Anda di halaman 1dari 97

KEDARURATAN ONKOLOGI

dr. Denny Rifsal Siregar, Sp.B(K)Onk, M.Kes

Divisi Bedah Onkologi


FK USU/RS HAM MEDAN
PENDAHULUAN

Keadaan gawat darurat merupakan keadaan yang dapat


mengancam nyawa dan memerlukan pertolongan segera.

Semua kejadian akut dan mengancam jiwa pasien kanker sebagai


akibat langsung maupun tak langsung dari penyakit kanker yang
dideritanya atau dari terapinya

Keadaan gawat darurat di bidang onkologi dapat dikelompokkan


menjadi Non-Metabolik dan Metabolik
Non Metabolik

SISTEM
SISTEM PERNAPASAN SISTEM SARAF
KARDIOVASKULAR

SISTEM SALURAN KEMIH SISTEM SALURAN CERNA SISTEM HEMATOPOETIK


KEDARURATAN PERNAPASAN
SISTEM PERNAPASAN

1. Sumbatan Airway

Etiologi : Neoplasma primer pada trachea, kanker kepala dan leher, Ca.
Bronchogenik, Invasi trakea oleh ca paru atau ca tyroid

Klinis : Dispneu, batuk dan hemoptysis


Diagnosa : Dapat melalui thoraks foto, CT scan, MRI. Dengan broncoscopy dapat
dipergunakan sebagai diagnostik maupun sebagai terapi

Terapi : Tergantung pada tempat sumbatannya. Dapat dilakukan


trakeostomi Terapi adjuvannya diberikan antibiotic dan
cortikosteroid
SISTEM PERNAPASAN

2. Obstruksi

Etiologi
■ Pertumbuhan tumor
– Pendorongan
– Infiltrasi
– Tumbuh primer
■ Komplikasi operasi
– Tracheomalacia
Sering pada lymphoma maligna, thymus, Ca tyroid, Ca larynx
– Haematoma
Pada operasi besar daerah leher : RND dll
Diagnosa

■ Adanya tumor dileher atau pasca operasi


■ Dispneu
■ Stridor inspiratoir
■ Wheezing, batuk-batuk

Ro
■ Foto leher AP/L
■ Endoscopy (?)
Terapi

■ Bersihkan jalan napas (mucolitic + O2)


■ Intubasi
■ Krikotirotomi
■ Trakheostomi
SISTEM PERNAPASAN

. 3Hemoptysis

Etiologi : Infeksi: Bakteri, virus, dan jamur


Inflamasi: Bronkitis
Trauma
Neoplasma: Ca. Bronkogenik
Klinis : Darah pada sputum atau pendarahan yang massif
Diagnosa : Dengan pemeriksaan mikroskopik dan sampel dari sputum Hemoptisis
yang masif bila (>600 ml darah dalam 24 jam)

Terapi : Non-spesifik: Bed rest, O2, IV line, transfusi darah


Spesifik: Mencari tempat pendarahan dengan bronkoskopi dan
intubasi yang selektf kedalam paru yang sehat
HEMOTIPSIS MASIF (Busroh,1978)

- Hemotipsis  Ekspektorasi darah atau dahak bercampur darah yang berasal


dari saluran pernapasan bawah dan parenkim paru
- Batuk darah 600ml dalam 24 jam
- Batuk darah volume antara 250-600 ml/24 jam pada pasien dengan kadar
Hb<10g/dL dan masih terus berlangsung
- Batuk darah volume antara 250-600 ml/24 jam pada pasien kadar Hb>10 g/dL
dalam pengamatan 48 jam masih belum berhenti
TATALAKSANA HEMOTIPSIS MASIF

o Menjaga jalan napas dan resusitasi cairan


o Investigasi sumber/penyebab pendarahan  Bronkoskopi untuk diagnosis dan terapi
menghentikan pendarahan
o Segera memberikan terapi untuk menghentikan pendarahan  Terapi definitive (reaksi
segmen paru yang mengalami pendarahan)

Bila pasien tidak bisa dioperasi:


• Tampon dengan fogarty balon catheter
• Arteriografi dengan embolisasi arteri bronkial
• radiasi
SISTEM PERNAPASAN

4. Dyspnea

Etiologi : Paru paru merupakan tempat metastasis ca yang tersering, yang


digambarkan sebagai nodul pada paru-paru. Penyebaran tumor
melalui sistem limfatik dapat menyebabkan fibrotic
Klinis : Batuk yang tidak berdarah dan hipoksia
Diagnosa : Dapat melalui thoraks foto, CT scan, MRI
Terapi : O2, prednisone dan kemoterapi untuk penyakit parunya
EMBOLI PARU
Penyebab utama:

Invasi sel tumor ke pembuluh darah

Obstruksi aliran darah vena akibat tumor dan pembedahan

Bila tidak segera dikenali dan diatasi  mortalitas sampai 30%


DIAGNOSA EMBOLI PARU

Tanda tersering: hipotensi, hipoksemia akut

Gold standart  Angiografi Pulmonal


SISTEM PERNAPASAN

5. Efusi Pleura Maligna

Etiologi : karena peningkatan permeabilitas kapiler dari proses inflamasi


atau kerusakan dari endotel atau obstruksi limfatik karena tumor

Klinis : dyspnea, batuk, nyeri dada yang tidak spesifik namun ada juga yang
tanpa gejala
Diagnosa : Dari pemerisaan fisik dan imaging (thoraks foto dan CT scan)
Prosedur invasive (thorakosintesis)
Terapi : Thorakosintesis hanya untuk mengeluarkan sedikit cairan
CTT ( Chest Tube Thoracotomi ) untuk efusi pleura yang banyak
dan berulang.
Pleurodesis Kemoterapi atau radioterapi pada kanker penyebab
TATALAKSANA EMBOLI PARU

Intubasi dan ventilasi


Oksigen
mekanik bila perlu

Prognosis buruk bila terjadi


Cairan IV dilanjutkan dengan
hipotensi, hipoksemia berat,
vasopressor bila pasien tetap
aritmia, penurunan
hipotensi
kesadaran,atau henti jantung
Penyebab
■ Metastasis pleura
– Ca Mamma
– Ca paru
– Lymphoma
■ Obstruksi system lymphatic oleh karena pertumbuhan tumor di mediastinum
■ Pada ascites yang masif dan gagal jantung
■ Klinis
– Sesak napas yang progresif, redup pada perkusi, bising napas menurun/hilang pada hemitorax
ipsilat.
■ Thorax Foto
– Cairan intra plural (posisi tegak)
Pleurodesis
■ Dilakukan bila produksi drain < 100 mL
■ Instilasi lidocaine (Xylocaine, 3 mg/kg or up to 250 mg) melalui drain +
analgetik + sedatif
1. Bleomycin (60 U in 50 mL of dextrose 5%)
2. Talc (5 g suspended in 100 mL of normal saline)
■ Pasien disarankan tidur miring kakan dan kiri
■ Setelah 1 - 2 jam kemudian drain diklem
■ Setelah 24 jam drain dilepas
■ Terapi pada tumor primer dapat mengurangi pleural effusion
KEDARURATAN KARDIOVASKULAR
SISTEM KARDIOVASKULAR

1. Perikardial Tamponade

Etiologi : Dapat berupa primer dari tumor pericardial ataupun dari obstuksi
vena dan limfatik (dari ca mamae dan ca paru)

Klinis : Nyeri dada, dispneu dan anxietas


Diagnosa : Non Invasif: Melalui pemeriksaan fisik Thoraks foto, EKG, CT scan dan
MRI
Infasif: Dengan parakardiosintesis dengan guiding USG
Terapi : Non Spesifik: Pericardiosintesis
Spesifik: Kemoterapi dan radioterapi
SISTEM KARDIOVASKULAR

2. Sindrom Vena Cava


Superior

Etiologi : Keganasan Kanker paru (65%). Keganasan mediastinal primer


lainnya (10%) seperti thymoma dan germ cell tumor, metastase
(terutama dari ca mamae).
Patogenesis : Obstruksi dan trombosis Pertumbuhan tumor di mediastinum menekan
VCS sehingga collaps.

Klinis : Gejala tersering adalah mengeluh sesak napas (63%), wajah dan leher
bengkak (50%),
Diagnosa : Umumnya ditemukan distensi vena
Foto thoraks,CT scan dada, Diagnosis histologis
Terapi : Suportif, Stenting, Radioterapi, Dekompresi
Sindrom Vena Kava Superior

Anamnesis Pemeriksaan Fisik

• Sesak napas (63%)


• Sensasi penuh di kepala dan • Distensi vena leher (66%)
bengkak wajah ( 50%) • Distensi vena dinding dada (54%)
• Batuk (24%) • Edema wajah (46%)
• Bengkak lengan (18%) • Plethora (19%)
• Nyeri dada (15%) • Sianosis (19%)
• Disfagia (9%)
Sindrom Vena Kava Superior

Ekspresi klinis obstruksi aliran darah yang melalui vena kava superior

Pembuluh utama untuk drainasi darah vena dari kepala , leher, ektremitas atas, dan toraks atas

Lokasi: mediastinum tengah, dikelilingi oleh struktur yang relatif rigid (sternum, trakea, bronkus
kanan, aorta, arteri pulmoner, KGB perhiler dan paratrakea)

Berdinding tipis, mudah tertekan, dan rentan terhadap proses space-occupying di sekitarnya

HOW? Pembuluh darah tertekan, terinvasi, atau tersumbat akibat proses di


(bagaimana mediastinum superior
terjadinya?)

Paling sering keganasan, selain itu: trombosis akibat kateter vena


WHAT? sentral dan pacu jantung.
(apa penyebabnya?) Keganasan Kanker paru (small cell, karsinoma sel skuamosa), limfoma
di mediastinum, timoma, metastasis kanker payudara
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Identifikasi klinis sederhana karena gejala dan tanda khas dan tidak mungkin salah

Foto toraks: terdapat massa pada kebanyakan pasien Abnormalitas paling sering: pelebaran
mediastinal superior dan efusi pleura

CT: lebih detail (CT phlebography memberi informasi lokasi, luas obstruksi , dan status kolateral)

Sitologi: sitologi sputum (menegakkan diagnosis pada 50% pasien), sitologi dari bronkoskopi dan
transbronchial needle aspiration, torakosentesis

Biopsi: biopsi KGB, biopsi sumsum tulang, mediastinoskopi, percutaneous transthoracic CT-guided
fine-needle biopsy, biopsi torakoskopi/torakotomi
KEDARURATAN SISTEM SARAF
Peningkatan Tekanan
Intrakranial

Komplikasi neurologis yang umum pada pasien dengan kanker yang melibatkan sistem saraf

Etiologi tersering: metastasis serebral yang besar (>> ca paru 18-65%, dan melanoma 10-40%)

Faktor risiko: koagulopati (risiko perdarahan subdural), immunocompromise (risiko infeksi


jamur/bakteri SSP), dll

“Increase in the volume of one compartment is at the expense of the other two”.
(

Monro-Kellie hypothesis)
MANIFESTASI KLINIS

Sakit kepala (Keluhan tersering); berat, resisten terhadap analgetik biasa, paling
berat saat bangun pagi

mual dan muntah

defisit neurologis

Terapi
✓ Elevasi kepala dan badan bagian atas
✓ Kortikosteroid  efektif untuk manajemen awal (dexamethasone)
✓ Diuretik Osmosis (mannitol/glycerol)

+ Terapi spesifik untuk penyakit dasar


Mannitol Dexametason

Inisial : 0,25-2gr/KgBB/>20 mnt/iv Inisial : 10 mg/iv


Maintenance : 0,25-1gr/KgBB/6-8 Maintenance : 4-5mg/4-6 jam/hari/iv
jam/hari/iv Tappering off : Hari ke-2-4
Berhenti : hari ke-5-7
KOMPRESI MEDULA SPINAL
MSCC (Malignant spinal cord compression)

Diagnostic challenge; terutama pada pasien tanpa riwayat


kanker (keluhan sakit punggung sangat umum

• Salah satu komplikasi neurologis yang paling merusak, terjadi pada 5-10% pasien dengan
kanker
• Mayoritas kasus akibat metastasis spinal dengan perluasan ke ruang epidural (>> kanker
payudara, prostat, paru, dan limfoma
• Manifestasi klinis awal yang paling sering: NYERI  dalam hitungan minggu, terjadi
gangguan neurologis dan irreversible bila terapi tidak dimulai segera
• Pemeriksaan penunjang : MRI vertebra  paling sensitif
• Terapi: KORTIKOSTEROID; harus dimulai segera pada suspek MSCC  analgetik, ↓
edema vasogenik  mencegah kerusakan spinal cord lebih lanjut akibat penurunan perfusi.
• Terapi lain: RADIOTERAPI (respon tergantung histologi tumor)
KEDARURATAN SALURAN KEMIH
SISTEM SALURAN KEMIH

1. Pendarahan Saluran Kemih

Etiologi : Tumor primer atau sistitis


Klinis : Gross hematuria
Diagnosa : Urinalisa, USG, Sitoskopi
Terapi : Pembilasan buli

2. Obstruksi Uropati

Etiologi : Penekanan tumor


Klinis : nyeri pinggang, mual, muntah
Diagnosa : foto polos dan uretrografi
Terapi : diversi urine
KEDARURATAN SALURAN CERNA
GIT/EMERGENCY ABDOMINAL

Obstruksi saluran
Perforasi
pencernaan

Perdarahan Ascites
SISTEM SALURAN PENCERNAAN

1. Obstruksi

Etiologi : Tergantung organ bisa di gaster sp ke colon


Klinis : Mual muntah obstipasi
Diagnosa : Endoskopi, preparat barium
Terapi : Dekompresi, resusitasi cairan, gastrostomi maupun colostomy

2. Pendarahan

Etiologi : Umumnya oleh non keganasan


Klinis : Hematemesis, melena
Diagnosa : Endoskopi, kolonoskopi
Terapi : Resusitasi cairan, tindakan pembedahan
KEDARURATAN HEMATOPOETIK
SISTEM HEMATOPOETIK

Pendarahan Trombositopenia

Hemoptisis masif Epistaksis


SISTEM HEMATOPOETIK

1. Pendarahan

Abnormalitas
Gangguan Efek samping
struktur
hemostasis terapi
sistem organ
SISTEM HEMATOPOETIK

2. Trombositopenia

❑ Penyebab utama perdarahan yang mengancam jiwa pasien kanker


❑ Penyebab : Invasi tumor ke sumsum tulang, Kemoterapi, Radiasi,
Autoimun
❑ Resiko fatal : Trombosit < /mm3
❑ Pasien dengan perdarahan spontan dan hitung trombosit 20.000-
50.000/mm3  infus platelet
Metabolik

HIPERKALSEMIA TUMOR LISIS SINDROM

LACTIC ASIDOSIS HIPOGLIKEMIA


HIPERKALSEMIA

Dapat terjadi primer maupun sekunder


Gejala: fatique, konstipasi, nausea dan poliuria. Gejala lanjut terjadi stupor bahkan
koma.

Pendapat lama mengatakan hiperkalsemia sekunder pada kanker dihubungkan


dengan ada tidaknya destruksi pada tulang oleh sel kanker (lokal osteolitik
hiperkalsemia), Namun bukti sekarang menunjukan bahwa hiperkalsemi terjadi
akibat adanya mediasi oleh faktor yang dilepaskan oleh sel kanker yang
menyebabkan resorbsi kalsium tulang.
Terapi secara langsung ditujukan untuk menurunkan kadar kalsium serum
dengan cara meningkatkan ekskresi kalsium melalui urine atau menurunkan
resorbsi kalsium tulang dengan cara menghambat osteoclast.
Untuk pasien dengan kadar kalsium ≥ 15 mg/dl atau dengan gejala yang
berat dapat diberi tambahan calcitonin (8 u/kg i.m. tiap 6 jam selama 2-3
hari) untuk menghasilkan suatu hipokalsemia akut. Kortikosteroid dapat
diberikan bila penyakit dasarnya respon terhadap steroid.
TUMOR LYSIS SYNDROME

■ Leukemia - ALL
■ Lymphoma - Burkitt’s
■ High tumor burden
■ High LDH
■ Fast growing tumors
■ Start of therapy
Ditandai dengan:

Hiperosfatemia &
Hiperuricemia Hiperkalemia
Hipokalsemia
LACTIC ASIDOSIS

❑ Tipe A terjadi dari kegagalan mengirim oksigen ke jaringan perifer, dan


umumnya terlihat pada keadaan sepsis dan syok. Tipe B dihubungkan dengan
keadaan berbagai penyakit seperti diabetes, gagal ginjal, hepar, infeksi dan
kanker.

❑ Keadaan ini ditandai dengan turunnya pH arteri (< 7,37) sekunder dari
penumpukan laktat di dalam darah (> 2mEq/L).
HIPOGLIKEMIA

Paling sering terjadi pada tumor insulin producting islet cell. Pada
tumor non insulin producting islet cell terjadi pada tumor
mesenkim (fibrosarcoma, leiomyoma, rhabdomyosarcoma,
liposarcoma, mesothelioma). Gejala klasik hipoglikemia
(kelemahan, pusing, diaporesis,dan mual)
Mekanisme terjadinya hipoglikemia yang berhubungan dengan kanker diajukan
sebagai berikut:

▪ Sekresi dari insulin like substance

▪ Konsumsi glukosa oleh sel tumor yang melampaui produksinya di heparKegagalan


dari mekanisme counterregulation yang mencegah terjadinya hipoglikemia (seperti
reduksi dari kadar growth hormon)

▪ Percepatan penggunaan glukosa oleh tumor yang besar mungkin juga berhubungan
dengan hipoglikemia pada tumor. Diperkirakan bahwa 1 kg tumor menggunakan
mg glukosa per hari. Dengan kemampuan hepar memproduksi glukosa 700 mg per
hari

▪ Terapi : Pemberian glukagon secara infus kontinua menggunakan pompa portable


memberikan hasil yang memuaskan.
TERIMA KASIH
KEDARURATAN
ONKOLOGI
TUJUAN

Mengetahui dan memahami Kedaruratan dan Onkologi

Mengetahui dan dapat mengupayakan / melakukan terapi

Mengetahui dan mengerti upaya pencegahan


Kedaruratan dalam Onkologi dapat disebabkan oleh
(Oncologic Emergency)

■ Proses infiltrasi tumor (biasanya pada stadium lanjut)


■ Tumor lysis syndrome
■ Terapi tumor yang diberikan
– Operasi
– Khemoterapi
Permasalahan yang ada :
▪ Life saving dan prevent disability
▪ Kanker dalam stadium lanjut

Sangat penting :

▪ Menegakkan diagnosis
▪ Pengobatan yang cepat dan tepat adekuat
Berbagai Kondisi Kedaruratan dalam Onkologi

1. Vena Cava Superior Syndrome (VCSS)

2. Kompresi Medula Spinalis

3. Peningkatan Tekanan Intrakranial

4. Kedaruratan Tractus Respiratorius: Pleural Effusion, Obstruksi jalan napas bagian atas

5. GIT/Emergency abdominal: Obstruksi, Perforasi, Ascites (massive)

6. Infeksi

7. Metabolic Emergency: Hiperkalcemia, Tumor lysis syndroma


Superior Vena Syndrome

■ Emergency atau semi emergency


■ 80% disebabkan oleh proses keganasan
■ 3-8% dari ca paru dan lymphoma dapat mengakibatkan ini.
■ Masa tumor atau pembesaran KGB intra mediastinum,menekan atau
menginvasi syst venous (VC)  menghambat aliran balik dari kepala
leher dan torak bagian atas termasuk lengan.
Etiologi
VCSS terjadi pada :

75% - Bronchogenic Carcinoma


15% - Lymphoma
7% - Metastasis dari tumor primer lain
(Ca mamma,Ca testis dll)
3% - Proses Jinak
Diagnosis

Keluhan Tanda klinis Radiologis


Signs

■ Dilatasi vena cervica facial 66%


■ Dilatasi vena thoracal 54%
■ Edema wajah 40%
■ Cyanotic 20%
■ Plethora muka 19%
■ Edema lengan 14%
Symptoms

■ Sesak napas 63%


■ Edema muka dan kepala 50%
■ Batuk-batuk 24%
■ Nyeri dada 15%
■ Dysphagia (susah makan) 9%
Sign and Symptom
Treatment

■ Radiasi (90%) : 300-400 cgy 2-4 diikuti 200 cgy/hari  total dose 3000-3500
cgy
■ Chemotherapy : tergantung responsi tumor primer th op khemoterapi
■ Pembedahan (?) tidak memberikan hasil
■ Obat-obat : diuretic dan steroid untuk menghilangkan odema.
Kompresi Medula Spinalis

Penyebab:
■ Tumor tulang atau jaringan sekitar menekan langsung durameter.
■ Kerusakan vertebra atau bagian2nya penekanan/penyempitan medula
spinalis atau radix.
■ Penekanan medula spinalis tidak nyeri penekanan radix spinalis  nyeri
radi kanker yg hebat
Jenis keganasan penyebab yang sering:

ca paru, ca mamma, prostat, lymphoma, melanoma, sarkoma, unknown primary


❑ v. cervicalis  10%
❑ v. thorakal  70%
❑ v.lumbasacral  20%
Keluhan-Keluhan:

■ Nyeri punggung/pinggang (90%) setinggi vertebra terkena


■ Paraestesia
■ Disfungsi kandung kemih dan usus
■ Kekakuan daerah leher
■ Kekakuan ekstremitas
■ Reflek kulit perut menurun.
■ Paraparesis
■ Sphincter disfungsion
Diagnosis

■ Pemeriksaan fisik dan neurologik yang cermat


■ Myelography : menentukan lokasi penekanan (CT myelography) dan
besarnya tumor yang menyebabkan.
■ MRI
■ Bone scintigraphy
Treatment

■ Kortikosteroid harus segera diberikan.


- facilitate pain management
- reduce vasogenic cord edema
- prevent additional damage to the spinal cord from decreased
perfusion.
Dosages of up to 10 mg every 6
■ Bila keluhan/gejala progrtesif  laminektomi + radiasi
■ Keluhan lambat dan radiosensitive  radiasi
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL

■ Biasanya akibat metastase otak


■ Metastasis otak ditemukan 20% dari penderita mati karena kanker yang
diotopsi
■ Metastasis otak berasal dari :
– ca paru 25-35%
– ca mamma 20%
– malignant melanoma 10%
– hipernephroma 5-10%
– GIT 5%
Diagnosis

■ Peninggian tek.intra cranial  sukar dibedakan dari


penyebab lain.
■ Sakit kepala,terutama pagi ditambah muntah dan mual.
■ Penglihatan kabur,diplopia dan gejala penglihatan lain.
■ Focal symptom tergantung area otak yang terkena atau rusak.
■ Ro CT :
– lesi jelas kelihatan apabila di kortex
– pelebaran system vembrikel
– odema luas sekitar lesi metastasis (patognomonis)
Head CT-Scan
Treatment

■ Elevasi kepala ringan


■ Analgesik/antipiretik
■ Radiasi  terapi utama dosis 4000-5000cgy selama 4-5
minggu
■ Steroid u/ edema dexamethason 4 x 5-10 mg/hari
■ Manitol  1,5-2gr/kgBB/hari, 30-60 menit
■ External ventriculotomy (ICPdrain)
■ Internal ventriculomy (VP-Shunting)
■ Tumor soliter  mungkin operasi
KEDARURATAN TRAKTUS RESPIRATARIUS

Sumbatan jalan nafas


Pleural Effusian
bagian atas
Problematik Trakheostomi

■ Timing
■ Trakheostomi terpaksa menembus masa tumor
■ Perawatan post operatif diruangan
Obstruksi GIT

Penyebab:
■ Tumor primer pada saluran cerna termasuk limfoma.
■ Metastasis peritoneal misalnya pada ca ovarium yang menyebabkan
perlengketan-perlengketan. (peritoneal carsinomatosis)
■ Gejala : adalah gejala obstruksi yang sesuai dengan letak obstruksi apakah
letak rendah atau letak tinggi.
Diagnosis

■ Gejala klinis tanda-tanda obstruksi/ileus atau akibat obstruksi seperti dehidrasi dan
asidosis.
■ Rontgenologis : plain foto abdomen dua posisi yang dapat memperlihatkan pelebaran
usus-usus dan adanya air fluid level.
Treatment

■ Rehidrasi dan elektrolit koreksi


■ Sementara pasang nasogastrik tube untuk dekompresi
■ Release obstruksi dengan operasi dapat berupa :
– kolostomi
– bypass atau
– operasi definitif
✓ Tergantung keadaan penderita,jenis tumor dan stadium serta persiapan
peralatan waktu itu.
✓ Terapi definitive untuk kankernya dilakukan sekaligus jika
memungkinkan.
Perforasi

Disebabkan oleh :
■ Nekrosis tumor sendiri dalam perjalanan penyakitnya, atau disebabkan
oleh keadaan obstruksi nya
■ Akibat terapi radiasi atau khemoterapi yang diberikan.
Prinsip mengatasi keadaan ini sama dengan perforasi akibat lain,disamping
pengobatan tumor primernya

■ perbaiki keadaan umum


■ melakukan operasi berupa reseksi bagian perforasi dengan berikut
tumornya yang umumnya bersifat paliatif saja. Jenis operasinya
tergantung dari jenis tumor, stadiumnya dan lokasi sumbatan.

✓ Pada keadaan yang berat terkadang sukar untuk berbuat sesuatu.


Ascites

Etiology
■ Akibat “ peritoneal carcinomatosis “
■ Biasanya terjadi pada ca ovarium,ca mamma atau keganasan
gastrointestinal
■ Eksudasi dari cairan intra peritoneal akibat implantasi sel tumor pada
peritonem atau akibat obstruksi system lymphatic sub diafragma
■ Pada yang masif merupakan keadaan yang mengancam.
Diagnosis

■ Tumor primernya diketahui


■ adanya cairan intra abdominal,perut membuncit (Shifting dullness)
■ keluhan penuh dan tidak enak dapat disertai anorexia,nausia dan gangguan
pernafasan
■ keganasan dibuktikan dengan pemeriksaan cytology cairan ascites.
Treatment

■ Mengobati tumor primernya


■ Paracentisis hanya mengurangi keluhan,dan ini bukan terapi, karena
cairan ascites biasanya segera dapat terakumulasi kembali
■ Pada kasus yang jarang dilakukan “peritoneovenous shunting “ (Hoekstra)
INFEKSI

■ Penderita kanker termasuk dalam kasus immunocompromised


■ Infeksi sangat mudah terjadi pada penderita kanker
■ Apabila leukosit pada darah tepi < 1000/mm3, keadaan ini sangat
berbahaya
Faktor predisposisi untuk terjadinya infeksi :
■ Umum
– Usia tua, alkoholisme, perokok berat, diabetes mellitus, defisiensi imunitas
Congenital atau yang didapat.

■ Khusus
1. Rusaknya natural barier (ulserasi pada kulit atau mukosa)
2. Adanya obstruksi pada GIT, traktus respiratorius atau saluran kemih.
3. Radiasi
4. Sitostatik
5. Defisiensi imunitas berupa : neutropenia,defek pada t.limfosit monocleus fagosit, penurunan
B cell lymphosite.
6. Pembedahan terutama yang ekstensif.
Jenis-jenis mikroorganisme :

INFEKSI
INFEKSI JAMUR INFEKSI VIRAL
BAKTERIAL
Diagnosis

■ Demam pada penderita kanker,dengan hitung lekosit rendah (leukopenia


berat)
■ Diagnosis dini tumor fever hanya jika infeksi sudah benar-benar
disingkirkan
Treatment

1. Antibiotika broadspektrum harus segera diberikan,apabila kultur


resistensi test sudah ada. Umumnya infeksi bacterial pada penderita
kanker adalah oleh karena gram Negatif(echerichiacolli, pseudoimonas
aeroginosa, klebsiella, pneumonia, enterobakter, proteus, siresia
marcesseus).
2. Pemberian transfusi granulosit dipertimbangkan bila granulositopenia
tidak ada Perbaikan dalam beberapa hari.

Apabila demamnya persistent,kultur negatif dan sudah menerima antibiotika yang


adekwat maka pikirkan infeksi disebabkan oleh jamur atau parasit atau
tuberkulosis.
EMERGENCY METABOLIK

TUMOR LISIS SINDROM

HIPERKALSEMIA
Ditandai dengan:

Hiperuricemia Hiperkalemia Hiperosfatemia Hipokalsemia


Treatment

Allopurinol

Hydration - 2 times maintenance, without


potassium

Dialysis if needed
■ Recommended dose:
- PO: 100 mg/m2/dose TID (max 800 mg/day)
- IV: 200 mg/m2/day in 1-3 divided doses, each infused over 60 minutes
■ 20 mg IV lasix
■ 1 amp D50
■ 10 units regular insulin
HIPERKALSEMIA

Hiperkalsemia adalah keadaan kadar kalsium dalam darah yang


meningkat.Keadaan ini dapat disebabkan oleh metastasis tulang yang massif :
sering terjadi pada Ca mamma lanjut,Ca paru,multiple myeloma,renal cell ca
Gejala-gejala

■ Nausea,muntah,konstipasi,poliuri
■ Kelelahan,gelisah sampai koma

✓ Harus dicurigai keadaan hiperkalsemia pada penderita kanker,yang


kelihatan gelisah sampai comatous
✓ Diagnosis pasti dibuat dengan pemeriksaan kadar kalsium darah
Pengobatan

❖ Rehidrasi untuk mengembalikan volume darah dan meningkatkan


glomerular filtrasi agar terjadi ekskresi Ca.
❖ Diberikan diuretic agar ekskresi Ca bertambah.
❖ Beri mithromycin 25 mg/kg untuk forced diuresis terapi.
❖ Kontrol jangka panjang :
o Oral fosfat
o Diit rendah Ca
o Glucocortiroid
o Prostaglandin antagonist
Kesimpulan

Dalam perjalanan penyakit kanker dan penatalaksanaannya, dapat terjadi


keadaan yang dinamakan kedaruratan dalam onkologi

Perlu kecermatan dalam menegakkan diagnosis kedaruratan dalam onkologi


ini dan memerlukan terapi yang cepat, tepat dan adekuat dalam upaya “life
saving dan prevent disability”
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai