PARANASALIS
OLEH:
DESYANA KASIM
17710107
ANATOMI
DORSUM NASI
1. Bagian Keras (Kranial):
- Os nasalis kanan/
kiri, pros. Frontalis
osis maksila.
2. Bagian Lunak (Kaudal)
- kartillago lateralis
dan kartilago alaris
ANATOMI
SEPTUM NASI
1. Bagian Posterior :
lamina
perpendikularis os
ethmoidalis, vomer
2. Bagian anterior :
kartilago
quadrangularis
ANATOMI
KAVUM NASI
Batas-batasnya :
• Medial : septum nasi
• Lateral : konka superior
, medius , inferior
meatus superoir ,
medius , inferior
• Anterior : introitus
kavum nasi (nares)
• Posterior : koane
• Superior : lamina
kribosa
• Inferior : palatum
durum
ANATOMI
1. Golongan anterior: Sinus maksilaris, sinus etmoidalis anterior, sinus
frontalis
- ostia dari sinus didapati dalam meatus medius
- pus dalam meatus medius mengalir ke vestibulum nasi
SINUS
PARANASALIS 2. Golongan posterior: Sinus etmoidalis posterior, sinus sfenoidalis
- Ostia dari sinus didapati dalam meatus superior
- Pus mengalir kedalam faring
PEMERIKSAAN HIDUNG DAN
SINUS PARANASALIS
1. Pemeriksaan dari luar
2. Rinoskopi anterior
3. Rinoskopi posterior
4. Transluminasi- Dhiaphanoscopia
5. X – foto
6. Pungsi percobaan
7. Biopsi
8. Pemeriksaan laboratorium rutin , bakteriologi ,
serologi , sitologi
Pemeriksaan Luar
1. INSPEKSI
1. Kerangka dorsum nasi :
Lebar (polip nasi)
Miring (fraktur)
Saddle nose pada lues
Lorgnet nose pada abses
septum nasi
Mulut Spekulum
Pinset ( angulair)
Tangkai spekulum
bayonet (Lucae)
Lampu kepala Van Spekulum hidung Hartmann
Hasselt
- Pipa penghisap
Aplikator
Posisi Pasien dan Pemeriksa
Evaluasi
Kaput konka media
Meatus medius
Septum bagian atas
Fisura olfaktoria
Rinoskopi Anterior
5.Septum nasi
Dievaluasi apakah terdapat deviasi, dapat berupa Spina septi, Krista Septi
dan berbentuk huruf S.
Rinoskopi Posterior
Ide pemeriksaan Syarat
Teknik pemeriksaan:
1. Pada pasien sensitif berikan tetrakain 1%(3-4x) dalam
faring, tunggu 5 menit. Spatula ditangan kiri, cermin
ditangan kanan
2. Cermin dipanasi dulu dengan spiritus. Tangkai cermin
dipegang seperi memegang pensil dan cermin
diarahkan keatas.
3. Mulut dibuka lebar
- Lidah ditarik dalam mulut, px nafas lewat hidung
- Lidah ditekan dengan spatula di paramedial
- cermin dimasukkan dalam faring antara faring dan
palatum mole kanan.
- cermin disinari
Rinoskopi Posterior
Rinoskopia posterior untuk melihat koane
1. Meatus superior
2. Meatus medius
3. Meatus inferior
4. Koana
5. Konka Superior
6. Konka medius
7. Konka inferior
8. Palatum mole
9. Uvula
1. Konka medius
2. Adenoid
3. Konka superior
4. Margo posterior septum nasi
3. Dari alat
a. Kaca yang terlalu panas : sakit
b. Kaca terlalu dingin : kabur
c. Kaca menyentuh faring : reflex muntah
d. Spatula dari logam :menimbulkan refleks
Transiluminasi
Dikerjakan dalam kamar gelap
Alat: Lampu listrik 6 volt bertangkai panjang ( Heyman)
SINUS FRONTALIS
-Lampu ditekankan pada sinus
frontalis
-Lampu ditekankan kearah media-
superior
-Cahaya memancar kedepan, ditutup
dengan tangan kiri
Hasilnya:
bila sinus normal, maka Palatum durum homo lateral tampak terang.
Transiluminasi
SINUS MAKSILARIS
Cara 2:
- mulut dibuka
- kedalam mulut dimasukkan lampu yang telah diselubungi tabung gelas
-mulut ditutup rapat-rapat
-cahaya yang memancar dari mulut dan bibir atas ditutup dengan tangan kiri
Hasilnya: pada sinus maksilaris normal, pada daerah dinding depan orbita terlihat bayanngan
terang berbentuk seperti bulan sabit
Penilaian:
Pemeriksaan hanya mempunyai nilai bila ada perbedaan
antara kiri dan kanan.