Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN HIPOKSIA DI

RUANGAN EDELWIS RS. BHAYANGKARA


SURABAYA

Oleh : Kelompok 3 Dan Kelompok 4

Faizatul Asfarina (131141011)


Junaidi (131141013)
Liana Silvia (131141014)
Maria Diantina (131141015)
M. Ali Tazia (131141017)
Ummi Kulsum (131141018)
Siska Dwi Saputri (131141019)
Siti Eka Mas’ulah Wati (131141020)
Wasilatul Rohmah (131141021)
Rahmat Bugis
Jufri Latabay
Nafisah Latoge

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA
2015-2016
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN ILEUS OBSTRUKTIF

1. Pengertian
Hipoksia adalah penurunan pemasukan oksigen ke jaringan sampai di bawah
tingkat fisiologik meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai.
Hipoksia merupakan keadaan di mana terjadi defisiensi oksigen, yang
mengakibatkan kerusakan sel akibat penurunan respirasi oksidatif aerob sel. Hipoksia
merupakan penyebab penting dan umum dari cedera dan kematian sel. Tergantung
pada beratnya hipoksia, sel dapat mengalami adaptasi, cedera, atau kematian.

2. Etiologi
Hipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan akibatnya
sel-sel tidak cukup memperoleh oksigen sehingga metabolisme sel akan terganggu.
Hipoksia dapat disebabkan karena:
1) oksigenasi paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik, bisa karena
kekurangan oksigen dalam atmosfer atau karena hipoventilasi (gangguan syaraf
otot).
2) penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran nafas atau
compliance paru menurun. Rasio ventilasi-perfusi tidak sama. Berkurangnya
membran difusi respirasi
3) shunt vena ke arteri (shunt dari “kanan ke kiri’ pada jaringan)
4) transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai (inadekuat). Hal ini terjadi
pada anemia, penurunan sirkulasi umum, penurunan sirkulasi lokal (perifer,
serebral, pembuluh darah jantung), edem jaringan
5) pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jaringan, misal pada kekurangan
enzim sel karena defisiensi vitamin B.

Hipoksia dapat disebabkan oleh gagal kardiovaskuler misalnya syok,


hemoglobin abnormal, penyakit jantung, hipoventilasi alveolar, lesi pirau, masalah
difusi, abnormalitas ventilasi-perfusi, pengaruh kimia misal karbonmonoksida,
ketinggian, faktor jaringan lokal misal peningkatan kebutuhan metabolisme, dimana
hipoksia dapat menimbulkan efek-efek pada metabolisme jaringan yang selanjutnya
menyebabkan asidosis jaringan dan mengakibatkan efek-efek pada tanda vital dan efek
pada tingkat kesadaran. Dalam anestesi, gagal pernafasan atau sumbatan jalan nafas
dapat disebabkan oleh tindakan operasi itu sendiri. misalnya karena obat pelumpuh
otot, karena muntahan atau lendir, suatu penyakit (koma, stroke, radang otak), trauma
atau kecelakaan (trauma maksilofasial, trauma kepala, keracunan).

Gambar 1. Penyebab Hipoksia


(Dikutip dari Silbernagl/Lang, Color Atlas of Pathophysiology)

3. Klasifikasi
Hipoksia di bagi dalam 4 tipe :
1) hipoksia hipoksik, dimana PO2 darah arteri berkurang. Hipoksia hipoksik adalah
keadaan hipoksia yang disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk paru-
paru sehingga oksigen tidak dapat mencapai darah dan gagal untuk masuk sirkulasi
darah. K e g a g a l a n i n i b i s a d i s e b a b k a n adanya sumbatan atau obstruksi di
saluran pernafasan, baik oleh sebab alamiah (misalnya penyakit yang disertai
dengan penyumbatan saluran pernafasan seperti laringitis difteri, status
asmatikus, karsinoma dan sebagainya) atau oleh trauma atau kekerasan yang
bersifat mekanik, seperti sumbatan jalan nafas, tercekik, penggantungan, tenggelam
dan sebagainya.
2) hipoksia anemik, dimana PO2 darah arteri normal tetapi jumlah hemoglobin yang
tersedia untuk mengangkut oksigen berkurang, s e p e r t i p a d a k e r a c u n a n
k a r b o n monoksida karena afinitas CO terhadap hemoglobin jauh lebih tinggi
dibandingkan afinitas oksigen dengan hemoglobin.
3) hipoksia stagnant, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah
(hemoglobin) tidak mampu membawa oksigen ke jaringan oleh karena
kegagalan sirkulasi seperti pada heart failure atau embolisme, baik emboli udara
vena maupun emboli lemak walaupun PO2 konsentrasi hemoglobin normal.
4) hipoksia histotoksik dimana jumlah oksigen yang dikirim ke suatu jaringan adalah
adekuat tetapi oleh karena kerja zat yang toksik sel-sel jaringan tidak dapat
memakai oksigen yang disediakan, contohnya pada keracunan sianida. Sianida
dalam tubuh akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara
radikal terutama sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferricheme group dari
oksigen yang dibawa darah. Dengan demikian, proses oksidasi-reduksi dalam sel
tidak dapat berlangsung dan oksihemoglobin tidak dapat berdisosiasi
melepaskan oksigen ke sel jaringan sehingga timbul hipoksia jaringan. Hal ini
merupakan keadaaan paradoksal, karena korban meninggal keracunan sianida
mengalami hipoksia meskipun dalam darahnya kaya akan oksigen.

4. Patofisiologi

5. Tanda dan Gejala

6. Pemerikaan Penunjang

7. Komplikasi

8. Penatalaksanaan

9. Web Of Caution

Anda mungkin juga menyukai