Nama :
Mulya Ito Astari, S.Ked
Mia Maya Aziza, S.Ked
Wike Widianti, S.Ked
Pembimbing :
dr. Silman Hadori, Sp.Rad.
MH.Kes
METABOLISME BILIRUBIN
Hemoglobin
Heme+ Globin
Biliverdin
Bilirubin I(Inkonjugasi)
Indirek
Reaksi
Bilirubin II (Konjugasi)
Direk
Absorbsi
Reaksi
Reduksi hact usus
Urobilinogen
Oksidasi
DEFINISI
Kata Jaundice berasal dari kata Perancis
EPIDEMIOLOGI
Sekitar 16 juta orang di Amerika Serikat menderita batu
ETIOLOGI
Kolestasis Intrahepatik
Hepatitis
Keracunan obat
Penyakit hati karena alkohol
Penyakit hepatitis autoimun.
Kolestatis Ekstrahepatik
Koledokolitiasis
Kolangitis
Pankreatitis akut dan kronis
Kanker caput pankreas.
PATOFISIOLOGI
Terjadinya gangguan ekskresi bilirubin dari sel-sel parenkim
GEJALA KLINIS
Ikterus
Kolik (bilirubin dalam darah tinggi)
Demam (infeksi saluran empedu)
Pruritus (bilirubin darah yang tinggi)
Urine lebih gelap (urobilinogen meningkat)
Feses warna lebih pucat/seperti dempul
(obstruksi empedu)
DIAGNOSIS
1. Foto polos abdomen
Pada pemeriksaan ini diharapkan dapat melihat batu opak
dikandung empedu atau di duktus kholedokus.
Gambar. Foto polos abdomen, tampak gambaran radio opak pada coledhocolithiasis.
Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi sangat berperan dalam
Gambar. USG
gambar menunjukkan
gambaran CBD distal lonjong halus
dengan kemungkinan komunikasi antara
distal CBD dan kistik lesi pankreas
(ditampilkan oleh panah)
Kolesistografi
Foto dengan pemberian kontras baik oral
maupun intravena diharapkan batu yang tembus
sinar akan terlihat. Jika kandung empedu tidak
tervisualisasikan
sebaiknya
dilakukan
pemeriksaan ulang dengan dosis ganda zat
kontras. Bila kadar bilirubin serum lebih dari 3
mg% kolesistografi tidak dikerjakan karena zat
kontras tidak diekskresi ke saluran empedu.
Gambar . Pemberian Tablet Kontras, 6 tablet yang mengandung kontras medium ditelan
Kolangiografi
Kolangiografi dilakukan untuk memeriksa keberadaan batu di dalam
saluran pencernaan termasuk saluran empedu. Pemeriksaan
dengan kolangiografi menggunakan sejenis tinta yang disuntikkan
ke dalam aliran darah pasien. Dengan tinta ini, saluran pencernaan
dapat dipelajari setelah gambar X-ray diambil. Jika saluran empedu
berfungsi dengan baik, tinta yang terserap akan berhasil mengalir
ke dalam hati, saluran empedu, usus, dan kantong empedu
Gambar . ERCP
Kolangiokarsinoma
ekstrahepatik
Gambar . Foto rontgen dengan ERCP di papila vater atau melalui kolangiografi transhepatik perkutaneus (PTC) berguna
untuk pemeriksaan batu di duktus koledokus. Indikasinya adalah batu kandung empedu dengan gangguan fungsi hati yang
tidak dapat dideteksi dengan USG dan kolesistografi oral, misalnya karena batu kecil
Magnetic Resonance
Colangiopancreatography (MRCP)
Teknik pencitraan ini dengan gema magnet tanpa menggunakan zat
kontras, instrument dan radiasi ion. Pada pemeriksaan ini saluran
empedu akan terlihat jelas sebagai struktur yang terang karena
mempunyai intensitas sinyal tinggi, sedangkan batu saluran empedu
akan terlihat sebagai intensitas sinyal rendah yang dikelilingi
empedu dengan intensitas sinyal tinggi, sehingga metode ini cocok
untuk mendiagnosa batu saluran empedu.
TATALAKSANA
Non Bedah
Jika tidak ditemukan gejala, maka tidak perlu dilakukan
pengobatan.
Nyeri yang hilang timbul bisa dihindari dengan tidak
mengkonsumsi makanan berlemak.
Jika
obstruksinya
di
intrahepatik
modalitas
penatalaksanaannya berupa menghilangkan keluhan
karena ikterus dan keluhan pruritus dengan diberikan
prednisolon 30 mg/hari, kolestiramin 12-16 mg/hari
terbagi dalam 2-4 dosis.
Bedah
Kolesistektomi Terbuka
Kolesistektomi Laparoskopi
KOMPLIKASI
Pruritus
PROGNOSIS
Prognosis
kesimpulan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) sangat membantu dalam
Kata Jaundice berasal dari kata Perancis jaune yang berati kuning. Jaundice
atau ikterus atau kuning adalah perubahan warna kulit, sclera mata atau jaringan
lainnya (membrane mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan oleh
bilirubin yang meningkat konsentrasinya dalam sirkulasi darah
(hiperbilirubinemia). Jaundice biasanya bisa terlihat jika kadar bilirubin serum
melebihi 2,0-2,5 mg/dL ( 34 hingga 43mol/L) atau sekitar dua kali batas atas
kisaran normal. Jika jaundice dapat dilihat nyata maka bilirubin mungkin
sebenarnya sudah mencapai angka 7mg%.
Ikterus dapat dibedakan menjadi tiga yaitu ikterus pre hepatik, ikterus hepatik,
dan ikterus post hepatik.Ikterus obstruksi dapat diartikan sebagai ikterus post
hepatik yang disebabkan oleh obstruksi sekresi bilirubin yang dalam keadaan
normal seharusnya dialirkan ke traktus gastrointestinal. Akibat hambatan
tersebut terjadi regurgitasi bilirubin kedalam aliran darah, sehingga terjadilah
ikterus obstruksi.
Sumbatan billier ekstra-hepatik biasanya membutuhkan tindakan pembedahan
jika ikterus obstruksi disebabkan oleh batu tindakan bedah yang dapat dilakukan
antara lain yaitu; kolesistektomi terbuka, kolesistektomi laparaskopik,
sfingteroktomi atau papilotomi, dan pembedahan terhadap striktur/ stenosis.
Pada foto polos abdomen, choledocolethiasis kadang-kadang ditemukan batu
yang radio opak.
TERIMAKASIH