Disusun oleh:
Adimas Argo Farah Aula Aninda
Dosen Pembimbing:
dr. Ch. H Nawangsih, Sp.Rad (K)Onk. Rad
Kanker kepala dan leher
Penyebab kematian akibat kanker #8
60%
Kanker nasofaring
Ashariati Ami. Pengelolaan Medik Kanker Kepala & Leher [internet]. 2008 [cited 2015 August 15]. Available from:
penelitian.unair.ac.id/artikel/4fa113de5c630ea3549d9a0a1ecd8e50_unair.pdf
Roezin A, Adham M. Karsinoma Nasofaring. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher. Edisi 6. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2009. hlm. 182-187.
jarang dijumpai pada anak-anak.
laki-laki : perempuan
2,5:1
Mills SE. Squamous Cell Carcinoma. In: Stenbergs Diagnostic Surgical Pathology. 4th Ed. Lippicoltt William&Wilkins; 2004: p. 974-7.
Pada tulisan ini dilaporkan pasien laki-laki berusia 64
tahun dengan karsinoma nasofaring T4 N2 Mx (stadium
IVA). Penentuan stadium berdasarkan besar dan
perluasan tumor primer, adanya pembesaran kelenjar
limfe regional, dan adanya metastasis jauh. Pasien
saat ini sudah menjalani empat kali kemoterapi dan
tujuh kali penyinaran. Pasien datang untuk terapi sinar
yang kedelapan.
Etiologi dan Faktor
Anatomi nasofaring Gejala dan tanda Pengelolaan
risiko
Genetik
Lingkungan
Piasiska H. Profil Penderita Karsinoma Nasofaring di Laboratorium Patologi Anatomi Kota Medan Tahun 2009 [tesis]. Medan: FK USU; 2010.
Etiologi dan Faktor
Anatomi nasofaring Gejala dan tanda Pengelolaan
risiko
batas superior
batas anterior
batas lateral
Adams GL, Boies LR, Higler PA. 1997. Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring dalam : Boies Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta : EGC.
Etiologi dan Faktor
Anatomi nasofaring Gejala dan tanda Pengelolaan
risiko
Gejala hidung
Epistaksis
Obstruksi hidung
Rinorrhea
Gejala telinga
Rasa penuh di telinga
Berdengung
Gangguan pendengaran
Gejala perluasan
Anosmia (kerusakan N. I)
Strabismus, ptosis, kesulitan membuka mata, penurunan visus
(kerusakan N. II N. IV)
Diplopia (kerusakan N. VI)
Parestesia, hipestesia, nyeri separuh wajah (kerusakan N. V
cabang I)
Mulyarjo. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-
Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya 2002: 38-47
Etiologi dan Faktor
Anatomi nasofaring Gejala dan tanda Pengelolaan
risiko
Stadium
T : keadaan tumor primer, besar dan perluasan
N : kelenjar limfe regional
M : metastasis jauh
Stadium
Stadium O : Tis, N0, M0
Stadium I : T1, N0, M0
Stadium IIA : T2a, N0, M0
Stadium IIB : T1-2a, N1, M0 atau T2b, N1, M0
Stadium III : T1-2b, N2, M0 atau T3, N0-2, M0
Stadium IVA : T4, N0-2, M0
Stadium IVB : tiap T, N3, M0
Stadium IVC : tiap T, tiap N, M1
Mulyarjo. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-
Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya 2002: 38-47
Etiologi dan Faktor
Anatomi nasofaring Gejala dan tanda Pengelolaan
risiko
Penatalaksanaan
Stadium I : radioterapi
Stadium II III : kemoradiasi
Stadium IV dengan n < 6 cm: kemoradiasi
Stadium IV dengan n > 6 cm:
kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi
Mulyarjo. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Nasofaring, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok-
Kepala Leher, SMF Ilmu Penyakit THT FK Unair/ RSUD dr. Soetomo, Surabaya 2002: 38-47
Laporan Kasus
Nama Tn. ES
Umur 64 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Alamat Tambah Mas Barat 512 Panggung Lor
Semarang
Agama Islam
Pekerjaan Petani
No. CM C528266
Anamnesis (14 Agustus 2015)
Kepala Mesosefal
Mata Konjungtiva palpebra pucat (-/-)
Telinga Discharge (-/-), kurang pendengaran
(+/+)
Hidung Napas cuping hidung (-)
Mulut Bibir sianosis (-)
Tenggorok T1-1
Leher Pembesaran nnll (+/+)
Pemeriksaan Fisik (14 Agustus 2015)
Jantung
Inspeksi Ictus cordis tak tampak
Palpasi Ictus cordis SIC V, 2 cm medial LMCS
Perkusi Konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi BJI-II normal, bising (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi Simetris statis dan dinamis
Palpasi Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi SD vesikuler (+/+), ST (-/-)
Pemeriksaan Fisik (14 Agustus 2015)
Abdomen
Inspeksi Datar, venektasi (-)
Auskultasi Bising usus (+) normal
Perkusi Timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Palpasi Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Kesimpulan:
Nasofaring kanan, biopsi: undifferentiated carcinoma
dd/ limfoma maligna
Nasofaring kanan, biopsi: undifferentiated carcinoma
dd/ limfoma maligna
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin (10 Agustus 2015)
Kesan:
Kardiomegali (left ventricle) disertai
elongatio aorta.
Tak tampak gambaran metastasis maupun
kelainan lain pada pulmo dan tulang yang
tervisualisasi.
Pemeriksaan Penunjang
USG Abdomen (2 April 2015)
Hepar :
ukuran tak membesar, parenkim normal, ekogenesitas meningkat,
struktur vaskular dan diafragma masih tampak jelas, tak tampak
nodul, vena porta tak melebar, vena hepatica tak melebar
Ductus biliaris : intra dan ekstrahepatal tak melebar
Vesica felea :
ukuran normal, dinding tak menebal, tak tampak batu, tak tampak
sludge
Pankreas : parenkim homogen, tak tampak massa maupun
kalsifikasi
Ginjal kanan :
bentuk dan ukuran normal, batas kortikomedular jelas, tak tampak
penipisan korteks, tak tampak batu, pielokaliks tidak melebar
Ginjal kiri :
bentuk dan ukuran normal, batas kortikomedular jelas, tak tampak
penipisan korteks, tak tampak batu, pielokaliks tidak melebar
Lien : tak membesar, tak tampak massa
Pemeriksaan Penunjang
USG Abdomen (2 April 2015)
Kesan:
Tak tampak nodul pada hepar, lien, maupun limfadenopati
paraaorta yang mencurigakan suatu metastasis
Fatty liver grade I
Pemeriksaan Penunjang
MSCT scan dengan kontras (7 April 2015)
Pemeriksaan Penunjang
MSCT scan dengan kontras (7 April 2015)
Tampak lesi isodens homogen (CT number 34-45 HU) batas
sebagian tak tegas pada nasofaring, yang meluas sampai ke
paramucosal space kanan kiri, pharyngeal mucosal space kanan
kiri, paravertebral space kanan kiri, sinus maxillaris kanan, sinus
ethmoidalis kanan, dan sinus sphenoidalis kanan kiri disertai
destruksi dinding sinus maxillaris kanan, dinding medial dan
posterior os ethmoidalis, os sphenoidalis kanan, dan clivus. Pasca
pemberian kontras intravena, tampak enhancement regio lesi (CT
number 60-70 HU).
Fossa Rossenmulleri dan torus tubarius kanan kiri tampak obliterasi.
Tampak lesi bentuk polipoid (CT number 48-53 HU) pada sinus
maxillaris kiri.
Tampak multipel limfadenopati yang berkonfluens pada regio
colli level I (submandibula) kanan kiri dengan ukuran terbesar (+
AP 2,17 x LL 2,07 x CC 3,33 cm) dan regio colli level II kanan kiri
dengan ukuran terbesar (+ AP 2,39 x LL 2,88 x CC 2,39 cm).
Pemeriksaan Penunjang
MSCT scan dengan kontras (7 April 2015)
Kesan:
Massa solid dengan batas sebagian tak tegas pada nasofaring,
yang meluas sampai ke paramucosal space kanan kiri,
pharyngeal mucosal space kanan kiri, paravertebral space
kanan kiri, sinus maxillaris kanan, sinus ethmoidalis kanan, dan
sinus sphenoidalis kanan kiri disertai destruksi dinding sinus
maxillaris kanan, dinding medial dan posterior os ethmoidalis, os
sphenoidalis kanan, dan clivus massa sinonasal.
Multipel limfadenopati yang berkonfluens pada regio colli level I
(submandibula) kanan kiri dengan ukuran terbesar (+ AP 2,17 x LL
2,07 x CC 3,33 cm) dan regio colli level II kanan kiri dengan
ukuran terbesar (+ AP 2,39 x LL 2,88 x CC 2,39 cm) T4 N2 Mx
Polip sinus maxillaris kiri.
Diagnosis
Laterolateral
Cranium anteroposterior
Dosis terapi
Laterolateral
6600 cGy, dosis fraksinasi 200 cGy,
diberikan 5 kali seminggu
Supraclavicula anteroposterior
Dihentikan setelah 5000 cGy. Setelah
Supraclavicula
anteroposterior
5400 cGy, dilakukan CT-scan
Pembahasan
Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik
Stadium KNF: IVA
o 3 tahun lalu, muncul benjolan di leher semakin membesar
o Pemeriksaan (T4 pendengaran
Nyeri saat menelan, kurang N2 Mx)
radiologi diri ke RS Telogorejo, dilakukan biopsi, hasilnya
o Memeriksakan
o undifferentiated
Untuk menentukan carcinoma nasofaringnasofaring dan
stadium karsinoma
o Dirujuk ke RSDK
kecurigaan untuk melakukan kemoradiasi
metastasis
o Pemeriksaan
o USG Abdomen: fisiktidak
tampak limfadenopati
didapatkan nodul colli
hepar, Simulator
kanan
lien, dan
sertakiri
limfadenopati paraaorta
o X foto thorax PA: tidak Dilakukan sebelum
o didapatkan pelaksanaan
metastasis pada pulmo radioterapi
dan
o Dapat menentukan
tulang yang tervisualisasi volume target, struktur di sekelilingnya,
Efek samping
sehingga dosis
o MSCT scan nasofaring dengan kontras: T4 N2 Mx bisa tepat diberikan
o Pada pasien,
Pengobatan telah dilakukan
dengan kemoterapisebelum radiasi diberikan
dapat menimbulkan depresi(5
Agustus
sumsum tulang, perlu dilakukan evaluasi secara 2015)
berkala
o Pada pasien, dilakukan cek darah rutin sebelum radiasi (27 Juli) dan
setelah lima kali penyinaran (11 Agustus 2015)
Kesimpulan
Disusun oleh:
Adimas Argo Farah Aula Aninda
Dosen Pembimbing:
dr. Ch. H Nawangsih, Sp.Rad (K)Onk. Rad