Disusun oleh :
Kelompok I
Muhamad Ilham Ismail ( 4201020010 )
Hisrina Stiany Lastari ( 4201020005 )
Syaiful ( 4201020006 )
Selvi ( 4201020014 )
Konsep Teori
A. Definisi
B. Etiologi
C. Manifestasi klinis
D. Patofisiologi
E. Pemeriksaan penunjang
F. Penatalaksanaan medis
4. Smeltzer. C.S & Bare.B (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
5. Suyono, S et al. (2014). Buku ajar ilmu penyakit dalam edisi ketiga. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI
ASUHAN KEPERA WATAN PADA Ny. C DENGAN KEGAWATAN
SISTEM SARAF Dx Medis : CIDERA KEPALA BERAT ( CKB )
I. Pengkajian
a. IDENTITAS
Nama/Initial : Ny. ‘’C”
Umur & Alamat : 65 Tahun Alamat Wameo Kec. Batu Poaro
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 20 Mei 2023/ 08. 20 Wita
Tgl pengkajian : 20 Mei 2023/ 08. 30 Wita
Penanggung Jwb : Tn. A Alamat Wameo Kec. Batu Poaro
No.Register : 00908053
Dx.Medis : Cidera Kepala Berat ( CKB )
b. KELUHAN UTAMA
Saat MRS : Pasien masuk dengan penurunan kesadaran post KLL
e. PEMERIKSAAN FISIK
□ AIRWAY :
Keadaan jalan napas : Tersumbat sebagian, terdapat cairan ( lendir dan
darah di saluran napas )
□ BREATHING :
Bunyi sapas : Gurgling, takhipea
□ CIRCULATION :
Sianosis :(-)
CRT : > 2 detik
Akral : Dingin
□ DISABILITY :
Kesadaran : Delirium
GCS : 8 (E2V2M4)
□ EXPOSURE :
Kulit : Teraba hangat, dan tidak ada tanda-tanda jejas
o GIVE A COMFORT
Klien merasa nyaman jika berbaring
• Abdomen :
Bentuk simetris
Tidak ada asites
Tidak ada distensi
Tidak tampak kemerahan, pembengkakan dan luka
Tidak tampak perdarahan
• Panggul
Bentuk punggung simteris, tidak ada lesi tidak ada distensi
vesika urinaria
• Alat kelamin
Bentuk simetris
Tidak tampak benjolan
Tidak tampak perdarahan
• Ekstremitas :
Atas : akral dingin, tidak ada deformitas, tidak ada
pembengkakan, tidak ada krepitasi, ROM normal, sianosis
(-), nadi periver teraba cepat dan lemah
Bawah : akral dingin, tidak ada deformitas, tidak ada
pembengkakan, tidak ada krepitasi, ROM normal, sianosis
(-), nadi periver teraba cepat dan lemah
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
• Pola eliminasi
BAK : Tidak terkaji
BAB : Tidak terkaji
• Pola aktifitas
Aktifitas Sehari sehari klien adalah mengurus rumah, klien mampu
memenuhi kebetuhan ADL tanpa dibantu
• Pola kebersihan :
Sebelum sakit : mandi 2x sehari
Setelah sakit : Tidak terkaji
• Pola komunikasi
Sebelum sakit : Interaksi dengan keluarga dan tetangga baik
Setelah sakit : Tidak terkaji
• Pola toleransi-koping
Klien merasa cemas dengan kondisinya, karena klien takut akan terjadi
sesuatu dengan dirinya
i. PEMERIKSAAN LABORATORIUM/ RADIOLOGI
□ Laboratorium
WBC : 10,5 X 10^3/mcl
RBC : 4 x 10^6/mcl
HBG : 12,6 mg/dl
GDS : 87 mg/dl
□ Rontegen
Kesan : Fraktur basis crani
□ EKG
Kesan : sinus Rhythm
□ Terapi medis
IVFD RL 18 tpm makro
Inj. Dexsametasone 1 amp/8 jam
Salbutamol 4 mg 3x1
Data Etiologi
Masalah
DS: Edema cerebral Penurunan kapasitas
adaptif intrakranial
Pasien masuk
dengan penurunan
kesadaran post
KLL
DO:
Gcs : E2M4V2
Td :150/60 mmhg
Pupul anisokor
DS: - Gangguan neurologis Pola napas tidak
efektif
DO:
Rr : 28x/m
Spo2 : 94 %
GCS : 8
Kesadaran
somnolen
DS: - Sekresi yang tertahan Bersihan jalan napas
tidak efektif
DO:
spo2 94%
Terdengar bunyi
napas tambahan :
gurgling
Kesadaran
somnolen gcs 8
III. Diagnosa Keperawatan
IV. Planning
Tujuan/Kriteria
Tanggal No. Dx Intervensi Rasional
Evaluasi
20 Mei D.0001 Setelah dilakukan Manajemen Jalan
2023 Napas (I.01011)
intervensi
keperawatan Observasi :
selama 3x24 jam, 1. Monitor pola 1. Kemampuan
napas batuk
maka bersihan (frekuensi, berhubungan
jalan napas kedalaman, dengan
usaha napas) jumlah sekret
meningkat dengan
yang mampu
kriteria hasil : dikeluarkan
1. Produksi sputum 2. Monitor bunyi 2. Retensi
menurun (5) napas sputum dapat
tambahan (mis. menutupi
2. Gelisah menurun jalan napas
gurgiling,
(5) mengi,
wheezing,
3. Sianosis menurun ronkhi kering)
3. Infeksi
(5) 3. Monitor sputum
saluran
(jumlah, warna,
4. Dispneu menurun pernapasanda
aroma)
pat berakibat
(5)
meningkatnya
Terapeutik :
5. Frekuensi napas 1. Pertahanan produksi
sputum
membaik (5) kepatenan jalan
napas dengan
6. Pola napas head-tift dan
membaik chin-lift (jaw-
(5) thrust jika
curiga trauma
servikal)
2. Posisikan Semi-
Fowler atau
Fowler
3. Lakukan
fisioterapi
dada, jika perlu
4. Lakukan 4. Pasang perlak
penghisapan agarlendir
lendir kurang tidak
dari 15 detik berceceran
5. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal
6. Oksigen, Jika
perlu Berikan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, Jika
perlu
20 Mei D.0005 Setelah dilakukan Manajemen Jalan
2023 tindakan keperawatan Napas (I.01011)
selama 3x24 jam pola
napas membaik Observasi :
kriteria hasil : 1. Monitor pola 5. Infeksi
1. Dispneu menurun napas saluran
(5) (frekuensi, pernapasanda
2. Penggunan otot kedalaman, pat berakibat
bantu pernapasan usaha napas) meningkatnya
menurun (5) produksi
3. Pemanjangan fase sputum
ekspirasi menurun 2. Monitor bunyi 6. Memantau
(5) napas perubahan
4. Frekuensi napas tambahan (mis. kondisi pasien
menbaik (5) gurgiling,
5. Kedalaman napas mengi,
membaik (5) wheezing,
6. Tekanan inspirasi ronkhi kering)
dan inspirasi 3. Monitor sputum
meningkat (5) (jumlah, warna,
aroma)
Terapeutik :
1. Pertahanan
kepatenan jalan
napas dengan
head-tift dan
chin-lift (jaw-
thrust jika
curiga trauma
servikal)
2. Posisikan Semi-
Fowler atau
Fowler
3. Lakukan
fisioterapi
dada, jika perlu
4. Lakukan
penghisapan
lendir kurang
dari 15 detik
5. Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum
penghisapan
endotrakeal
6. Berikan
Oksigen, Jika
perlu
Kolaborasi :
1. Kolaborasi 7. Obat obatan
pemberian dapat
bronkodilator, membantu
ekspektoran, melebarkan
mukolitik, Jika bronkus dan
perlu mengencerka
n dahak
Pemantauan sehingga
Respirasi mengurangi
(I.01014) sesak napas
Observasi :
1. Monitor
frekuensi,
irama,
kedalaman dan
upaya napas
2. Monitor pola
napas (seperti
bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi,
kussmaul,
Cheyne-Stokes,
biot, ataksik)
3. Monitor
kemampuan
batuk efektif
4. Monitor adanya
produksi
sputum
5. Monitor adanya
sumbatan jalan
napas
6. Palpasi
kesimetrisan
ekspansi paru
7. Auskultasi
bunyi napas
8. Monitor
saturasi
oksigen
9. Monitor nilai
AGD
10. Monitor hasil x-
ray toraks
Terapeutik :
1. Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
2. Dokumentasika
n hasil
pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu
20 mei D.0065 Setelah dilakukan Manajemen
2023 tindakan keperawaan Peningkatan
selama 3x24 jam Tekanan
kapasitas adaptif Intrakranial
intrakranial meningkat (I.09325)
kriteria hasil :
1. Tingkat kesadaran Observasi :
1. Identifikasi 8. Untuk
meningkat (5)
penyebab mengetahui
2. Gelisah menurun
peningkatan efektifitas
(5) TIK (mis. lesi, perfusi ke
3. Muntah menurun gangguan
(5) perifer
metabolisme,
4. Postur deseberasi edema
menurun (5) serebral)
5. Papiledema 2. Monitor tanda
menurun (5) 9. Untuk
atau gejala
6. Tekanan darah mengetahui
peningkatan
membaik (5) TIK (mis. tindakan yang
7. Nadi membaik (5) tekanan darah dapat di ambil
8. Bradikardia meningkat, sebelumnya
membaik (5) bradikardia,
9. Pola napas pola napas
membaik (5) ireguler,
10. Respon pupil kesadaran
membaik (5) menurun)
11. Refleks neurologis 3. Monitor MAP
(Mean Arterial
membaik (5)
Pressure)
12. Tekanan
4. Monitor CVP
iintrakranial (Central
membaik (5) Verious
Pressure), jika
perlu
5. Monitor PAWP,
jika perlu
6. Monitor PAP,
jika perlu
7. Monitor ICP
(Intra Cranial
Pressure), jika
tersedia
8. Monitor CPP
(Cerebral
Perfusion
Pressure)
9. Monitor
gelombang ICP
10. Monitor status
pernapasan
11. Monitor intake
dan output
cairan
12. Monitor cairan
serebro-spinalis
(mis. warna,
konsistensi)
Terapeutik :
1. Minimalkan
stimulus
dengan
menyediakan
lingkungan
yang tenang
2. Berikan posisi
semi Fowler
3. Hindari
manuver
Valsava
4. Cegah
terjadinya
kejang
5. Hindari
penggunaan
PEEP
6. Hindari
pemberian
cairan IV
hipotonik
7. Atur ventilator
agar PaCO2
optimal
8. Pertahankan
suhu tubuh
normal
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
sedasi dan anti
konvulsan, jika
perlu
2. Kolaborasi
pemberian
diuretik
osmosis, jika
perlu
3. Kolaborasi
pemberian
pelunak tinja,
jika perlu
Pemantauan
Tekanan
Intrakranial
(I.06198)
Observasi :
1. Identifikasi
penyebab
peningkatan
TIK (mis. lesi
menempati
ruang,
gangguan
metabolisme,
edema
serebral,
peningkatan
tekanan vena,
obstruksi, aliran
cairan
serebrospinal,
hipertensi,
intrakranial
idiopatik)
2. Monitor
peningkatan TD
3. Monitor
pelebaran
tekanan nadi
(selisih TDS
dan TDD)
4. Monitor
penurunan
frekuensi
jantung
5. Monitor
ireguleritas
irama napas
6. Monitor
penurunan
tingkat
kesadaran
7. Monitor
perlambatan
atau
ketidaksimetris
an respon pupil
8. Monitor kadar
CO2 dan
pertahankan
dalam rentang
yang
diindikasikan
9. Monitor
tekanan perfusi
serebral
10. Monitor jumlah,
kecepatan, dan
karakteristik
drainase cairan
serebrospinal
11. Monitor efek
stimulus
lingkungan
terhadap TIK
Terapeutik :
1. Ambil sampel
drainase cairan
serebrospinal
2. Kalibrasi
transduser
3. Pertahankan
sterilitas sistem
pemantauan
4. Pertahankan
posisi kepala
dan leher netral
5. Bilas sistem
pemantauan,
jika perlu
6. Atur interval
pemantauan
sesuai kondisi
pasien
7. Dokumentasika
n hasil
pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan
hasil
pemantauan,
jika perlu
V. Implementasi
□ Nama/Initial : ..................................................
□ Umur :
..................................................................................
□ Alamat :
..................................................................................
□ Tanggal MRS :
..................................................................................
□ Tgl Pengkajian :
..................................................................................
□ No. Registrasi :
..................................................................................
□ Dx. Medis :
..................................................................................
Subyektif :
Obyektif :
Assesment :
Planning :
Intervention :
Evaluasi :
Ttd,
Kelompok I