PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung-gelembung alveoli. Gelembung-gelembung alveoli ini terdiri dari
sel-sel epitel dan dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih
kurang 90 m2 pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam
darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembung paru-paru ini
kurang lebih 700 juta buah (paru-paru kiri dan kanan).
2
Tiap-tiap lobus terdiri atas bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut
segmen.
Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu :
- 5 buah segment pada lobus superior, dan
- 5 buah segment pada inferior
Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yakni :
- 5 buah segmen pada lobus inferior
- 2 buah segmen pada lobus medialis
- 3 buah segmen pada lobus inferior
3
2.2 Definisi
2.3 Epidemiologi
2.4 Etiologi
Spesies Aspergillus merupakan moulds saphrophyte yang banyak
dijumpai di tanah, air, dan tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Lebih dari 200
4
spesies Aspergillus telah diidentifikasi, dan Aspergillus fumigatus merupakan
penyebab infeksi yang terbanyak pada manusia dimana >90% menyebabkan
aspergillosis invasif dan non-invasif. Aspergillus flavus menyebabkan
aspergillosis invasif sebanyak 10%, sedangkan Aspergillus niger dan
Aspergillus terreus sebanyak 2%.
Aspergilloma terjadi pada pasien dengan imunitas normal, namun secara
struktural paru-paru tidak normal, dengan rongga atau kavitas yang sudah ada
sebelumnya. Jamur akan berdiam dikavitas dan mampu tumbuh bebas dari
gangguan karena sistem imun tidak dapat menembus kedalam rongga. Ketika
jamur bermultiplikasi, mereka membentuk sebuah bola yang terdiri dari
jaringan yang mati dari paru-paru disekitarnya, mukus, dan debris lainnya.
Masuknya spora jamur Aspergillus pada manusia umumnya melalui
inhalasi dengan masa inkubasi yang tidak diketahui. Aspergillus dapat
menyerang semua ras dan jenis kelamin dengan perbandingan yang sama, dan
dapat mengenai semua usia. (Anonim, 2007).
2.5 Patofisiologi
5
Penyebab paling umum dari struktur penyakit paru pada pasien dengan
aspergiloma adalah kavitas karena tuberkulosis sebelumnya dan sarkoidosis.
Penyakit yang sudah ada sebelumnya di paru-paru mungkin mengganggu
pembersihan normal dari organisme, memungkinkan terjadinya infeksi
berikutnya. Secara karakteristik, jamur biasanya tidak menghasilkan invasi
jaringan.
Jamur akan menetap di dalam kavitas dan dapat berkembang di
dalamnya karena sistem imun tubuh akan menghambat penetrasi jamur ke
dinding kavitas. Jamur dapat tumbuh membentuk fungus ball yang terdiri dari
jaringan nekrotik, mukus dan debris-debris. (Gotway, 2012).
6
2.6 Diagnosis
a.Manifestasi Klinis
b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
a. Foto Polos Thoraks
Aspergilloma biasanya muncul sebagai massa tipis jaringan lunak
bulat atau bulat lonjong yang terletak di dalam sekitar kavitas dan digariskan
oleh suatu crecent of air. Dengan mengubah posisi pasien biasanya
menunjukkan bahwa massa tersebut dapat bergerak, sehingga dapat
mengkonfirmasikan diagnosis.
Foto toraks sangat bermanfaat untuk menunjukkan adanya massa
pada kavitas yang telah ada sebelumnya. Gambaran aspergilloma terlihat
berupa massa intra-kavitas yang dikelilingi udara yang membentuk
gambaran sabit (crescent air), mobile dan paling sering terlihat di lobus atas
paru. Perubahan posisi fungus ball setelah perubahan posisi pasien dari
supine menjadi prone merupakan tanda lain dari aspergilloma CT-scan dada
dapat dilakukan untuk memvisualisasikan aspergilloma yang tidak terlihat
dengan foto thorax. Gambaran radiologi ini juga bisa ditemukan pada kasus
neoplasma, abses, kista hidatid, dan granulomatosis dengan poliangitis. Pada
kasus ini, pada gambaran foto terlihat gambaran berupa massa intra-kavitas
7
yang dikelilingi udara yang membentuk gambaran sabit (crescent air) di
lapangan atas paru kiri. (McAdam AJ, Sharpe AH, 2015).
Kesan : Menunjukkan rongga di lobus atas kiri (panah hitam) dengan area
jaringan lunak opaque tergantung (panah putih solid). Hiperlusen pada area
bulan sabit (panah terbuka) merupakan sisa udara dalam rongga dan disebut
sebagai the air crescent sign (tanda bulan sabit udara).
8
Kesan : Tampak fungus ball ditandai dengan masa solid (radio opaque) pada
lapangan atas paru kanan (tanda panah).
(a) (b)
Gambar 2.5 Foto toraks posteroanterior
Sumber : http://emedicine.medscape.com/article/353200-media
b. CT scan
Gambarannya pada CT scan berupa kavitas yang terbentuk dengan baik
dengan massa jaringan lunak bulat tipis ditengahnya dikelilingi oleh air crescent
sign. Massa ini biasanya berbentuk bola atau bulat telur. Pada posisi pasien yang
berbeda, massa dapat ditunjukkan dapat bergerak. Massa tersebut dapat
sepenuhnya mengisi kavitas sehingga mengambil bentuk bentuk kavitas tersebut,
menghilangkan gambaran crecent of air di sekitarnya dan tidak dapat bergerak
lagi.
9
Kalsifikasi tidak jarang terjadi, yang bisa berkisar dari tidak ada hingga
keadaan yang berat. Karena peradangan dan pembentukan jaringan granulasi
vaskular, arteri bronkial yang mensuplai dinding kadang-kadang dapat dilihat
sebagai pembesaran yang nyata. Pleura yang berdekatan mungkin akan menebal.
(Gotway, 2012).
10
Kesan : Kavitas bilateral dengan fungus ball yang bergantung pada posisi
Pemeriksaan Histopatologi
11
2.7 Diagnosis Banding
2.7.1 Abses Paru
Abses paru adalah infeksi dekstruktif berupa lesi nekrotik pada
jaringan paru yang terlokalisir sehingga membentuk kavitas yang
berisi nanah (pus) dalam parenkim paru padasatu lobus atau lebih.
Kavitas ini berisi material purulen sel radang akibat proses nekrotik parenkim
paru oleh proses terinfeksi. Bila diameter kavitas <2cm dan jumlahnya
banyak (multiple small abscesses) dinamakan necrotizing pneumonia.
a. Foto thoraks
Foto thoraks anterior dan lateral sangat membantu untuk melihat
lokasi lesi dan bentuk abses paru. Pada hari-hari pertama penyakit foto
thoraks hanya menggambarkan gambaran opak dari satu ataupun lebih
segmen paru atau hanya berupa gambaran densitas homogen yang berbentuk
bulat. Kemudian akan ditemukan gambaran radiolusen dalam bayangan
infiltrat yang padat. Selanjutnya bila abses tersebut mengalami
ruptur sehingga terjadi d r a i n a s e a b s e s y a n g t i d a k s e m p u r n a
k e d a l a m b r o n k u s m a k a a k a n t a m p a k k a v i t a s irregular dengan
batas cairan dan permukaan udara (air fluid level) di dalamnya. Gambaran
spesifik ini tampak dengan mudah bila kita melakukan foto
thoraks dengan posisi berdiri. Khas pada paru anaerobik
kavitasnya single (soliter) yang biasanya ditemukan pada infeksi paru
primer sedangkan abses paru sekunder (aerobik nosokomial atau
hematogen) lesinya bisa multipel.
12
Kesan : Terdapat area berbatas tegas transparan di lobus kiri atas (panah putih),
kavitas diisi oleh cairan dan udara (air-fluid level) (panah hitam).
b. CT Scan
CT-Scan dapat menunjukkan lesi yang tidak terlihat pada
pemeriksaan foto polos dan d a p a t m e m b a n t u m e n e n t u k a n
l o k a s i d i n d i n g d a l a m d a n l u a r k a v i t a s a b s e s . Pada g a m b a r a n
CT-Scan tampak kavitas terlihat bulat dengan dinding
t e b a l t i d a k t e r a t u r d e n g a n a ir fluid level dan terletak di daerah
jaringan paru yang rusak. Abses paru juga dapat membentuk sudut
lannip dengan dinding dada.
13
Kesan : Lesi kavitas yang besar di lobus bawah kiri dengan dinding yang
relative tebal. Kavitas memiliki batas dalam yang halus dan air-fluid level.
Terdapat reaksi inflamasi pada sekitar paru-paru.
(a) (b)
Gambar 2.13 (a) Foto polos thoraks PA dengan fibroma pada lingual, (b)
hematoma dengan kalsifikasi popcorn
14
b. CT scan
Gambar 2.15 Kiri: potongan aksial tumor yang dekat dengan fisura.
Kanan: potongan koronal menunjukkan tidak adanya pertumbuhan
transfisura
2.8 Pengobatan
Prinsip pengobatan aspergilosis ialah menghilangkan jamur dan
sporanya dari tubuh penderita. Terapi yang tepat untuk aspergiloma ialah
simptomatik, yakni mengurangi hemoptisis. Namun terapi kausal yang tepat
untuk aspergiloma ialah dengan pembedahan. (Anonim, 2012; Harman, 2008)
15
Dengan lobektomi, kavitas yang berisi aspergiloma dapat dihilangkan
dengan mudah. Namun toleransi pembedahan toraks sangat ketat sehingga
sering ditunda karena fungsi paru penderita sudah jauh berkurang.
Untuk aspergiloma dapat digunakan anti fungi seperti Itraconazole oral
dengan angka kesembuhan hingga 60%. Tindakan lain yang dapat dilakukan
ialah embolisasi arteri bronkial untuk mencegah hemoptisis yang terlalu masif,
namun memerlukan keahlian yang sangat tinggi dari ahli radiologi dengan
panduan CT-scan karena arteri bronkial bercabang menjadi arteri spinalis,
sehingga dikhawatirkan terjadi komplikasi neurologis. (Anonim, 2012; Harman,
2008).
2.9 Prognosis
Prognosis aspergiloma pada sebagian penderita cukup baik, walupun
amat tergantung dari keparahan penyakit dan faktor-faktor lainnya. Pada
beberapa penderita, pembedahan dapat sangat efektif dalam penanganan
aspergiloma, tetapi pembedahan mempunyai resiko yang tinggi dan dapat
menimbulkan komplikasi yang serius. (Anonim, 2012).
16
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama : Tuan S
Umur : 51 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Nelayan
Keluhan Utama :
Batuk berdarah dan nyeri dada
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan batuk darah dialami sejak 7 hari yang lalu memberat
dalam 2 hari ini, warna merah terang, volume ±50cc/kali batuk, frekuensi 4-5
kali/hari. Riwayat batuk darah dijumpai sejak Januari s/d Juni 2012, batuk darah
berupa bercak darah bercampur dahak dan hilang timbul. Pasien juga mengaku
selain batuk berdarah, pasien mengalami batuk namun tidak berdarah yang dialami
sejak 3 bulan lalu, batuk berdahak warna putih, volume 1/4 sdt/kali batuk, bau
tidak dijumpai. Nyeri dada juga dirasakan pasien sejak 6 bulan lalu bersamaan
dengan batuk berdarah, pada dada kiri, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri menjalar
ke punggung, nyeri bertambah bila pasien batuk darah. Keluhan tambahan seperti
sesak napas dialami pasien sejak 6 bulan yang lalu, sesak timbul bila pasien
beraktivitas berat, sesak tidak berhubungan dengan cuaca. Suara napas tambahan
juga tidak dijumpai.
Riwayat Penyakit Dahulu :
17
tumor (-). Sebelumnya pasien dirawat di RS.Tanjung pura selama 3 hari karena
batuk darahnya, kemudian dirujuk ke RS HAM untuk penanganan selanjutnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti hipertensi dan riwayat
penyakit diabetes mellitus, asma, dan tumor disangkal pasien.
Riwayat penyakit sosial :
Riwayat merokok pada pasien dijumpai selama 5 tahun, 5-10 batang/ hari. hisapan
dangkal, pasien berhenti merokok sejak mengalami keluhan. Riwayat pekerjaan
nelayan ±30 tahun
TB = 165 cm
BB = 60 kg
BMI = 22,04 kg/m2,
- Kepala : Deformitas (-), Normochepali
- Mata : Konjungtiva anemia -/-, sklera ikterik -/-,
Reflek Pupil +/+ 3mm, Isokor
- THT : Dalam Batas Normal
- Leher : Nyeri tekan (-), Pembesaran KGB (-)
- Thoraks :
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis (-)
Palpasi : Iktus kordis teraba pada 1 cm medial ICS V
linea midclavikula sinistra
Perkusi : batas jantung atas : ICS III Sinistra
batas jantung kanan : linea parasternal dekat ICS IV
18
batas jantung kiri : 1 cm medial L. midclavikula sinistra
ICR V
Auskultasi: suara jantung 1 dan 2 tunggal, murmur (-) , ekstra
sistolik (-), gallop (-)
Thoraks Anterior
-Inspeksi : Simetris
-Palpasi : Fremitus ki<ka, kesan melemah di lapangan atas paru kiri
-Perkusi : Sonor memendek pada lapangan atas paru kiri
-Auskultasi : Suara pernapasan: vesikular melemah pada lapangan
atas paru kiri
Suara tambahan : wheezing (-)
Ronki kering (+) kedua paru
Thoraks Posterior
-Inspeksi : Simetris
-Palpasi : Fremitus ki<ka, kesan melemah di lapangan atas paru kiri
-Perkusi : Sonor memendek pada lapangan atas paru kiri
-Auskultasi : Suara pernapasan: vesikular melemah pada lapangan
atas paru kiri
Suara tambahan : wheezing (-)
ronki kering (+) pada kedua paru
19
HGB : 13,30 g%
PLT : 392 x 10³/mm³
Neutrofil : 81,80 %
Limfosit : 11,80 %
Monosit : 4,70 %
Eosinofil : 1,60%
Basofil : 0,100%
Analisa Gas Darah: (tanpa oksigen)
- pH : 7,43
- pCO2 : 33,5 mmHg
- pO2 : 60,3 mmHg
- HCO3 : 21,9 mmol/L
- Tot CO2 : 22,9 mmol/L
- BE : -1,7 mmol/L
- Sat O2 : 90,4 %
Faal Hati
-SGOT : 13 U/L
-SGPT : 8 U/L
Faal Ginjal
-Ureum : 32,00 mg/dL
-Creatinin : 0,64 mg/dL
Metabolisme karbohidrat
-KGD sewaktu: 113,00 mg/dl
Elektrolit
-Natrium (Na) : 126 mEq/L
-Kalium (K) : 4,5 mEq/L
-Klorida (Cl) : 107 mEq/L
20
Gambar 2.14 Foto Thoraks PA
Kesan
a) Skapula sedikit superposisi
b) Klavikula simetris
c) Trakea medial
d) Kosta intak
e) Konsolidasi homogen di lapangan atas paru kiri, batas tidak tegas
f) ‘Crescent sign’ pada lapangan atas paru kiri
g) CTR 56%
3.6 Resume
Pasien laki-laki, 51 tahun datang ke RS HAM dengan keluhan batuk
darah dialami pasien sejak 7 hari yang lalu memberat dalam 2 hari ini, warna
merah terang, volume ±50cc/kali batuk, frekuensi 4-5 kali/hari. Batuk berupa
bercak darah bercampur dahak dan hilang timbul. Batuk dialami pasien sejak 6
bulan lalu. Nyeri dada dirasakan pasien juga sejak 6 bulan lalu bersamaan
dengan batuk berdarah, nyeri dada dirasakan pada dada kiri, nyeri seperti
tertusuk-tusuk, nyeri menjalar ke punggung, nyeri bertambah bila pasien batuk
darah. Sesak napas dialami pasien sejak 6 bulan yang lalu, sesak timbul bila
pasien beraktivitas berat. Mual dijumpai. Riwayat minum OAT diakui pasien
dari dokter RS Tanjung Pura berdasarkan klinis dan radiologis, tetapi pasien
hanya minum OAT 1 bulan, diberhentikan karena pasien merasa sudah sembuh.
21
Januari 2016 s/d sekarang pasien minum OAT dari dokter RS Tanjung Pura
berdasarkan klinis dan radiologis. Riwayat merokok dijumpai selama 5 tahun, 5-
10 batang/ hari. Riwayat pekerjaan nelayan ±30 tahun. Riwayat keluarga
menderita hipertensi(+). Sebelumnya os dirawat di RS. Tanjung pura karena
batuk darahnya, kemudian dirujuk ke RS HAM untuk penanganan selanjutnya.
RPT: TB paru. RPO: OAT (FDC).
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Penulis mengaku di dalam referat ini masih banyak kekurangan, karena itu
penulis mengharap saran yang membangun dari dosen pembimbing dan rekan-
rekan guna perbaikan referat ini dan selanjutnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
24