Anda di halaman 1dari 35

Cerebral Arteriovenous

Malformation
William Bramero Advento

Pembimbing:
dr. Robert Sinurat, Sp.BS
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia
Periode 24 Juli 2017 - 30 September 2017
Normal
AVM
1,1 per 100.000 orang pada Olmstead County,
Minessota
1,34 per 100.000 orang pada Manhattan, Staten dan
Long Island di New York
18 per 100.000 orang dalam sebuah analisis
retrospektif di Skotlandia
12 kali lipat lebih jarang
dibandingkan aneurisme
intrakranial, mereka mencakup 2%
dari seluruh penyebab stroke dan
38% dari perdarahan intraserebral
pada pasien dengan rentang umur 15
hingga 45 tahun.
Etiologi: kegagalan dari pembentukan jaringan
kapiler penghalang arteri dan vena merupakan
penyebab pembentukan malformasi arteriovenosa
Malformasi vaskular serebral juga
dikaitkan bersamaan dengan
gangguan genetik tertentu
Sindrom Sturge-Weber
Sindrom Rendu-Osler-Weber
Sindrom Wyburn-Mason
Normal
AVM
AVM
AVM
Manifestasi Klinis
perdarahan intraserebral
seizure/kejang
defisit neurologis
sakit kepala
asimtomatik
Diagnosis: radiologi
Angiografi
CT Scan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Angiografi
(+) Angiografi
Angiografi adalah penilaian real time yang
tidak hanya menunjukan keberadaan AVM, tetapi
juga menunjukan vascular transit time
Dapat menentukan asal dari AVM apakah dari
pial, dural ataupun keduanya. Angiografi dapat
digunakan untuk menentukan ukuran AVM dan
menilai kepadatan nidus
Angiografi juga dapat menggambarak faktor
resiko untuk peradarahan seperti aneurisma dan
stenosis vena.
(-) Angiografi
Resiko yang timbul akibat angiogram sangat kecil untuk
terjadi. Pada kebanyakan kasus, maslah muncul 2 jam
setelah tes dilakukan saat berada di ruang pemulihan
dan jika terjadi masalah selama angiogram maka
pemeriksaan dihentikan dan mungkin dibutuhkan
pengobatan segera bahkan pembedahan
Ada kemungkinan kecil bahwa kateter merusak pembuluh
atau melepaskan darah yang membeku atau lemak dari
dinding pembuluh darah
Penggunaan iodine dapat menyebabkan hilangnya air atau
bahkan langsung merusak ginjal, terutama pada pasien
dengan gannguan ginjal, diabetes atau yang
dehidrasi.
Selalu ada kemungkinan kecil kerusakan sel atau
jaringan dari pajanan radiasi, bahkan pada tingkat
rendah seperti pada pemeriksaan ini
CT Scan

CT scan kepala menunjukan


malformasi arterivena pada
lobus oksipital kiri dengan
multiple flebolit yang
terkalsifikasi dan dan banyak
hiperatenuasi vaskular
channels
CT Scan
(+) CT Scan
Dengan CT scan kita bisa melihat malformasi arterivena di otak,
terutama setelah pemberian kontras. Deteksi perdarahan lobar
mengindikasikan adanya masa atau AVM
CT scanning digunakan untuk mengidentifikasi area perdarahan akut,
dan hasilnya dapat member kesan adanya malformasi vaskuler, lebih
jelas jika menggunakan kontras
CT scanning dapat menggambarkan kalsifikasi vaskuler yang
berhubungan dengan AVM
(-) CT Scan
CT Scan hanya dapat mengidentifikasi AVM yang
besar,karena AVM relatif isoatenuasi dengan
parenkim normal sehingga bisa saja terabaikan
apalagi tanpa penggunaan kontras
Pada CT scan, AVM muncul sebagai masa
nonkalsifikasi atau masa kalsifikasi dan masa
fokal yang hiperatenuasi sehingga sulit
dibedakan dengan tuberous sclerosis, kista
koloid, neoplasma, dan aneurisma
MRI
(+) MRI
Dapat membantu mengidentifikasi dan menggambarkan AVM pada
sistem saraf pusat yaitu pada otak dan medulla spinalis tanpa radiasi
ataupun teknik yang invasif
MRI dapat melihat keadaan pembuluh darah dengan lebih efektif
yaitu menggunakan MR angiografi (MRA). Pemeriksaan MRA juga
dapat dilakukan untuk mengetahui gangguan secara non-invasif,
tetapi tidak memberikan informasi mengenai berbagai faktor secara
rinci seperti adanya aneurisma intranidal atau aneurisma pada
feeding artery, pola drainage vena, atau karakteristik nidus
(-) MRI
perdarahan serebral akut AVM yang terkompresi tidak menunjukan
alirannya dan tidak terlihat
MRI dapat menyebabkan beberapa arteri feeding tidak terdeteksi
TATALAKSANA
Farmakologis
- Medikamentosa
Non Farmakologis
- Operatif: operasi reseksi, embolisasi,
dan radiosurgery
Faktor terkait AVM
Faktor terkait pasien
Faktor terkait Ahli bedah
Komplikasi
Intraoperatif
Pasca-Operasi
- Perdarahan
- Kejang-Kejang
- Penerobosan Tekanan Perfusi Normal
(NPPB/Normal Perfusion Pressure
Breakthrough)
- Trombosis Retrograde pada Arteri
Feeding
- Trombosis Vena Retrograde
- Vasospasm
Prognosis
Semua AVM di otak sangat berbahaya
- Resiko terjadinya hemoragi pertama
adalah seumur hidup, meningkat sesuai
usia (2-4% per tahun, kumulatif)
- Sebagian besar akan menimbulkan gejala
seumur hidup pasien
Sembuh spontan sangat jarang terjadi (< 1%
kasus)
- 75 % merupakan lesi kecil (< 3cm)
aliran vena tunggal
- 75 % memiliki spontanneous ICH
DAFTAR PUSTAKA
1. Elhammady SM, Hayes S, Heros RC. Cerebral Arterioveous Malformations. In: Spletzer RF,
Kalani MYS, Nakaji P. Neurovascular Surgery. New York: Thieme; 2015. p:787-815.
2. Rutherford, RB. Arteriovenous Fistulas, Vascular Malformations, and Vascular Tumors. In:
Rutherford RB: Vascular Surgery 6th edition. Philadelphia: Elsevier sanders; 2005. p:1597-1601.
3. Menon S, Chowdhurry R, Mohan C. Arteriovenous malformation in mandible. MJAFI 2005; 61:295-6.
Diunduh pada Agustus 2017.
4. Rutherford, RB. Congenital Vascular Malformation. In Cronenwett JL, Rutherford RB [eds]: Decision
Making in Vascular Surgery. Philadelphia: WB Saunders; 2001.
5. Geibprasert, et al. Radiologic Assessment of Brain Arteriovenous Malformations: What Clinicians
Need to Know pp: 433-450. Rsna.org. 2010. Diunduh pada Agustus 2017.
6. Benndorf G, Campi A, Hell B, et al. Case report endovascular management of a bleeding mandibular
arteriovenous malformation by transfemoral venous embolization with nbca. AJNR Am J Neuroradiol
22:359-62, February 2001. Diunduh pada Agustus 2017.
7. Krapf, H, Siekmann, R, et al. Spontaneous Occlusion of a Cerebral Ateriovenous Malformation:
Angiography and MR Imaging Follow up and Review of Literature.Germany. 2001.p: 1556-1560.
Diunduh pada Agustus 2017.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai