Anda di halaman 1dari 71

TANDA-TANDA

PENINGKATAN TIK
PENDAHULUAN

► TIK adalah tekanan yang dihasilkan dari kombinasi


volume 3 komponen, yaitu :
► Vol. Jaringan otak
► Vol. Darah intrakranial
► Cairan serebrospinal
► Rongga intrakranial terdiri dari :
► Otak (1400gr)
► Cairan serebrospinal (75ml)
► Darah (75ml)
► TIK normal : 0-15mmHg
Tekanan Intrakranial
(TIK)
• Normal : fontanella
cranium sudah
80% Jaringan Otak menutup
• dewasa: 1475 ml.
Volume total
• intracranial
TIK Normal : < 15
10% LCS mmHg (0-10 mmHg)

10% Darah

8/29/201 2
5
Patofisiologi PTIK

► Ruang intrakranial yang kaku berisi jaringan otak (1400


gr), darah (75 ml), dan cairan serebrospinal/CSS (75
ml).
► • Volume dan tekanan pada ketiga komponen ini selalu
berhubungan dengan keadaan keseimbangan.
► • Hipotesis Monro-Kellie menyatakan bahwa karena
keterbatasan ruang ini untuk ekspansi di dalam
tengkorak, adanya peningkatan salah satu dari
komponen ini akan menyebabkan perubahan pada
volume yang lain, dengan mengubah posisi atau
menggeser CSS, meningkatkan absorpsi CSS, atau
menurunkan volume darah serebral.
► Dalam keadaan normal, perubahan ringan pada volume
darah dan volume CSS yang konstan terjadi ketika ada
perubahan tekanan intratorakal (seperti saat batuk,
bersin, tegang), perubahan tekanan darah, dan fluktuasi
kadar gas darah arteri.
► • Keadaan patologis seperti cedera kepala, stroke, lesi
karena radang, tumor otak, atau bedah intrakranial
mengubah hubungan antara volume intrakranial dan
tekanan.
Penyebab
TIK
Patologi Primer Contoh
Lesi masa Tumor, hematoma, abses, benda asing
Akumulasi CSS Hidrosefalus: obstruksi atau komunikans
Vaskuler Gangguan Input (peningkatan CBF atau CBV
akibat kegagalan autoregulasi atau gangguan
output (kongesti vena atau trombosis sinus)
Edema Serebral

Vasogenik Kerusakan pembuluh darah akibat tumor,


infeksi/abses, kontusio.
Sitotoksik Gangguan membran sel/pompa
Hidrostatik Tekanan transmural akibat hidrosefalus
Hipo-osmolar i.e. hiponatremia.
13
Decision making of Neurocritical Care. 2009: 195-
218
GEJALA KLINIS TIK

► Pusing
► Muntah
► Papilledema 🡪 penekanan n. II
► Kesadaran <<
► Gejala herniasi
► Cushing triad :
► >> tekanan sistolik dan pelebaran rentang sistolik-diastolik
► Bradikardi
► Pernapasan Cheyne-Stokes
TS. Yth,
Foto Skull AP/Lateral :

Tampak defek post op pada regio frontoparietotemporal


kanan dengan herniasi brain parenkrim pada defek tersebut
Trabekulasi tulang normal
Sutura dan venous lake tampak melebar
Tampak pelebaran (ballooning) sella tursica
Tampak tanda-tanda peningkatan TIK
Tak tampak erosi /destruksi tulang
Tak tampak jelas soft tissue swelling
Tampak diskontinuitas kateter vp shunt yang terproyeksi
pada regio parietal kiri
Kesan:
Defek post op pada regio frontoparietotemporal kanan
dengan kecurigaan herniasi komponen brain parenkrim
pada defek tersebut disertai tanda-tanda peningkatan TIK

Tampak diskontinuitas kateter vp shunt yang terproyeksi


pada regio parietal kiri, curiga malfungsi
Subdural
hematoma
► Hematom subdural (SDH) adalah kumpulan darah di
antara lapisan duramater dan arakhnoid. Perdarahan
dalam ruang subdural sering disebabkan karena adanya
disrupsi dari ‘bridging veins’ yang disertai memar otak
dan biasa berlokasi di regio temporal.
Hematom subdural akut pada CT-san kepala (non kontras) tampak sebagai suatu massa
hiperdens (putih) ekstra-aksial berbentuk “cressent sign” sepanjang bagian dalam
tengkorak dan paling banyak terdapat pada konveksitas otak di daerah parietal.
Normal Hematom subdural Epidural hematom

► fase subakut pendarahan subdural menjadi isodens terhadap jaringan otak sehingga lebih sulit
dilihat pada gambaran CT
► Pendarah subdural subakut sering juga berbentuk lensa (bikonveks) sehingga membingungkan
dalm membedakannya dengan epidural hematom
► Pada fase kronik lesi subdural menjadi hipodens dan sangat mudah dilihat pada gambaran CT
tanpa kontras.
SDH vs EDH
Hematom subdural Epidural hematom

Terjadi akibat robekan dari “bridging Terjadi akibat robekan arteri meningia
veins” media

Biasanya terjadi dalam 2x24 jam


Subakut atau kronik
setelah trauma

Nyeri kepala tidak hilang, kadang Dapat didahului “lucid interval”


menghebat kemudian kesadaran memburuk

Edema papil, lateralisasi, jika berat Lateralisasi disertai kelumpuhan atau


dapat terjadi penurunan kesadaran refleks patologis
Epidural
Hematoma
► CT Scan

► Dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cederaintracranial


lainnya. Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single)tetapi dapat pula terjadi
pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks,paling sering di daerah temporoparietal.
Densitas darah yang homogen(hiperdens), berbatas tegas, midline terdorong
kesisi kontralateral.Terdapat pula garis fraktur pada area epidural hematoma. Densitas
yang tinggi pada stage yang akut (60-90 HU), ditandai dengan adanya
peregangan dari pembuluh darah. Gambaran CT scan hematomasubdural,
tampak penumpukan cairan ekstraaksial yang hiperdensberbentuk bulan sabit.
Hematoma epidural
seperti yang terlihat
pada CT scan dengan
fraktur tengkorak di
atasnya. Perhatikan
kumpulan darah
berbentuk bikonveks.
Ada juga memar
dengan pendarahan di
sisi otak yang
berlawanan.
Hematoma epidural
nontraumatic pada wanita
muda. Daerah abu-abu di kiri
atas mengorganisir hematoma,
menyebabkan pergeseran garis
tengah dan kompresi ventrikel.
Intracranial
Haemorrhage
Interprestasi CT-Scan
Hematom Intracerebral
► Pada CT-Scan didapatkan adanya daerah hiperdens yang
homogen dan berbatas tegas yang disertai dengan
edema disekitarnya (perifokal edema). Apabila massa
hiperdens pada CT-scan kepala tersebut berdiameter
kurang dari 2/3 diameter lesi, maka keadaan ini disebut
kontusio.
Gambar 2. Perdarahan intarserebral (panah), subarchnoid hemorrhage
(kepala panah), atau darah yang mengelilingi permukaan otak, dan edema
(tanda bintang), atau pembengkakan otak
Contusio cerebri
Contusio Cerebri

► Kontusio hemoragik serebral adalah tipe perdarahan


intraserebral dan sering terjadi pada cedera kepala
yang signifikan. Mereka biasanya ditandai pada CT
sebagai fokus hyperdense di lobus frontal berdekatan
dengan lantai fossa kranial anterior dan di kutub
temporal.
Contusio Cerebri

CT scan menunjukkan kontusio


serebral, perdarahan dalam
hemisfer, hematoma subdural di
sebelah kiri, dan fraktur
tengkorak
Subarachnoid
Haemorrhage
SAH
Intraventrikel
Haemorrhage
IVH
Secara umum indikasi operasi pada hematoma
intrakranial :

► Massa hematoma kira-kira 40 cc


► Masa dengan pergeseran garis tengah lebih dari 5 mm
► EDH dan SDH ketebalan lebih dari 5 mm dan pergeseran
garis tengah dengan GCS 8 atau kurang.
► Kontusio cerebri dengan diameter 2 cm dengan efek
massa yang jelas atau pergeseran garis tengat lebih dari
5 mm.
KLASIFIKASI SINUSITIS

SINUSITIS SINUSITIS SINUSITIS


AKUT SUB AKUT KRONIS

Tanda akut Irreversibel🡪


Tanda2 4 mggu – 3
< 4 minggu mereda 🡪 > 3 bulan terbentuk jar
radang (+) bulan
reversibel granulasi
TS.Yth, Foto Waters :
Sinus frontalis kanan normal, kiri tertutup
perselubungan
Sinus ethmoidalis kanan kiri normal
Sinus maksilaris kanan kiri normal
Sinus sphenoidalis kanan kiri normal
Mukosa cavum nasi kanan kiri normal
Tampak penebalan konka kanan dan
deviasi septum nasi ke kiri
[Conclusion]
- Sinusitis frontalis kiri
- Penebalan konka kanan dan deviasi
minimal septum nasi ke kiri
TS.Yth, Foto Waters :
Sinus frontalis kanan tertutup
perselubungan, kiri normal
Sinus ethmoidalis kanan kiri normal
Tampak perselubungan homogen pada
sinus maksilaris kanan kiri
Sinus sphenoidalis kanan kiri normal
Mukosa cavum nasi kanan kiri normal
Septum nasi di tengah
[Conclusion]
Sinusitis maksilaris bilateral dan sinusitis
frontalis kanan
TS.Yth, Foto Waters :
Trabekulasi tulang normal
Tampak opasitas di sinus frontalis dan
maxillaris kanan- kiri dominan kiri.
Sinus ethmoidalis dan sphenoidalis normal
Tampak hypertrofi concha nasalis kiri
Tak tampak deviasi septum nasi [Conclusion]
Sinusitis frontalis dan maxillaris bilateral
( dominan kiri )
Hypertrofi concha nasalis kiri
TS.Yth,Foto Waters :
Sinus frontalis dextra et sinistra tak
tampak perselubungan
Sinus ethmoidalis dextra et sinistra tak
tampak perselubungan
Sinus maksilaris dextra et sinisitra
tampak perselubungan
Sinus sphenoidalis dextra et sinistra tak
tampak perselubungan
Septum nasi di tengah
Mukosa cavum nasi dextra et sinistra
normal
Tak tampak soft tissue swelling
[Conclusion]
Mengesankan sinusitis maksilaris
bilateral
TS.Yth,Foto Waters:
Tampak perselubungan pada sinus
ethmoidalis kanan dan frontalis kanan
kiri
Sinus maksilaris kanan kiri, ethmoidalis
kiri, sphenoid kiri normal
Trabekulasi tulang normal
Tak tampak soft tissue swelling
[Conclusion]
Sinusitis ethmoidalis kanan dan
frontalis kanan kiri
TS.Yth, Foto Waters : Sinus frontalis kanan
kiri normal Tampak perselubungan pada
sinus ethmoidalis kanan kiri Sinus
maksilaris kanan tertutup perselubungan
dengan gambaran air fluid level (+), kiri
normal Sinus sphenoidalis kanan kiri
normal Mukosa cavum nasi kanan kiri
normal Septum nasi di tengah ======
[Conclusion] ====== - Mengesankan
sinusitis ethmoidalis kanan-kiri dan
maksilaris kanan
TS.Yth, Foto Waters :
Tampak fraktur pada inferior dan
superolateral wall sinus maksilaris kiri,
inferior orbital rim kiri dan arcus zygoma
kiri
Sinus frontalis kanan kiri normal
Sinus ethmoidalis kanan kiri normal
Sinus maksilaris kanan kiri normal
Sinus sphenoidalis kanan kiri tertutup
perselubungan
Tampak hipertrofi concha nasalis inferior
bilateral
Deviasi minimal septum nasi ke kiri
Soft tissue swelling maxillofacial kiri
[Conclusion]
Fraktur pada inferior dan superolateral
wall sinus maksilaris kiri, inferior orbital
rim kiri dan arcus zygoma kiri
Sinusitis sphenoidalis bilateral
Hipertrofi concha nasalis inferior bilateral
Deviasi minimal septum nasi ke kiri
Soft tissue swelling regio maxillofacial kiri
► Malalignment
► Tampak fraktur kominutif aspek
anterior CV L1 disertai dengan
retropulsi fragmen fraktur
► Trabekulasi tulang normal
► Superior dan inferior end plate
diluar lesi baik
► Corpus, pedicle dan spatium
intervertebralis diluar lesi baik
► Tak tampak soft tissue swelling

► Kesan : Burst fracture CV L1


Differential Diagnosis
► Malalignment
► Tampak fraktur komplit displaced pada
aspek anteroinferior corpus vertebrae
C4
► Trabekulasi tulang normal
► Superior dan inferior end plate diluar
lesi baik
► Corpus, pedicle dan spatium
intervertebralis di luar lesi baik
► Tidak tampak kalsifikasi ligamentum
nuchae
► Retropharingeal dan retrotracheal
space masih dalam batas normal
► Trachea airway patent
► Tak tampak jelas soft tissue swelling

► Kesan : (Flexion) tear drop fracture CV


C4
► Malalignment
► Tampak fraktur komplit processus spinosus
C5-C6, displacement (+)
► Trabekulasi tulang normal
► Superior dan inferior end plate baik
► Tampak multiple osteophyte pada CV
cervical disertai penyempitan spatium
intervertebralis CV C5-C6
► Pedicle baik
► Tidak tampak kalsifikasi ligamentum
nuchae
► Retropharingeal dan retrotracheal space
masih dalam batas normal
► Trachea airway patent
► Tak tampak jelas soft tissue swelling
Kesan :
► Fraktur komplit displaced procesus spinosus
C5-C6 (Clay-Shoveler Fracture)
► Degenerative spine disease
► Malalignment
► Tampak fraktur avulsi CV C7 aspek
superoanterior
► Tampak listhesis CV C6 terhadap CV C7 ke arah
anterior sejauh +/- xxx (>50%)
► Trabekulasi tulang normal
► Superior dan inferior end plate baik
► Tampak multiple osteophyte pada CV cervical
► Pedicle dan spatium diluar lesi baik
► Kalsifikasi ligamentum nuchae
► Retropharingeal dan retrotracheal space masih
dalam batas normal
► Trachea airway patent
► Tak tampak jelas soft tissue swelling

► Kesan :
► Spondyloanterolisthesis CV C6 terhadap CV C7
disertai bilateral fascet dislocation
► Fraktur avulsi CV C7 aspek superoanterior
► Spondylosis cervicalis
► Kalsifikasi ligamentum nuchae
► Tampak fraktur pada orbita floor kiri
disertai opasitas berdensitas soft tissue
pada sinus maksilaris kiri
► Sinus frontalis kanan kiri normal
► Sinus ethmoidalis kanan kiri normal
► Sinus maksilaris kanan normal
► Sinus sphenoidalis kanan kiri normal
► Mukosa cavum nasi kanan kiri normal
► Septum nasi ditengah

► Kesan
► - Fraktur pada dinding inferior orbita rim
kiri disertai opasitas berdensitas soft
tissue pada sinus maksilaris kiri, curiga
blow out fracture
► Tampak fraktur pada dinding lateral orbita, inferior
orbita rim dan arcus zygoma kanan, displacement (+)
► Sinus frontalis kanan kiri normal
► Sinus ethmoidalis kanan kiri normal
► Sinus maksilaris kanan tertutup perselubungan, kiri
normal
► Sinus sphenoidalis kanan kiri normal
► Mukosa cavum nasi kanan kiri normal
► Septum nasi ditengah

► Kesan
► - Fraktur displaced dinding lateral orbita, inferior orbita
rim dan arcus zygoma kanan, kesan tripod fracture
► Hematosinus maksilaris kanan
Fraktur Lefort

1. Lefort I: processus alveolar,


dinding inferioe sinus maksilaris
2. Lefort II: processus alveolar,
dinding lateral sinus maksilaris,
rima orbita inferior, os nasal
3. Lefor III: sutura nasofrontal,
sutura maksilofrontal, sutura
zygomatico frontal/arkus zygoma
MASTOIDITIS
PENDAHULUAN
► Mastoiditis akut (MA)🡪komplikasi intratemporal Otitis
media (OM) yang tidak tertangani dengan baik
► Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel-
sel mastoid yang terletak pada tulang temporal
► Biasanya timbul pada anak-anak atau orang dewasa
yang sebelumnya telah menderita infeksi akut pada
telinga tengah
ANATOMI TELINGA
TELINGA TENGAH
► Membran timpani 🡪
membran fibrosa tipis,
berwarna kelabu
mutiara 🡪 pars flasida
dan pars tensa
► Tulang pendengaran 🡪
maleus, inkus dan
stapes
► Tuba eustachius 🡪
menghubungkan rongga
telinga tengah dengan
nasofaring
TELINGA DALAM
► koklea (rumah siput) 🡪
dua setengah lingkaran
dan vestibuler yang
terdiri dari 3 buah
kanalis semisirkularis
► Ujung atau puncak
koklea 🡪 helikotrema 🡪
hubungkan perilimfa
skala timpani dengan
skala vestibule
► Diantara skala vestibula
dan timpani 🡪 skala
media (duktus
koklearis)
TULANG MASTOID
► Rongga seperti sarang
lebah🡪berisi udara 🡪
terhubung dengan
rongga besar 🡪
antrum mastoid
► Kegunaan rongga
udara (air cells) 🡪
udara cadangan 🡪
membantu pergerakan
normal dari gendang
telinga
MASTOIDITIS
► proses peradangan pada sel- sel mastoid yang
terletak pada tulang temporal
► infeksi kronis telinga tengah yang sudah
berlangsung lama 🡪 infeksi kronis di rongga
mastoid
MANIFESTASI KLINIS MASTOIDITIS
► Nyeri ketuk pada mastoid
► Bengkak, abses
► Fistel di retroaurikula
► CAE discharge mukopurulen
berbau
► Granulasi di CAE
► Kolesteatoma
► Cairan keluar terus dari
telinga
► Segging (dinding atap
runtuh)
► Perforasi membran timpani
biasanya di apikal atau
marginal
PEMERIKSAAN FISIK MASTOIDITIS
► penebalan periosteal telinga
► abses subperiosteal
► tonjolan nipplelike (seperti puting) dari membran timpani
sentral
► Perubahan posisi dari daun telinga ke arah bawah dan ke
luar
PEMERIKSAAN PENUNJANG
► Rontgen Mastoid Schuller 🡪 opasifikasi sel-sel udara
mastoid oleh cairan dan hilangnya trabekulasi
normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
► CT Scan 🡪 sel-sel udara dalam prosesus mastoideus
terisi oleh cairan (dalam keadaan normal terisi oleh
udara) dan melebar
TERAPI PEMBEDAHAN MASTOIDITIS
► Mastoidektomi sederhana/ simple mastoidektomi
(operasi Schwartze)
► OMSK Tipe aman yang dengan pengonbatan
konservatif tidak sembuh 🡪 pembersihan ruang
mastoid 🡪 fungsi pendengaran tidak diperbaiki
Foto Schuller Sinistra :

Mastoid Sinistra:
Tampak penurunan air cells mastoid
Tampak sklerosis pada perianthral triangle
Mae tampak tertutup perselubungan

Kesan:
Mengesankan gambaran mastoiditis kronis sinistra
dengan kolesteatoma
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai