Anda di halaman 1dari 4

kolangiografi

Kolangiografi merupakan prosedur yang tidak selalu dikerjakan pada kolestasis, karena
merupakan prosedur yang sulit dan berbahaya, tetapi tingkat akurasinya sangat tinggi sekitar
98% untuk mendiagnosis atresia bilier. Terdapat tiga jenis pemeriksaan kolangiografi meliputi
PTC (percutaneous transhepatic cholangiography), ERCP (endoscopic retrograde
cholangiopancreatography), dan MRCP (magnetic retrograde cholangiopancreatography).oswal

Surgical and percutaneous cholangiography


Surgical cholangiography dilakukan dengan menyuntikan bahan kontras ke kantung
empedu intra operatif. Beberapa hal yang dapat dinilai dari pemeriksaan ini meliputi 1)
mengevaluasi anatomi sistem biliaris, 2) mengidentifikasi batu empedu, 3) mengidentifikasi
kerusakan jaringan, 4) mengenali adanya sumbatan, bentuk, dan kapasitas dari ampula vater, dan
5) mendokumentasikan traktus biliaris (Silva). Atresia bilier ditegakkan apabila tidak terdapat
hubungan antara sistem empedu dengan traktus gastrointestinal (Zukotynski).
Bahan kontras dimasukkan ke sistem biliaris melalui duktus sistikus melalui kateter
berukuran 4 FG atau 6 FG, pasien ditidurkan dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dan
mengarah ke kanan. Bahan kontras kemudian dimasukkan sebanyak 15cc dengan tekanan
terukur dan langsung dilakukan x-ray sesaat setalah seluruh kontras masuk. Hasil radiografi
pertama ini bisa menilai adanya batu empedu, tumor, striktur, dan kompresi sistem biliaris dari
luar. Pengambilan x-ray kedua dilakukan 3 menit setelah pengambilan foto pertama. Pada hasil
radiografi kedua dapat dilihat beberapa kondisi seperti bahan kontras yang telah hilang
seluruhnya, sedikit ada kontras, atau kontras yang masih tersisa seluruhnya (gambar 1). (silva)

gambar silva
Percutaneous cholangiography membutuhkan keahlian khusus untuk dilakukan, dan hasil
yang definitif baru bisa dicapai apabila gambaran sistem biliaris terlihat. Percutaneous
cholecystocholangiography dengan arahan ultrasonografi merupakan teknik yang relatif baru
dimana bahan kontras dimasukkan ke kantung empedu dengan arahan dari ultrasosnografi.
Walaupun invasif, teknik ini memberikan beberapa keuntungan seperti lebih mudah dilakukan
dan tidak memerlukan anestesi umum. Teknik ini biasanya digunakan untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya atresia bilier sehingga operasi terbuka dapat dihindari. (Zukotynski).
Ultrasonografi digunakan untuk mengidentifikasi kantung empedu dan merencanakan
tempat yang akan dilakukan penusukan. Dengan arahan ultrasonografi real-time jarum berukuran
22-25 diarahkan ke kantung empedu untuk dilakukan penusukan. Dengan bantuan fluoroscopic
bahan kontras dimasukkan secara perlahan dan didapatkan beberapa hasil foto dengan kontras.
(Nwomeh)

Gambar nwomeh

Endoscopic Retrograde cholangiopancreatography


Endoscopic Retrograde cholangiopancreatography (ERCP) merupakan teknik
kolangiografi invasif yang relatif jarang dilakukan, namun sebuah penelitian oleh Peterson dkk.
merekomendasikan untuk melakukan ERCP untuk setiap pasien yang akan dilakukan laparotomi
eksplorasi terhadap pasien yang dicurigai menderita atresia bilier. Pada penelitian tersebut, ERCP
dilakukan pada pasien kolestasis berusia kurang dari enam bulan yang diduga menderita
kolestasis ekstra hepatal. Tingkat sensitivitas ERCP untuk mendiagnosa atresia bilier mencapai
92% dengan tingkat spesifisitas sebesar 73% sehingga diharapkan ERCP dapat menghindari
tindakan operasi yang tidak diperlukan(Zukotynski).
Teknik kolangiografi ini dikerjakan dengan memasukkan bahan kontras melalui ampula
vateri dengan bantuan endoskopi sehingga didapatkan gambaran sistem biliaris ekstrahepatal.
Endoskopi berukuran kecil diperlukan dalam pengerjaannya dan pasien ditidurkan dalam
anestesi umum(Zukotynski).

Magnetic Resonance Cholangiopancreatography


Magnetic Resonance Cholangiopancreatography (MRCP) merupakan modalitas non-
invasif dalam menentukan keadaan sistem biliaris pada anak. Pemeriksaan ini memberikan detil
anatomi yang sangat jelas. Pada pencitraan ini struktur saluran empedu lebih terang dengan
intensitas sinyal yang tinggi, tanpa menggunakan bahan kontras, instrumentasi, maupun ion
radiasi, dapat memvisualisasi saluran empedu, gambaran seluruh cabang cabang saluran empedu
intra hepatal. Pada penelitian yang dilakukan Karen dkk. mendapatkan MRCP memiliki tingkat
akurasi sebesar 82%, tingkat sensitivitas sebesar 90%, dan tingkat spesifisitas sebesar 77% dalam
menggambarkan atresia bilier(Karen).

Gambar karen

Zukotynski K. 2015. Biliary Atresia Imaging. Diakses dari


http://emedicine.medscape.com/article/406335-overview#showall pada tanggal 6 maret 2017.
Oswari H. Kolestasis: Atresia bilier dan sindrom hepatitis neonatal. PKB IKA LIII; Jakarta,
Indonesia; 12-13 November 2007.
Silva AL, Portella AR. 2011. New Technical Option for Intraoperative Cholangiography. ABCD
Arq Bras Cir Dig; Brasil.
Karen I, et.al. 2002. MR Cholangiography in the Evaluation of Neonatal Cholestasis: Initial
Results. RSNA. vol.222.
Nwomeh BC, Caniano DA, Hogan M. 2007. Definitive exclusion of biliary atresia in infants
with cholestatic jaundice: the role of percutaneous cholecysto-cholangiography. Springer-Verlag.

Anda mungkin juga menyukai