201810401011029
FAKULTAS KEDOKTERAN
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kegiatan ini, terutama kepada dr. Hawin
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .............................................................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
WHO menyatakan bahwa obesitas telah menjadi masalah dunia. Data yang
prevalensi overweight dan obesitas pada 10-15 tahun terakhir, saat ini
diperkirakan sebanyak lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita obesitas.
Angka ini akan semakin meningkat dengan cepat (de Onis, 2010).Jika keadaan
ini terus berlanjut maka pada tahun 2230 diperkirakan 100% penduduk dunia
akan menjadi obes (de Onis, 2010). Panama dan Kuwait tercatat sebagai dua
negara dengan prevalensi obesitas tertinggi di dunia, yakni sekitar 37%. Setelah
itu Peru (32%) dan Amerika Serikat (31%). Di Brasil, kenaikan kasus obesitas
khusus, namun kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah obesitas
pada anak. Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di
2004 prevalensi obesitas pada anak telah mencapai 11%. Di Indonesia hingga
1
tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi kurang 28%, gizi buruk 88%, dan
prevalensi berat badan berlebih anak-anak usia 6-14 tahun pada laki-laki 9,5%
dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir sama dengan estimasi WHO
sebesar 10% pada anak usia 5-17 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Pada saat mereka masih bayi, gemuk akan membuatnya tampak lucu. Akan
tetapi, apabila menginjak usia prasekolah (4-6 tahun) status gizi anak masih
obesitas, maka hal ini perlu menjadi perhatian khusus orang tua. Apabila hal ini
tidak teratasi, berat badan berlebih (bahkan obesitas) akan berlanjut sampai
anak beranjak remaja dan dewasa. Konsekuensi kelebihan berat badan pada
disampaikan oleh dr. Hawin Nurdiana, M.Kes, Sp. A dan dr. Feny
2
2. Seminar 2: Obesitas pada Pendekatan Gizi, disampaikan oleh dr. Ade
moderatornya.
3
BAB 2
PROGRAM KEGIATAN
PARAF
HARI /
NO URAIAN KEGIATAN FASILITATOR /
TANGGAL
STEMPEL
1. Sabtu, 16 07.30 – 08.30 : Registrasi
Maret 2019 08.30 – 09.00 : Pembukaan
09.00 – 10.30 : Seminar 1:
Patofisiologi dan Obesitas pada
pendekatan klinis
10.30 – 12.00 : Seminar 2: Obesitas
pada pendekatan gizi
12.00 – 12.45 : ISHOMA
12.45 – 14.15 : Seminar 3: Obesitas
pada pendekatan psikobiologi,
sosial, budaya, ekonomi
14.15 – 15.00 : Penutupan seminar
4
2. Minggu, 17 07.30 – 08.00 : Registrasi
Maret 2019 08.00 – 09.30 : Workshop 1:
Teknik anamnesis fundamental
four-sacred seven obesitas
09.30 – 11.00 : Workshop 2:
Penatalaksanaan obesitas dengan
pendekatan nutrisi
11.00 – 12.30 : Workshop 3:
Penatalaksanaan obesitas dengan
pendekatan klinis
12.30 – 13.30 : Penutupan dan
ishoma
……………………
2.2 Refleksi
Untuk tugas elektif, saya mengikuti Seminar Ilmiah dan Workshop “Obesitas
hari pertama, saya mengikuti seminar dan saya mengkuti workshop di hari kedua.
melakukan anamnesis. Banyak poin yang saya lewatkan sebelum pemateri, seperti
riwayat keluarga, riwayat konsumsi makanan pasien, dan riwayat gizi anak
5
saat kuliah saya sudah mendapatkan materi itu. Menentukan menu pasien dan
jumlah kalori pun tidak kalah membingungkan. Perlu banyak pertimbangan dalam
menyusun menu. Kebiasaan makan anak obes yang salah sebelum berobat tidak
serta merta kita hilangkan. Perlu penurunan asupan kalori perlahan sampai anak
Dari kegiatan ini saya dapat belajar bahwa belajar adalah proses yang harus
ilmunya agar dapat dipahami dan diterapkan dikemudian hari setelah menjadi
dokter. Jangan pernah merasa terlalu sombong untuk mengulang kembali pelajaran
yang telah diterima sebelumnya, karena semakin diasah ilmu, akan semakin tajam
pemahamannya.
Sebagai garda terdepan kesehatan, peran dokter umum sangat penting dalam
sendiri. Banyak persoalan mengenai anak yang perlu diselesaikan, salah satunya
adalah obesitas.
Saya belajar memperdalam tentang obesitas anak dalam kegiatan ini. Awalnya
saya hanya mengerti sedikit mengenai penentuan status gizi anak, penghitungan
6
BAB 3
3.1 Kesimpulan
3. Perhitungan kebutuhan kalori pada anak dengan status gizi normal dan obesitas
menjadi perhatian, karena anak cenderung sulit diatur untuk masalah makanan,
4. Dalam mengatasi obesitas pada anak, perlu memandang anak secara utuh dan
3.2 Saran
7
pelaksanaan elektif dilaksanakan sebelum kepaniteraan klinik dimulai
3. Sosialisasi program ini penting diberikan lebih intensif baik dari segi
8
LAMPIRAN
9
Foto Tugas Workshop 2: Penatalaksanaan Obesitas dengan Pendekatan
Nutrisi
10
Foto Tugas Workshop 3: Penatalaksanaan Obesitas dengan Pendekatan
Klinis
Kasus 1: Anak laki-laki, berusia 12 tahun, BB 40 kg, TB 125 cm, tentukan status
BB aktual 40
x 100 % = 24 x 100 % = 160 % (obesitas)
BB ideal
BB (aktual (kg)) 40
IMT = TB (aktual (m2))=1,25 x 1,25 = 25,6 (obesitas)
Interpretasi : Obesias
11
12
Kasus 2: Bayi perempuan, 18 bulan, BB 14 kg, PB 84 cm, tentukan status gizi bayi
tersebut!
BB (aktual (kg)) 14
IMT = TB (aktual (m2))=0,84 x 0,84 = 19,48 (obesitas)
Interpretasi: Overweight
13