dinding lateral kavum nasi terdapat 3 konka nasalis, yaitu konka inferior, medius dan
superior.
FUNGSI HIDUNG
Fungsi respirasi
Fungsi penghidu
Fungsi fonatik
Fungsi statistik dan mekanik
Refleks nasal
ANATOMI TENGGOROKAN
Faring
Faring
Nasofaring
Nasofaring Orofaring
Orofaring laringofaring
laringofaring
Fungsi Laring
Proteksi
Fungsi Faring Batuk
Penelanan Respirasi
Proses berbicara Sirkulasi
Menelan
Emosi
Fonasi
PEMERIKSAAN FISIK THT
FASILITAS RUANGAN
PERSIAPAN PERALATAN
Lampu kepala
Garpu tala
Spekulum telinga beberapa ukuran Pinset
telinga
Aplikator (pelintir kapas)
Aligator (cunam)
Cerumen haak dan cerumen spoon
Obat anestesi lokal (Lidokain 2%)
Balon Politzer
Pneumatoskop Siegel
Otoskop
Tampon Steril
Alat Pemeriksaan Hidung
Lampu kepala
Spekulum hidung
Pinset bayonet
Haak
Cairan pemati rasa (Lidokain 2%),
vasokonstriktor (Ephedrine)
Kapas untuk tampon
Kaca laring beberapa ukuran
Penekan lidah (tongue depressor, tongue
spatula)
Lampu spiritus
Mangkuk bengkok (nearbeken)
Tampon Steril
MENYIAPKAN PASIEN
CARA DUDUK
Benar Salah
17
ANAMNESIS PEMERIKSAAN TELINGA, HIDUNG & TENGGOROK
PEMERIKSAAN TELINGA
CARA MEMEGANG
TELINGA
20
OTOSKOPI
1.Processus Brevis
6 8 2.Manubrium malei
1 5 3.Umbo
2 4.Refleks cahaya
3
5.Plika anterior
7
9 6.Plika posterior
4 7.Margo timpani
8.Pars flaksida
9.Pars tensa
3/14/17 21
TES PENDENGARAN
1. Tes Bisik
Penderita dan pemeriksa berdiri,
Penderita tetap berdiri di tempat (pemeriksa yang pindah tempat)
Mulai jarak 1 meter dibisikkan 5-10 kata,
Bila semua kata dapat didengar, pemeriksa mundur ke jarak 2 meter dibisikkan kata yang lain sampai jarak
dimana penderita mendengar 80%.
Untuk memastikan apakas hasil tes benar maka tes dapat diulang.
Interpretasi
a. Normal : 5/6 sampai 6/6
b. Tuli ringan bila suara bisik 4 meter
c. Tuli sedang bila suara bisik antara 2 - 3 meter
d. Tuli berat bila suara bisik antara 0 - 1 meter
TES GARPU TALA
Interpretasi
Interpretasi
Normal : rinne positif
Tuli konduksi : rinne negatif
Tuli sensori neural : rinne positif
TES WEBER
Garputala 512 dibunyikan kemudian diletakkan tegak lurus digaris median,
Penderita diminta untuk menunjukkan telinga mana yang mendengar lebih keras.
Bila mendengar pada satu telinga disebut lateralisasi.
Interpretasi
Normal : tidak ada lateralisasi
Tuli konduksi : mendengar lebih keras di telinga yang sakit
Tuli sensori neural: mendengar lebih keras di telinga yang sehat
TES SCHWABACH
Bunyikan garputala 512 Hz, tangkainya diletakkan pada mastoid
pemeriksa,
Bila pemeriksa sudah tidak mendengar pindahkan ke mastoid
penderita
Interpretasi
Normal : schwabach normal
Tuli konduksi : schwabach memanjang
Tuli sensori neural : schwabach memendek
PEMERIKSAAN HIDUNG
Pemeriksaan dari luar (inspeksi, palpasi)
Rinoskopia anterior.
Rinoskopia posterior.
RINOSKOPI ANTERIOR
Pemeriksaan vestibulum nasi.
Pemeriksaan kavum nasi bagian bawah.
Fenomena palatum mole.
Pemeriksaan kavum nasi bagian atas.
Pemeriksaan septum nasi .
Pemeriksaan Kavum Nasi Bawah
Pemeriksaan Vestibulum Nasi
Warna mukosa dan konka nasi inferior.
Besar lumen lubang hidung.
Perhatikan ada tidaknya: Lantai lubang hidung.
Sekret Deviasi septum yang berbentuk krista dan spina
Krusta
Bisul-bisul Pemeriksaan Kavum Nasi Atas
Fenomena palatum mole negatif dapat kita temukan pada 4 kelainan, yaitu :
Paralisis palatum mole pada post difteri.
Spasme palatum mole pada abses peritonsil.
hipertrofi adenoid
Tumor nasofaring
RINOSKOPI POSTERIOR
Dikarakteristikan abrasi,
Pasien dibersihkan dari Seleuruh jaringan lunak kontusio, luka bakar, avulsi &
semua darah dan benda asing dan tulang dicatat laserasi
N. Trigeminus
Melakukan perabaan pada daerah sekitar wajah.
N. Fasialis
Pemeriksaan saraf fasialis dilakukan saat pasien diam dan atas perintah (tes kekuatan
otot) saat pasien diam diperhatikan :
Asimetri wajah
Tes kekuatan otot: mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri.
Tes sensorik khusus (pengecapan) 2/3 depan lidah) pemeriksaan dengan rasa manis,
pahit, asam, asin yang disentuhkan pada salah satu sisi lidah.
N. Vestibulokoklear
Tes garpu tala