Anda di halaman 1dari 39

TENTIRAN WATERS, SKULL,

MASTOID, HSG
A-28
RSU HAJI SURABAYA
FOTO WATERS
• Definisi : pemeriksaan x-ray
khusus untuk melihat sinus
paranasalis, yaitu: sinus
maxillaris, sinus frontalis, sinus
ethmoidalis, sinus
sphenoidalis, serta melihat
orbita, cavum nasi, septum
nasi, konka nasalis, dan os
maxilla
• Indikasi : flu lama, hidung
tersumbat, pusing, rhinitis
• Posisi : kepala tegak
menghadap kepala, bagian
dekat kaset adalah dagu, sinar
dari belakang
FOTO WATERS NORMAL
PATOLOGI YANG DICARI
• Perselubungan opasitas homogen dalam sinus 
sinusitis
• Penebalan mukosa pada konka nasal  edema
konka nasal
• Deformitas septum nasal  penting untuk rencana
terapi sinusitis (salah satu penyulit evakuasi cairan)
• Tampak air fluid level pada perselubungan di sinus
 curiga adanya retensi cairan atau pus
• Fraktur pada os fasialis
Deskripsi :
- Tampak perselubungan
opasitas homogen di sinus
maxillaris kiri
- Tampak penebalan mukosa
konka nasal bilateral
- Sinus frontalis clear
- Sinus sphenoidalis clear
- Sinus ethmoidalis clear

Kesimpulan:
Sinusitis maxillaris sinistra
Edema konka nasal bilateral
Deskripsi :
- Tampak perselubungan
opasitas homogen di sinus
maxillaris kiri dengan air
fluid level
- Cavum nasi bilateral tidak
menyempit
- Sinus frontalis clear
- Sinus sphenoidalis clear
- Sinus ethmoidalis clear

Kesimpulan:
Sinusitis maxillaris sinistra
dengan air fluid level
Deskripsi :
- Tampak perselubungan
opasitas homogen di sinus
maxillaris kanan
- Cavum nasi bilateral tidak
menyempit
- Sinus frontalis clear
- Sinus sphenoidalis clear
- Sinus ethmoidalis clear

Kesimpulan:
Sinusitis maxillaris dextra
- Tampak penebalan di sinus
maxillaris kiri
- Tampak penebalan mukosa
konka nasal bilateral
- Sinus frontalis clear
- Sinus sphenoidalis clear
- Sinus ethmoidalis clear

Kesimpulan:
Edema sinus maxillaris sinistra
Edema konka nasal bilateral
Deskripsi :
- Tampak perselubungan
opasitas homogen di sinus
maxillaris bilateral
- Tampak penebalan mukosa
konka nasal bilateral
- Sinus frontalis clear
- Sinus sphenoidalis clear
- Sinus ethmoidalis clear

Kesimpulan:
Sinusitis maxillaris bilateral
Edema konka nasal bilateral
Deskripsi :
- Tampak perselubungan
opasitas homogen di sinus
maxillaris kiri
- Tampak penebalan mukosa
konka nasal bilateral
- Sinus frontalis clear
- Sinus sphenoidalis clear
- Sinus ethmoidalis clear
- Tampak deformitas pada
septum nasal

Kesimpulan:
Sinusitis maxillaris sinistra
dengan deformitas septum
nasal
Edema konka nasal bilateral
Tampak corpus alienun di area frontal
dan temporal (susuk)
FOTO NASAL
Deskripsi:
Tampak deformitas pada os
nasal

Kesimpulan:
Fraktur Os Nasal
FOTO SKULL AP (Caldwell) / LATERAL
Untuk melihat adanya:
- Densitas tulang yang abnormal
- Kontur tulang yang abnormal
- Volume intrakranial abnormal
- Kalsifikasi intrakranial
- Peningkatan ketebalan tulang
tengkorak
- Defek luscent single
- Defek luscent multiple
- Area sklerotik
Keluhan indikasi :
- Pusing
- Trauma
- Benjolan
- Obstruksi
- dll
Catatan khusus
• Kepala  tulang calvaria • Pada daerah occipital
dan fasialis selalu ada bayangan
• Calvaria : tabula eksterna, hitam
tabula interna (tampak • Pada kasus hidrosefalus
adanya vascularity grove),  sutura sutura melebar
basis (cella turcica) • Bila cella turcica nampak
• Fasialis : orbital rim membesar (Balloning) 
(regular/iregular), curiga tumor hipofisis
sphenoid wing, petrosus
wing, sinus paranasalis,
septum nasi (bila deviasi
maka px mudah sinusitis),
os maxilla, os mandibula
Struktur skull
normal

Tabula interna

Tabula eksterna
• Tabula eksterna dbn
• Tabula interna dbn
• Vascularity grove dbn
• Os fasialis tidak tampak
diskontinuitas
• Tampak deviasi pada
septum nasal
• Sinus paranasalis tidak
tampak adanya
perselubungan

Kesimpulan : deviasi septum


nasalis
• Tabula eksterna dbn
• Tampak osteolitik pada tabula
interna  Curiga suatu
malignansi Melanoma Maligna
(MM)
• Os fasialis tidak tampak
diskontinuitas
• Tidak tampak deviasi pada
septum nasal
• Sinus paranasalis tidak tampak
adanya perselubungan

Kesimpulan:
Proses malignansi di daerah tabula
interna curiga e.c MM
• Tabula eksterna dbn
• Tabula interna dbn
• Vascularity grove dbn
• Os fasialis tidak tampak
diskontinuitas
• Tidak tampak deviasi pada
septum nasal
• Sinus paranasalis tidak
tampak adanya
perselubungan
• Tampak adanya
pembesaran adenoid yang
menutup airway (A/N Ratio
>>)

Kesimpulan : Adenoid
hipertrofi di nasofarinn
Mengukur Adenoid
Nasofaring Ratio (A/N
Ratio)
• Tabula eksterna dbn
• Tabula interna dbn
• Vascularity grove dbn
• Os fasialis tidak tampak
diskontinuitas
• Tampak gambaran celah
pada bibir

Kesimpulan:
Labiopalatoskisis
FOTO SCHULLER
Untuk melihat:
- Struktur anatomi tulang
mastoid (air cell, periantral
triangle, sklerotik)
- Adakah perselubungan pada
air cell, erosi pada tulang,
pembentukan kavitas
- Keadaan tulang-tulang
pendengaran
Keluhan indikasi:
- Keluar cairan telinga
- Nyeri bagian telinga
- Curiga mastoiditis
• Air cell dalam batas
normal
• Periantral triangle
dalam batas normal
• tidak tampak sklerotik
pada air cell
Kesimpulan : Foto schuller
normal
• Perselubungan air cell
berkurang
• Air cell sklerotik (putih-
putih)
• Periantral triangle
dalam batas normal
Kesimpulan : Mastoiditis
Kronik
HSG
Definisi HSG
• Histerosalpingografi (HSG), dikenal juga
dengan pemeriksaan uterosalpingografi,
adalah pemeriksaan sinar X dengan memakai
cairan kontras yang dimasukkan ke rongga
rahim dan saluran telur (tuba fallopii).
Indikasi HSG
• Menentukan keberhasilan tindakan operasi
sterilitas
• Sterilitas primer maupun sekunder untuk
melihat normal tuba (paten tidaknya tuba),
• Fibronyoma pada uteri
• Hypoplasia endometri
• Perlekatan-perlekatan dalam uterus
• Adenomiosis
Kontraindikasi HSG
• Menstrurasi
• Peradangan dalam rongga pelvis
• Persarahan dalam kavum uteri
• Alergi terhadap bahan kontras
• Setelah dikerjakannya curettage
• Kecurigaan adanya kehamilan
Prosedur HSG
• Setelah pasien diposisikan lithotomi, daerah
vagina diberikan menggunakan desinfektan,
diberi juga obat antiseptik daerah cervix.
• Spekulum digunakan untuk membuka vagina
dan memudahkan HSG Set masuk kemudian
bagian dalam vagina dibersihkan dengan
betadin, kemudian sonde uteri dimasukan
untuk mengukur kedalaman serta arah uteri.
• Siapkan HSG set yang telah dimasuki media
kontras, sebelum dimasukkan terlebih
dahulu semprotkan media kontras sampai
keluar dari ujung HSG set..
• Dengan bantuan long forcep, HSG set
dimasukan perlahan ke ostium uteri externa.
• Pasien diposisikan ditengah meja pemeriksan
dan mulai disuntikan media kontras
jumlahnya sekitar 6 ml atau lebih
• Media kontras akan mengisi uterus dan tuba
fallopii, atur proyeksi yang akan dilakukan
serta ambil radiografinya
• Setelah semua proyeksi dilakukan kemudian
daerah vagina dibersihkan.
Gambaran HSG
Cavum uteri dalam batas normal
Tuba fallopi dalam batas normal

Kesimpulan:
HSG normal
Cavum uteri dalam batas normal
Tuba fallopi dalam batas normal

Kesimpulan:
HSG normal
Tampak filling defect pada cavum uteri
Tuba fallopi dalam batas normal

Kesimpulan:
Mioma uteri
Cavum uteri normal
Tampak ekstravasasi kontras di tuba
fallopi  inflammasi
Tuba fallopi tampak gumpalan kontras
di distal tuba  perlekatan fimbrae

Kesimpulan :
Salpingitis
Phymosis Fimbrae Bilateral
Tampak filling defect pada cavum uteri
Tuba fallopi dalam batas normal

Kesimpulan:
Mioma uteri
Cavum uteri terdapat dinding superior
iregular
Tampak dilatasi dari tuba fallopi

Kesimpulan:
Hidrosalping
Cavum uteri normal
Tidak didapatkan gambaran tuba
fallopi  pasca tubektomi

Kesimpulan:
Tubal Oclusion Bilateral e.c Post
Tubektomi
Tampak filling defect pada cavum uteri
Tuba fallopi dalam batas normal

Kesimpulan:
Mioma uteri
Cavum uteri dalam batas normal
Tampak ekstravasasi kontras pada tuba
fallopi  ada inflammasi
Tampak gumpalan kontras pada distal
tuba  perlekatan pada fimbrae

Kesimpulan:
Salpingitis Bilateral
Phymosis Fimbrae Bilateral

Anda mungkin juga menyukai