I
II | Ilmu Bedah Vaskular |
II
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | III
ILMU BEDAHVASKULAR
Sains dan Pengalaman Praktis
III
IV | Ilmu Bedah Vaskular |
RF.KKS.07.01.2010
Prof. H. Hendro Sudjono Yuwono, dr., Ph.D., SpB-(K)V
Ilmu Bedah Vaskular: Sains dan Pengalaman Praktis
Editor:Drs.NurulFalahAtif
Desain Sampul: Hendra Kurniawan, S.Si.
Gambar sampul: gambar scanning electron microscopy permukaan endotelium dan
katup pembuluh limfe paha anjing, dan gambar penulis saat kegiatan operasi
Ilustrator:Prof. H. Hendro Sudjono Yuwono, dr., Ph.D., SpB-(K)V
Setting&LayOutIsi:Drs.NurulFalahAtif
ISBN 978-602-8650-02-1
© 2009. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
TANPA IZIN TERTULIS dari Penerbit.
IV
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | V
V
VI | Ilmu Bedah Vaskular |
VI
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | VII
Kata Sambutan
Dekan FK Universitas Padjadjaran
VII
VIII | Ilmu Bedah Vaskular |
VIII
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | IX
Kata Pengantar
orongan untuk menulis di bidang ilmu bedah pembuluh darah tepi ini terutama
D disebabkan oleh banyaknya perubahan-perubahan yang telah terjadi dalam
penanganan penyakit di bidang tersebut yang didasarkan atas kemajuan dalam
pemahaman epidemiologi dan patofisiologi kejadian penyakit. Pengalaman praktik tatap
muka dengan penderita telah menuntut untuk mampu memberikan pelayanan dalam
bentuk kegiatan praktik klinik bedah, juga dalam bentuk pelayanan yang tertulis.
Kumpulan tulisan mengenai penyakit bedah pembuluh darah ini telah disusun
berdasarkan kasus-kasus penyakit yang tersering dijumpai sehari-hari dalam kegiatan
klinik. Dalam penyajiannya diupayakan sedemikian rupa sehingga pokok-pokok
bahasannya adalah meliputi bahan yang kiranya memang diperlukan dalam membantu
pengetahuan praktis ketika menghadapi penderita di klinik bagi seorang mahasiswa
kedokteran, baik dalam masa pendidikannya maupun ketika mengabdikan dirinya dalam
masyarakat. Di dalam tulisan ini dimasukkan pula beberapa pengalaman klinik praktis
yang pernah dijumpai penulis yang kiranya kasus yang serupa tersebut sangat mungkin
berulang dalam pengalaman klinik di tempat lain (dituliskan sebagai contoh kasus).
Semoga sumbangan tulisan ini dapat lebih membantu para mahasiswa kedokteran, peserta
pendidikan dokter spesialis ilmu bedah, yaitu khususnya dalam mendapatkan pengertian
di bidang ilmu bedah pembuluh darah tepi dan dapat menjadi salah satu di antara bacaan-
bacaan ilmu bedah yang telah ada. Jika Allah SWT mengizinkan maka tulisan ini dapat
membantu pula dalam upaya luhur dunia ilmu kedokteran dalam membantu meringankan
penderitaan pasien penyakit pembuluh darah melalui pengertian-pengertian yang
terdapat di dalamnya untuk pengelolaan praktis yang dilakukan para dokter.
Tidak lupa, penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak
Pimpinan PT Refika Aditama, Drs. Arfan Rozali, yang memberikan kesempatan
menerbitkan buku ini dengan baik. Juga atas bantuan sehingga buku ini selesai dengan
baik, yaitu Sdr. Nurul Falah Atif yang melakukan editing dengan sangat teliti; Sdr.
Hendra Kurniawan yang melakukan editing gambar sampul menjadi lebih menarik;
Sdr. Saeful Bahri serta semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini.
IX
X | Ilmu Bedah Vaskular |
Akhir kata, penulis selalu terbuka untuk berkomunikasi dengan para pembaca yang
memberikan saran atau kritik dalam usaha membantu meningkatkan kualitas tulisan ini.
X
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | XI
Daftar Isi
Kata Pengantar ......................................... XV
Daftar Isi ............................................. XVII
XI
XII | Ilmu Bedah Vaskular |
XII
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | XIII
XIII
XIV | Ilmu Bedah Vaskular |
XIV
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | XV
XV
XVI | Ilmu Bedah Vaskular |
XVI
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | XVII
XVII
| Sejarah Ilmu Bedah Vaskular | 1
Bab 1
Sejarah Ilmu
Bedah Vaskular
“Sejarah berguna untuk hidup lebih baik.”
sehingga upaya menghentikan perdarahan akibat luka pada arteri selalu diatasi dengan
melakukan ligasi arteri. Barulah pada tahun 1877 N. Schultz melakukan eksperimen
penjahitan luka kecil pada arteri tanpa menimbulkan penyumbatan trombus.
Pada tahun yang sama Nicolai V. Eck, seorang ahli berkebangsaan Rusia, berhasil
melakukan anastomosis lateral (side to side) vena porta dengan vena cava inferior
pada anjing untuk mengurangi ascites; keberhasilan inilah yang agaknya menarik
perhatian para ahli untuk melakukan lebih banyak riset bedah untuk mengatasi trauma
pembuluh darah, yang bersamaan dengan kemajuan dalam pengetahuan asepsis.1, 2, 3,
4
Pada tahun 1882, Schede berhasil melakukan penjahitan arteri femoralis yang robek
akibat kekeliruan operasi. Rudolph Matas, seorang dokter spesialis bedah
berkebangsaan Amerika, pada tahun 1888 berhasil melakukan penjahitan pada
anerisma arteri brachialis.1, 2, 3, 4 Tahun 1895, John Benyamin Murphy, seorang ahli
berkebangsaan Amerika, berhasil melakukan anastomosis arteri femoralis
menggunakan beberapa jahitan matras memakai benang terbuat dari sutra (silk).3
Selanjutnya pada tahun 1896 Glûck berhasil melakukan eksperimen transplantasi arteri
untuk pertama kali.3 Pada tahun yang sama Ludwig Rehn berhasil mereparasi luka
laserasi pada jantung, maka dimulailah era bedah jantung.2 Tahun 1899, Hermann
Kummel, dokter bedah berkebangsaan Jerman, yang diketahui untuk pertama kali
melakukan anastomosis end to end pada arteri manusia. Pada tahun 1903, Alexis
Carrel mengembangkan teknik anastomosis end to end pada arteri, dan juga pada
vena, dengan teknik jahitan kontinu, tetapi tidak menimbulkan penyempitan lumen
(tanpa purse string effect). Metode baru penjahitan dan transplantasi pembuluh darah
tersebut menyebabkannya memenangkan hadiah Nobel pada tahun 1912.1, 2, 3, 4 Alexis
Carrel (1873–1944) adalah seorang ahli bedah Perancis yang belajar di Lyon. Ia tertarik
untuk mempelajari reparasi kerusakan pembuluh darah dan mendalami riset di bidang
bedah vaskular. Perhatiannya semakin kuat ketika tidak berhasil mengatasi trauma
tusuk pada vena porta Presiden Perancis Sadi Carnot yang menjadi korban pembunuhan
(1894). Tulisan yang merupakan pernyataan ilmiah hasil risetnya dari Alexis Carrel
bersama Charles C. Guthrie pada tahun 1906, yang masih berlaku satu abad setelahnya,
adalah:
... Pembuluh darah harus diperlakukan dengan halus dan hati-hati, dan endotelium
harus dicegah dari kekeringan dengan membasahi memakai larutan garam
isotonis. Dilarang menggunakan klem logam yang traumatis. Anastomosis harus
dilakukan dengan aproksimasi yang akurat tanpa invaginasi ujung-ujungnya.
Penjahitan harus menggunakan jarum halus. Stenosis dan oklusi terjadi
disebabkan oleh kesalahan teknik. Pembuluh darah dapat disimpan dalam suhu
dingin dalam waktu lama untuk keperluan transplantasi (1910)....