(ARTERIOVENOUS MAFORMATION)
PENDAHULUAN
berdasarkan studi antara tahun 1980 dan
1990, insidens malformasi vaskular
pertahunnya sekitar 1,1 % hingga 2,1%
kasus dalam 100.000 populasi di amerika.
Malformasi arterivena merupakan 11 %
malformasi serebrovaskuler, angioma
adalah jenis malformasi yang lebih sering
terjadi.
Perdarahan umumnya muncul pada usia
55 tahun.
DEFINISI AVM
Arteriovenous Malformation adalah
kelainan kongenital dimana arteri
dan vena pada permukaan otak atau
di parenkim saling berhubungan
secara langsung tanpa melalui
pembuluh kapiler
ETIOLOGI DAN
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI :Kongenital
PATOFISIOLOGI :
Malfungsi diferensiasi Pembuluh
darah pada embrio umur 3 minggu
nidus feeding arteri draining
vein
Patofisologi
Patogenesis
AVM mengakibatkan disfungsi
neurologis melalui 3 mekanisme
utama : perdarahan terjadi di ruang
subarahnoid, ruang intraventrikular
dan parenkim otak.
Manifestasi klinis
Nyeri kepala
Serangan kejang mendadak.
Hilang kesadaran
Defisit neurologis dapat berupa lemah, mati rasa,
gangguan penglihatan dan bicara.
Ekskresi yang tidak dapat dikendalikan misalnya
defekasi atau urinasi
Penglihatan kabur
Hemiparesis
Kehilangan sensasi sentuh pada satu sisi tubuh
Defisit kemampuan dalam menproses bahasa (aphasia)
Pendekatan diagnosis
Diagnosis AVM umumnya
ditegakkan setelah adanya
perdarahan intraserebral akibat
ruptur AVM atau aneurisma terkaitAVM
Pemeriksaan yang dapat membantu
diagnosis AVM adalah pemeriksaan
radiologis berupa angiogram, CT
scan dan MRI
Angiogram :
baku emas untuk diagnosis kelainan pada
pembuluh darah karena paling komprehensif,
spesifik dan sensistif
kontras yang dimasukin melaui arteri femoralis
atau secara langsung pada daerah arteri
karotis komunis -> renografin, conray 60.
menunjukan keberadaan AVM
menentukan ukuran AVM dan menilai
kepadatan nidus
Angiogram
MRI :
menunjukan area parenkim yang
terkena AVM, menunjukan dilatasi pada
arteri dan vena.
menunjukkan hilangnya sinyal pada
area korteks
memberikan informasi penting
mengenai lokalisasi dan topografi dari
AVM bila intervensi akan dilakukan.
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
Pengobatan farmakologis dilakukan
untuk sakit kepala atau kejang.
diberikan pada pasien yang tidak
dapat melakukan terapi operatif
karena resiko yang terlalu besar.
Fenitoin dapat diberikan untuk
mengontrol kejang.
PENATALAKSANAAN
NON FARMAKOLOGIS
Operasi Reseksi
Intervensi bedah merupakan terapi
definitif pada AVM. Ukuran, lokasi,
perlekatan dengan daerah sekitarnya,
serta konfigurasi vaskular menentukan
pertimbangan perlunya intervensi bedah.
Skala Spetzler Martin digunakan sebagai
pertimbangan risiko dan manfaat operasi.
Skala Spetzler
Martin
Parameter
Ukuran nidus
< 3 cm
6. Cm
>6 cm
Drainase Vena
Superficial
Profunda
Kelancaran berbicara
Tidak lancar
Lancer
Skor
1
2
3
0
1
0
1
Embolisasi
TERIMAKASIH