Anda di halaman 1dari 27

Laporan Kasus

Epidural Hematoma

BAGIAN ILMU BEDAH SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
Universitas Padjajaran 2019
Ny. Yayah / P / 33 tahun / RM : 0001795816 BPJS
MRS : 16-10-2019 Jam : 19.07 WIB
INA CBG : G-4-24-I
DPJP : dr. M. Zafrullah arifin Sp.BS(K)

KU : penurunan kesadaran
AK :
15 jam sebelum masuk rumah sakit, saat pasien sedang berjalan di kab
bandung di pinggir jalan terpeleset dan jatuh kepala membentur batu. Pasien
mengalami penurunan kesadaran. muntah (+), kejang(+). riwayat perdarahan (-)
hidung (-) , telinga kanan (-), mulut (-). Karena keluhan pasien di bawa ke IGD RSUD
majalaya, lalu dirujuk ke igd RSHS dengan mobil pribadi dan tanpa dampingi tim
medis.
PEMERIKSAAN FISIK

Survei Primer:
A Clear, dengan control c-spine
B RR 20x/m, VBS kanan=kiri, rhonki -/-, wheezing -/-
C T 110/70 mmHg N 88x/m
D CCS 9, E2M5V2, Pupil bulat anisokor 3mm/5mm, RC +/-, motoric paresis: +/-
Survei Sekunder:
Thorax : Jejas (-), bentuk dan gerak simetris, VBS kiri = kanan, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Jejas (-), Datar, lembut, bising usus (+) normal
Status lokalis:
Status lokalis
a/r frontal sinistra : luka lecet (+)
a/r Temporal sinistra : hematoma(+)
FOTO KLINIS
FOTO POLOS KEPALA
HASAN SADIKIN BANDUNG – 17/10/2019
FOTO POLOS DADA
HASAN SADIKIN BANDUNG – 17/10/2019
USG FAST
RSHS – 16/10/2019

Tidak terdapat koleksi cairan di hepatorenal,splenorenal dan rektovesika


CT SCAN KEPALA
RS Hermina, 16/10/2019
CT SCAN RS Hermina, 16/10/2019

• Pembengkakan jaringan lunak (+) di


temporal sinistra
• Diskontinuitas tulang (+) di
temporal sinistra
• Sulcus dan Gyrus terkompresi
• Sylvian fissure dan ventrikel
terkompresi
• Cister terkompresi
• Midline (+)> 5 mm ke kanan
• Lesi hyperdense bikonveks di
temporoparietal kiri dengan
volume 30 cc
LABORATORIUM
Laboratorium 16-10-2019
PT/APTT/INR 10.9/22.3/0/97

Hemoglobin 8.9

Hematokrit 28.4
Leukosit 13.600
Trombosit 383.000
Na / K 137/3.8
Ur / Cr 25/0.41

SGOT/SGPT 46/37

GDS 137
Albumin/protein total 3.9/6.6
Diagnosis Kerja
Cedera kepala sedang + hematoma epidural a.r temporoparietal sinistra + fraktur tertutup
linier a.r temporal sinistra
Tatalaksana
• Observasi CCS dan Tanda vital
• Head up 30’
• Oksigenasi
• Ceftriaxone 3x1 gram iv
• Ketorolac 3x30 mg iv
• Craniotomy Evakuasi Cito

G-4-24-I TRAUMA KEPALA RINGAN 3.791.557

RTS :7,841 ISS : 12 TRISS : 99,2%


Durante Operasi, RSHS, 17-10-2019
DO Temporoparietal dekstra:
• ditemukan fraktur tulang 4cm
• ditemukan edh clot 20 cc lisis 10 cc
• duramater putih, intak, tidak tegang
• SOB: MMA dan fraktur tulang
• Interval op: 15 jam
• GCS Pre op: E2M5V2 : 9

Diagnosis post operasi


Cedera kepala sedang + hematoma epidural a.r temporoparietal sinistra +
fraktur tertutup linier a.r temporal sinistra yang telah dilakukan craniotomy evakuasi
Tinjauan Pustaka
Epidural Hematoma
• Epidural hematoma (EDH) merupakan salah satu jenis perdarahan
intrakranial yang dapat yang paling sering terjadi karena fraktur
tulang tengkorak. Ketika pembuluh darah mengalami robekan maka
darah akan terakumulasi dalam ruang di antara dura dan tulang
tengkorak, hal inilah yang disebut dengan epidural hematoma.1,2
• Venous epidural hematoma berhubungan dengan robekan pembuluh
vena dan berlangsung perlahan-lahan. Arterial hematom terjadi pada
middle meningeal artery (MMA) yang terletak di bawah tulang
temporal. Perdarahan masuk ke dalam ruang epidural, bila terjadi
perdarahan arteri maka hematom akan cepat terjadi.1,2
Epidemiologi dan Etiologi
Secara umum EDH ditemukan 1 – 4 % dari kasus trauma kepala. Insidensi
EDH paling tinggi pada orang dewasa dan remaja di antara usia 20 – 30
tahun. Paling sering EDH disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, terjatuh,
dan kekerasan. Pada pasien EDH, 75 – 95 % ditemukan adanya fraktur tulang
tengkorak.3

Penyebab EDH non-trauma diantaranya adalah:4


• Infeksi/Abses
• Koagulopati
• Perdarahan karena tumor
• Malformasi vaskular
Epidemiologi dan Etiologi
Data di Rumah Sakit Hasan Sadikin selama lima tahun dari tahun 2014
– 2019 menunjukkan terdapat 757 kasus EDH, dengan kasus sebanyak
584 (77,1 %) terjadi pada laki-laki, rentang usia pasien dari mulai usia 1
tahun hingga 84 tahun, dengan rata-rata usia pasien EDH adalah 23,8
tahun.5

Berdasarkan gambaran radiologis, EDH dapat diklasifikasikan menjadi:4


• Epidural hematoma akut (58%)
• Hematoma subakut ( 31 % )
• Hematoma kronis ( 11%)
Anatomi
Otak di lindungi dari cedera oleh rambut, kulit dan tulang yang
membungkusnya, adapun lapisan kulit kepala secara berurutan dari
luar ke dalam adalah sebagai berikut:2
• Kulit
• Jaringan ikat
• Jaringan aponeurosis dan otot
• Jaringan lon
• Periosteum
Anatomi
Pelindung lain yang melapisi otak adalah meninges. Ketiga lapisan meninges adalah
duramater, arachnoid, dan pia mater.2,6
• Duramater cranialis, lapisan luar yang tebal dan kuat. Terdiri atas dua lapisan:
• Lapisan endosteal (periosteal) sebelah luar dibentuk oleh periosteum yang membungkus dalam
calvaria
• Lapisan meningeal sebelah dalam adalah suatu selaput fibrosa yang kuat yang berlanjut terus di
foramen mágnum dengan dura mater spinalis yang membungkus medulla spinalis

• Arachnoidea mater cranialis, lapisan antara yang menyerupai sarang laba-laba


• Pia mater cranialis, lapis terdalam yang halus yang mengandung banyak pembuluh darah.
Patofisiologi
Sumber perdarahan:7
• Arteri meningea (lucid interval : 2 – 3 jam)
• Sinus duramatis
• Diploe (lubang yang mengisis kalvaria kranii) yang berisi a. diploica
dan vena diploica
Gambar 3. Hematom epidural akibat perdarahan arteri meningea media,terletak antara duramater
dan lamina interna tulang pelipis.7
Os Temporale (1), Hematom Epidural (2), Duramater (3), Otak terdorong kesisi lain (4)
Gejala Klinis
• Penurunan kesadaran, bisa sampai koma • Mual
• Bingung • Pusing
• Penglihatan kabur • Berkeringat
• Susah bicara • Pucat
• Nyeri kepala yang hebat • Pupil anisokor, yaitu pupil ipsilateral menjadi
• Keluar cairan darah dari hidung atau telinga melebar.
Gambaran Radiologi
Foto Polos Kepala
Pada foto polos kepala, kita tidak dapat mendiagnosa pasti sebagai epidural hematoma. Dengan
proyeksi Antero-Posterior (A-P), lateral dengan sisi yang mengalami trauma pada film untuk mencari
adanya fraktur tulang yang memotong sulcus arteria

Computed Tomography (CT-Scan)


Pemeriksaan CT-Scan dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedara intracranial
lainnya. Lesi berbentuk bikonfeks, paling sering di daerah temporoparietal. Densitas darah yang
homogen (hiperdens), berbatas tegas, midline terdorong ke sisi kontralateral.8,9
Terapi Operatif
Operasi di lakukan bila terdapat :1
• Volume hamatoma > 30 cc
• Keadaan pasien memburuk, penurunan GCS
• Ketebalan > 15 mm
• Defisit neurologis
• Pendorongan garis tengah > 5 mm
Daftar Pustaka
1. Greenberg M. Handbook of Neurosurgery. Eighth edi. New York: Thieme; 2016.
2. Arifin M, Tjahjadi I, Faried A, Sutiono A. Atlas operasi ilmu bedah saraf: perdarahan epidural
dan fraktur kompresi tengkorak. Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin Bandung: Sagung Seto. 2012.
3. McBride W, Brock D. Intracranial epidural hematoma in adults. UpToDate ver. 2014;19.
4. Khairat A, Waseem M. Epidural Hematoma. StatPearls [Internet]: StatPearls Publishing; 2018.
5. RSHS. Data Rekam Medis. 2019.
6. Moore KL, Dalley AF, Agur AM. Clinically oriented anatomy: Lippincott Williams & Wilkins;
2013.
7. Hafid A. Epidural Hematoma. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi kedua, Jong WD EGC, Jakarta.
2004:818-9.
8. Holmes EJ, Misra RR. AZ of Emergency Radiology: Cambridge University Press; 2004.
9. Broder J. Diagnostic Imaging for the Emergency Physician E-Book: Expert Consult-Online and
Print: Elsevier Health Sciences; 2011.
10. Anonym. Intracranial Hemorrhage. http://www.stritch.luc.edu

Anda mungkin juga menyukai