Anda di halaman 1dari 49

Teknik Pemeriksaan

Rhinoskopi Anterior,
Posterior dan Transluminasi

Oleh : Hilda Amiroh


17710025
ANATOMI
• Dorsum Nasi
Septum Nasi
Kavum Nasi
Batas – batas
•Medial : septum nasi
•Lateral : konka superior , medius , inferior &
meatus superoir , medius , inferior
•Anterior : introitus kavum nasi (nares)
•Posterior : koane

•Superior : lamina kribosa


•Inferior : palatum durum
Sinus Paranasalis
Pemeriksaan Luar
Inspeksi

Kerangka Luka-luka, warna, Bibir atas


dorsum nasi oedem, ulkus naso-
labial
Maserasi
akibat sekresi
- Lebar (polip nasi) dari sinusitis,
- Miring / deformitas (fraktur) adenoiditis
- “saddle nose” pada Lues/sifilis
- “lorget nose” pada abses
septum nasi
Dorsum nasi
Krepitasi, deformitas
(tanda fraktur os nasal)

Sangat sakit pada


Ala nasi furunkel vestibulum
nasi

Menekan lantai sinus frontalis


Palpasi dengan ibu jari ke arah medio-
superior
Regio frontalis
(sinus frontalis)
Menekan dinding muka
sinus frontalis ke arah
medial, tidak boleh pada
foramen supra orbita

Tidak boleh menekan


Fosa kanina
(sinus maksilaris) pada foramen
infraorbitalis
Dilakukan apabila
dengan palpasi
Perkusi
menimbulkan reaksi
yang hebat.
Alat – alat Pemeriksaan Rhinoskopi
Anterior
1. Spekulum hidung Hartmann
Mulut
Spekulum

Tangkai
spekulum
2. Pinset
a. Knee Pinset (Angulair)

b. Pinset bayonet (Lucae)


3. Aplikator
4. Pipa Penghisap
5. Lampu kepala Van Hasselt
Posisi Pasien dan Pemeriksa
• Pasien duduk didepan pemeriksa
• Badan pasien condong kedepan dengan
posisi kepala pasien sedikit lebih tinggi
dibandingkan kepala pemeriksa.
• Atur fokus lampu kepala van hasselt 30cm
dari jarak pemeriksaan menggunakan
tangan kanan, dengan lingkaran fokus
lampu 2-3cm
Cara Pengunaan spekulum
hidung
1. Cara memegang
spekulum
Pemeriksa memegang
spekulum menggunakan
tangan kiri secara
mendatar. Tangkai
spekulum sebelah lateral,
mulut spekulum yang akan
dimasukan ke hidung di
sebelah medial.
2. Cara memasukan spekulum
kedalam hidung
Mulut spekulum dimasukan
dalam keadaan tertutup ke
dalam kavum nasi kemudian
setelah masuk kavum nasi
spekulum dibuka secara pelan
pelan.

3. Cara mengeluarkan
spekulum dari hidung
Mulut spekulum ditutup 90%
baru kemudian dikeluarkan.
5 Tahap Pemeriksaan
Rhinoskopi Anterior
1. Pemeriksaan vestibulum nasi
2. Pemeriksaan kavum nasi bagian bawah
3. Pemeriksaan fenomena palatum mole
4. Pemeriksaan kavum nasi bagian atas
5. Pemeriksaan septum nasi
1. Pemeriksaan vestibulum
nasi
a. Tanpa spekulum
Teknik pemeriksaan: Menekan ujung hidung ke
arah superior
Dievaluasi:
Maserasi pada bibir atas ,
krustae dan kemerahan pada
pinggir lubang hidung.

Apakah ada perubahan


Posisi dari septum
b. Pemeriksaan Dengan Spekulum
Teknik pemeriksaan : Mengarahkan
speculum hidung ke arah superior, inferior,
medial, dan lateral
Devaluasi :

1.Secret
2. Krusta
3. Bisul
4.reghaden
2. Pemeriksaan Kavum Nasi
Bagian Bawah
Teknik pemeriksaan:
Arahkan cahaya lampu kepala Van hasselt
sampai sejajar dengan konka inferior.

Dievaluasi
Warna mukosa
dan konka inferior Lantai nasi

Besar lumen
Deviasi septum
kavum nasi
nasi
3. Pemeriksaan fenomena
palatum mole
Teknik pemeriksaan:
1. Arahkan cahaya lampu kepala van
hasselt ke dinding belakang nasofaring.
2. Keadaan normal tampak nasofaring
terang benderang.
3. Pasien disuruh mengucapkan huruf “iiii”
Dievaluasi :
Apakah saat pasien mengucapkan
huruf “iiii” tampak benda
gelap(palatum mole) yang bergerak
ke atas.

Positif (+) jika Negatif (-) tak


tampak benda tampak benda gelap
gelap bergerak ke bergerak ke atas,
atas. nasofaring tetap
terang.
Intepretasi
• Terlihat gelap :
1. Cahaya lampu tidak tegak lurus pada palatum
mole
2. Selesai mengucapkan huruf iii palatum mole
bergerak kebawah.
3. Dinding nasofaring dikecilkan dari jurusan bawah
• Negatif :
1. Paralisa post difteri
2. Spasme palatum mole
3. Sikatrik
4. Tumor pada nasofaring
4. Pemeriksaan kavum nasi
bagian atas
Teknik pemeriksaan :
Arahkan cahaya lampu kepala van hasselt ke kavum nasi
bagian atas dengan cara menengadahkan kepala pasien.

Dievaluasi
Fissura
Kaput konka
olfactoria
media

Mukosa, deviasi
Meatus medius
septum bagian atas
5. Septum Nasi
Dievaluasi apakah terdapat deviasi, dapat
berupa Spina septi, Krista Septi dan
berbentuk huruf S.
(a) Slight deviation
(b) Deviation with
swollen mucosa
(c)S-shaped
deviation
(d) Angular deviation
with
swollen mucosa
Pemeriksaan Rhinoskopi posterior
Tujuan pemeriksaan : menyinari koane dan dinding-
dinding nasofaring dengan cahaya yang dipantulkan oleh
suatu cermin yang ditempatkan dalam nasofaring .
Syarat yang harus dipenuhi :
Syarat yang harus dipenuhi :

1. Harus ada tempat yang luas untuk


menempatkan kaca, untuk itu lidah tetap
didalam mulut dan ditekan kebawah
menggunakan spatula
2. Harus ada jalan yang lebar antara uvula
dan faring supaya cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dapat masuk
kedalam nasofaring
Penderita harus bernafas dari hidung,
sehingga palatum mole bergerak ke arah bawah
Untuk memberi jalan kepada udara yang dari
kavum nasi ke paru-paru dan sebaliknya
Perlu diperhatikan kaca tidak boleh
menyentuh dinding posterior faring supaya
penderita tidak terangsang untuk muntah.
Alat-alat :
1. cermin yang kecil, spatula penekan lidah, lampu spiritus.
2. solusio tetrakain (-efedrin) 1%
Teknik Pemeriksaan
1. Pada penderita yang sangat sensitif
pemeriksaan baru dapat dimulai 5 menit
setelah ke dalam faring di berikan tetrakain
1% (3-4x). Spatula dipegang dengan tangan
kiri, cermin dipegang dengan tangan kanan.
2. Punggung cermin dipanasi pada lampu
spritus. Sebelum digunakan di uji dulu pada
punggung tangan kiri pemeriksa (panasnya
harus lebih sedikit dari 37˚C). Memegang
tangkai cermin seperti memegang pensil
dan cermin diarahkan ke atas
3. Mulut dibuka lebar-lebar
Lidah ditarik kedalam mulut, tak boleh digerak-
gerakkan dan tidak boleh dikeraskan, penderita
diminta bernafas melalui hidung
- Ujung spatula diletakkan paramedian kanan
depan uvula, lalu lidah ditekan kebawah
- Memasukkan cermin antara faring dan palatum
mole , Lalu cermin disinari
Tahap-tahap pemeriksaan:
• Tahap 1 : Pemeriksaan septum nasi
(margo posterior), koane dan tuba kanan
• Tahap 2 : Pemeriksaan septum nasi
(margo posterior), koane dan tuba kiri
• Tahap 3 : Memeriksa atap nasofaring
• Tahap 4 : Memeriksa kauda konka inferior
Rinoskopia posterior untuk melihat koane
• Meatus superior
• Meatus medius
• Meatus inferior
• Koana
• Konka Superior
• Konka medius
• Konka inferior
• Palatum mole
• Uvula
• Rinoskopia posterior untuk melihat
ostium tuba
1. Lipatan anterior dari ostium tuba
2. Ostium tuba
3. Fosa Rosenmuller
4. Lipatan posterior dari ostium tuba
• Tahap-tahap pemeriksaan :
Tahap 1 : memeriksa bagian kanan penderita
• Karena cermin letaknya para median, maka
kelihatan kauda konka media kanan.
• Putar tangkai cermin ke medial sehingga kelihatan
margo posterior septum nasi di tengah-tengah
cermin.
• Putar tangkai cermin ke kanan sehingga kelihatan
konka, konka yang paling besar ialah kauda dari
konka inferior.
• Perhatikan kauda konka superior dan meatus
medius, tangkai cermin diputar terus ke kanan
sehingga kelihatan ostium dan dinding tuba.
Tahap 2: memeriksa bagian kiri
Putar tangkai cermin ke medial, hingga tampak
margo posterior dari septum nasi
Putar terus tangkai cermin ke kiri sehingga tampak
berturut-turut konka media kiri dan tuba kiri.

Tahap 3: memeriksa atap nasofaring


Tangkai cermin mulai putar kembali ke medial
sehingga pada cermin kelihatan kembali margo
posterior septum nasi. Sesudah itu tangkai cermin
dimasukkan sedikit atau cermin direndahkan sedikit
• Rinoskopia posterior untuk melihat
atap nasofaring
1. Konka medius
2. Adenoid
3. Konka superior
4. Margo posterior septum nasi
Tahap 4 : memeriksa kauda konka inferior
Tangkai cermin direndahkan atau cermin
dinaikkan. Biasanya kauda konka inferior tak
dapat dilihat. Dapat dilihat bila konka inferior
hipertrofi, bentuknya seperti murbei
(berdungkul-dungkul).

Perhatikan :
Radang : pus pada meatus medius dan
meatus superior, adenoiditis, ulkus pada
dinding-dinding nasofaring (tbc ).
Tumor : poliposis, karsinoma.
Pemeriksaan Transluminasi

• Dikerjakan dalam kamar gelap


• Alat : lampu listrik 6 volt bertangkai
panjang (Heyman)
• Cara pemeriksaan sinus frontalis
1. Lampu ditekankan pada lantai sinus
frontalis
2. Lampu ditekankan pada arah media
superior
3. Cahaya yang memancar ke depan ditutup
tangan kiri
• Sinus maksilaris cara 1 :
- Mulut dibuka lebar – lebar
- Lampu ditekankan pada margo inferior
orbita ke arah inferior
- Cahaya yang memancar ke depan ditutup
tangan kiri
• Sinus maksilaris cara 2 :
- Mulut dibuka
- Ke dalam mulut dimasukkan lampu yang
telah di selubungi gelas
- Mulut ditutup rapat – rapat
- Cahaya yang memancar dari mulut dan
bibir atas ditutup dengan tangan kiri
Sinus
Sinus frontalis Sinus maksilaris maksilaris cara
cara 1 2

Hasil : normal Hasil : normal Hasil : normal


bila dinding bila palatum bila dinding
depan terlihat durum depan bawah
terang homolateral orbita terang
tampak terang seperti bulan
sabit
Penilaian

Kedua sinus Kedua sinus


terang gelap

Pria Wanita Pria

Sinus normal
Sinus Sinus normal / (karena tulang
keduanya berisi
normal cairan (karena tebal)
tulang tipis)

Anda mungkin juga menyukai