Menilai :
1. Bentuk
2. Infeksi (ada/tidak)
3. Trauma (ada/tidak)
4. Tumor (ada/tidak)
2. Pre auricula
Menilai :
1. Fistel (ada/tidak)
2. Auricular assecoris (ada/tidak)
3. Abses (ada/tidak)
4. Sikatrik (ada/tidak)
3. Retro auricula
Menilai :
1. Pembengkakan (ada/tidak)
2. Abses (ada/tidak)
3. Fistel (ada/tidak)
4. Sikatrik (ada/tidak)
5. Nyeri tekan
4. Infra auricula
Menilai :
Kelenjar Parotis
5. Liang Telinga
Cara :
⮚Memakai lampu kepala
⮚Tarik daun telinga kearah atas dan belakang sehingga posisi liang telinga menjadi lurus.
Penilaian :
1. Liang telinga (lapang/sempit/atresia)
2. Warna epidermis (merah muda/hiperemis/pucat)
3. Sekret (ada/tidak, warnanya, mukus/epitel, banyak/sedikit, bau/tidak)
4. Serumen (ada/tidak, banyak/sedikit)
5. Kelainan lain (laserasi,vesikel,bula,tumor,kolesteatoma,korpus alienum,polip)
6. Membran Timpani
Menilai :
1. Utuh/tidak
2. Warna (putih keabuan seperti mutiara/ suram/ hiperemis/biru kehitaman/ perkapuran/transparan)
3. Refleks cahaya (ada/tidak, penuh/terputus/ arah berubah)
4. Posisi (retraksi/bombans)
5. Perforasi (sentral/marginal/atik)
6. Kelainan lain (jaringan granulasi,polip,kolesteatoma, tumor)
Tes Pendengaran
● Tes Berbisik
● Tes Rinne
● Tes Weber
● Tes Schwabach
Tes Berbisik
○ Telinga yang tidak diperiksa ditutup, orang yang diperiksa tidak boleh melihat
pemeriksa (pemeriksa berdiri di sisi telinga yang diperiksa)
○ Dimulai dari jarak 6 meter dan makin lama makin mendekat, maju tiap satu meter
sampai pasien dapat mengulangi tiap kata dengan benar
● Interpretasi :
○ Penala digetarkan
Normal = AC : BC = 2:1
○ Penala digetarkan
Inspeksi, perhatikan :
■ Kerangka dorsum nasi:
● Lebar (polip nasi)
● Miring (fraktur)
● “saddle nose”
● “lorgnet nose”
■ Luka-luka, warna, edema (kulit ujung hidung jadi mengkilap), ulkus nasolabialis.
■ Pada vestibulum : furunkel, fisura, krusta, massa.
Palpasi : Perhatikan :
■ Dorsum nasi : krepitasi, deformitas (tanda fraktur os nasalis)
■ Alae nasi : sangat sakit pada furunkel festibulum nasi
■ Regio frontalis untuk sinus frontalis :
● Menekan lantai sinus frontalis dengan ibu jari tekan ke arah mediosuperior, dengan
tenaga yang optimal dan simetris
● Menekan dinding muka sinus frontalis, dengan ibu jari tekan ke arah media dengan
tenaga yang optimal dan simetris, pada tempat yang simetris dan tidak boleh pada
foramen supraorbitalis sebab disana ada nervus supraorbitalis
● Nilai : mempunyai nilai bila ada perbedaan reaksi, sinus yang lebih sakit ialah sinus
yang patologis
Rinoskopi Anterior
Rhinoskopi Anterior
Memeriksa vestibulum nasi
Posisi septum nasi: dorong ujung hidung dengan ibu jari dokter
Arahkan cahaya lampu ke kavum nasi sehingga sejajar dengan konkha inferior,
perhatikan :
Sekret
Benda asing
Memeriksa kavum nasi bagian atas
Perhatikan :
Fisura olfaktoria
Normal
Saddle Nose
Hidung betet
Hasil Pemeriksaan
Tanda peradangan
Kalor
Rubor
Dolor
Functio laesa
Tumor
Nyeri tekan
Nyeri ketuk
Hasil Pemeriksaan
Vestibulum
Ulkus
Bulu hidung
Sekret
Tanda radang
Cavum nasi
Bentuk
Mukosa pucat
Mukosa hiperemis
Hasil Pemeriksaan
Konka inferior
Edema
Hiperemis
Mukosa pucat
benjolan
Meatus nasi inferior
Sekret
Edema
Mukosa hiperemis/pucat
Hasil Pemeriksaan
Konka medius
Edema
Hiperemis
Benjolan
Meatus nasi medius
Sekret
Edema
Mukosa hiperemis/pucat
Hasil Pemeriksaan
Septum nasi
Deviasi
Perdarahan
Ulkus
Rinoskopi Posterior
● Melihat rongga hidung dari belakang dengan memakai kaca nasofaring yang sudah
dipanaskan.
● Cara :
⮚ Meletakkan lampu senter kecil di bawah sinus frontalis dekat kantus medius
⮚ Hasil normal : bila terlihat cahaya terang di daerah sinus frontalis
PF mulut dan faring
Alat yang di butuhkan pada pemeriksaan mulut
dan faring:
• Gigi-geligi: karies,
berlubang
• Lidah
• Pergerakan palatum
molle
• Palatum durum
• Mobilitas tonsil
• Permukaan tonsil
• Laringitis kronik
Ulkus:
• Laringitis TBC
• Epiglotitis
• karsinoma
Edema: radang, alergi, tumor
Cairan:
• Sputum hemoragis