akut.
Temuan ini paling jelas terlihat dalam rongga
subaraknoid yang besar.
Merupakan rupturnya dinding ventrikel pada
tepi ependymal dan vaskuler sub ependymal,
perdarahan/petechie di sekitar ganglia basalis
yang disebabkan Akselerasi traumatik dan
distorsi otak.
Akselerasi traumatik dan distorsi otak
menyebabkan dinding ventrikel pada tepi
ependymal dan vaskuler sub ependymal,
perdarahan/petechie di sekitar ganglia basalis
kemudian darah menghambat aliran CSF
ventrikel melebar.
Daerah berbatas tegas dengan densitas meningkat pada sistem
ventrikel dan tampak pelebaran ventrikel.
Burung Irian Burung Cendrawasih
Cukup Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai