Disusun Oleh:
Azna Yuliana
NIM: 11194692110094
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA NT DENGAN STROKE
Disusun oleh :
Azna Yuliana
NIM 11194692110094
2. Klasifikasi
Menurut Alrabghi et al (2018), klasifikasi kasus stroke dibagi menjadi dua tipe
utama yaitu:
a. Stroke Iskemik
Stroke ini umumnya disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah pada
otak yang menyumbat 80% atau lebih pada pembuluh darah. Berdasarkan
penyebabnya terbagi menjadi 3 jenis yaitu:
1) Stroke trombotik: Proses dimana bekuan darah membentuk pada dinding
arteri yang menyebabkan penyumbatan.
2) Stroke embolik: Tersumbatnya pembuluhan arteri akibat dari gumpalan
darah atau thrombus yang terlepas.
3) Hipoperfusion Sistemik: Suatu kondisi saat darah yang mengalir ke seluruh
bagian tubuh terutama pada otak berkurang hal ini disebabkan adanya
aritmia.
b. Stroke Hemoragik
Pada kasus stroke terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah.
Faktor predisposisi yang secara signifikan meningkatkan risiko berkembang.
Sekitar 70% dari stroke hemoragik terjadi pada individu yang memiliki tekanan
darah tinggi.
Stroke hemoragik dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu :
3. Etiologi
Penyebab-penyebabnya antara lain:
1. Trombosis (bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak).
Merupakan penyebab stroke yang paling sering di temui yaitu 40% dari semua
kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli patologis. Biasanya berkaitan erat
dengan kerusakan lokal dinding pembuluh darah akibat aterosklerosis.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Pujianto (2018), stroke dapat menyebabkan berbagai defisit
neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang
tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah
kolateral (sekunder atau aksesori).
Tanda dan gejala ini muncul pada penderita stroke antara lain :
1. Kehilangan motorik : hemipelgi (paralisys pada suatu sisi) karena lesi pada
sesi otak yang berlawanan,hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi
tubuh.
2. Kehilangan komunikasi:disartria (kesulitan bicara),disfasia atau afasia
(bicara deektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk
melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya).
3. Gangguan persepsi: disfungsi persepsi visual,gangguan hubungan visual
spasial,kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis.
5. Disfungsi kandung kemih.
5. Komplikasi
Komplikasi yang biasanya terjadi karena adanya kerusakan di bagian
jaringan saraf pusat. Pengenalan dini, dan segera nya dilakukan
penanganan akan meminimalkan komplikasi yang terjadi pasca stroke.
Komplikasi yang umum terjadi ialah, demam, hiperglikemi, hipertensi, nyeri
pasca stroke, disfagia, inkontinensia.
Komplikasi stroke berat termasuk pembengkakan, edema, herniasi,
tromboemboli vena, pneumonia, emboli paru gangguan bicara, tingkat
keparahan pasca stroke dan gangguan kognitif. komplikasi lain termasuk
infeksi saluran pernafasan lainya, infeksi saluran kemih, dan luka akibat
tekanan pada tempat tidur atau dekubitus (Alrabghi et al., 2018).
6. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Penatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer & Bare (2017) meliputi:
a. Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat
maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral.
b. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi
dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.
c. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam
pembentukan thrombus dan embolisasi.
2. Keperawatan
a. Posisi kepala dan badan 15-30 derajat. Posisi miring apabila muntah
dan boleh mulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil.
b. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat.
c. Tanda-tanda vital usahakan stabil
d. Bedrest
e. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
f. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau cairan suction yang
Berlebih
B. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau riwayat operasi.
b. Mata
Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus
II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III), gangguan dalam
memotar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam menggerakkan bola mata
kelateral (nervus VI).
c. Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus olfaktorius
(nervus I).
d. Mulut
Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus vagus, adanya
kesulitan dalam menelan.
e. Dada
- Inspeksi : Bentuk simetris
- Palpasi : Tidak adanya massa dan benjolan.
- Perkusi : Nyeri tidak ada bunyi jantung lup-dup.
- Auskultasi : Nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suara
jantung I dan II mur-mur atau gallop.
f. Abdomen
- Inspeksi : Bentuk simetris, pembesaran tidak ada.
- Auskultasi : Bisisng usus agak lemah.
- Perkusi : Nyeri tekan tidak ada, nyeri perut tidak ada
g. Ekstremitas
Pada pasien dengan stroke hemoragik biasnya ditemukan hemiplegi paralisa atau
hemiparase, mengalami kelemahan otot dan perlu juga dilakukan pengukuran
kekuatan otot, normal : 5. Pengukuran kekuatan otot menurut (Arif
mutaqqin,2008):
1) Nilai 0 : Bila tidak terlihat kontraksi sama sekali.
2) Nilai 1 : Bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi.
3) Nilai 2 : Bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan grafitasi.
4) Nilai 3 : Bila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan tekanan
pemeriksaan.
5) Nilai 4 : Bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi kekuatanya
berkurang.
6) Nilai 5 : bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan penuh.
C. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
1) CT scan (Computer Tomografi Scan) : Pembidaian ini memperlihatkan secara
spesifik letak edema, posisi hematoma adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemerikasaan biasanya didapatkan
hiperdens fokal, kadang-kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar
ke permukaan otak.
2) MRI (Magnatik Resonan Imaging) untuk menunjukkan area yang mengalami
infark, hemoragik.
3) Angiografi serebral : Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
4) Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi
kronis pada penderita stroke.
5) Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.
6) Elektro Encephalografi (EEG) mengidentifikasi masalah didasarkan pada
gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
b. Pemeriksaan Laboratorium
1) Lumbal pungsi: pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan
yang masif, sedangkan pendarahan yang kecil biasanya warna likuor masih
normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama.
2) Pemeriksaan darah rutin (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin)
3) Pemeriksaan kimia darah: pada strok akut dapat terjadi hiperglikemia.
4) Gula darah dapat mencapai 250 mg di dalam serum dan kemudian berangsur-
rangsur turun kembali.
5) Pemeriksaan darah lengkap: untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera biologis
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Gangguan Neuromuskular
3. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan Gangguan penglihatan
A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Lansia
a. Identitas klien
Nama : Ny. T
Umur : 80 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Banjar
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Desa Paku alam RT 02
c. Riwayat Keluarga
Genogram :
80
Keterangan :
: Klien yang sakit : Laki-laki
: Perempuan : Tinggal serumah
: Meninggal
Ny.T mengatakan 4 bersaudara, perempuan semua
e. Riwayat pekerjaan
a) Status pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
b) Pekerjaan sebelumnya : IRT
c) Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
Bersumber dari pemberian anak dan tetangga sekitar
d) Jarak tempat kerja dari rumah : -
e) Alat transportasi : Tidak ada
f. Alergi
Pasien tidak memiliki alergi apapun
g. Sumber / sistem pendukung yang digunakan
a) Pelayanan kesehatan : Puskesmas
b) Tenaga kesehatan : Perawat & Dokter
c) Jarak tempat pelayanan kesehatan dari rumah / panti : -
h. Obat-obatan
a) Nama :-
b) Dosis :-
c) Bagaimana / kapan menggunakannya :-
f. Kebiasaan sehari-hari
1) Biologis
a) Pola makan :
Klien makan 2-3x/hari, dengan jenis makanan lauk pauk sayuran
serta ikan dan telur, mengkonsumsi makanan sampai habis
b) Pola minum :
Klien sering mengkonsumsi teh dan air putih
c) Pola tidur :
Klien biasa tidur pada malam hari pukul 8 malam sampai dengan waktu
subuh
d) Pola eliminasi (BAB/BAK) :
Frekuensi BAB/BAK normal sesuai dengan intake yang masuk, tidak ada
keluhan saat BAB akan tetapi pernah terjadi BAK yang tidak bisa
ditahan/dikontrol
e) Aktifitas sehari-hari :
Klien beraktifitas sehari-hari hanya dirumah dengan suami
f) Rekreasi :
Rekreasi Klien hanya lah berjalan-jalan disekitar rumah dan menonton tv
2) Psikologis
a) Keadaan emosi :
Saat pengkajian, kondisi emosi Klien tampak baik dan kooperatif saat
ditanyakan terkait penyakitnya.dan dapat menjawab dengan sesuai
kemampuannya.
b) Status depresi dan kecemasan :
Klien merasa gelisah dan mengalami kecemasan dengan kondisi
kehidupannya saat ini, yang usia sudah semakin tua, tapi pasien berserah
diri kepada Tuhan nya dan bersyukur terhadap apa yang ia dapatkan
sebagai cara mengatasi permasalahan tersebut
c) Perasaan saat menghadapi masalah/ penyakit :
Klien merasa cemas serta sulit tidur karena penyakit yang dideritanya
3) Sosial
a) Dukungan keluarga :
Dukungan keluarga yang didapatkan pasien sehari-hari berasal dari bantuan
anak nya, suami dan anak nya selalu merawat klien, dan membantu untuk
memberikan makanan, maka dari itu klien dapat dukungan keluarga untuk
kesehatannya.
b) Hubungan antar keluarga :
Klien mengatakan hubungan antara keluarga seperti saudara, anak dan
cucu sangat baik dan tidak ada masalah. Anak dan cucu klien sering
mengunjungi klien
c) Hubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan hubungan dan komunikasi dengan orang lain maupun
tetangga sangat baik dan selalu tolong menolong satu sama lain.
4) Spiritual/ Kultural
a) Pelaksanaan ibadah :
Klien kurang mampu untuk berjalan dengan baik sehingga jarang mengikuti
kegiatan keagamaan di masjid, akan tetapi tetap melakukan ibadah sholat
dirumah sendiri
b) Keyakinan tentang kesehatan :
Klien mengatakan penyakit yang dideritanya adalah penyakit karna umur
yang sudah tua dan sudah menjadi takdir yang diberikan kepadanya oleh
yang diatas, sehingga ia berdoa dan berserah diri dalam menjalani nya
dengan penuh kesabaran
g. Pemeriksaan fisik
1) Kondisi pasien dan tanda-tanda vital
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Komposmentis (E=4, M=5, V=6)
c) Suhu : 37,0 oC
d) Nadi : 88 x/menit
e) Tekanan darah : 100/90 mmHg
f) Pernafasan : 22 x/menit
g) Tinggi badan : 148 cm
h) Berat badan : 40 kg
i) IMT : 40/1.502 = 21,3 (Normal)
2) Pengkajian head to toe
a) Kepala
Kebersihan : bersih / kotor, jelaskan
Kerontokan rambut : ada / tidak, tidak tampak kerontokan
Warna : Warna rambut klien putih
Tekstur rambut : halus/ kasar
Keluhan : klien mengatakan tidak ada keluhan
b) Mata
Pupil : refleks cahaya ada/ tidak, isokor/ anisokor
Konjungtiva : tidak anemis / anemis
Sklera : ikterik / tidak ikterik
Strabismus : ya / tidak
Penglihatan : normal / rabun, apabila melihat jauh
Peradangan : ada / tidak
Riwayat katarak : ada / tidak
Nyeri tekan : ada / tidak
Kacamata : ya / tidak
Keluhan : sakit mata/ sulit membaca/ mata berair
c) Hidung
Kondisi hidung : Bersih/ kotor, jelaskan
Bentuk : simetris /tidak
Peradangan : ada / tidak ada
Penciuman : terganggu/ tidak
Pernafasan cuping hidung : ada / tidak
Nyeri tekan : ada / tidak
Obstruksi : ada / tidak
Keluhan : flu/ hidung tersumbat/ ada benjolan/ sekret
d) Mulut dan tenggorokan
Kebersihan : baik / tidak,
Mukosa : lembab / tidak,
Peradangan/stomatitis : ya / tidak,
Lidah : keputihan/ tidak
Gigi : utuh / ompong, tersisa beberapa bilah gigi
Radang gusi : ya / tidak
Karies : ya / tidak
Lesi : ada / tidak
Kesulitan mengunyah : ya / tidak
Kesulitan menelan : ya / tidak
Keluhan : tersedak/ sakit menelan/ suara serak/ batuk
e) Telinga
Kebersihan : bersih / tidak, jelaskan
Peradangan : ya / tidak,
Obstruksi : ada/ tidak,
Pendengaran : Klien mampu mendengar dengan baik
Keluhan : telinga berdengung/ sakit telinga/ keluar cairan
f) Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : ada / tidak ada
JVP : ada / tidak ada
Kaku kuduk : ada / tidak ada
Nyeri tekan : ada / tidak, jelaskan
Benjolan/massa : ada / tidak ada
Keluhan : sakit tengkuk/ ada benjolan/ kelainan tulang leher
g) Dada
Inspeksi : Dada tampak simetris, bentuk normal chest, iktus
kordis teraba tapi tidak kuat angkat
Perkusi : Paru sonor dan jantung redup
Palpasi : taktil fremitus seimbang, kembang kempis paru
simetris
Auskultasi : Suara paru vesikuler dan jantung S1 S2 tunggal
Keluhan : nyeri / ketidaknyamanan dada/ sesak saat aktivitas
h) Abdomen
Inspeksi : Abdomen tampak bersih, tidak ada lesi atau luka
Auskultasi : bising usus 10 kali / menit
Palpasi : Tidak ada asites, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Keluhan : kembung/ sakit perut/ benjolan
i) Genetalia
Kebersihan : bersih / tidak, jelaskan
Haemoroid : ada / tidak,
Infeksi : ada /tidak,
Menstruasi : menarche, menopause, tanggal periode menstruasi
terakhir
Keluhan : nyeri saat BAB BAK/ gatal/ bau/ inkontinensia/
konstipasi/ diare/ luka
j) Ekstremitas
Kekuatan otot : 4444 4444
3333 3333
Ket :
0 = Lumpuh Total
1 = Tidak ada gerakan, teraba/terlihat kontraksi otot
2 = ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi (hanya
bergeser)
3 = Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan atau melawan
tahanan pemeriksa
4 = Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa teteapi kekuatannya kurang
5 = Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal
Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps + -
Triceps + -
Knee + -
Achiles + -
Keterangan:
Refleks (+) : normal
Refleks ( - ) : menurun
k) Integumen
Kebersihan : baik / kurang
Warna : tampak pucat
Kelembaban : lembab / kering
Lesi : ada / tidak ada
Turgor : kembali dalam 2 detik
Akral : dingin pada ekstremitas kiri telapak bawah
Pruritus : ada / tidak ada
Perubahan tekstur : ada / tidak,
Gangguan pada kulit : Kulit tampak kemerahan
Keterangan
4 : mampu melakukan aktifitas dengan lengkap
3 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan
2 : mampu melakukan aktifitas dengan bantuan maksimal
1 : tidak mampu melakukan aktifitas
Nilai
42-54 : mampu melakukan aktifitas
28-41 : mampu melakukan sedikit bantuan
14-27 : mampu melakukan bantuan maksimal
14 : tidak mampu melakukan
Kesimpulan: A
NILAI
No KRITERIA KETERANGAN
BANTUAN MANDIRI
1 Makan 5 10
2 Berpindah dari kursi roda ke 15
5-10 15
tempat tidur, sebaliknya
3 Kebersihan diri, mencuci 5
muka, menyisir, mencukur dan 0 5
menggosok gigi
4 Aktivitas di toilet (menyemprot, 10
5 10
mengelap)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di jalan yang datar 10
(jika tidak mampu jalan /
10 15
melakukannya dengan kursi
roda)
7 Naik turun tangga 5 10 10
8 Berpakaian termasuk 10
5 10
mengenakan sepatu
9 Mengontrol BAB 5 10 10
10 Mengontrol BAK 5 10 10
Total 85
Penilaian:
0 – 20 : Ketergantungan
21 – 61 : Ketergantungan berat/ sangat ketergantungan
62 – 90 : Ketergantungan moderat
91 – 99 : Ketergantungan ringan
100 : Mandiri
2) Pertanyaan tahap 2
a) Keluhan > 3 bulan atau > 1 kali dalam sebulan Ya
b) Ada masalah atau banyak pikiran Ya
c) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain Tidak
d) Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter Tidak
e) Cenderung mengurung diri Tidak
Jika >1 atau = 1 jawaban “ya”, maka ada masalah
gangguan emosional.
Gangguan emosional
Analisis Hasil
Skor salah (0 – 2) : Fungsi intelektual utuh
Skor salah (3 – 4) : Kerusakan intelektual ringan
Skor salah (5 – 7) : Kerusakan intelektual sedang
Skor salah (8 – 10) : Kerusakan intelektual berat
d. Perintahkan pada
klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu
poin).
“tutup mata anda”
e. Perintahkan kepada
klien untuk menulis kalimat atau
menyalin gambar.
Klien menulis/ menggambar
Total nilai 30 13
Interpretasi hasil
> 23 : aspek kognitif dari fungsi mentak baik
18 – 22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
0 – 17 : terdapat kerusakan fungsi mental berat
Keterangan:
Lingkari pilihan jawaban berdasarkan pernyataan klien
Skor : hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal
Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1
Skor antara 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi
Keterangan:
Skor < 14 : Resiko tinggi terjadinya ulkus diabetikum
Skor < 12 : Peningkatan risiko 50 kali lebih besar terjadinya ulkus diabetikum
Skor 12 – 13 : Resiko sedang
Skor > 14 : Resiko kecil
o. Informasi Penunjang
1) Diagnosa Medis
Stroke
2) Hasil laboratorium
-
3) Terapi medis
-
4) Keadaan lingkungan
Pencahayaan ruangan dan kamar cukup terang, kondisi lantai rumah kayu dan
bersih, tempat BAB yang digunakan jamban cemplung dan ada terdapat
pegangan di kamar mandi dan toilet.
B. Data Fokus
Data subjektif :
1. Klien mengatakan nyeri pada bagian telapak kaki sebelah kiri P: Nyeri timbul saat
digerakkan, Q: Nyeri ditusuk-tusuk, R: Nyeri pada telapak kaki sebelah kiri, S: Skala
Nyeri 3,T: Nyeri saat dibawa gerak
2. Klien mengeluhkan kesulitan saat beraktifitas/berjalan karena kondisi kaki kiri yang
melemah
3. Klien mengatakan untuk berdiri harus bertumpu atau berpegangan pada sesuatu
sebagai bantuan nya
4. Saat pengkajian, dan ditanya tentang beberapa hal, pasien sangat sering
mengatakan bahwa pasien lupa (terutama pada pengkajian MMSE dan lainnya baik
itu kejadian, peristiwa, atau hal hal yang membutuhkan ingatan untuk
menjawabnya).
5. Klien mengatakan mata berair dan penglihatan buram.
6. Klien mengatakan kulit tampak merah-merah
Data Objektif :
1. Klien tampak meringis kesakitan dibagian telapak kaki sebelah kiri
2. Klien tampak pucat
3. Kulit Klien tampak merah-merah
4. Pasien tampak memegangi bagian kaki nya
5. Klien tampak di tuntun dengan anak nya
6. Kekuatan otot ektremitas pasien :
4444 4444
3333 3333
7. Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps - +
Triceps - +
Knee - +
Achiles - +
Keterangan:
Refleks (+) : normal
Refleks ( - ) : menurun
C. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 DS: Nyeri Akut Agen cedera biologis
DO:
Klien tampak meringis
kesakitan di bagian
telapak kaki sebelah kiri
Klien tampak pucat
Klien tampak kesulitan
dalam beraktifitas
Klien tampak kesulitan
dalam berjalan
Klien mengatakan kulit
tampak merah-merah
DO:
4444 4444
3333 3333
Refleks
Area Kanan Kiri
Biceps - +
Triceps - +
Knee - +
Achiles - +
Keterangan:
Refleks (+) : normal
Refleks ( - ) : menurun
Klien tampak kesulitan
dalam berjalan
Klien tampak dituntun
berjalan dengan anaknya
dalam berjalan
c. Edukasi
Refleks
Area Kanan Kiri - jelaskan tujuan dan `prosedur
Biceps - + mobilisasi
Klien tampak kesulitan 2. Memakai kaca mata atau menentukan tujuan dan
IMPLEMENTASI
No.
Tgl/ jam Implementasi Evaluasi
Dx
1. 18 November 1. Mengidentifikasi lokasi, S :
2021 / 14.00 karakteristik, durasi, Klien mengatakan
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri tengkuk
nyeri P : Nyeri timbul saat
2. Mengidentifikasi skala nyeri digerakkan
3. Mengidentifikasi respon nyeri Q : Nyeri ditusuk-
verbal tusuk
4. Mengidentifikasi faktor yang R : Nyeri pada
memperberat dan telapak kaki sebelah kiri
memperingan nyeri S : Skala nyeri 3
5. Memberikan teknik non T : Hilang Timbul
farmakologis seperti teknik Mengevaluasi
relaksasi nafas dalam tindakan yang
6. Menjelaskan strategi dilakukan saat nyeri
meredakan nyeri pada telapak kaki
7. Mengajarkan teknik sebelah kiri
nonfarmakologis secara tepat
8. Berkolaborasi dengan pasien, O :
orang terdekat dan tim Klien tampak meringis
kesehatan lain untuk TTV = TD 100/90
menentukan terapi yang ingin mmHg, respirasi
digunakan untuk menurunkan 22x/menit, nadi
rasa nyeri 80x/menit, suhu
36.5oC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
2. 18 November 1. mengidentifikasi adanya S:
2021 / 14.15 nyeri atau keluhan fisik Klien masih
lainnya : adanya nyeri di mengeluhkan kesulitan
belakang kepala dan kaki saat beraktifitas/berjalan
sebelah kanan karena kondisi telapak
2. Mengidentifikasi toleransi kaki sebelah kiri masih
fisik melakukan ambulasi: nyeri dan melemah
pasien sulit menggerakan Klien mengatakan
kaki kanan untuk berdiri harus
3. Memfasilitasi aktivitasi bertumpu atau
ambulasi dengan alat berpegangan pada
bantu: pasien hanya sesuatu sebagai
bertopang di dinding bantuan nya
4. Memfasilitasi melakukan
mobilisasi jika perlu O:
5. Mengajarkan ROM Kekuatan otot ektremitas
aktif/pasif : melakukan pasien :
room aktif
6. Berkolaborasi dengan
fisioterapi dalam Pasien masih
melakukan terapi tampak kesulitan dalam
mobilisasi : pasien belum berjalan
ada ke pelayanan Pasien masih
kesehatan tampak kesulitan dalam
beraktifitas
A : Masalah belum teratasi,
P : Intervensi dilanjutkan
Catatan Perkembangan
2 Jumat 19 S:
November 2020/ Klien masih mengeluhkan kesulitan saat
16:16 beraktifitas/berjalan karena kondisi telapak
kaki sebelah kiri nyeri dan melemah
Klien mengatakan untuk berdiri harus
bertumpu atau berpegangan pada sesuatu
sebagai bantuan nya
O:
Kekuatan otot ektremitas pasien :
4444 4444
3333 3333
Ket :
0 = Lumpuh Total
1 = Tidak ada gerakan, teraba/terlihat kontraksi
otot
2 = ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat
melawan gravitasi (hanya bergeser)
3 = Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat
menahan atau melawan tahanan pemeriksa
4 = Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa
teteapi kekuatannya kurang
5 = Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan
kekuatan maksimal
Klien masih tampak kesulitan dalam berjalan
Klien masih tampak kesulitan dalam
beraktifitas
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Memfasilitasi aktivitasi ambulasi dengan alat
bantu seperti tongkat : pasien hanya bertopang di
dinding
3 Jumat 19 S:
November Klien mata masih sedikit kabur dan berair
2020/16: 48 Klien mengatakan tidak menggunakan alat
bantu penglihatan seperti kaca mata
O:
Klien tampak pucat
TTV = TD 100/80 mmHg, respirasi
20x/menit, nadi 88x/menit, suhu 36.5oC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Lampiran photo kunjungan 1
Lampiran photo kunjungan 2