Anda di halaman 1dari 3

Interpretasi Hasil Pemeriksaan pada Skenario ?

1. Pemeriksaan Rhinoskopi Anterior


Pada Pemeriksaan ini Pasien duduk menghadap pemeriksa. Spekulum hidung dipegang
dengan tangan kiri (right handed), arah horizontal, dengan jari telunjuk ditempelkan pada
dorsum nasi. Tangan kanan untuk mengatur posisi kepala. Spekulum dimasukkan ke
dalam rongga hidung dalam posisi tertutup, dan dikeluarkan dalam posisi terbuka. Saat
pemeriksaandiperhatikan keadaan :
-

Rongga hidung, luasnya lapang/sempit( dikatakan lapang kalau dapat dilihat


pergerakan palatum mole bila pasien disuruh menelan) , adanya sekret, lokasi

serta asal sekret tersebut.


Konka inferior, konka media dan konka superior warnanya merah muda (normal),

pucat atau hiperemis. Besarnya, eutrofi, atrofi, edema atau hipertrofi.


Septum nasi cukup lurus, deviasi, krista dan spina. Jika terdapat sekret kental
yang keluar dari daerah antara konka media dan konka inferior kemungkinan
sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis etmoid anterior, sedangkan sekret
yang terdapat di meatus superior berarti sekret berasal dari sinus etmoid posterior

atau sinus sphenoid.


Massa dalam rongga hidung, seperti polip atau tumor perlu diperhatikan

keberadaannya.
Asal perdarahan di rongga hidung, krusta yang bau dan lain-lain perlu
diperhatikan.

Pada Kasus di Skenario didapatkan Cavum nasi sempit , Konka Nasi Inferior
Udem dan Pucat, bisa dipastikan terjadinya Inflamasi karena normalnya konka media
berwarna merah muda, Secret Mukopurulen di meatus medius diperkirakan disini Pasien
menderita Sinusitis Maksila, Sinusitis Frontal ataupun Sinusitis Etmoid Anterior.
Ini hanya pada Rhinoskopi Anterior Dextra, pada Rhinoskopi Anterior Sinistra tidak
ditemukan Kelainan.
2. Pemeriksaan Rhinoskopi Posterior

Untuk pemeriksaan ini dipakai kaca tenggorok. Kaca ini dipanaskan dulu dengan
lampu spritus atau dengan merendamkannya di air panas supaya kaca tidak menjadi kabur
oleh nafas pasien. Sebelum dipakai harus diuji dulu pada punggung tangan pemeriksa apakah
tidak terlalu panas.
Lidah pasien ditekan dengan spatula lidah, pasien bernafas melalui mulut kemudian
kaca tenggorok dimasukkan ke belakang uvula dengan arah kaca ke atas. Setelah itu pasien
diminta bernafas melalui hidung. Perlu diperhatikan kaca tidak boleh menyentuh dinding
posterior faring supaya pasien tidak terangsang untuk muntah. Sinar lampu kepala diarahkan
ke kaca tenggorok dan diperhatikan :
-

septum nasi bagian belakang


nares posterior (choana)
sekret di dinding belakang faring (post nasal drip)
dengan memutar kaca tenggorok lebih ke lateral maka tampak konka superior,

konka media dan konka inferior.


pada pemeriksaan rinoskopi posterior dapat dilihat nasopharing, perhatikan muara
tuba, torus tubarius dan fossa rossen muller.

Pada scenario Pasien didapatkan Post Nasal drip bisa diperkirakan terdapat akumulasi
cairan/secret pada dinding posterior dari Faring.
3. Tes Penghidu
Pada scenario Pasien didapatkan Hiposmia yaitu berkurangnya kepekaan
terhadap bau, ini disebabkan oleh proses-proses patologis di sepanjang jalur
olfaktorius.
4. Tes Transluminasi
Pada pemeriksaan transluminasi sinus maksila dan sinus frontal, dipakai lampu
khusus sebagai sumber cahaya dan pemeriksaan dilakukan pada ruangan yang gelap.
Transluminasi Sinus Maksila dilakukan dengan memasukkan sumber cahaya ke rongga
mulut dan bibir dikatupkan sehingga sumber cahaya tidak tampak lagi. Setelah beberapa
menit normalnya tampak daerah infra orbita terang seperti bulan sabit dan jika terlihat
gelap yang terjadi adalah sebaliknya . Untuk pemeriksaan sinus frontal, lampu letakkan di
daerah bawah sinus frontal dekat kantus medius dan daerah sinus frontal tampak cahaya
terang.

Pada scenario pasien didapatkan Sinus Maksilaris Gelap menandakan adanya


Sinusitis pada daerah Maksila seperti yang diuraikan diatas tadi.
5. Pemeriksaan Laboratorium dan Pemeriksaan Radiologi Waters
- Pemeriksaan Radiologik untuk menilai sinus maksila dengan posisi Water, sinus
frontal dan sinus etmoid dengan posisi postero anterior dan sinus sphenoid dengan
-

posisi lateral.
Pemeriksaan Laboratorium untuk mengetahui secara pasti bakteri/virus yang
menginfeksi sehingga membuat pasien bersin-bersin alergi pada kasus, dan juga
untuk mengetahui antibiotic yang akan digunakan sesuai dengan hasil yang
didapatkan nantinya .

REFRENSI :
1. Soepardi EA, Iskandar N, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung - Tenggorok
Kepala leher, 2010, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.
2. Anonim. Penuntun Skills Lab, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang:
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai