Anda di halaman 1dari 23

IKTERUS OBSTRUKSI

Nama :
Mulya Ito Astari, S.Ked
Mia Maya Aziza, S.Ked
Wike Widianti, S.Ked
Pembimbing :
dr. Silman Hadori, Sp.Rad.
MH.Kes

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM HEPATOBILIAR

METABOLISME BILIRUBIN
Hemoglobin
Heme+ Globin
Biliverdin
Bilirubin I(Inkonjugasi)
Indirek

Reaksi

Bilirubin II (Konjugasi)
Direk
Absorbsi

Reaksi
Reduksi hact usus

Urobilinogen
Oksidasi

Urobilin (keluar ke feses) atau


strekobilin

DEFINISI
Kata Jaundice berasal dari kata Perancis

jaune yang berati kuning.


Ikterus obstruksi adalah sumbatan di
saluran empedu, baik di intrahepatik
maupun ekstrahepatik.
Jaundice biasanya bisa terlihat jika kadar
bilirubin serum melebihi 2,0-2,5 mg/dL
( 34 hingga 43mol/L) atau sekitar dua
kali batas atas kisaran normal.

EPIDEMIOLOGI
Sekitar 16 juta orang di Amerika Serikat menderita batu

empedu, yang mengharuskan dilakukannya sekitar


500.000
kolisistektomi
setahun.
Batu
empedu
mengakibatkan sekitar 10.000 kematian setahun.
Jenis kelamin wanita lebih tinggi terkena batu empedu
dibandingkan dengan jenis kelamin
pria dengan
perbandingan 4:1.
Batu empedu lebih sering mengenai kelompok usia 40
sampai 60 tahun, sekitar 30% mengenai kelompok usia
80 tahun,
Di Amerika serikat insidensi ikterus obstruksi sekitar 5
kasus per 1000 orang dengan mortalitas dan morbiditas
ikterus obstruksi tergantung pada penyebab

ETIOLOGI
Kolestasis Intrahepatik
Hepatitis
Keracunan obat
Penyakit hati karena alkohol
Penyakit hepatitis autoimun.
Kolestatis Ekstrahepatik
Koledokolitiasis
Kolangitis
Pankreatitis akut dan kronis
Kanker caput pankreas.

PATOFISIOLOGI
Terjadinya gangguan ekskresi bilirubin dari sel-sel parenkim

hepar ke sinusoid ikterus obstruksi intra hepatal (tidak


disertai dilatasi saluran empedu)
Terjadi sumbatan pada saluran empedu ekstra hepatal
(ikterus obstruksi ekstra hepatal)
Sumbatan dilatasi pada saluran empedu Karena adanya
obstruksi pada saluran empedu refluks bilirubin direk
(bilirubin terkonyugasi atau bilirubin II) dari saluran empedu
ke dalam darah peningkatan kadar bilirubin direk dalam
darah.
Bilirubin direk larut dalam air, tidak toksik dan hanya terikat
lemah pada albumin bilirubin direk dapat diekskresikan
melalui ginjal ke dalam urine warna urine gelap seperti
teh pekat
Urobilin feses berkurang feses berwarna pucat seperti
dempul (akholis) Karena terjadi peningkatan kadar garamgaram empedu maka kulit terasa gatal-gatal (pruritus).

GEJALA KLINIS
Ikterus
Kolik (bilirubin dalam darah tinggi)
Demam (infeksi saluran empedu)
Pruritus (bilirubin darah yang tinggi)
Urine lebih gelap (urobilinogen meningkat)
Feses warna lebih pucat/seperti dempul

(obstruksi empedu)

DIAGNOSIS
1. Foto polos abdomen
Pada pemeriksaan ini diharapkan dapat melihat batu opak
dikandung empedu atau di duktus kholedokus.

Gambar. Foto polos abdomen, tampak gambaran radio opak pada coledhocolithiasis.

Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi sangat berperan dalam

mendiagnosa penyakit yang menyebabkan


kholestasis.

Gambar. USG
gambar menunjukkan
gambaran CBD distal lonjong halus
dengan kemungkinan komunikasi antara
distal CBD dan kistik lesi pankreas
(ditampilkan oleh panah)

Gambar. sumbatan batu pada Common


Bile Duct (choledocholithiasis)

Computed Tomography (CT) Scan


CT scan tidak lebih unggul dari pada ultrasonografi untuk
mendiagnosis batu kandung empedu namun cara ini berguna untuk
membantu diagnosis keganasan pada kandung empedu yang
mengandung batu, dengan ketepatan 70-90%. CT scan menyediakan
evaluasi yang baik dari seluruh saluran empedu karena dapat
menentukan anatomi lebih baik daripada ultrasonografi.

Gambar . CT Scan pada Ikterus Obstruksi et causa Ca.Caput pankreas

Kolesistografi
Foto dengan pemberian kontras baik oral
maupun intravena diharapkan batu yang tembus
sinar akan terlihat. Jika kandung empedu tidak
tervisualisasikan
sebaiknya
dilakukan
pemeriksaan ulang dengan dosis ganda zat
kontras. Bila kadar bilirubin serum lebih dari 3
mg% kolesistografi tidak dikerjakan karena zat
kontras tidak diekskresi ke saluran empedu.

Gambar . Kolesistografi pada kandung empedu13

Gambar . Pemberian Tablet Kontras, 6 tablet yang mengandung kontras medium ditelan

Kolangiografi
Kolangiografi dilakukan untuk memeriksa keberadaan batu di dalam
saluran pencernaan termasuk saluran empedu. Pemeriksaan
dengan kolangiografi menggunakan sejenis tinta yang disuntikkan
ke dalam aliran darah pasien. Dengan tinta ini, saluran pencernaan
dapat dipelajari setelah gambar X-ray diambil. Jika saluran empedu
berfungsi dengan baik, tinta yang terserap akan berhasil mengalir
ke dalam hati, saluran empedu, usus, dan kantong empedu

Gambar . Kolangiografi transhepatic menunjukkan adanya obstruksi di duktus biliaris

ERCP (Endoscopic Retrograde


Colangiopancreatografi)
Berguna untuk pemeriksaan batu di duktus koledokus.
Indikasinya ialah batu kandung empedu dengan
gangguan fungsi hati yang tidak dapat dideteksi dengan
ultrasonografi dan kolesistografi oral, misalnya karena
batu kecil.
Pemeriksaan ini meliputi insersi endoskop serat optik
yang fleksibel ke dalam esofagus hingga mencapai
duodenum pars desendens. Sebuah kanula dimasukan
ke dalam duktus koleduktus serta duktus pankreatikus,
kemudian bahan kontras disuntikan ke dalam duktus
tersebut untuk menentukan keberadaan batu di duktus
dan
memungkinkan
visualisassi
serta
evaluasi
percabangan bilier.

Gambar . ERCP
Kolangiokarsinoma
ekstrahepatik

Gambar . Teknik ERCP (Endoscopic


Retrograde Colangiopancreatografi)

Gambar . Foto rontgen dengan ERCP di papila vater atau melalui kolangiografi transhepatik perkutaneus (PTC) berguna
untuk pemeriksaan batu di duktus koledokus. Indikasinya adalah batu kandung empedu dengan gangguan fungsi hati yang
tidak dapat dideteksi dengan USG dan kolesistografi oral, misalnya karena batu kecil

Magnetic Resonance
Colangiopancreatography (MRCP)
Teknik pencitraan ini dengan gema magnet tanpa menggunakan zat
kontras, instrument dan radiasi ion. Pada pemeriksaan ini saluran
empedu akan terlihat jelas sebagai struktur yang terang karena
mempunyai intensitas sinyal tinggi, sedangkan batu saluran empedu
akan terlihat sebagai intensitas sinyal rendah yang dikelilingi
empedu dengan intensitas sinyal tinggi, sehingga metode ini cocok
untuk mendiagnosa batu saluran empedu.

Gambar . MRPC ikterus obstruktif akibat adenokarsinoma

TATALAKSANA
Non Bedah
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan
pengobatan.
Nyeri yang hilang timbul bisa dihindari dengan tidak
mengkonsumsi makanan berlemak.
Jika
obstruksinya
di
intrahepatik
modalitas
penatalaksanaannya berupa menghilangkan keluhan
karena ikterus dan keluhan pruritus dengan diberikan
prednisolon 30 mg/hari, kolestiramin 12-16 mg/hari
terbagi dalam 2-4 dosis.
Bedah
Kolesistektomi Terbuka
Kolesistektomi Laparoskopi

KOMPLIKASI
Pruritus

Disebabkan karena konsentrasi garam empedu yang tinggi


di hati menyebabkan kerusakan hati sehingga terjadi
pelepasan substansi yang bersifat pruritogenik (misalnya
histamin).
Sirosis dan Gagal Hati
Dapat terjadi pada pasien yang mengalami keterlambatan
diagnosis sehingga fungsi hati sudah tidak dapat
dipertahankan lagi.
Cholangitis
Adalah suatu kondisi dimana empedu didalam saluransaluran common, hepatik, dan intrahepatik menjadi
terinfeksi. Pasien-pasien dengan cholangitis dengan suatu
demam yang tinggi dan peningkatan jumlah-jumlah sel
darah putih, cholangitis mungkin berakibat pada suatu
abses (abscess) didalam hati atau sepsis.

PROGNOSIS

Prognosis

ikterus obstruksi tergantung


penyakit dasarnya. Pasien ikterus obstruksi
dengan etiologi Ca.Caput Pankreas prognosa
nya buruk jika kanker telah menyebar ke
organ atau jaringan yang jauh.
Pada
pasien ikterus obstruksi dengan
etiologi
sumbatan
batu
seperti
koledokolitiasis prognosisnya jauh lebih baik.

kesimpulan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) sangat membantu dalam

pasien yang mengalami jaundice dengan tipe obstruktif.


Sesuai dengan etiologi dari jaundice obstructive maka akan
terdapat gambaran hiperechoic pada batu, masa, dan
cairan ketika dilakukan pemeriksaan USG.
CT scan memberikan keakuratan yang tinggi dibandingkan
denngan USG dalam membantu mengakkan penyebab
terjadinya obstruksi.
MRCP merupakan tekhnik visualisasi terbaru, non-invasif
pada bilier dan sistem duktus pankreas. Berguna pada
pasien dengan kontraindikasi untuk dilakukan ERCP.
Visualisasi yang baik dari anatomi bilier kemungkinan tanpa
sifat invasif dari ERCP. Tidak seperti ERCP, MRCP adalah
murni diagnostik.

Kata Jaundice berasal dari kata Perancis jaune yang berati kuning. Jaundice

atau ikterus atau kuning adalah perubahan warna kulit, sclera mata atau jaringan
lainnya (membrane mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh
bilirubin yang meningkat konsentrasinya dalam sirkulasi darah
(hiperbilirubinemia). Jaundice biasanya bisa terlihat jika kadar bilirubin serum
melebihi 2,0-2,5 mg/dL ( 34 hingga 43mol/L) atau sekitar dua kali batas atas
kisaran normal. Jika jaundice dapat dilihat nyata maka bilirubin mungkin
sebenarnya sudah mencapai angka 7mg%.
Ikterus dapat dibedakan menjadi tiga yaitu ikterus pre hepatik, ikterus hepatik,
dan ikterus post hepatik.Ikterus obstruksi dapat diartikan sebagai ikterus post
hepatik yang disebabkan oleh obstruksi sekresi bilirubin yang dalam keadaan
normal seharusnya dialirkan ke traktus gastrointestinal. Akibat hambatan
tersebut terjadi regurgitasi bilirubin kedalam aliran darah, sehingga terjadilah
ikterus obstruksi.
Sumbatan billier ekstra-hepatik biasanya membutuhkan tindakan pembedahan
jika ikterus obstruksi disebabkan oleh batu tindakan bedah yang dapat dilakukan
antara lain yaitu; kolesistektomi terbuka, kolesistektomi laparaskopik,
sfingteroktomi atau papilotomi, dan pembedahan terhadap striktur/ stenosis.
Pada foto polos abdomen, choledocolethiasis kadang-kadang ditemukan batu
yang radio opak.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai