PENDAHULUAN
Miringitis adalah suatu keadaan inflamasi atau peradangan pada membran
timpani1.
Gejala klinis dari miringitis akut dibagi menjadi tiga bentuk atau tipe yaitu
tipe bulosa, tipe hemoragik dan tipe granulomatosa 2. Tipe bulosa memiliki gejala
klinis berupa adanya pembentukan bulla berisi cairan serousError: Reference
source not found. Tipe hemoragik memiliki gejala berupa kemerahan yang nyata
pada membran timpaniError: Reference source not found. Tipe granulomatosa
memiliki gejala berupa adanya jaringan granulasi yang menggantikan lapisan luar
dari membran timpani dan tipe ini sangat jarang ditemukanError: Reference
source not found.
Etiologi pasti dari miringitis akut masih belum diketahui. Miringitis akut
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae atau jenis
Staphylococcus. Miringitis akut dapat juga disebabkan oleh infeksi virus seperti
virus Influenza dan Herpez zooster. Jamur dan eksema juga bisa menjadi
penyebab kondisi ini3.
Miringitis akut dapat terjadi dengan atau tanpa otitits media akut (OMA),
sehingga pengobatannya sama dengan pengobatan otitis media akut. Insisi pada
miringitis tipe bulosa masih kontroversi. Pemberian tetes telinga antibiotik dapat
membantu untuk mencegah terjadinya superinfeksi pada kondisi rupturnya bulla.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Telinga
Telinga terbagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. Telinga bagian luar terdiri dari aurikula, meatus auditori eksterna
dan membran timpani. Telinga bagian tengah berupa rongga timpani yang
didalamnya terdapat tulang pendengaran dan korda timpani. Telinga bagian dalam
terdiri dari vestibulum dan koklea4.
merupakan pars kartilago dan dua pertiga kedalam merupakan pars osseous.
Bagian kartilago lebih lebar dari bagian tulang (osseous). Pada sepertiga bagian
luar dari kulit meatus terdapat banyak kelenjar serumen yang merupakan
modifikasi dari kelenjar keringat dan juga terdapat folikel rambut. Folikel rambut
terdapat pada seluruh bagian kulit meatus auditori eksterna5.
Membran timpani atau gendang telinga merupakan selaput tipis berbentuk
bundar dan cekung. Bagian atas disebut pars flaksida (membran Sharpnell),
sedangkan bagia bawah pars tensa (membran propria)Error: Reference source not
found. Bagian tengah dari membran terdapat umbo yang merupakan gambran dari
manubrium os. Maleus. Bagian atas dari membran terdapat penonjolan dari bagian
brevis maleusError: Reference source not found.
Membran timpani tersusun oleh suatu lapisan epidermis pada bagian
luarnya, lapisan fibrosa pada bagian tengahnya yang merupakan tempat
melekatnya tangkai maleus dan lapisan mukosa pada bagian dalamnya. Namun
pada bagian superior prosesus lateralis maleus, tidak terdapat lapisan fibrosa
sehingga hal ini menyebabkan membran timpani daerah ini menjadi lemas
(flaksid) yang disebut juga membran Sharpnell6.
Pembagian lebih detail tentang lapisan membran timpani adalah pars tensa
terdiri dari 5 lapisan, antara lainError: Reference source not found:
a. Lapisan lateral; merupakan bagian dari epitel meatus auditori eksternus yang
terdiri dari epitel sel skuamos bertingkat (stratum cutaneum).
b. Lapisan supepitelial; terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdapat pembuluh
darah dan syaraf.
c. Lapisan tengah; merupakan lapisan jaringan fibrosa yang terdiri dari serat
kolagen. Bagian lateral, serat kolagen tersusun radier dan bagian medial serat
kolagennya tersusun sirkuler. Bagian radier dari lapisan ini merupakan tempat
insersi tulang maleus. Pars flaksida tidak memiliki lapisan ini.
d. Lapisan submukosa; lapisan ini identik dengan lapisan suepitelial namun
mengandung lebih sedikit pembuluh darah kapiler.
e. Lapisan medial; merupakan lapisan epitel selapis kuboid yang menutupi
permukaan bagian dalam dari membran timpani.
Referat Miringitis Akut | 3
Membran timpani merupakan atas antara telinga bagian luar dan tengah.
Kelainan pada bagian ini dapat ditemukan dengan pemeriksaan otoskopi.
Membran timpani yang sehat akan tampak translusen, keabuan dan mobile. Dari
bagian umbo akan tampak suatu reflek cahaya (cone of light) ke arah bawah yaitu
pada pukul 7 untuk membran timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani
kanan. Reflek cahaya ini merupakan cahaya dari luar yang dipantulkan oleh
membran timpaniError: Reference source not found.
Membran timpani dibagi menjadi 4 kuadran dengan menarik garis searah
dengan prosesus longus maleus dan garis tegak lurus dari garis tersebut pada
daerah umbo sehingga didapatkan kuadran atas-depan, atas-belakang, bawahdepan dan bawah-belakang. Kepentingan klinis dari pembagian ini adalah untuk
menentukan lokasi kelainan dan letak perforasi membran timpaniError: Reference
source not found.
terdapat
tuba
atau
saluran
auditiva
(Eustachius
tube)
yang
Etiologi
Etiologi dari miringitis akut masih belum jelas dan belum banyak
diketahui. Pada beberapa studi, dikatakan miringitis akut disebabkan oleh infeksi
virus dan sumber lainnya mengatakan karena infeksi bakteriError: Reference
source not found.
Sejak 7 dasa warsa lalu, virus influenza dipercaya sebagai satu-satunya
penyebab utama miringitis akut khususnya miringitis bullosa karena penyakit ini
sering timbul bersama dengan influenza. Namun, penelitian lain menunjukkan
Mycoplasma pneumoniae dan Strepotococcus pneumoniae ikut berperan dalam
proses penyakit ini. Chanock dan Rifkind melaporkan bahwa insiden tertinggi dari
miringitis bullosa disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae. Wetmore dan
Ambrason menemukan adanya miringitis bullosa oleh ko-infeksi antara
Mycoplasma pneumoniae dengan beberapa virus saluran pernapasanError:
Reference source not found.
Robert (1980) lalu menyimpulkan bahwa etiologi dari miringitis akut
adalah sama dengan otitis media akut oleh kuman patogen dengan membuat tabel
etiologi hasil penelitiannya sebagai berikut:
tengkuk, rahang bawah hingga ke wajah. Nyeri dapat menetap satu hingga dua
hari namun perasaan tidak nyaman pada telinga sudah dialami beberapa hari
sebelum merasa nyeri. Nyeri tidak banyak berkurang walaupun setelah bulla
tersebut ruptur. Membran timpani biasanya kembali kedaan normal dalam dua
atau tiga minggu jika tidak terjadi ko-infeksiError: Reference source not found.
Pada otoskopi dapat ditemukan membran timpani dengan tanda-tanda
radang terutama menjadi warna merah dan timbulnya satu atau lebih bula yang
berisi cairan baik yang bening maupun yang purulen atau bahkan darah. Lokasi
bulla paling banyak terjadi pada sisi posterior atau posteroinferior membran
timpani atau pada dinding kanalis posteriorError: Reference source not found.
Jika bulla pecah maka debris serosanguineus akan keluar dan jika terjadi infeksi
kembali, maka discharge atau cairan tersebut akan menjadi purulen. Peningkatan
suhu tubuh biasanya terlibat dalam perjalanan awal miringitis. Sebagian besar
kasus, bulla hanya terjadi dalam waktu 3-4 hariError: Reference source not found.
Patogenesis
Diperkirakan adanya miringitis dan terbentuknya bullosa mungkin
merupakan manifestasi dari cidera mekanik membran timpani atau reaksi jaringan
non-spesifik karena proses infamasi yang terjadi pada jaringan didekatnya baik itu
di meatus auditori eksterna ataupun di cavum timpani. Cidera mekanik yang
paling umum menyebabkan kondisi ini adalah kebiasaan membersihkan telinga
yang salah sehingga melukai membran telinga dan memicu reaksi peradangan
lokal pada membran. Membran akan menjadi lebih tebal karena pembengkakan
lapisan jaringan subepitel dan submukosa serta vasodilatasi pembuluh darah di
membran timpani dan infiltrasi sel inflamasi ke dalam lapisan tersebut. Infiltrasi
dan ekstravavasi cairan akibat proses peradangan memberikan gelaja munculnya
bulla pada permukaan luar membran timpani. Miringitis dapat ditemukan pada
kasus-kasus iritasi tahap awal dari otitis media akut dengan kausa bakteri maupun
virus.
Pada miringitis karena otitis media akut atau otitis eksterna, peradangan
terjadi di daerah yang dekat dengan membran timpani. Studi histologi dari
miringitis sangat kurang, tetapi dapat dibayangkan bahwa awal penyakit reaksi
inflamasi yang kuat diakibatkan oleh infeksi patogen yang menyebabkan
akumulasi cairan pada membran timpaniError: Reference source not found,Error:
Reference source not found
dari
miringitis
tipe
bulosa,
hemoragik
atau
granulomastosa
Gambar
5.
Miringitis.
A.Tipe
Bullosa,B.
Tipe
Hemoragik,C.
Tipe
Pada
beberapa
kasus,
timpanosintesis
dilakukan
untuk
Lini pertama
- Amoksisilin
Dewasa = 3x500mg
Bayi/anak = 50-75 mg/kgBB/hari
- Ciprofloxacin
Dewasa = 250-750 mg/hari
Lini kedua
- Amoksisilin dan asam klavulanat
Dewasa = 3x625 mg/hari
Bayi/anak = sesuai dengan BB
- Sefalosporin generasi II/III (cefiksim,cefadroxyl,dll)
Antibiotik diberikan selama 7-10 hari. Pemberian yang tidak adekuat
dapat menyebabkan kekambuhan. Antiinflamasi berupa preparat Kalium
diklofenat, Natrium diklofenat, atau asam mefenamat dapat diberikan. Steroid
dosis rendah dapat diberikan berupa Prednison 40-60 mg/hari (single dose)
pada pagi hari selama satu minggu lalu di tapering off perlahan.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh miringitis akut adalah :
Gangguan pendengaran yang nyata jika terjadi perforasi pada membran
timpani
Perforasi membran timpani
Paralisis N.Facialis
Proses supuratif yang berkelanjutan dapat menyebabkan infeksi struktur sekitar
seperti mastoiditis, meningitis, dan encephalitis.
Prognosis
Prognosis pada pasien baik jika penanganannya lebih dini dan tepat. Jika
terjadi infeksi sekunder dan perforasi membran timpani, dapat menyebabkan
gangguan pendengaran yang lebih nyata.
BAB III
KESIMPULAN
Miringitis akut adalah inflamasi atau peradangan pada membran timpani.
Miringitis akut terdiri dari 3 tipe yaitu tipe bullosa, tipe hemoragik dan tipe
granulomatosa. Etiologi dari miringitis akut masih belum diketahui. miringitis
akut dapat berdiri sendiri dan dapat pula disertai dengan otitis eksterna atau otitis
media akut.
Gejala klinis dari miringitis akut yang dominan adalah nyeri menusuk dan
berdenyut pada telinga tanpa didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian
atas. Pada pemeriksaan fisik telinga ditemukan tanda radang pada membran
timpani. Tipe bulosa disertai dengan pembentukan bulla pada membran timpani,
tipe hemoragik disertai dengan pelebaran pembuluh darah kapiler membran
sehingga membran tampak sangat merah, tipe granulomatosa disertai dengan
jaringan granulomatosa yang menggantikan lapisan kulit luar dari membran
timpani dan bagian anterior dari meatus auditori eksterna.
Pengobatan miringitis akut sama dengan penyakit penyebabnya berupa
otitis eksterna atau otitis media akut. Prinsip pengobatan pada miringitis akut
adalah menjaga agar tidak terjadi perforasi pada membran. Pasien disarankan
untuk istirahat total sehingga mempercepat penyembuhan karena aktivitas yang
tinggi dapat meningkatkan risiko pecahnya bulla pada membran timpani. Obatobatan yang dapat digunakan adalah anti inflamasi, steroid dosis rendah dan
antibiotik. Pada miringitis akut dengan infeksi sekunder menyebabkan penurunan
pendengaran lebih nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Kotikoski M. Acute Myringitis in Children Less Than Two Years of Age [dissertation].
Medical School Of University Tampere. Finland. 2004;Hal 17-9,24,29-30,34,37-9.
Elzir L, Saliba S. Bullous Hemorrhagic Myringitis. Otolaringology Head and Neck Surgery
Journal. American Academy of Otolaringology Head and Neck Surgery. 2013;Hal 347
Ellis H. Clinical Anatomy Applied Anatomy for Students and Junior Doctor. Ed11st.
Blackwell Publishing. London. 2006;Hal 384-6.
M.Michael et al. Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid. Dalam Adam G.L, Boies I.R et al.
BOIES, buku ajar penyakit THT. Edisi 6. Alih bahasa: Wijaya C. Jakarta: EGC.1997. Hal.301,89.
Djafaar, Z.Helmi, Ratna D. Kelainan Telinga Tengah. Dalam Soepardi E,Iskandar N,et al.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi Keenam.
Jakarta: FKUI. 2007. Hal 64-77.
Hawke
M.
Bullous
Miringitis
http://eac.hawkelibrary.com/bullous/89_right.html
[online
article].
2008.
Dari