Pembimbing :
dr. Dewi Sulistyorini
• IDENTITAS PENDERITA
• Nama : An. L
• Umur : 2 th
• Jenis Kelamin: Perempuan
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Pekerjaan : -
• Alamat : Gotakan RT.07 RW.02 Banyudono Boyolali
• No. RM : 023753
• Masuk RS : 10 Juli 2015
• Bangsal : VIP/Anggrek
DATA UTAMA UNTUK BAHAN DISKUSI
• Keluhan Utama
• Kejang
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Sejak 2 hari SMRS, pasien mengalami demam dengan suhu (38,50C). Pada
saat demam, ibu pasien mengeluhkan anaknya batuk (+), tidak berdahak,
pilek (+) encer warna jernih, dan nafsu makan anaknya menurun. Riwayat
kontak dengan penderita batuk lama dewasa (TB) dan pengobatan paru
disangkal. Tidak ada keluhan mencret (-), muntah (-), bintik-bintik merah
dikulit (-), nyeri pada telinga/ keluar sekret dari telinga (-). Buang air besar
dan buang air kecil pasien dalam batas normal. Ibu pasien membawa
anaknya berobat ke dokter dan mendapatkan obat penurun panas berupa
sirup dan puyer.
• Sekitar ± 1 hari SMRS, demam pasien turun (37,80C) setelah dikompres
dan minum obat dari dokter, tetapi batuk pasien bertambah ngekel, pilek,
rewel dan tidak mau makan minum karena nyeri saat menelan. Buang air
besar dan buang air kecil pasien dalam batas normal.
• 1 jam SMRS, pasien kembali mengalami demam tinggi (400C) kemudian
pasien mengalami kejang pada saat sedang tiduran, kejang sebanyak satu
kali dengan lama sekitar 5 menit, ketika kejang seluruh tubuh pasien
bergetar dan mata pasien mendelik keatas, bibir tidak membiru, lidah
tidak tergigit dan tidak mengeluarkan busa. Saat kejang pasien tidak sadar
dan setelah kejang pasien kembali sadar dan menangis. Selama kejang
pasien tidak diberi obat anti kejang, dan langsung dibawa ke IGD RSUD
Banyudono Boyolali.
• Saat masuk rumah sakit (IGD) pasien kejang kembali lagi tetapi demam
masih tinggi (40,50C). satu kali selama ± 3 menit, saat kejang pasien tidak
sadar, kedua telapak tangan menggenggam, kedua kaki menghentak, tidak
keluar busa dan mata pasien mendelik keatas. Setelah kejang selesai
pasien sadar dan menangis. Pasien masih batuk ngekel, dan pilek. Setelah
mendapat terapi di IGD, pasien dibawa ke bangsal Anggrek untuk
penatalaksanaan lebih lanjut.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien tidak pernah mengalami kejang
sebelumnya. Riwayat batuk pilek diakui, namun
tidak sampai disertai panas tinggi dan sesak
nafas. Riwayat batuk-batuk lama dan minum obat
selama 6 bulan disangkal. Riwayat terpapar asap
rokok dan obat nyamuk bakar diakui. Riwayat
tersedak saat makan dan minum disangkal.
Riwayat mondok di rumah sakit sebelumnya
disangkal.
Penyakit Umur Penyakit Umur
Diare Lupa, tidak sering Varicella Disangkal
Otitis Disangkal Typhoid Disangkal
TBC Disangkal Cacingan Disangkal
Ginjal Disangkal Alergi Disangkal
Kejang Disangkal DBD Disangkal
Jantung Disangkal Trauma kepala Disangkal
Darah Disangkal Operasi Disangkal
• Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga
• Riwayat kejang tanpa demam : disangkal
• Riwayat kejang dengan demam : disangkal
• Riwayat trauma : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat batuk lama (TBC) : disangkal
1
A. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
:Pasien
Riwayat Pribadi
PLAN R/ infus D ½ NS 60 tpm mikro R/ infus D ½ NS 60 tpm mikro R/ infus D ½ NS 60 tpm mikro R/ infus D ½ NS 60 tpm mikro
R/ inj. Cefotaxim 3x250 mg R/ inj. Cefotaxim 3x250 mg R/ inj. Cefotaxim 3x250 mg R/ inj. Cefotaxim 3x250 mg
R/ Diazepam supp No.II (k/p) R/ inj. Dexamethason 3x 1/3 A R/ inj. Dexamethason 3x 1/3 A R/ inj. Dexamethason 3x 1/3 A
R/ Paracetamol supp No.I (k/p) P.o : P.o : P.o :
P.o : R/ Paracetamol sryp 3x 1 ¼ C R/ Paracetamol sryp 3x 1 ¼ C R/ Paracetamol sryp 3x 1 ¼ C
R/ Paracetamol sryp 3xI C - Observasi Vital Sign Besok boleh pulang
- Observasi Vital Sign - Kompres hangat untuk
- Kompres hangat untuk mengurangi demam
mengurangi demam
TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM
KEJANG
Bangkitan yang timbul akibat lepas muatan listrik (depolarisasi) yang
berlebihan dijalarkan dari sel neuron satu ke sel neuron lainnya akhirnya
sampai ke neuromuskular junction sehingga timbul kontraksi berlebihan
kelompok serabut otot-otot lurik
Tipe kejang:
Lokasi kejang: Tonik
-Umum Klonik
- fokal : jari, tangan, kaki, Tonik-klonik
sisi sebelah Subtle (neonatus) : berkedip, spt menghisap,
mengayuh sepeda
Infeksi Infeksi Meningitis
gg.metab. intrakranial Ensefalitis
gg.Elektrolit Meningoensefalitis
SOL Abses otak
akut Malformasi
Bahan Toksik Infeksi ekstrakranial
serebral
Kejang Demam
Kronik berulang
kejang
epilepsi
nonserebral
Diagnosis banding/Etiologi kejang
Tetanus
Racun botulism
tetani
KEJANG DEMAM
Umumnya/lazimnya
•umur 6 bulan- 5 btahun
• pernah kejang tanpa demam tidak termasuk KD
• KD pada umur < 1 bulan tidak termasuk KD
• KD pada umur < 6 bln atau > 5 th pikirkan
infeksi SSP, Epilepsi disertai demam
• KD 2-4% populasi anak 6 bl-5 th
• pasca KD pertama 2-4% menjadi epilepsi, (risikonya 4 x)
Klasifikasi :
1. Kejang demam sederhana
2. Kejang demam kompleks
PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG
KEJANG KARENA PROSES INTRAKRANIAL
Etiologi : virus
bakteri : spesifik : TBC
nonspesifik : Streptococcus grup B,
Strp.pneumoniae, Stapylococcus,
Hemophilus influenzae tipe B,
Neisseria meningitidis, Proteus, Enterobacter
parasit : malaria
KEJANG PADA INFEKSI SSP
Patogenesis :
Tekanan intrakranial
stimulasi kejang
CBF
Kejang lama/berulang
•Hidup dengan cacat
Hipoksik otak Kerusakan otak lebih parah •meninggal
DIAGNOSIS KEJANG DEMAM
Kejang demam sederhana
Berlangsung singkat < 15 menit, umum tipe tonik dan
atau klonik, berhenti sendiri, tidak berulang dalam 24 jam
Rumah
Kejang diazepam rektal 0.5-0.75 mg/kgBB perkali
(dosis 5 mg untuk < 3 th atau BB < 10 kg,
dosis 10 mg untuk > 3 th atau BB > 10 kg )
Pelayanan kesehatan
Kejang diazepam i.v 0.3-0.5 mg/kgBB/kali pelan dlm
Waktu > 2 menit atau 1-2mg/menit, dosis maks.20mg
Dalam 5 menit kejang belum berhenti bisa diulang lagi
Bila masih kejang berikan fenitoin i.v dosis awal 10-20mg/
kgBB/kali pelan, dosis rumat 4-8 mg/kgBB/hari 12 j setelah
dosis awal
Suportif :
• Pemberian antipiretik : parasetamol 10mg/kgBB/kali
KEJANG BAGAN PEMUTUSAN KEJANG
Diazepam perektal
Masih kejang
Kejang (-)
Masih kejang 12 j pasca dosis awal Fenitoin 4-8mg/BB/hari
Rawat ICU
Masih kejang
ISPA
Definisi ISPA
• Simptomatik :
• Analgesik-antipiretik untuk mengobati gejala demam seperti
parasetamol danaspirin.
• Kombinasi dekongestan dan anti alergi untuk pilek dan flu.
Contoh :dekongestan antara lain pseudoefedrin, fenil
propanolamin. Contoh antialergiadalah dipenhidramin.
• Ekspektoran untuk batuk berdahak. Contoh : ammonium
klorida.
• Mukolitik untuk batuk berdahak. Contoh : ambroksol,
bromheksin, gliserilgualakolat.
• Antitusif untuk meringankan gejala batuk kering. Contoh :
dekstrometorfan.
• Suportif :
meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yang
adekuat,pemberian multivitamin dll.
• Antibiotik :
• Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab
• Utama ditujukan pada S.pneumonia,H.Influensa dan S.Aureus
• Antibiotik. Antibiotik tidak disarankan untuk ISPA yang disebabkan
oleh virus karena antibiotik tidak dapat membunuh virus.
Antibiotik diberikan jika gejala memburuk, terjadi komplikasi atau
radang yang disebabkan oleh bakteri.
• Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol,
Amoksisillin, Ampisillin, Penisillin Prokain,Pnemonia berat : Benzil
penicillin, klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
• Antibiotik baru lain : Sefalosforin,quinolon dll.
Komplikasi
• Asma
• Kejang demam
• Syok
• Demam Reumatik, Penyakit Jantung Reumatik
dan GlomerulonefritisSinusitis
• Meningitis
• Abses Peritonsiler
• Abses Retrofaring (Misnadiarly, 2008)
Prognosis
• Pada dasarnya, prognosis ISPA adalah baik
apabila tidak terjadi komplikasi yang berat. Hal ini
juga didukung oleh sifat penyakit ini sendiri, yaitu
self limiting disease sehingga tidak memerlukan
tindakan pengobatan yang rumit. Penyakit yang
tanpa komplikasi berlangsung 1-7 hari. Kematian
terbanyak oleh karena infeksi bakteri sekunder.
Bila panas menetap lebih dari 4 hari dan leukosit
> 10.000/ul,biasanya didapatkan
infeksi bakteri sekunder (Misnadiarly, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
• Tumbelaka,Alan R.,Trihono, Partini P.,Kurniati,Nia.,Putro Widodo,Dwi.
Penanganan Demam Pada Anak Secara Profesional: Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLVII.Cetakan
pertama,FKUI-RSCM.Jakara,2005
• Lumbantobing,S.M:Kejang Demam.Balai Penerbit FKUI,Jakarta,2007
• Asril Aminulah, Prof Bambang Madiyono. Hot Topik In Pediateric II :
Kejang Pada Anak. Cetakan ke2. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 2002.
• Behrman, Richard E., Robert M. Kliegman., Hal B. Jenson. Nelson Ilmu
Kesehatan Anak : Kejang Demam. 18 edition. EGC, Jakarta 2007.
• Maharani. Kejang Demam pada Anak. Accessed on Juni 15th 2015.
Available at: http://dr-anak.com/kejang-demam-pada-anak.html/
• Haslam Robert H. A. Sistem Saraf, dalam Ilmu Kesehatan Anak Nelson,
Vol. 3, Edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2000; XXVII : 2059
– 2060/
• Hendarto S. K. Kejang Demam. Subbagian Saraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak,
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RSCM, Jakarta. Cermin Dunia
Kedokteran No. 27. 1998 : 6 – 8.
• Pusponegoro HD, Widodo DP, Sofyan I. Konsensus Penatalaksanaan Kejang
Demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta.
2006 : 1 – 14.
• Nono. Infeksi Saluran Pernafasan Atas. 25 Juni 2015. Diunduh dari :
http://ml.scribd.com/doc/64229562/Infeksi-Saluran-Pernapasan-Atas
• Ari O. ISPA. 20 Maret 2007. Diunduh dari: http://ml.scribd.com/doc/52427957/Is-
Pa
• Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada Anak Balita,
OrangDewasa, Usia Lanjut, Pneuminia Atypik dan Pneumonia Atypik
Mikobakterium. Pustaka Populer Obor. Jakarta
• DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 1996.
• Pujiati A,2002, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu Kesehatan
Anak) PSIK FK UNISSULA tidak dipublikasikan.
Thanks You ..
Wassalamualaikum
wr.wb