Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
Miringitis adalah suatu keadaan inflamasi atau peradangan pada membran
timpani1.
Gejala klinis dari miringitis akut dibagi menjadi tiga bentuk atau tipe yaitu
tipe bulosa, tipe hemoragik dan tipe granulomatosa 2. Tipe bulosa memiliki gejala
klinis berupa adanya pembentukan bulla berisi cairan serousError: Reference
source not found. Tipe hemoragik memiliki gejala berupa kemerahan yang nyata
pada membran timpaniError: Reference source not found. Tipe granulomatosa
memiliki gejala berupa adanya jaringan granulasi yang menggantikan lapisan luar
dari membran timpani dan tipe ini sangat jarang ditemukanError: Reference
source not found.
Etiologi pasti dari miringitis akut masih belum diketahui. Miringitis akut
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae atau jenis
Staphylococcus. Miringitis akut dapat juga disebabkan oleh infeksi virus seperti
virus Influenza dan Herpez zooster. Jamur dan eksema juga bisa menjadi
penyebab kondisi ini3.
Miringitis akut dapat terjadi dengan atau tanpa otitits media akut (OMA),
sehingga pengobatannya sama dengan pengobatan otitis media akut. Insisi pada
miringitis tipe bulosa masih kontroversi. Pemberian tetes telinga antibiotik dapat
membantu untuk mencegah terjadinya superinfeksi pada kondisi rupturnya bulla.

Referat Miringitis Akut | 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Telinga
Telinga terbagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. Telinga bagian luar terdiri dari aurikula, meatus auditori eksterna
dan membran timpani. Telinga bagian tengah berupa rongga timpani yang
didalamnya terdapat tulang pendengaran dan korda timpani. Telinga bagian dalam
terdiri dari vestibulum dan koklea4.

Gambar 1. Anatomi telinga secara umumError: Reference source not found


Telinga Luar
Aurikula atau daun telinga merupakan bagian telinga paling luar yang
terdiri dari tulang rawan. Aurikula berfungsi untuk mengumpulkan gelombang
suara yang datang untuk diteruskan ke bagian telinga yang lebih dalam melalui
meatus auditori eksternaError: Reference source not found.
Meatus auditori eksterna atau liang telinga merupakan saluran berbentuk S
menuju ke membran timpani. Sepertiga luar dari meatus auditori eksterna

Referat Miringitis Akut | 2

merupakan pars kartilago dan dua pertiga kedalam merupakan pars osseous.
Bagian kartilago lebih lebar dari bagian tulang (osseous). Pada sepertiga bagian
luar dari kulit meatus terdapat banyak kelenjar serumen yang merupakan
modifikasi dari kelenjar keringat dan juga terdapat folikel rambut. Folikel rambut
terdapat pada seluruh bagian kulit meatus auditori eksterna5.
Membran timpani atau gendang telinga merupakan selaput tipis berbentuk
bundar dan cekung. Bagian atas disebut pars flaksida (membran Sharpnell),
sedangkan bagia bawah pars tensa (membran propria)Error: Reference source not
found. Bagian tengah dari membran terdapat umbo yang merupakan gambran dari
manubrium os. Maleus. Bagian atas dari membran terdapat penonjolan dari bagian
brevis maleusError: Reference source not found.
Membran timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis pada bagian
luarnya, lapisan fibrosa pada bagian tengahnya yang merupakan tempat
melekatnya tangkai maleus dan lapisan mukosa pada bagian dalamnya. Namun
pada bagian superior prosesus lateralis maleus, tidak terdapat lapisan fibrosa
sehingga hal ini menyebabkan membran timpani daerah ini menjadi lemas
(flaksid) yang disebut juga membran Sharpnell6.
Pembagian lebih detail tentang lapisan membran timpani adalah pars tensa
terdiri dari 5 lapisan, antara lainError: Reference source not found:
a. Lapisan lateral; merupakan bagian dari epitel meatus auditori eksternus yang
terdiri dari epitel sel skuamos bertingkat (stratum cutaneum).
b. Lapisan supepitelial; terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdapat pembuluh
darah dan syaraf.
c. Lapisan tengah; merupakan lapisan jaringan fibrosa yang terdiri dari serat
kolagen. Bagian lateral, serat kolagen tersusun radier dan bagian medial serat
kolagennya tersusun sirkuler. Bagian radier dari lapisan ini merupakan tempat
insersi tulang maleus. Pars flaksida tidak memiliki lapisan ini.
d. Lapisan submukosa; lapisan ini identik dengan lapisan suepitelial namun
mengandung lebih sedikit pembuluh darah kapiler.
e. Lapisan medial; merupakan lapisan epitel selapis kuboid yang menutupi
permukaan bagian dalam dari membran timpani.
Referat Miringitis Akut | 3

Gambar 2. Lapisan dari membran timpani pars tensa. Lokasi terbentuknya


bulla pada miringitis bullosa yaitu pada lapisan subepitelial (B). (U=Umbo,
A=Anulus)Error: Reference source not found
Pendarahan membran timpani diperoleh dari anastomose pembuluh darah
epitel dan lapisan mukosa pada lapisan supepitelial dan submukosa. Pembuluh
darah arterinya merupakan cabang aurikuler dari arteri maksilaris interna.
Pembuluh darah mukosanya berasal dari cabang timpani arteri maxilaris interna
dan cabang stilomastoid dari arteri aurikularis posterior. Pembuluh darah vena
pararel dengan arteri. Pada membran timpani yang sehat, tidak akan tampak
pembuluh darah kapiler, tetapi pada kondisi terjadinya infalamasi atau anak
menangis akan tampak gambaran pembuluh darah sehingga membran timpani
tampak kemerahanError: Reference source not found.
Persyarafan membran timpani berasal dari 3 syaraf kranial yang berbeda
yaitu N. Trigeminus, N. Glosopharingeus, dan N. Vagus. Cabang aurikulotemporal
dari N. Trigeminus dan cabang aurikular dari N. Vagus (Arnolds Nerve)
mensyarafi bagian lateral dari membran timpani. Cabang timpani dari N.
Glosoharingeus (Jacobsons nerve) mensyarafi serat sensoris pada bagian medial
membran timpani dan bagian mesotimpanumError: Reference source not found.

Referat Miringitis Akut | 4

Membran timpani merupakan atas antara telinga bagian luar dan tengah.
Kelainan pada bagian ini dapat ditemukan dengan pemeriksaan otoskopi.
Membran timpani yang sehat akan tampak translusen, keabuan dan mobile. Dari
bagian umbo akan tampak suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah yaitu
pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani
kanan. Reflek cahaya ini merupakan cahaya dari luar yang dipantulkan oleh
membran timpaniError: Reference source not found.
Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran dengan menarik garis searah
dengan prosesus longus maleus dan garis tegak lurus dari garis tersebut pada
daerah umbo sehingga didapatkan kuadran atas-depan, atas-belakang, bawahdepan dan bawah-belakang. Kepentingan klinis dari pembagian ini adalah untuk
menentukan lokasi kelainan dan letak perforasi membran timpaniError: Reference
source not found.

Gambar 3. Telinga kanan. Sketsa pembagian kuadran membran telinga menjadi 4


kuadran: A.S=anterosuperior, A.I=anteroinferior, P.S=posterosuperior, dan
P.I=posteroinferiorError: Reference source not found

Referat Miringitis Akut | 5

Gambar 4. Tampilan normal membran timpani telingan kanan. Tampak membran


timpani yang transparan dan tipis. Tampak umbo dan refleks cahaya pada arah
jarum jam 5Error: Reference source not found.

Gambar. Tampilan normal membran timpani dengan bagian-bagiannyaError:


Reference source not found.
Fungsi fisiologis dari membran timpani adalah terlibat dalam proses
konduksi suara menuju telinga tengah. Suara yang dihantarkan oleh membran
Referat Miringitis Akut | 6

timpani akan dikonduksikan melalui suatu sistem pertulangan telinga tengah


permukaan membran timpani yang 25 kali lebih besar dari dasar landasan tulang
stapes, dapat menimbulkan amplikasi suara hingga mencapai 45 desibel, atau 27
kali lebih tinggi dari volume lingkungan oleh gerakan tulang pendengaran. Pada
saat yang sama, membran timpani membentuk suatu pelindung dengan jendela
labirin yang melingkar untuk melawan suara langsung. Membran timpani secara
tidak langsung juga berfungsi melindungi struktur lunak pada telinga. Peran
membran timpani dan musculus tensor timpani adalah meredam gelombang suara
yang kuat sehingga tidak diteruskan ke telinga dalam dengan kekuatan yang
sama7.
Telinga Tengah
Bagian tengah telingah meliputi rongga timpani yang terdapat 3 tulang
pendengaranError: Reference source not found.
Dinding lateral pada rongga dibentuk oleh membran timpani. Bagian dari
rongga timpani diatas membran timpani adalah bagian epitimpani atau atik yang
berisi caput maleus dan tulang inkus. Dinding medial dari rongga timpani
dibentuk oleh perbatasan antara telinga tengah dan telinga dalam, promontorium
yang terbentuk dari lekukan pertama koklea dan tonjolan kanalis fasialis tempat
berjalannya N.Fasialis. Dasar dari rongga timpani merupakan tulang tipis yang
membatasi rongga timpani dengan bulbus vena jugularis. Bagian atap dari rongga
timpani dibentuk oleh tulang tipis (tegmen timpani) yang memisahkan rongga
timpani dengan fossa kranial dan lobus temporal otak. Dinding anterio rongga
timpani

terdapat

tuba

atau

saluran

auditiva

(Eustachius

tube)

yang

menghubungkan telinga tengah dengan faring. Bagian superoposterior terdapat


aditus ad antrum yang menghubungkan rongga timpani dengan mastoidError:
Reference source not found.
Telinga tengah di aliri darah oleh 6 pembuluh darah, yang terdiri dari 2
pembuluh darah utama dan 4 pembuluh darah minor. Dua pembuluh darah utama
terdiri dari8:
Timpani anterior yang merupakan cabang arteri maxilaris interna yang
mensuplai darah ke membran timpani,
Referat Miringitis Akut | 7

Stilomastoid cabang arteri aurikular posterior yang mensuplai telinga tengah


dan mastoid air cells.
Sedangkan 4 pembuluh darah minor terdiri dari :
Cabang petrosus dari arteri meningeal media (sebagain besar berjalan pada
saraf petrosal);
Timpani superior cabang dari arteri meningeal media yang melintas sepanjang
kanal untuk muskulus tensor timpani;
Cabang arteri kanal pterygoideus yang berjalan sepanjang tuba eustachius;
Cabang timpani dari ateri karotis interna.
Definisi Miringitis Akut
Miringitis merupakan suatu inflamasi atau peradangan pada membran
timpani. Miringitis berasal dari bahasa latin myrinx yang berarti membran
timpani. Definisi yang pasti dari miringitis bervariasi. Pada International
Statistical Classification of Disease and Related Health Problems (ICD-10),
miringitis akut (H73.0) didefinisikan sebagai inflamasi atau peradangan membran
timpani tanpa disertai efusi telinga tengah jika ditemukan maka diagnosisnya
adalah Otitis Media Akut. Namun, pada beberapa klasifikasi, miringitis akut
diartikan sebagai inflamasi akut pada membran timpani yang terjadi sendiri atau
berhubungan dengan otitis eksterna atau otitis mediaError: Reference source not
found.
Epidemiologi
Angka kejadian dari akut miringitis tidak banyak diketahui. Estimasi dari
insiden miringitis berhubungan dengan otitis media akut. 1-16% angka kejadian
miringitis akut disertai otitis media akutError: Reference source not found.
Mayoritas usia adalah usia 2-8 tahun dan disertai dengan otitis media akut. Pada
orang dewasa, kondisi ini dapat terjadi dengan atau tanpa otitis media akutError:
Reference source not found.

Referat Miringitis Akut | 8

Etiologi
Etiologi dari miringitis akut masih belum jelas dan belum banyak
diketahui. Pada beberapa studi, dikatakan miringitis akut disebabkan oleh infeksi
virus dan sumber lainnya mengatakan karena infeksi bakteriError: Reference
source not found.
Sejak 7 dasa warsa lalu, virus influenza dipercaya sebagai satu-satunya
penyebab utama miringitis akut khususnya miringitis bullosa karena penyakit ini
sering timbul bersama dengan influenza. Namun, penelitian lain menunjukkan
Mycoplasma pneumoniae dan Strepotococcus pneumoniae ikut berperan dalam
proses penyakit ini. Chanock dan Rifkind melaporkan bahwa insiden tertinggi dari
miringitis bullosa disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae. Wetmore dan
Ambrason menemukan adanya miringitis bullosa oleh ko-infeksi antara
Mycoplasma pneumoniae dengan beberapa virus saluran pernapasanError:
Reference source not found.
Robert (1980) lalu menyimpulkan bahwa etiologi dari miringitis akut
adalah sama dengan otitis media akut oleh kuman patogen dengan membuat tabel
etiologi hasil penelitiannya sebagai berikut:

Referat Miringitis Akut | 9

Tabel 1. Hasil penelitian mengenai etiologi dari miringitis akutError: Reference


source not found (diambil dari kepustakaan nomor 2) .
Manifestasi Klinik
Miringitis terutama tipe bullosa merupakan penyakit self limiting disease
namun kondisnya dapat diperberat dengan suatu infeksi sekunder yang purulen.
Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah pasien mengalami nyeri
telinga tiba-tiba yang cukup berat. Otalgia disertai rasa berdenyut. Nyeri biasanya
didalam telinga namun pada beberapa kondisi dapat menyebar ke ujung mastoid,

Referat Miringitis Akut | 10

tengkuk, rahang bawah hingga ke wajah. Nyeri dapat menetap satu hingga dua
hari namun perasaan tidak nyaman pada telinga sudah dialami beberapa hari
sebelum merasa nyeri. Nyeri tidak banyak berkurang walaupun setelah bulla
tersebut ruptur. Membran timpani biasanya kembali kedaan normal dalam dua
atau tiga minggu jika tidak terjadi ko-infeksiError: Reference source not found.
Pada otoskopi dapat ditemukan membran timpani dengan tanda-tanda
radang terutama menjadi warna merah dan timbulnya satu atau lebih bula yang
berisi cairan baik yang bening maupun yang purulen atau bahkan darah. Lokasi
bulla paling banyak terjadi pada sisi posterior atau posteroinferior membran
timpani atau pada dinding kanalis posteriorError: Reference source not found.
Jika bulla pecah maka debris serosanguineus akan keluar dan jika terjadi infeksi
kembali, maka discharge atau cairan tersebut akan menjadi purulen. Peningkatan
suhu tubuh biasanya terlibat dalam perjalanan awal miringitis. Sebagian besar
kasus, bulla hanya terjadi dalam waktu 3-4 hariError: Reference source not found.

Patogenesis
Diperkirakan adanya miringitis dan terbentuknya bullosa mungkin
merupakan manifestasi dari cidera mekanik membran timpani atau reaksi jaringan
non-spesifik karena proses infamasi yang terjadi pada jaringan didekatnya baik itu
di meatus auditori eksterna ataupun di cavum timpani. Cidera mekanik yang
paling umum menyebabkan kondisi ini adalah kebiasaan membersihkan telinga
yang salah sehingga melukai membran telinga dan memicu reaksi peradangan
lokal pada membran. Membran akan menjadi lebih tebal karena pembengkakan
lapisan jaringan subepitel dan submukosa serta vasodilatasi pembuluh darah di
membran timpani dan infiltrasi sel inflamasi ke dalam lapisan tersebut. Infiltrasi
dan ekstravavasi cairan akibat proses peradangan memberikan gelaja munculnya
bulla pada permukaan luar membran timpani. Miringitis dapat ditemukan pada
kasus-kasus iritasi tahap awal dari otitis media akut dengan kausa bakteri maupun
virus.

Referat Miringitis Akut | 11

Pada miringitis karena otitis media akut atau otitis eksterna, peradangan
terjadi di daerah yang dekat dengan membran timpani. Studi histologi dari
miringitis sangat kurang, tetapi dapat dibayangkan bahwa awal penyakit reaksi
inflamasi yang kuat diakibatkan oleh infeksi patogen yang menyebabkan
akumulasi cairan pada membran timpaniError: Reference source not found,Error:
Reference source not found

DiagnosisError: Reference source not found


Anamnesis
Secara umum, keluhan utama pasien yang mengalami miringitis adalah nyeri
apda daerah telinga yang onsetnya 2-3 hari. Nyeri seperti tertusuk dan
berdenyut. Nyeri ini disebabkan karena miringitis terjadi pada membran
timpani yang memiliki saraf sensoris dan pada tipe bullosa, nyeri lebih hebat
karena pembentukan bulla terjadi pada area yang memiliki banyak syaraf dan
pembuluh darah. Perlu mengetahui riwayat demam atau infeksi saluran napas
sebelumnya untuk membedakan atau mengetahui adanya ototits media akut
atau tidak. Riwayat trauma pada saluran telinga akibat membersihkan telinga
perlu ditanyakanError: Reference source not found.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksan yang penting adalah otoskopi. Beberapa temuan yang dapat
ditemukan antara lain :
Karakteristik

dari

miringitis

tipe

bulosa,

hemoragik

atau

granulomastosa

Referat Miringitis Akut | 12

Gambar

5.

Miringitis.

A.Tipe

Bullosa,B.

Tipe

Hemoragik,C.

Tipe

GranulamatosaError: Reference source not found


Terdapat tanda inflamasi pada membran timpani, tampak deformasi dan
refleks cahaya memendek dan bahkan menghilang sama sekali.
Nyeri saat pinna atau aurikula ditarik.
Pemeriksaan Lain
Pada pemeriksaan kelenjar, terdapat limfadenopati servikal posterior.
Pada pemeriksaan pendengaran dapat ditemukan adanya penurunan
pendengaran.
Timpanometri

pemeriksaan untuk menemukan bukti adanya cairan

dibelakang membran timpani sehingga dapat mendeteksi keadaan


miringitisnya disertai dengan otitis media atau tidak.
Timpano sintesis : untuk mengidentifikasi agen penyebab miringtis bullosa.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan ini adalah :
Otitis Eksterna
Otitis eksterna merupakan radang liang telinga akut maupun kronis
yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus.
Otitis Media Akut
Otikus Herpez Zooster (Ramsay Hunt)
Keadaan ini harus dibedakan dengan miringitis akut. Kondisi ini
disertai dengan adanya paralisis N. Fascialis pada wajah. selain itu ditemukan
juga ruam vesikuler erimatosa di telinga (oticus zoster) atau di dalam mulut.
Pada beberapa kasus dapat ditemukan bulla pada liang telinga. Penyakit ini
disebabkan oleh virus Varisela zosterError: Reference source not found.
Penatalaksanaan

Prosedur penatalaksanaan miringitisError: Reference source not found


Prinsi tatalaksana pada miringitis akut adalah mencegah terjadinya
perforasi pada membran timpani. Miringitis akut dapat berhubungan dengan
Referat Miringitis Akut | 13

otitis eksterna maupun otitis media. Pembersihan meatus auditori eksterna


penting dilakukan terutama jika ada otitis eksterna. Jika status membran tidak
diketahui terjadi perforasi atau tidak, maka irigasi telinga tidak perlu
dilakukan.

Pada

beberapa

kasus,

timpanosintesis

dilakukan

untuk

mengidentifikasi penyebab inflamasi.


Beberapa dekade terkahir, telah direkomendasikan untuk dilakukan
insisi bulla pada miringitis tipe bullosa namun beberapa peneliti mengatakan
bahwa miringotomi dapat meningkatkan risiko infeksi sekunder pada telinga
tengah.
Anjuran pagi pasien untuk bed rest atau istirahat total dengan
mungurangi aktivitasnya cukup penting pada proses pengobatan penyakit ini.
Aktivitas yang tinggi dapat meningkatkan risiko pecahnya bulla sehingga
mempermudah terjadinya ruptur membran timpani serta infeksi sekunder.

MedikamentosaError: Reference source not found,9


Prinsip pengobatan miringitis akut adalah meredakan nyeri dan
mencegah terjadinya infeksi sekunder. Terapi konservatif yang ditujukan
untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan pemberian analgetik, antibiotik
untuk infeksi, antiinflamasi untuk reaksi inflamasinya.
Antiinflamasi digunakan untuk meredakan reaksi inflamasi yang terjadi
pada membran timpani sehingga dapat mengurangi gejala. Untuk pemberian
antibiotik masih kontroversi. Beberapa ahli mengatakan pemberian antibiotik
pada miringitis akut tanpa efusi di rongga timpani tidak mempercepat
penyembuhan miringitis, ahli lain mengatakan antibiotik digunakan hanya
jika ada bukti miringitis disebabkan oleh otitis eksterna atau otitis media akut.
Ahli lain mengatakan tidak perlu pemberian antibiotik sejak penyakit ini
merupakan self limiting disease. Pendapat saat ini menyatakan bahwa untuk
miringiti bullosa, tanpa efusi pada rongga timpani dapat diobati dengan obat
tetes telinga untuk otitis eksternaError: Reference source not found. Jika
terdapat otitis media akut, pengobatannya sama dengan otitis media akut
dapat diberikan pilihan terapi berikut:

Referat Miringitis Akut | 14

Lini pertama
- Amoksisilin
Dewasa = 3x500mg
Bayi/anak = 50-75 mg/kgBB/hari
- Ciprofloxacin
Dewasa = 250-750 mg/hari
Lini kedua
- Amoksisilin dan asam klavulanat
Dewasa = 3x625 mg/hari
Bayi/anak = sesuai dengan BB
- Sefalosporin generasi II/III (cefiksim,cefadroxyl,dll)
Antibiotik diberikan selama 7-10 hari. Pemberian yang tidak adekuat
dapat menyebabkan kekambuhan. Antiinflamasi berupa preparat Kalium
diklofenat, Natrium diklofenat, atau asam mefenamat dapat diberikan. Steroid
dosis rendah dapat diberikan berupa Prednison 40-60 mg/hari (single dose)
pada pagi hari selama satu minggu lalu di tapering off perlahan.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh miringitis akut adalah :
Gangguan pendengaran yang nyata jika terjadi perforasi pada membran
timpani
Perforasi membran timpani
Paralisis N.Facialis
Proses supuratif yang berkelanjutan dapat menyebabkan infeksi struktur sekitar
seperti mastoiditis, meningitis, dan encephalitis.
Prognosis
Prognosis pada pasien baik jika penanganannya lebih dini dan tepat. Jika
terjadi infeksi sekunder dan perforasi membran timpani, dapat menyebabkan
gangguan pendengaran yang lebih nyata.

Referat Miringitis Akut | 15

BAB III
KESIMPULAN
Miringitis akut adalah inflamasi atau peradangan pada membran timpani.
Miringitis akut terdiri dari 3 tipe yaitu tipe bullosa, tipe hemoragik dan tipe
granulomatosa. Etiologi dari miringitis akut masih belum diketahui. miringitis

Referat Miringitis Akut | 16

akut dapat berdiri sendiri dan dapat pula disertai dengan otitis eksterna atau otitis
media akut.
Gejala klinis dari miringitis akut yang dominan adalah nyeri menusuk dan
berdenyut pada telinga tanpa didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian
atas. Pada pemeriksaan fisik telinga ditemukan tanda radang pada membran
timpani. Tipe bulosa disertai dengan pembentukan bulla pada membran timpani,
tipe hemoragik disertai dengan pelebaran pembuluh darah kapiler membran
sehingga membran tampak sangat merah, tipe granulomatosa disertai dengan
jaringan granulomatosa yang menggantikan lapisan kulit luar dari membran
timpani dan bagian anterior dari meatus auditori eksterna.
Pengobatan miringitis akut sama dengan penyakit penyebabnya berupa
otitis eksterna atau otitis media akut. Prinsip pengobatan pada miringitis akut
adalah menjaga agar tidak terjadi perforasi pada membran. Pasien disarankan
untuk istirahat total sehingga mempercepat penyembuhan karena aktivitas yang
tinggi dapat meningkatkan risiko pecahnya bulla pada membran timpani. Obatobatan yang dapat digunakan adalah anti inflamasi, steroid dosis rendah dan
antibiotik. Pada miringitis akut dengan infeksi sekunder menyebabkan penurunan
pendengaran lebih nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Referat Miringitis Akut | 17

Sanna M, Russo A, De Donato G. Color Atlas of Otoscopy. Thieme:Sttutgart. Newyork.


1999;Hal 4-5, 10-1.

Kotikoski M. Acute Myringitis in Children Less Than Two Years of Age [dissertation].
Medical School Of University Tampere. Finland. 2004;Hal 17-9,24,29-30,34,37-9.

Elzir L, Saliba S. Bullous Hemorrhagic Myringitis. Otolaringology Head and Neck Surgery
Journal. American Academy of Otolaringology Head and Neck Surgery. 2013;Hal 347

Ellis H. Clinical Anatomy Applied Anatomy for Students and Junior Doctor. Ed11st.
Blackwell Publishing. London. 2006;Hal 384-6.

Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran (Tuli). Dalam Buku


Soepardi E,Iskandar N,et al. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala
& Leher. Edisi Keenam. Jakarta: FKUI. 2007;Hal 10

M.Michael et al. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Dalam Adam G.L, Boies I.R et al.
BOIES, buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Alih bahasa: Wijaya C. Jakarta: EGC.1997. Hal.301,89.

Schweinfurth J. Middle Ear, Timpanic Membran, Infection [online]. 2009. Dari


http://www.emedicine.com

Djafaar, Z.Helmi, Ratna D. Kelainan Telinga Tengah. Dalam Soepardi E,Iskandar N,et al.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi Keenam.
Jakarta: FKUI. 2007. Hal 64-77.

Hawke
M.
Bullous
Miringitis
http://eac.hawkelibrary.com/bullous/89_right.html

[online

article].

2008.

Dari

Anda mungkin juga menyukai