ICH
Oleh ;
Agus Hendra Jaya (15710312)
Heni Nur Hidaya (15710336)
Anggun Prima Saputra (15710343)
Pembimbing ;
Dr. Sri Wahyuningsih, Sp.Rad
Dr. F. Manalu, Sp.Rad
DEFINISI
terjadi pada semua umur dan juga akibat trauma kepala seperti kapitis,tumor
keseluruhan insiden ICH menurun sejak 1950. Insiden ini lebih tinggi di
Asia. Setiap tahun terdapat lebih dari 20.000 orang di Amerika meninggal
karena ICH. Tingkat mortalitas ICH pada 30 hari adalah 44%. Perdarahan
Pendarahan Ekstra-aksial:
Pendarahan Intra-Aksial:
BERDASARKAN PATOFISIOLOGI
1. Komosio serebri : tidak ada jaringan otak yang rusak tp hanya
kehilangan fungsi otak sesaat (pingsan < 10 mnt) atau amnesia pasca
cedera kepala.
2. Kontusio serebri : kerusakan jar. Otak + pingsan > 10 mnt atau
terdapat lesi neurologik yg jelas.
3. Laserasi serebri : kerusakan otak yg luas + robekan duramater +
fraktur tl. Tengkorak terbuka.
BERDASARKAN GCS:
1. GCS 13-15 : Cedera kepala ringan CT scan dilakukan bl ada lucid
interval/ riw. kesdran menurun. evaluasi kesadaran, pupil, gejala
fokal serebral + tanda-tanda vital.
2. GCS 9-12 : Cedera kepala sedang prks dan atasi gangg. Nafas,
pernafasan dan sirkulasi, pem. Ksdran, pupil, td. Fokal serebral, leher,
cedera orga lain, CT scan kepala, obsevasi.
3. GCS 3-8 : Cedera kepala berat : Cedera multipel. + perdarahan
intrakranial dg GCS ringan /sedang.
Pendarahan Ekstra-aksial:
pendarahan intra-ventrikular
pendarahan subdural
pendarahan epidural
EPIDURAL HEMATOM
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Arteri meningea media yang masuk di dalam tengkorak melalui foramen spinosum
dan jalan antara durameter dan tulang di permukaan dan os temporale. Perdarahan
yang terjadi menimbulkan hematom epidural, desakan oleh hematoma akan
melepaskan durameter lebih lanjut dari tulang kepala sehingga hematom
bertambah besar.
.
EPIDURAL HEMATOM
Tekanan dari herniasi unkus pada sirkulasi arteria yang mengurus formation
retikularis di medulla oblongata menyebabkan hilangnya kesadaran. Di tempat
ini terdapat nuclei saraf cranial ketiga (okulomotorius). Tekanan pada saraf ini
mengakibatkan dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata. Tekanan pada lintasan
kortikospinalis yang berjalan naik pada daerah ini, menyebabkan kelemahan
respon motorik kontralateral, refleks hiperaktif atau sangat cepat, dan tanda
babinski positif
EPIDURAL HEMATOM
Dengan makin membesarnya hematoma, maka seluruh isi otak akan terdorong ke
arah yang berlawanan, menyebabkan tekanan intracranial yang besar. Timbul
tanda-tanda lanjut peningkatan tekanan intracranial antara lain kekakuan
deserebrasi dan gangguan tanda-tanda vital dan fungsi pernafasan.
Karena perdarahan ini berasal dari arteri, maka darah akan terpompa terus keluar
hingga makin lama makin besar. Ketika kepala terbanting atau terbentur mungkin
penderita pingsan sebentar dan segera sadar kembali. Dalam waktu beberapa jam ,
penderita akan merasakan nyeri kepala yang progersif memberat, kemudian
kesadaran berangsur menurun. Masa antara dua penurunan kesadaran ini selama
penderita sadar setelah terjadi kecelakaan disebut interval lucid. Fenomena lucid
interval terjadi karena cedera primer yang ringan pada Epidural hematom. Kalau
pada subdural hematoma cedera primernya hampir selalu berat atau epidural
hematoma dengan trauma primer berat tidak terjadi lucid interval karena pasien
langsung tidak sadarkan diri dan tidak pernah mengalami fase sadar.
EPIDURAL HEMATOM
PATOFISIOLOGI
Meningen terdiri dari duramater, arachnoid, dan piamater. Daerah yang
terdapat diantara arachnoid dan duramater disebut daerah subdural. Bridging
veins melintasi daerah ini, berjalan dari permukaan kortikal menuju sinus dural.
Perdarahan pada vena-vena ini dapat terjadi akibat dari mekanisme sobekan di
sepanjang permukaan subdural dan peregangan traumatic dari vena-vena, yang
dapat terjadi dengan cepat akibat dekompresi ventrikular. Karena Permukaan
subdural yang tidak dibatasi oleh sutura cranialis, darah dapat menyebar di
seleuruh hemisper dan masuk ke dalam fisura hemisfer.
SUBDURAL HEMATOM
Gejala klinis dari subdural hematom akut tergantung dari ukuran hematom
dan derajat kerusakan parenkim otak. Subdural hematom biasanya bersifat
unilateral. Gejala neurologis yang sering muncul adalah :
Perubahan tingkat kesadaran, terjadi penurunan kesadaran
Dilatasi pupil ipsilateral hematom
Kegagalan pupil ipsilateral bereaksi terhadap cahaya
Hemiparesis kontralateral
Papiledema
SUBDURAL HEMATOM
ETIOLOGI:
Perdarahan subarachnoid secara spontan sering berkaitan dengan
pecahnya aneurisma (85%). kerusakan dinding arteri pada otak. Dalam
banyak kasus PSA merupakan kaitan dari pendarahan aneurisma
SUBARAKHNOID HEMATOM
PATOFISIOLOGI
Ruang antara membran terluar arachnoid dan pia mater adalah ruang
subarachnoid. Pia mater terikat erat pada permukaan otak. Ruang
subarachnoid diisi dengan CSF. Trauma perdarahan subarachnoid adalah
kemungkinan pecahnya pembuluh darah penghubung yang menembus ruang
itu, yang biasanya sma pada perdarahan subdural. Meskipun trauma adalah
penyebab utama subarachoid hemoragik, secara umum digolongkan denga
pecahnya saraf serebral atau kerusakan arterivenous
SUBARAKHNOID HEMATOM
GEJALA KLINIS
Gejala prodromal : nyeri kepala hebat dan perakut, hanya 10%, 90%
tanpa keluhan sakit kepala.
Kesadaran sering terganggu
Gejala / tanda rangsangan meningeal : kaku kuduk, tanda kernig ada.
Gangguan fungsi saraf otonom : demam setelah 24 jam, demam ringan
karena rangsangan meningen, dan demam tinggi bila pada hipotalamus.
Begitu pun muntah,berkeringat,menggigil, dan takikardi, adanya hubungan
dengan hipotalamus
SUBARAKHNOID HEMATOM
A B
INTRAVENTRIKULER HEMATOM
PATOFISIOLOGI
Gambaran CT Scan
Daerah berbatas tegas dengan densitas meningkat pada sistem ventrikel dan
tampak pelebaran ventrikel
Pendarahan Intra-Aksial:
pendarahan intra-serebral
Patofisiologi
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Gejala klinis bervariasi tergantung beratnya injury:
kebingungan
hilang kesadaran
koma dalam yang berkepanjangan
gangguan fungsi otonom seperti hipertensi, hyperhidrosis, hiperpireksia
cacat berat
DIFFUSE AXONAL INJURY
Gambaran CT Scan
Pada ct-scan tampak halo hipodens halus, edema yang mengelilingi
daerah perdarahan. Setelah udema dan perdarahan direabsorbsi CT-Scan
normal
INTRA CRANIAL HEMORRAGIC
PENATALAKSANAAN
Terapi medikamentosa
Cairan intravena
Hiperventilasi
Manitol
Furosemid
Barbiturat
Antikovulsan
INTRA CRANIAL HEMORAGGIC
Terapi Konservatif
Terapi Operatif
Operasi di lakukan bila terdapat:
- Volume hematoma > 25 ml
- Keadaan pasien memburuk
- Pendorongan garis tengah > 5 mm