Anda di halaman 1dari 28

PEMERIKSAAN HIDUNG

Oleh :
Leni Herliani (11.2015.103)
Laurensius Ading Saka (11.2016.097)

Pembimbing:
dr. Zulrafli Sp.THT
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG
LUAR
1. Inspeksi
Kerangka Dorsum nasi:
Lebar (polip)
Miring (fraktur)
Saddle nose ( lues)
Lorgnet nose (abses septum nasi)
Luka-luka, warna, udim (kulit ujung hidung jadi mengkilat)
,ulkus naso-labial.
Bibir atas: maserasi akibat dari sekresi sinusitis, adenoiditis
2. Palpasi
Dorsum nasi: krepitasi, deformitas (tanda fraktur os
nasalis)
Ala nasi: Sangat sakit pada furunkel vestibulum nasi
PEMERIKSAAN FISIK HIDUNG
DALAM
1. Pemeriksaan luar
2. Pemeriksaan dalam :
a. Rinoskopi anterior
b. Rinoskopi posterior
c. Transluminasi Diapanoscopia
d. Pungsi percobaan
Inspeksi Hidung

- Deformitas
- Deviasi septum nasi
- Kelainan bentuk hidung
/anomali kongenital
- Udemhidung&sinus
paranasalis
- Produksi sekret
- Tanda tanda trauma
Palpasi Hidung & Sinus
Paranasal

1. Palpasi Dorsum Nasi Krepitasi


2. Palpasi Ala Nasi furunkel vestibulum (bila nyeri)
3. Palpasi regio frontalis : sinus frontalis, sinus maksilaris
PERKUSI
Bila palpasi menimbulkan reaksi yang hebat
maka dapat dilakukan dengan perkusi.
Syarat buat palpasi juga berlaku buat perkusi.
RINOSKOPIA ANTERIOR
Alat- alat:

a) Spekulum hidung hartman

b) Pinset (angulair)- bayonet


(Lucae)

c) Aplikator

d) Pipa penghisap
e) Kaca rinoskopi posterior
CARA MEMEGANG
SPEKULUM
Memegang spekulum dengan
tangan kiri, posisi spekulum
horizontal, tangkai lateral,
mulutnya medial(masuk dalam
lubang hidung)
Memasukkan spekulum : Mulut
spekulum dalam keadaan tertutup,
masukkan spekulum kedalam
kavum nasi dan mulut spekulum
dibuka pelan- pelan
Mengeluarkan spekulum: Mulut
spekulum ditutup 90%, baru
dikeluarkan. Jika ditutup 100%,
maka mungkin ada bulu rambut
yang terjepit dan ikut tercabut.
a. Memeriksa Vestibulum Nasi

Pemeriksaan pendahuluan, yang dilihat :



Bibir atas : maserasi ( terutama anak anak )

Pinggir pinggir lubang hidung : kruste, merah

Posisi septum nasi : dorong ujung hidung ke atas dengan
ibu jari.

Pemeriksaan dengan spekulum :



Bagian vestibulum sisi lateral dengan mendorong spekulum
ke lateral, medial dengan mendorong ke medial, superior
dengan mendorong ke atas, inferior dengan mendorong ke
bawah.

Yang di lihat : apakah ada sekret, krusta, bisul bisul.
b. Memeriksa Kavum Nasi
Bagian Bawah

Arahkan cahaya lampu ke


kavum nasi sehingga sejajar
dengan konka inferior,
perhatikan :

warna mukosa dan konka inferior
hiperemi, anemi, biru

besarnya lumen kavum nasi

dasar kavum nasi

septum deviasi, bentuk krista atau
spina
c. Memeriksa Fenomena Palatum Mole

Cahaya lampu di arahkan ke dinding belakang nasofaring.



Normal nasofaring kelihatan sangat terang karena cahaya
lampu tegak lurus pada dinding belakang nasofaring.

Kemudian penderita disuruh mengucapkan huruf iiii.

Positif jika, pada saat mengucapkan iiii palatum mole
bergerak keatas, sehingga akan kelihatan benda gelap yang
bergerak ke atas

Benda yang gelap karena cahaya tidak tegak lurus pada palatum mole.

Selesai mengucapkan huruf iiii palatum mole bergerak kebawah dan
tampak benda gelap menghilang ke arah bawah atau dinding belakang
yang gelap jadi terang kembali.

Negatif jika waktu mengucapkan huruf iiii, palatum mole tidak
bergerak ke atas, nasofaring tetap terang.

Fenomena palatum mole negatif pada :



paralisa dari palatum mole (post difteri)

spasme dari palatum mole (abses peritonsil)

sikatrik ( pasca ATE dengan sluder, arkus anterior ikut terambil)

tumor dalam nasofaring, misalnya karsinoma nasofaring, abses
retrofaring, adenoid
d. Memeriksa Kavum Nasi Bagian Atas

Arahkan cahaya lampu diarahkan ke kavum nasi bagian atas


( kepala ditengadahkan )

Perhatikan :

kaput dari konka media

meatus medius: pus, polip

septum bagian atas: mukosa, posisi (deviasi sampai
menekan konka media)

fissura olfaktoria
e. Memeriksa Septum Nasi ( Seluruhnya )
Dari posisi tengadah penderita dikembalikan ke posisi semula.
Dilihat adanya deviasi septum berbentuk spina septi, krista
septi, huruf S.
RINOSKOPI POSTERIOR
Tujuan Pemeriksaan

Menyinari koane dan dinding-dinding


nasofaring dengan cahaya yang dipantulkan
oleh suatu cermin yang ditempatkan dalam
nasofaring.
Posterior Rhinoscopy
Mirror Examination Nasal
turbinates
Sup. Middle
&Infer

Margo
posterior
Septum
Tahap-tahap pemeriksaan:
Tahap 1 : Pemeriksaan septum nasi (margo
posterior), koane dan tuba kanan
Tahap 2 : Pemeriksaan septum nasi (margo
posterior), koane dan tuba kiri
Tahap 3 : Memeriksa atap nasofaring

Tahap 4 : Memeriksa kauda konka inferior


Rinoskopia posterior untuk melihat koane

1. Meatus superior
2. Meatus medius
3. Meatus inferior
4. Koana
5. Konka Superior
6. Konka medius
7. Konka inferior
8. Palatum mole
9. Uvula
Yang dinilai dari pem. RA & RP

Dasar rongga hidung - Nares posterior (koana)


Konka dan meatus nasi - Post nasal drip
Deviasi septum atau - Dengan memutar kaca
perforasi lebih ke - lateral konka
Rinoskopi Anterior

Warna membran superior, konka media,

Rinoskopi Posterior
mukosa hidung (normal konka inferior
berwarna merah pudar, - Nasopharing muara
lembab, dan tuba, -torus tubariur, fossa
mempunyai permukaan rossen muller
halus dan bersih).
Tanda-tanda
peradangan,
pembengkakan atau
infeksi
Eksudat atau sekret
Massa tumor /polip
TRANSLUMINASI ( Diaphanoscopia)

Adalah pemeriksaan penerawangan sinus


maksilaris dan sinus frontalis yang dilakukan
dikamar gelap, dengan memakai lampu
bertangkai panjang (Heyman) berkekuatan 6
volt
Sinus Frontalis:
- lampu ditekankan pada
lantai sinus frontalis
- lampu ditekankan ke
arah media-superior
- cahaya yang memancar
ke depan, ditutup dengan
tangan kiri
Hasilnya bila sinus normal,
maka di dinding depan akan
kelihatan terang
Sinus Maksillaris

Cara 1:
mulut dibuka lebar-lebar
lampu ditekankan pada margo
inferior orbita kearah inferior
cahaya yang memancar ke
depan, ditutup dengan tangan
kiri
Hasilnya:bila sinus normal, maka
Palatum durum homo lateral
tampak terang.
Cara 2:
- mulut dibuka
- kedalam mulut
dimasukkan lampu yang
telah diselubungi tabung
gelas
- mulut ditutup rapat-rapat
- cahaya yang memancar
dari mulut dan bibir atas
ditutup dengan tangan
kiri
Hasilnya:
Pada sinus maksilaris normal, pada daerah dinding depan dibawah orbita
terlihat bayangan terang berbentuk seperti bulan sabit.

Penilaian:
- Pemeriksaan hanya mempunyai nilai bila ada perbedaan antara kiri dan
kanan.
- Bila kedua sinus terang, kemungkinannya:
pada pria -> sinus normal
pada wanita -> sinus normal/keduanya berisi cairan
(karena tulang tipis)
- Bila sama gelap, kemungkinannya:
pada pria - > sinus normal (karena tulang tebal)
Tes Penciuman sederhana

Alat dan Bahan :


1. Alkohol prep pad (standart 70% isopropyl
alcohol pad)
2. Penggaris

Prosedur :
1. Tes dilakukan pd ruangan tertutup (tidak berAC/kipas angin, tanpa parfum
ruangan)
2. Pemeriksa dan pasien duduk berhadapan
3. Alcohol pad dibuka dan pasien di minta u/ mengenali bau
4. Pasien diminta menutup kedua matapad secara perlahan di naikkan
sampai dari posisi setinggi umbilikus hingga hidung dgn inhalasi
normal
5. Hitung jarak (cm) dari pertama kali terdeteksi alcohol pad sampai
hidung
Interpretasi :
1. Normosmia : terdeteksi pada jarak >10 cm
2. Hiposmia : terdeteksi pada jarak 5-10 cm
3. Hiposmia berat : terdeteksi pada jarak <5 cm
4. Anosmia : tidak terdeteksi sama sekali

NB : Bila didapatkan hasil anosmia, pemeriksaan dikonfirmasi dengan test


ammonia untuk menentukan apakah pasien benar-benar anosmia atau hanya
pura-pura
Tes Ammonia

Alat dan bahan :

Ammonia

Prosedur :
1. Pemeriksa dan pasien duduk saling berhadapan
2. Ammonia secara cepat ditempat di depan hidung pasien
3. Dinilai apakah pasien merasakan efek menyengat dan stimulus lakrimal atau
tidak

Interpretasi :
1. Anosmia murni : terdapat efek menyengat dan
stimulus lakrimal
2. Anosmia malingering : menyangkal adanya
efek menyengat dan stimulus lakrimal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai