THROMBOSIS
Oleh : Mahdy Alief Adhiguna
Epidemiologi :
• Insidensi 50 per 100.000 orang per tahun (AS dan Eropa)
• Meningkat sesuai umur. <15 tahun : 1 per 10.000-20.000 , >70 tahun :
1 per 1000
• 20% terjadi pada pasien setelah prosedur bedah
• Kematian terjadi pada 6% kasus dalam 1 bulan setelah diagnosis
Pathogenesis
Injury cytokines
dilepaskan sebagai
Virchow’s akibat kerusakan
Triad jaringan & proses
Inflamasi.
Statis Vena
trombosis lokal Hiperkoagulabilitas
pembekuan darah ↑aktifitas pembekuan
terbentuknya darah / ↓aktifitas
trombin. fibrinolisis.
Risk factors
SITES
Pada kebanyakan
DVT bersifat distal, muncul di bagian :
LABORATORIUM :
• Complete blood count
• Primary coagulation studies : PT, APTT, INR (useful for guiding the
management of patients with known DVT who are on warfarin)
• Renal function test and electrolytes
• Liver function test
DIAGNOSIS
Pemeriksaan laboratorium : ↑ kadar D-dimer dan ↓ antitrombin (AT).
• D-dimer = produk degradasi fibrin.
• Pemeriksaan D-dimer dapat dilakukan dengan ELISA / latex agglutination
assay.
• D-dimer <0,5 mg/ mL dapat menyingkirkan diagnosis DVT.
• Pemeriksaan ini sensitif tetapi tidak spesifik X test tunggal
False-positive D-dimers :
• Pembedahan atau trauma yang baru terjadi (dalam 10 hari).
• infark miokard atau stroke baru-baru ini, infeksi akut
• disseminated intravascular coagulation,
• kehamilan atau baru melahirkan,
• active collagen vascular disease, atau kanker metastasis
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
DUPLEX ULTRA
SOUND (DUS)
DVT pada ekstremitas bawah dapat
Umum digunakan untuk deteksi DVT infrainguinal. didiagnosis dengan temuan DUS
DUS sebagai berikut:
• Memvisualisasikan anatomi vena secara non-invasif, • Aliran darah yang tidak spontan
• Mendeteksi segmen vena yang tersumbat dan sebagian • Vena tidak dapat terkompresi
tersumbat, • Lumen vena tidak terisi warna
• Menunjukkan karakteristik aliran fisiologis • Tidak ada variasi aliran darah
• Distensi vena
Keuntungan
Membantu membedakan trombosis vena dari hematoma, Baker cys, abses, & penyebab lain.
Kerugian
Trombi vena proksimal ke ligamentum inguinalis sulit divisualisasikan
Trombus Non Oklusi
Tidak dapat membedakan antara gumpalan lama dan baru
DIAGNOSIS
Magnetic Resonance
Venography
• Prinsip : membandingkan resonansi magnetik antara daerah &
aliran darah vena lancar dengan yang tersumbat bekuan darah.
• Diagnosis
- venous duplex (identify Acute DVT, Location DVT)
- CT (identify thrombus is pelvic veins / IVC, underlying
malignancy)
COMPLICATIONS
PHLEGMASIA CERULEA DOLENS
( painful blue leg )
• Epidemiology
Life & limb‑threatening condition with an overall
mortality rate of 20%–40% + 30-50% Limb Amputation rate
Rare form of massive proximal (e.g.,
iliofemoral) < 1%
• Etiologi
Malignancy (50%), femoral vein catheterization, HIT,
antiphospholipid antibody Syndrome, surgery, heart failure,
and pregnancy.
COMPLICATIONS • Pathophysiology
• Diagnosis
- Venous duplex to confirm the diagnosis and localize the
thrombus (purpose of intervention)
- Contrast enchanced CT to identify centrally located and
pelvic thrombus
PCD
- EMERGENCY
- PATIENT IS GOING TO THE OR FOR SURGICAL VENOUS
THROMBECTOMY
MANAGEMENT
Tujuan tatalaksana DVT fase akut
1. Menghentikan bertambahnya trombus
2. Membatasi edema yg progresif
3. Melisis & membuang bekuan darah, mencegah disfungsi vena / sindrom pasca-
trombosis
4. Mencegah terjadinya emboli
Non Farmakologi
Istirahat di tempat tidur (bedrest), meninggikan posisi kaki.
Hindari pergerakan berlebihan tungkai yang DVT.
Perubahan gaya hidup sehat.
Compression stocking, tekanan kira-kira 40 mmHg selama
kurang lebih 2 tahun dimulai 2-3 minggu ketika diagnosis DVT.
MANAGEMENT
Antitrombotic agent
Unfractionated Heparin (UFH)
Low molecular weight heparin (LMWH)
Pentasakarida sintetis (Fondaparinux)
Direct Thrombin Inhibitor (DTI)
Vit. K antagonist
Unfractionated Heparin (UH)
• UH berdasarkan berat badan & dosisnya dititrasi
berdasarkan nilai Activated Partial Thromboplastin
Time (APTT).
• Nilai APTT 1,5 - 2,5 kontrol.
• Mekanisme kerja
1) ↑ kerja antitrombin III sbg inhibitor faktor
pembekuan,
2) Melepaskan tissue factor pathway inhibitor (TFPI)
dari dinding pembuluh darah.
• Bolus 80 IU/kgBB IV infus 18 IU/ kgBB/jam.
• APTT / PT, trombosit diperiksa sebelum terapi
heparin.
Low-Molecular-Weight Heparin (LMWH)
• LMWH >> baik (waktu paruh biologis > panjang) dapat
diberikan subkutan 1 - 2 X sehari, dosisnya tidak
memerlukan pemantauan laboratorium.
• LMWH dikombinasi warfarin selama 4-5 hari, dihentikan
jika kadar INR mencapai 2 / lebih.
• Fondaparinux (pentasakarida sintetik yang bekerja
menghambat faktor Xa dan thrombin).
Warfarin
• Dosis warfarin 5 mg/ hari, disesuaikan setiap 2-7 hari. I
• INR diusahakan 1,5-2,0.
• Mekanisme kerja
inhibiting Vit. K reductase enzyme deplesi faktor II, VII, IX, X
• DVT tanpa komplikasi, terapi warfarin direkomendasikan 3-6 bulan.
• Kontraindikasi : perdarahan di otak, trauma, & baru operasi.
• Pemberian antikoagulan seumur hidup diindikasikan pada pasien yang
mengalami > 2 X episode trombosis vena / 1 X trombosis pada kanker aktif
Thrombolytic Therapy• Tujuan memecah bekuan darah yang baru terbentuk dan
mengembalikan patensi vena lebih cepat daripada
antikoagulan.
• Episode akut DVT ↓ risiko rekurensi & postthrombotic
syndrome (PTS).
• Indikasi trombolisis :
trombosis luas dengan risiko tinggi emboli paru,
DVT proksimal, threatened limb viability,
Predisposisi kelainan anatomi,
Kondisi fisiologis baik (usia 18-75 tahun),
Harapan hidup lebih dari 6 bulan, onset gejala <14 hari,
tidak ada kontraindikasi